• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Vincent (1996) pada dasarnya sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen – elemen yang saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang berguna. Berdasarkan pengertian umum dari sistem, maka kita dapat merumuskan ciri – ciri atau karateristik sistem, sebagai berikut (1) terdiri dari elemen – elemen yang membentuk satu kesatuan sistem, (2) adanya tujuan dan kesalingtergantungan, (3) adanya interaksi antar elemen, (4) mengandung mekanisme, kadang – kadang disebut juga sebagai transformasi dan (5) adanya lingkungan yang mengakibatkan dinamika sistem. Berdasarkan karateristik sistem yang dikemukakan, maka kita boleh menyatakan bahwa keberadaan suatu sistem harus dilandasi prinsip – prinsi adanya elemen – elemen, adanya kesatuan, adanya hubungan fungsional, adanya tujuan yang berguna, serta memiliki lingkungan.

Menurut Haluan (2001), pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap sejumlah kebutuhan – kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap ekfektif. Karateristik pendekatan sistem adalah 1) komplek karena interaksi antar elemen cukup rumit, 2) dinamis, ada perubahan faktor menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan dan 3) probalistik, diperlukan fungsi peluang dan inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.

Sistem didefinisikan sebagai seperangkat elemen atau sekumpulan entity yang saling berkaitan, yang dirancang dan diorganisir untuk mencapai satu atau beberapa tujuan (Manetsch dan Park, 1976 dalam Haluan 2001). Sistem dapat merupakan suatu proses yang sangat rumit yang ditandai oleh sejumlah lintasan sebab akibat, menurut Eriyatno (1998) dalam Haluan (2001), sistem adalah totalitas himpunan hubungan yang mempunyai struktur dalam nilai posisional serta matra dimesional terutama dimensi ruang dan waktu. Pada dasarnya ada dua sifat dari sistem , yaitu berkaitan dengan aspek prilaku dan aspek struktur, sehingga permasalahan yang berkaitan

22

dengan sistem akan menyangkut pada prilaku sistem dan struktur sistem. Berkaitan dengan susunan dari rangkaian diantara elemen – elemen sistem.

Jika klasifikasi masalah sistem secara garis besarnya ada tiga, yaitu (1) untuk sistem yang belum ada, strukturnya dirancang untuk merealisasikan rancangan yang memiliki perilaku sesuai dengan yang diharapkan (persoalan sintesis sistem), (2) untuk sistem yang sudah ada (dalam kenyataan atau hanya sebagai suatu rancangan) dan strukturnya diketahui, maka perilaku ditentukan pada basis dari struktur yang diketahui itu (persoalan analisis sistem) dan (3) untuk sistem yang sudah ada (dalam kenyataan) tetapi tidak mengenalnya serta strukturnya tidak dapat ditentukan secara langsung, maka permasalahannya adalah mengetahui perilaku dari sistem itu serta strukturnya (persoalan black box/ kotak hitam), (Gaspersz, 1992 dalam Haluan 2001).

Menurut Eriyatno (1998) dalam Haluan (2001), dalam transformasi input menjadi output, perlu dibedakan antara elemen (entity) dari suatu sistem dengan sub sistem dari sistem itu sendiri. Sub sistem dikelompokkan dari bagian sistem yang masih berhubungan satu dengan lainnya pada tingkat resolusi yang tertinggi, sedangkan elemen dari sistem adalah pemisahan bagian sistem pada tingkat resolusi yang rendah. Masing – masing sub sistem saling interaksi untuk mencapai tujuan sistem.interaksi antara sub sistem (disebut juga interface block) terjadi karena output dari suatu sistem dapat menjadi input dari sistem lain. Jika interface antar sub sistem terganggu maka proses transformasi pada sistem secara keseluruhan akan terganggu juga sehingga akan menghasilkan bias pada tujuan yang hendak dicapai.

Proses transformasi yang dilakukan oleh suatu elemen dalam sistem berupa fungsi matematik, operasi logis, dan proses operasi yang dalam ilmu sistem dikenal dengan konsep kotak gelap (black box). Kotak gelap adalah sebuah sistem dari rincian tidak berhingga mencangkup struktur – struktur terkecil paling mikro. Dengan demikian karakter kotak gelap adalah behavioristic ( tinjauan sikap). Kotak gelap digunakan untuk mengobservasikan apa yang terjadi, bukan mengetahui tentang bagaimana trasformasi terjadi. Untuk mengetahui transformasi yang terjadi dalam kotak gelap dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu (1) spesifikasi; (2) analog;

23

kesepadanan dan modifikasi; dan (3) observasi dan percobaan ( Eriyatno. 1998 dalam Haluan 2001).

Eriyatno (1998) dalam Haluan (2001) menyimpulkan ada tiga pola fikir dasar yang selalu menjadi pegangan pokok pada ahli sistem dalam merancang bangun solusi permasalahan, yaitu (1) sibernik (cycbernetic) artinya berorientasi pada tujuan (2) holistik (holistic), yaitu cara pandang yang utuh terhadap keutuhan sistem dan (3) efektif (effectiveness), yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil guna yang operasional serta dapat dilaksanakan dari pada pendalaman teoritis untuk mencapai efisiensi keputusan.

Pendekatan sistem dalam pengambilan keputusan sering dikenal dengan istilah Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support System (DSS). DSS dimaksudkan untuk memaparkan secara mendetail elemen – elemen sistem sehingga dapat menunjang manajer dalam proses pengambilan keputusannya (Eriyatno. 1998 dalam Haluan 2001). Karakteriristik pokok yang melandasi DSS adalah (1) interaksi langsung antara komputer dengan pengambil keputusan; (2) dukungan menyeluruh (holistic) dari keputusan bertahap ganda; (3) suatu sintesa dari konsep yang diambil dari berbagai bidang, antara lain ilmu komputer, psikologi, interlegensia buatan

(Artificial Inteligence-AI), ilmu sistem, dan ilmu manajemen; (4) mempunyai kemampuan adaptif terhadap perubahan kondisi dan kemampuan berevolusi menuju sistem yang lebih bermanfaat.

Upaya pengelolaan terdapat sumberdaya perikanan haruslah dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Sistem perikanan mencakup tiga sub sistem utama yaitu (1) sumberdaya ikan dan lingkungannya, (2) sumberdaya manusia beserta kegiatannya, dan (3) manajemen perikanan. Sumberdaya ikan dan lingkungannya meliputi tiga komponen utama yaitu ikan, ekosistem dan lingkungan biofisik. Sumberdaya manusia terdiri dari empat komponen utama yaitu nelayan dengan kegiatan memproduksi ikan, kegiatan pasca panen, distribusi, pemasaran dan konsumen, rumahtangga nelayan dan masyarakat perikanan, serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Subsistem manajemen perikanan meliputi tiga komponen utama yaitu perencanaan dan kebijakan perikanan, pengelolaan perikanan,

24

pengembangan dan penelitian. Sistem perikanan bersifat dinamis, komponen – komponennya mengalami perubahan sepanjang waktu (Charles, 2001).

Perhatian penting dalam hal keberlanjutan (sustainability) perikanan, tidak terbatas hanya pada penentuan jumlah tangkapan dan ketersediaan stok ikan, melainkan mencakup keseluruhan aspek perikanan. Keseluruhan aspek perikanan tersebut mulai dari ekosistem, struktur sosial dan ekonomi, sampai kepada ekologi terkait dengan keberlanjutan penangkapan dan perlindungan terdapat sumberdaya. Keberlanjutan secara sosial ekonomi, terkait dengan manfaat makro pelaku pemanfaatan sumberdaya. Keberlanjutan masyarakat menekankan pada perlindungan atau pengembangan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat yang ada. Keberlanjutan kelembagaan yang tepat dan kemampuan kelembagaan dalam jangka panjang (Charles, 2001).

Dokumen terkait