• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Analisis Prasyarat

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan linier.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji satu sampel dari Kolmogrov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu. Pengujian ini bantuan dengan menggunakan komputer program SPSS versi 16.0. berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujianya:

Tabel V.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sinetron X1 Iklan X2 Lingkungan Pergaulan_X3 Gaya Hidup_Y N 86 86 86 86 Normal Parametersa Mean 10.83 9.95 27.06 62.59 Std. Deviation 2.558 2.906 5.065 11.582 Most Extreme Differences Absolute .142 .117 .097 .075 Positive .137 .110 .097 .075 Negative -.142 -.117 -.080 -.050 Kolmogorov-Smirnov Z 1.317 1.088 .898 .698

Asymp. Sig. (2-tailed) .062 .187 .396 .714

a. Test distribution is Normal.

Sumber: data primer diolah tahun 2012

Tabel V.7 Rangkuman Uji Normalitas

No Variabel Asymp

Sig2-tailed

α Kesimpulan

1 Sinetron 0,062 0,05 Normal

2 Iklan 0,187 0,05 Normal

3 Lingkungan Pergaulan 0,396 0,05 Normal

4 Gaya Hidup 0,714 0,05 Normal

Sumber: data primer diolah tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Sinetron = 0,062, variabel Iklan = 0,187, variabel Lingkungan Pergaulan =

0,396, dan variabel gaya Hidup = 0,714. Nilai-nilai tersebut lebih besar

dari nilai α = 0,05 maka hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data

penelitian keempat variabel penelitian ini adalah berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Pengujian linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier diantara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil pengujian nilai adalah pengaruh variabel sinetron, iklan, dan lingkungan pergaulan terhadap gaya hidup. Secara lengkap tersaji dalam tabel berikut ini:

1) Sinetron dengan Gaya Hidup

Tabel V.8 Linieritas Sinetron Sum of Squares df Mean Square F Sig. Gaya_Hidup_Y * Sinetron_X1 Between Groups (Combined) 2195.992 10 219.599 1.789 .077 Linearity 890.516 1 890.516 7.254 .009 Deviation from Linearity 1305.475 9 145.053 1.182 .319 Within Groups 9206.764 75 122.757 Total 11402.756 85

Sumber: data primer diolah tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung variabel sinetron dengan variabel gaya hidup = 1,182 dan Ftabel = 2,01. Maka dapat disimpulkan Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,078 ≤ 2,00, sehingga kontribusi variabel sinetron dengan variabel gaya hidup bersifat linier.

2) Iklan dengan Gaya Hidup Tabel V.9 Linieritas Iklan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Gaya_Hidup_Y * Iklan_X2 Between Groups (Combined) 1150.964 12 95.914 .683 .762 Linearity 695.616 1 695.616 4.953 .029 Deviation from Linearity 455.348 11 41.395 .295 .985 Within Groups 10251.791 73 140.435 Total 11402.756 85

Sumber: data primer diolah tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung variabel Iklan dengan gaya hidup = 0,295 dan Ftabel = 1,92. Maka dapat disimpulkan Fhitung ≤ Ftabel yaitu 0,295 ≤ 1,92, sehingga kontribusi variabel iklan dengan variabel gaya hidup bersifat linier.

3) Lingkungan Pergaulan dengan Gaya Hidup

Tabel V.10

Linieritas Lingkungan Pergaulan

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Gaya_Hidup_Y * Lingkungan_Pergaulan _X3 Between Groups (Combined) 5140.692 21 244.795 2.502 .003 Linearity 3099.992 1 3099.992 31.683 .000 Deviation from Linearity 2040.700 20 102.035 1.043 .429 Within Groups 6262.064 64 97.845 Total 11402.756 85

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung variabel lingkungan pergaulan dengan gaya hidup = 1,043 dan Ftabel = 1,68. Maka dapat disimpulkan Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,043 ≤ 1,74., sehingga kontribusi variabel lingkungan pergaulan dengan variabel gaya hidup bersifat linier.

Tabel V.11 Rangkuman Uji Linieritas

Variabel Df Fhitung Ftabel Nilai

probabilitas (ρ) Keterangan

Sinetron 9/75 1,182 2,01 0,009 Linier

Iklan 11/73 0,295 1,92 0,029 Linier

Lingkungan Pergaulan 20/64 1,043 1,68 0,000 Linier

Sumber: data primer diolah tahun 2012

2. Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Sudrajat 1988, dalam bukunya (Priyanto, 1012:59), Pengujian asumsi klasik dipergunakan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bisa jika telah memenuhi persyaratan

BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga

tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan.

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi anatara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel tersebut tidak memiliki korelasi atau sama dengan nol. Uji ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas, untuk mengukur pengaruh variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Tabel V.12 Uji Multikolinieritas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 28.335 8.998 3.149 .002

Sinetron_X1 .816 .425 .180 1.923 .058 .953 1.049

Iklan_X2 -.330 .384 -.083 -.859 .393 .903 1.107

Lingkungan_Pergaulan

_X3 1.061 .221 .464 4.795 .000 .895 1.117

a. Dependent Variable: Gaya_Hidup_Y

Pertama, Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel sinetron didapat koefisien tolerance 0,953, sedangkan VIF (Variance Inflation Factor) untuk variabel sinetron sebesar 1,049. Oleh karena nilai tolerance lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel sinetron tidak terjadi multikolinieritas.

Kedua, Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel iklan didapat koefisien tolerance 0,903, sedangkan VIF (Variance Inflation Factor) untuk variabel iklan sebesar 1,107. Oleh karena nilai tolerance lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel iklan tidak terjadi multikolinieritas.

Ketiga, Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel lingkungan pergaulan didapat koefisien tolerance 0,895, sedangkan VIF (Variance Inflation Factor) untuk variabel lingkungan pergaulan sebesar 1,117. Oleh karena nilai tolerance lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan pergaulan tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas, digunakan uji dengan metode korelasi Spearman.

Tabel V.13 Uji Heteroskedasitas Sinetron _X1 Iklan_X 2 Lingkungan _Pergaulan _X3 Gaya_ Hidup _Y Residual Yang dimutlakan Spearman's rho Sinetron_X1 Correlation Coefficient 1.000 -.236 * .211 .231* .065 Sig. (2-tailed) . .029 .052 .033 .553 N 86 86 86 86 86 Iklan_X2 Correlation Coefficient -.236 * 1.000 -.293** -.255* .028 Sig. (2-tailed) .029 . .006 .018 .797 N 86 86 86 86 86 Lingkungan Pergaulan_ X3 Correlation Coefficient .211 -.293 ** 1.000 .526** -.090 Sig. (2-tailed) .052 .006 . .000 .409 N 86 86 86 86 86 Gaya_Hidup _Y Correlation Coefficient .231 * -.255* .526** 1.000 .051 Sig. (2-tailed) .033 .018 .000 . .643 N 86 86 86 86 86 Residual Yang dimutlakan Correlation Coefficient .065 .028 -.090 .051 1.000 Sig. (2-tailed) .553 .797 .409 .643 . N 86 86 86 86 86

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil analisis pertama diperoleh koefisien korelasi r hitung sebesar 0,065 dengan probabilitas (ρ) sebesar 0,553. Oleh karena nilai

probabilitas (ρ) = 0,553 ≥ α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel sinetron.

Hasil analisis kedua diperoleh koefisien korelasi r hitung sebesar 0,028 dengan probabilitas (ρ) sebesar 0,797. Oleh karena nilai probabilitas

(ρ) = 0,797 ≥ α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel iklan.

Hasil analisis ketiga diperoleh koefisien korelasi r hitung sebesar -0,090 dengan probabilitas (ρ) sebesar 0,409. Oleh karena nilai

probabilitas (ρ) = 0,409 ≥ α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel lingkungan pergaulan.

Hasil analisis keempat diperoleh koefisien korelasi r hitung sebesar 0,051 dengan probabilitas (ρ) sebesar 0,643. Oleh karena nilai

probabilitas (ρ) = 0,643 ≥ α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel gaya hidup.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka

dinamakan autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “ The Durbin-Watson”.

Tabel V.14 Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .559a .313 .288 9.776 1.730

a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Pergaulan_X3, Sinetron_X1, Iklan_X2 b. Dependent Variable: Gaya_Hidup_Y

Sumber: data primer diolah Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai DW hitung sebesar 1,730, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 86 (n) maka di tabel Durbin Watson akan didapat sebagai berikut:

n = 86 dan k = 4 dan tingkat signifikan 0,05 (α = 0,05) didapat dl = 1,5536 ; du = 1,7478. Oleh sebab nilai DW hitung yaitu 1,730 lebih kecil dari batas atas (du) 1,7478 dan kurang dari 4 - du (4 - 1,7478 = 2,2522), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi untuk variabel sinetron, iklan, dan lingkungan pergaulan.

Tabel V.15

Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik Kesimpulan

Multikolinieritas Tidak terjadi

Heteroskedastisitas Tidak terjadi

Autokorelasi Tidak terjadi

Sumber: data primer tahun 2012

3. Regresi Berganda Tabel V.16 Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 28.335 8.998 3.149 .002 Sinetron_X1 .816 .425 .180 1.923 .058 Iklan_X2 -.330 .384 -.083 -.859 .393 Lingkungan_Pergaulan _X3 1.061 .221 .464 4.795 .000

a. Dependent Variable: Gaya_Hidup_Y

Sumber: data primer diolah Tahun 2012.

Jumlah total nilai Beta seluruh variabel: 0,180 + 0,083 + 0,464 = 0,727 a. Sinetron

Rumusan hipotesis

Ho = Sinetron tidak berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup

Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta (β) pada variabel Sinetron sebesar 0,180 yang artinya bahwa sinetron berkontribusi terhadap gaya hidup sebesar (0,180 : 0,727) x 100% = 24,8%. Sedangkan untuk menguji apakah kontribusi tersebut signifikan atau tidak dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau dengan

melihat kolom Sig (ρ).

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasarkan program SPSS menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 1,923, sedangkan nilai ttabel pada df = n-k = 86 – 3 = 83 sebesar 1,6634. Hal ini berarti nilai thitung ≥ttabel (1,923 ≥ 1,6634) dan dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya sinetron berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup.

Untuk menguji signifikansinya dapat juga di lihat dari kolom Sig. Probabilitas ditunjukkan dengan nilai 0,58 yang berarti nilai ini berada di atas taraf signifikan 5% (0,05), oleh karena Sig ≥ 0,05 (0,058 ≥ 0,05) maka dapat dikatakan Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya sinetron tidak berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya sinetron tidak berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

b. Iklan

Rumusan hipotesis

Ho = Iklan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup

Ha = iklan berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup

Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta (β)

pada variabel iklan sebesar -0,083 yang artinya bahwa iklan berkontribusi terhadap gaya hidup sebesar (0,083 : 0,727) x 100% = 11,41%. Sedangkan untuk menguji apakah kontribusi tersebut signifikan atau tidak dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau dengan melihat kolom Sig (ρ)

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasarkan program SPSS menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar -0,859, sedangkan nilai ttabel pada df = n-k = 83 sebesar 1,6634. Hal ini berarti nilai thitung ≤ ttabel (0,083

≤ 1,6634). dan dapat diartikan Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya iklan tidak berkontribusi secara signifikansi terhadap gaya hidup.

Sedangkan untuk menguji signifikansinya dapat di lihat dari kolom Sig. Probabilitas ditunjukkan dengan nilai 0,393 yang berarti nilai ini berada di atas taraf signifikan 5% (0,05), oleh karena Sig ≥ 0,05 (0,393

≥ 0,05) maka dapat dikatakan Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya iklan tidak berkontribusi secara signifikansi terhadap gaya hidup.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya iklan tidak berkontribusi secara signifikansi terhadap gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

c. Lingkungan Pergaulan Rumusan hipotesis

Ho = Lingkungan pergaulan tidak berkontribusi secara signifikansi

terhadap gaya hidup.

Ha = Lingkungan pergaulan berkontribusi secara signifikansi terhadap

gaya hidup

Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta (β)

pada variabel lingkungan pergaulan sebesar 0,464 yang artinya bahwa lingkungan pergaulan berkontribusi terhadap gaya hidup sebesar (0,464 : 0,727) x 100% = 63,8% sedangkan untuk menguji apakah kontribusi tersebut signifikan atau tidak dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau dengan melihat kolom Sig (ρ).

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasarkan program SPSS menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 4,795, sedangkan nilai ttabel pada df = n-k = 83 sebesar 1,6634. Hal ini berarti nilai t ≥ t (4,795

≥ 1,6634) dan dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya lingkungan pergaulan berkontribusi secara signifikansi terhadap gaya hidup.

Sedangkan untuk menguji signifikansinya dapat di lihat dari kolom Sig. Probabilitas ditunjukkan dengan nilai 0,00 yang berarti nilai ini berada di bawah taraf signifikan 5% (0,05), oleh karena Sig ≤ 0,05 (0,00 ≥ 0,05) maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya lingkungan pergaulan berkontribusi terhadap gaya hidup

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya lingkungan pergaulan berkontribusi terhadap gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

d. Sinetron, Iklan, dan Lingkungan Pergaulan secara bersama-sama. Rumusan hipotesis:

Ho = Sinetron, iklan, dan lingkungkan pergaulan tidak berkontribusi

secara signifikan terhadap gaya hidup.

Ha = Sinetron, iklan, dan lingkungkan pergaulan secara bersama-sama

Tabel V.17

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3565.677 3 1188.559 12.436 .000a

Residual 7837.079 82 95.574

Total 11402.756 85

a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Pergaulan_X3, Sinetron_X1, Iklan_X2 b. Dependent Variable: Gaya_Hidup_Y

Sumber: data primer diolah tahun 2012

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung sebesar 12,436, sementara Ftabel pada df (3;82) sebesar 2,72 sehingga kriteria pengujian hipotesisnya Fhitung ≥ Ftabel yaitu 12,436 ≥ 2,72 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan sinetron, iklan, dan lingkungan pergaulan berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup.

Sedangkan untuk menguji signifikansinya dapat di lihat dari kolom Sig. Probabilitas ditunjukkan dengan nilai 0,000 yang berarti nilai ini berada di bawah taraf signifikan 5% (0,05), oleh karena Sig ≤ 0,05 (0,000 ≤ 0,05) maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya sinetron, iklan, dan lingkungan pergaulan berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa sinetron, iklan, dan lingkungan

pergaulan berkontribusi secara signifikan terhadap gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Tabel V.18 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .559a .313 .288 9.776

a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Pergaulan_X3, Sinetron_X1, Iklan_X2 b. Dependent Variable: Gaya_Hidup_Y

Sumber: data primer diolah tahun 2012

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasarkan program SPSS menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,288. Hal ini berarti sinetron, iklan, dan lingkungan pergaulan secara bersama-sama berkontribusi sebesar 28,8% terhadap gaya hidup, sedangkan variabel lain di luar model berpengaruh sebesar 71,2%. Variabel tersebut antara lain masih banyak media informasi selain televisi, lingkungan fisik, dan setatus sosial.

Dokumen terkait