• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. BAHAN DAN METODE

3.3. Pengumpulan data

Perolehan data oseanografi yang mencakup suhu, salinitas, dan kedalaman

dilakukan dengan menggunakan CTD (Conductivity, Temperature, Depth) tipe SBE 911 Plus buatan Sea Bird Electronic,Inc.

Gambar 8. Diagram alir tahap penelitian

INSTANT BMKG

CTD

(Suhu, Salinitas, Densitas)

1.Profil menegak 2.Profil melintang 3.Diagram T-S

4.Arus Geostropik (m/detik) 5.Volume transport

1.Analisis lapisan 2.Analisis temporal 3.Analisis massa air

Peta sebaran arus dan angin Pengumpulan data

Relasi (ada atau tidak)

Data dari CTD kemudian digunakan untuk mengamati profil suhu dan

salinitas perairan. Hasil pengukuran yang diperoleh oleh masing-masing sensor

ditampilkan dalam bentuk derajat Celcius (oC) untuk parameter suhu, ratio

konduktivitas untuk parameter salinitas, dan dalam desibar (dB) untuk parameter

tekanan (Sea-bird Electronic, Inc, 1997). Tahap perekaman data dilakukan saat CTD diturunkan ke kolom perairan dan saat dinaikkan ke permukaan. Kedalaman

pengukuran bervariasi untuk masing-masing stasiun baik pada pengamatan

Januari 2004 dan Juni 2005.

3.4 Pengolahan data

Dalam penelitian ini, data yang diolah berupa data hasil pengukuran CTD.

Data CTD diolah dengan menggunakan software ODV (Ocean Data View), MATLAB versi 7.0.1 dan Microsoft Excel. Peta lokasi pengambilan data dan letak stasiun pengamatan diolah dengan menggunakan software Surfer versi 8.0.

3.4.1CTD (Conductivity, Temperature, Depth)

Data CTD seperti suhu dan salinitas diolah dengan menggunakan software ODV (Ocean Data View) untuk mendapatkan sebaran menegak dan melintang parameter suhu, salinitas, sigma-t dan diagram T-S. Perangkat lunak ini juga

dapat digunakan untuk menentukan aliran massa air yang melalui stasiun

pengamatan, yaitu mencakup kedalaman dinamik (Dynamic height) dan arus Geostropik (m/detik). Diagram alir pengolahan data pada perangkat lunak ODV

Data hasil pengukuran arus secara tidak langsung dengan menggunakan

metode geostropik, kemudian digunakan untuk menentukan besarnya transpor

massa air (Sv, 1 Sv = 106m3/s) dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft excel.

3.3.1Data arus

Arus dihitung secara tidak langsung dengan menggunakan metode

geostropik, yaitu perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan data suhu dan

salinitas dari CTD. Jarak antar stasiun pengamatan arus disesuaikan dengan

posisi stasiun pengamatan yang telah dilakukan. Data arus diolah dan ditampilkan

untuk menggambarkan pola arah dan kecepatan arus. Data arus tidak dapat

dihitung pada stasiun yang memiliki jarak antar stasiun kurang dari 50 km.

Stasiun yang berada di lintang 0º nilai arusnya akan lebih besar dari stasiun-

stasiun lain yang berada di lintang yang lebih tinggi.

3.5 Analisis data 3.5.1Sebaran menegak

Profil menegak dari suhu dan salinitas ditampilkan secara tumpang tindih

antar stasiun pengamatan. Profil menegak dari suhu dan salinitas ditampilkan

masing-masing untuk setiap transek pengamatan. Hal tersebut dilakukan untuk

memberikan informasi tentang pola dari nilai suhu dan salinitas untuk dua periode

pengamatan yang berbeda. Profil menegak suhu memberikan informasi tentang

pola pelapisan di perairan berdasarkan suhu, yaitu ketebalan lapisan homogen

(lapisan permukaan), lapisan termoklin, dan lapisan dalam. Gambaran profil

posisi kedalaman salinitas maksimum dan salinitas minimum. Tampilan menegak

salinitas juga digunakan untuk melihat pola pelapisan massa air berdasarkan

salinitas, yaitu ketebalan lapisan homogen, lapisan haloklin, dan lapisan dalam.

3.5.2Sebaran melintang

Data suhu dan salinitas juga ditampilkan dalam bentuk sebaran melintang.

Sebaran ini diperoleh dari seluruh stasiun pengamatan. Sebaran melintang suhu

akan digunakan untuk melihat lapisan-lapisan kolom air berdasarkan nilai

maksimum atau minimum suhu. Sebaran melintang salinitas dapat digunakan

untuk mengetahui adanya intrusi massa air dan lapisan gumbar pada kolom air.

Lapisan gumbar didefinisikan sebagai posisi karakteristik air laut mencapai

salinitas maksimum dan minimum dengan sebaran berbentuk kurva tertentu

ataupun lidah massa air (Pickard dan Emery, 1990).

Tujuan mengetahui lapisan gumbar adalah melihat pergerakan massa air

tersebut karena pada lapisan ini didapatkan informasi tentang karakteristik suatu

massa air, khususnya nilai salinitas. Nilai salinitas pada lapisan ini akan berbeda

(ekstrim) dibandingkan dengan massa air sekitarnya walaupun berada dalam suatu

kolom air yang sama. Metode ini dikenal dengan metode lapisan gumbar (Pickard

dan Emery, 1990).

3.5.3 Densitas air laut

Sebaran dari sigma-t air laut memiliki peran dalam menggambarkan

pergerakan massa air (Stewart, 2003). Seperti suhu dan salinitas, sebaran densitas

(sigma-t) ditampilkan secara menegak dan melintang untuk masing-masing

terjadinya perpindahan massa air secara horisontal. CTD yang digunakan pada

penelitian ini menghasilkan data sigma-t secara otomatis, namun data sigma-t

yang diperoleh pada pengamatan Januari 2004 berada di luar batas nilai densitas

air laut pada umumnya. Hal ini dapat disebabkan adanya kesalahan manual pada

saat pengaturan alat. Data sigma-t pada studi ini diperoleh dari hasil pengolahan

data suhu, salinitas dan tekanan pada CTD menggunakan program MATLAB

7.0.1. Hal ini disebabkan Sigma-t yang diperoleh menggunakan program

MATLAB 7.0.1 pada pengamatan Juni 2005 sama dengan nilai sigma-t yang

diperoleh secara otomatis dari CTD. Nilai sigma-t yang diperoleh

langsung dari CTD dan hasil olahan MATLAB disajikan pada Lampiran 6.

3.5.4 Diagram T-S

Diagram T-S merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara

suhu dan salinitas. Diagram T-S dapat digunakan dalam mengidentifikasi suatu

massa air yang ditunjukkan dengan satu titik sedangkan karakteristik massa air

suatu perairan ditunjukkan oleh gabungan beberapa titik atau garis, selanjutnya

dapat diketahui asal-usulnya. Sumbu x pada diagram ini mewakili nilai salinitas

dan sumbu y mewakili nilai suhu potensial. Suhu potensial didefinisikan sebagai

suhu yang dimiliki oleh massa air dari suatu kedalaman tertentu yang diangkat ke

suatu kedalaman acuan (biasanya permukaan) tanpa adanya pengaruh dari suhu

sekitar (Pickard, 1970). Percampuran lateral ditunjukkan dengan pergerakan

sepanjang sigma-t, sedangkan percampuran vertikal ditunjukkan dengan

pergerakan yang memotong garis sigma-t. Diagram T-S disajikan dalam bentuk

3.5.5 Arus Geostropik

Data suhu, salinitas, dan kedalaman yang diperoleh dari CTD diolah untuk

menghasilkan arus geostropik yang memiliki arah dan kecepatan. Data hasil

perhitungan kecepatan arus geostropik dengan menggunakan metode geostropik

disajikan dalam bentuk sebaran menegak kecepatan arus geostropik terhadap

kedalaman. Data kecepatan arus geostropik ini diperoleh dari pengolahan

menggunakan ODV, yaitu dengan menambahkan parameter geostropic Flow melalui menu utility kemudian di eksport ke Microsoft excel. Data yang diperoleh berupa kecepatan arus dan luas bidang. Perhitungan arus geostropik

secara manual disajikan pada Lampiran 13.

Data arus geostropik dianalisis yaitu arah arus ke timur apabila nilai arus

(+) dan arah arus ke barat apabila nilai arus (-). Kecepatan dan arah arus

digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh arus terhadap pergerakan massa

air. Data kecepatan arus dan luas bidang digunakan untuk melakukan perhitungan

volume transpor. Perhitungan volume transpor secara manual disajikan pada Lampiran 14. Data hasil perhitungan tanspor massa air disajikan dalam bentuk

diagram batang antara dua stasiun yang berdekatan. Hal ini bertujuan untuk

melihat besarnya volume transpor pada masing-masing pengamatan dan arah pergerakan massa air yang dominan sehingga arus yang mengalir di wilayah

Dokumen terkait