• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TINJAUAN UMUM

2.4 Pengertian dan Unsur-Unsur Malpraktek

Berkaitan dengan pembahasan dari penulisan penelitian ini tindakan yang dilakukan oleh dokter dalam melaksanakan tugasnya yang menimbulkan perbuatan pidana sehingga merugikan pihak pasien. Perbuatan tersebut seperti melakukan malpraktek, malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak

selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” mempunya arti “salah” dan “praktek” mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, maka malpraktek berarti “pelaksanaan atau tindakan yang salah”.57

Annie Isfandyarie dalam bukunya memberikan pengertian tentang malpraktek atau malpractice yang berasal dari kata “mal” yang memiliki arti buruk atau jelek,

sedangkan kata “practice” yang memiliki arti tindakan. Berdasarkan hal tersebut

malpraktek atau malpractice diartikan sebagai tindakan yang buruk. Hal ini berarti

medical malpractice atau malpraktek kedokteran merupakan tindakan medis yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya secara buruk yang disebabkan tindakan dokter tersebut dilakukan di bawah standar yang dipersyaratkan. Maka Annie Isfandyarie, menyimpulkan bahwa malpraktek merupakan sebagai kesalahan dokter karena tidak mempergunakan ilmu pengetahuan dan tingkat keterampilan sesuai dengan standar profesinya yang akhirnya mengakibatkan pasien terluka atau cacat badan bahkan menyebabkan meninggal dunia.58

57

Chrisdiono M. Achadiat, 2007, Dinamika Etika & Hukum Kedokteran (Dalam Tantangan Zaman), EGC, Jakarta, h. 163.

Steadman’s Medical Dictonary menyebutkan malpraktek sebagai salah cara mengobati suatu penyakit atau luka, karena disebabkan sikap tindak yang acuh, sembarang atau berdasarkan motivasi kriminil.59

Menurut Vironika dalam bukunya Hukum Etika Dalam Praktek Dokter memberikan definisi mengenai malpraktek adalah kesalahan dalam menjalankan profesi yang timbul sebagai akibat adanya kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dokter.60

M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir berpendapat bahwa malpraktek adalah kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama, yang dimaksud kelalaian disini adalah sikap kurang hati-hati, yaitu melakukan tindakan kedokteran di bawah standar pelayanan medis (standar profesi dan standar prosedur oprasional). Berdasarkan uraian di atas M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir memberikan beberapa unsur-unsur malpraktek yaitu:

1. Adanya unsur kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya;

2. Adanya perbuatan yang tidak sesuai dengan standar prosedur oprasional; 3. Adanya luka berat atau mati yang mengakibatkan pasien cacat atau meninggal

dunia;

58

Anny Isfandyarie, 2005, Malpraktek dan Resiko Medik Dalam Kajian Hukum Pidana,

Prestasi Pustaka, Jakarta, h. 15

59

J. Guwandi, op.cit, h.22.

60

Vironika Komalasari, 1989, Hukum Dan Etika Dalam Praktek Kedokteran, Sinar Harapan, Jakarta, h. 87.

4. Adanya hubungan klasual dimana luka berat yang dialami pasien merupakan akibat dari perbuatan dokter yang tidak sesuai dengan standar pelayanan medik.61

Terdapat unsur-unsur malpraktek lain yang ada dalam buku Veronika yaitu: 1. Kewajiban (duty): saat terjadinya cedera terkait dengan kewajibannya yaitu

kewajiban mempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau meringankan beban penderita pasiennya berdasarkan standar profesi.

2. Tidak melaksanakan kewajiban (breach of the duty): pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajibannya, artinya menyimpang dari apa ang seharusnya dilakukan menurut standar profesinya.

3. Sebab-akibat (proximate caused): pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terkait dengan cedera yang dialami pasien.

4. Cedera (injury): seseorang mengalami cedera atau kerusakan yang dapat dituntut secara hukum.62

Selain unsur-unsur malpraktek yang telah disebutkan di atas, terdapat pula jenis-jenis malpraktek yang dilakukan oleh dokter antara lain yaitu:

1. Malpraktek Etik

Malpraktek etik adalah suatu tindakan dokter yang bertentangan dengan etika kedokteran yang dituangkan didalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang merupakan seperangkat standar etis, prinsip, aturan, atau norma yang berlaku untuk dokter. R. Hariadi dikutip dari Ari Yunanto, asas etik merupakan kepercayaan atau aturan umum yang mendasar yang dikembangkan dari sistem etik. Asas etik yang terdiri dari 6 asas tersebut memiliki sifat yang universal yang terdapat dalam etik kedokteran yaitu:

61

Amir Ilyas, op.cit, h. 45.

62

a. Asas menghormati otonomi pasien; b. Asas kejujuran;

c. Asas tidak merugikan; d. Asas manfaat;

e. Asas kerahasiaan; dan f. Asas keadilan.63 2. Malpraktek Administrasi

Pelanggaran hukum administrasi yang terjadi dalam praktik kedokteran merupakan pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban hukum administrasi kedokteran. Kewajiban administrasi dokter dapat di bagi dua, yaitu: pertama, kewajiban administrasi yang berhubungan dengan kewenangan sebelum dokter berbuat. Kedua, kewajiban admnistrasi pada saat dokter sedang melakukan pelayanan medis. Berdasarkan adanya dua macam kewajiban administrasi maka pelanggaran administrasi dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelanggaran hukum administrasi tentang kewenangan praktik kedokteran (dokter atau dokter gigi);

b. Pelanggaran administrasi mengenai pelayanan medis, pelanggaran ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. Kewajiban pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, dan kebutuhan medis pasien;

2. Kewajiban merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik;

3. Kewajiban merahasiakan segala sesuatu mengenai pasien;

4. Kewajiban melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan;

63

M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, 2009, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan, Cet. Pertama, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, h. 9

5. Kewajiban menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran; dan

6. Kewajiban memberikan penjelasan pada pasien sebelum melakukan tindakan medis.64

3. Malpraktek Perdata

Malpraktek perdata (civil malpractice) merupakan tindakan dokter yang tidak melakukan kewajibannya, yaitu memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya dengan pasien. Tindakan dokter yang dikategorikan sebagai civil malpractice adalah:

1. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib untuk dilakukan;

2. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat;

3. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna;

4. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.65

Berdasarkan prinsip tersebut pihak rumah sakit dapat dikenakan tanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan pihak dokternya, asalkan keselahan tersebut dilakukan oleh dokter dalam rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit.

4. Malpraktek Pidana

Perbuatan dapat dikategorikan sebagai malpraktek pidana (criminal malpractice) apabila perbuatan tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:

64

Adami Chazawi, 2007, Malpraktek Kedokteran, Bayu Media, Malang, h. 146.(selanjutnya disingkat Adami Chazawi II)

65

Syarul Machmud, 2012, Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang di Duga Melakukan Malpraktek, CV. Karya Putra Abadi, Bandung, h.275.

1. Syarat dalam sikap batin merupakan sesuatu yang ada dalam batin sebelum seseorang berbuat. Sesuatu tersebut berupa kehendak, pengetahuan, pikiran, perasaan, dan apapun yang melukiskan keadaan batin seseorang sebelum berbuat. Terdapat tiga sifat batin dokter yaitu: a. Sikap batin mengenai wujud perbuatan (terapi). Sikap batin yang

diarahkan pada perbuatan pada umumnya berupa kesengajaan yang artinya mewujudkan perbuatan atau menjalankan terapi memang dikehendaki. Terdapat pula sikap batin pada perbuatan (aktif atau pasif) merupakan sikap batin kelalaian.

b. Sikap batin yang ditujukan pada sifat melawan hukum perbuatan yang akan dijalankan bisa berupa kesengajaan dan bisa juga culpa.

c. Sikap batin pada akibat yang merugikan kesehatan atau nyawa pasien pada umumnya malpraktek kedokteran tidak dituju atau tidak dikendaki.

2. Perlakuan salah dalam malpraktek kedokteran merupakan aspek perlakuan medis berupa wujud dan prosedur serta alat yang digunakan dalam pemeriksaan untuk memperoleh data-data medis, menggunakan data-data medis dalam mediagnosis, cara atau prosedur dan wujud serta alat terapi, bahkan termasuk pula perbuatan-perbuatan dalam perlakuan pasca terapi. Semua perbuatan pelayanan medis tersebut dapat mengalami kesalahan (sengaja atau lalai) yang pada ujungnya dapat menimbulkan malpraktek kedokteran jika dilakukan dengan menyimpang.

3. Adanya akibat kerugian pasien merupakan akibat yang boleh masuk dalam lapangan malpraktek kedokteran, akibat yang merugikan pihak yang memilki hubungan dengan dokter. Akibat yang merugikan masuk dalam lapangan pidana, apabila jenis kerugian tersebut disebut pada rumusan

kejahatan sehigga menjadi unsur tindak pidana akibat kematian atau luka yang merupakan unsur-unsur kejahatan pada Pasal 359 KUHP dan Pasal 360 KUHP.66

66

Dokumen terkait