• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN, DAN HASIL BELAJAR Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian Proses Pembelajaran

Pasal 59

(4) Penilaian proses pembelajaran dapat berupa kuis, assesment, dan pekerjaan rumah (PR).

(5) Penilian proses pembelajaran dalam bentuk kuis dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa untuk suatu subbab, bab, modul atau sebagian lingkup perkuliahan yang dilaksanakan di kelas pada jadwal perkuliahan atau responsi dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.

(6) Penilian proses pembelajaran dalam bentuk assessment

dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa untuk untuk suatu subbab, bab, modul atau sebagian lingkup perkuliahan yang dilaksanakan di kelas atau laboratorium.

(7) Tugas terstruktur dalam bentuk Pekerjaan Rumah (PR) merupakan tugas yang diberikan kepada mahasiswa, baik secara perorangan maupun secara berkelompok, untuk diselesaikan di luar kelas dan di luar jadwal perkuliahan yang dapat:

a. berupa penyelesaian soal-soal, memahami bacaan/textbook, menyusun makalah, membuat proyek kecil, melatih ketrampilan tertentu atau tugas lainnya; dan

b. dipresentasikan di kelas pada jadwal responsi atau pada jadwal kuliah untuk mendapatkan apresiasi, penilaian, pembahasan dan umpan balik.

(8) Dalam pemberian tugas terstruktur/pekerjaan rumah dalam bentuk penyusunan makalah, dosen wajib:

a. memberikan sistematika/outline penulisan mengacu pada rancangan tugas dalam RPS; dan

b. mengarahkan mahasiswa menerapkan keterampilan berpikir tinggi (higher order thinking) atau metakognisi.

a. dikembalikan kepada mahasiswa dan dievaluasi oleh dosen sebagai umpan balik bagi mahasiswa maupun dosen selama perkuliahan berjalan,

b. dosen/tim pengasuh mata kuliah dapat melakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran dan diharapkan mencegah kegagalan mahasiswa pada matakuliah yang bersangkutan pada akhir semester.

Penilaian Hasil Belajar Pasal 60

(1) Ruang lingkup penilaian dilakukan sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

(2) Penilaian hasil belajar dilakukan secara obyektif, menyeluruh dan berkesinambungan terhadap penguasaan kompetensi keilmuan. (3) Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan

secara berkala dalam bentuk tugas, tes, praktikum dan pengamatan langsung/tidak langsung.

(4) Bentuk Penilaian berupa:

a. penilaian hasil belajar mahasiswa diadakan dalam bentuk tes dan non tes;

b. bentuk tes yang digunakan adalah esai dan obyektif atau kedua-duanya;

c. penilaian dalam bentuk non tes (rubrik penilaian) berupa penyajian tugas, laporan, seminar, diskusi, kerja lapangan (praktek lapangan) dan praktikum; dan

d. sistem penilaian menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP). (5) Jenis-jenis tes meliputi:

a. ujian mata kuliah meliputi yang terdiri atas Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS); dan

b. ujian akhir masa studi berupa ujian laporan/skripsi/tesis/disertasi.

(6) Bentuk penyelenggaraan ujian berupa:

a. ujian tulis MK umum dikoordinasi oleh wakil Rektor bidang akademik/kepala UPT MKU; ujian tulis MK Penciri dikoordinasi oleh wakil Rektor bidang akademik/ketua LP3MM; sedangkan MK fakultas/program studi diatur oleh wakil dekan bidang akademik dan ketua program studi sesuai kalender akademik universitas;

b. ujian praktikum diatur tersendiri sesuai karakteristik matakuliah; dan

c. penilaian tugas dan pengamatan dilaksanakan sesuai dengan rubrik yang disusun oleh dosen mata kuliah.

(7) Semua jenis ujian dilaksanakan di kampus, kecuali ujian praktik lapangan dan laboratorium lapangan.

(8) Tata tertib ujian tulis diatur oleh masing-masing unit pelaksana kegiatan akademik.

(9) Mekanisme dan penanggungjawab penyelenggaraan ujian matakuliaholehdirektur di tingkat PPs dan dekan di tingkat fakultas.

Sistem penilaian berkenaan dengan penetapan pengukuran hasil belajar

Pasal 61

(1) Sistem penilaian berkenaan dengan penetapan pengukuran hasil belajar yang ditempuh mahasiswa, dinyatakan dalam angka pada skala 0 s/d 100.

(2) Sasaran yang diukur untuk menentukan skor nilai mentah dari hasil belajar mahasiswa, meliputi:

a. bagian teori yang terdiri atas: 1. Penyelesaian Tugas (PT); 2. Pengamatan/soft skills (NP);

3. Ujian Tengah Semester (UTS); dan 4. Ujian Akhir Semester (UAS).

b. Bagian praktikum (untuk matakuliah berpraktikum).

(3) Komponen-komponen nilai pengamatan/soft skill (NP) pada ayat (2) huruf (a) butir (2) minimal terdiri atas kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir/bernalar dan menyelesaikan masalah, kerjasama tim, pengelolaan informasi, etika-moral, dan ketrampilan kepemimpinan.

(4) Komponen-komponen nilai untuk bagian praktikum pada ayat (2) huruf (b), meliputi kesiapan/pre tes, ketaatan terhadap prosedur, sikap kerjasama kelompok, hasil kerja dan laporan.

(5) Bobot dari setiap sasaran penilaian pada butir (2), ditetapkan sebagai berikut :

a. Bobot Bagian Teori (BBT = Beban SKS Teori/Beban SKS Matakuliah) dengan perinciannya seperti berikut:

1. Nilai Tugas (NT) : 15 % dari BBT 2. Nilai Pengamatan/soft skills (NPs) : 25 % dari BBT 3. Nilai Ujian Tengah Semester (NTS) : 30 % dari BBT 4. Nilai Ujian Akhir Semester (NAS) : 30 % dari BBT

b. Bobot Bagian Praktikum (BBP = Beban SKS Praktikum/Beban SKS Matakuliah).

(6) Perhitungan nilai akhir mahasiswa berdasarkan pembobotan yang ditetapkan adalah

NA = BBT (0.15 x NT + 0.25 x NPs + 0.30 x NTS + 0.30 x NAS ) + BBP x NP

dimana: NA = Nilai Akhir dan NP = Nilai Praktikum. Contoh :

a. Matakuliah Kimia Dasar dengan bobot 4 SKS (3-1). Seorang mahasiswa memperoleh NT = 80, NPs = 80, NTS = 70, NAS = 60 dan NP = 80 maka sesuai dengan pembobotan diperoleh BBT = ¾ = 0.75 dan BBP = ¼ = 0.25 sehingga Nilai Akhir mahasiswa dimaksud adalah :

NA = 0,75 (0,15 x 80 + 0,25 x 80 + 0,30 x 70 + 0,30 x 60) + 0,25 x 80

= 0,75 (12+20+21+18) + 20 =73,25

b. Matakuliah Bahasa Indonesia 2 SKS (2-0). Seorang mahasiswa memperoleh NT = 80, NPs = 80, NTS = 70 dan NAS = 60 maka pembobotannya seperti berikut: BBT = 2/2 = 1 dan BBP = 0/2 = 0, sehingga:

NA = 0,15 x 80 + 0,25 x 80 + 0,30 x 70 + 0,30 x 60 = 71,0

(7) Penentuan nilai akhir hasil belajar mahasiswa program sarjana dan pascasarjana dilakukan dengan konversi seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Penentuan nilai akhir hasil belajar mahasiswa dengan konversinya

No Nilai mentah Huruf Nilai akhir Angka Keterangan Kelulusan 1 >= 80,0 - 100 A 4.00 Lulus 2 77,5 - < 80,0 A- 3.75 Lulus 3 75,0 - < 77,5 AB 3.50 Lulus 4 72,5 - < 75,0 B+ 3.25 Lulus 5 70,0 - < 72,5 B 3.00 Lulus 6 67,5 - < 70,0 B- 2.75 Lulus 7 65,0 - < 67,5 BC 2.50 Lulus 8 62,5 - < 65,0 C+ 2.25 Lulus 9 60,0 - < 62,5 C 2.00 Lulus 10 57,5 - < 60,0 C- 1.75 Tidak Lulus 11 55,0 - < 57,5 CD 1.50 Tidak Lulus 12 52,5 - < 55,0 D+ 1.25 Tidak Lulus 13 50,0 - < 52,5 D 1.00 Tidak Lulus 14 < 50,0 E 0.00 Tidak Lulus

(8) Penentuan batas lulus ujian menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) dengan patokan skor batas kelulusan ialah 60 atau nilai C dengan bobot 2,00.

Perbaikan Nilai dan Program Ulang Pasal 62

(1) Perbaikan nilai:

a. Program ulang mahasiswa sarjana:

1. mahasiswa yang memperoleh nilai 1 (satu) dengan IPK > 2,00 tidak wajib mengikuti mata kuliah, namun yang memperoleh nilai 0 wajib mengikuti kuliah;

2. mahasiswa yang gagal setelah tiga kali ujian satu mata kuliah wajib diuji oleh tim dosen independen dari bidang studi sejenis yang ditunjuk oleh dekan atas usul ketua program studi (student appeal);

b. program ulang untuk perbaikan nilai, hanya berlaku untuk matakuliah bernilai C, dan nilai maksimal yang dicapai adalah B+. c. Kompensasi nilai (hanya pada akhir studi);

1. nilai 0 atau E tidak dapat dikompensasikan, sehingga nilai 0 atau E tidak diperkenankan ada dalam transkrip nilai akhir studi mahasiswa;

2. nilai 1 (satu) dapat dikompensasikan apabila: a) IPK  2,00 dengan maksimum 5 (lima) nilai 1;

b) dari 5 (lima) matakuliah yang bernilai 1 tidak terdapat matakuliah penciri prodi lebih dari 3 (tiga) matakuliah; dan c) untuk matakuliah Pendidikan Pancasila, Pendidikan

Kewarganegaraan, dan Pendidikan Agama tidak diperkenankan dikompensasikan. Nilai minimal untuk ketiga matakuliah tersebut adalah 2.

(2) Program ulang untuk mahasiswa PPs diatur oleh program studi. Kemampuan Berbahasa Inggris

Pasal 63

(1) Mahasiswa wajib menguasai bahasa lnggris sebagai sarana untuk memperlancar dan meningkatkan kualitas studinya

(2) Penguasaan bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandai dengan pencapaian nilai institusional TOEFL atau TOEFL

equivalence dengan skor minimal 400 untuk program diploma dan

sarjana, 425 untuk program magister, dan 450 untuk program doktor.

(3) Penguasaan Bahasa lnggris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi salah satu syarat pendaftaran bagi calon mahasiswa pacsasarjana dan syarat untuk dapat mengikuti ujian skripsi atau tugas akhir bagi mahasiswa program diploma dan sarjana.

(4) Kegiatan pelatihan/kursus Bahasa Inggris dilaksanakan oleh UPT Pusat Bahasa Undana atau lembaga pelatihan/kursus lainnya.

(5) Kegiatan penilaian penguasaan Bahasa Inggris dilaksanakan oleh UPT Pusat Bahasa Undana

(6) Mekanisme pelatihan dan penilaian penguasaan Bahasa Inggris ditetapkan dengan peraturan tersendiri.

BAB VIII

PENYUSUNAN, PERSYARATAN DAN PENILAIAN KARYA TULIS AKHIR