• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIK

B. Penilaian Hasil Belajar Siswa

3. Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa

Adapun penilaian terhadap hasil belajar peserta didik mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pengumpulan informasi

Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Untuk itu ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu:

1. Penilaian unjuk kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Teknik penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan (1) daftar cek (ya-tidak), (2) skala rentang.

2. Penilaian sikap

Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni: komponen

afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek, komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek, komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Teknik penilaian sikap dapat dilakukan dengan (1) observasi perilaku, (2) pertanyaan langsung, dan (3) laporan pribadi.

3. Penilaian tertulis

Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Teknik penilaian tes tertulis, yaitu:

a. soal dengan memilih jawaban 1. Pilihan Ganda

2. Benar – Salah 3. Menjodohkan

b. soal dengan memilih jawaban 1. Isian atau melengkapi 2. Jawaban singkat atau pendek 3. Soal uraian

4. Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Teknik

penilaannya dapat dilakukan mulai dari perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek.

5. Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Teknik penilaian dapat dilakukan menggunakan cara holistik atau analitik.

6. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.

7. Penilaian diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, dimana subjek yang ingin diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Menganalisis hasil penilaian

Menganalisis hasil penilaian, berdasar: 1. Tingkat kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar.

2. Daya pembeda

Taraf diskriminan (daya pembeda) menunjuk pada kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antar peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.

c. Interpretasi hasil penilaian dalam menetapkan ketuntasan belajar Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tampil pada diri peserta didik, dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau setelah pembelajaran. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/ tugas. Selain itu, sebuah tugas dapat dirancang untuk menjaring informasi tentang ketercapaian beberapa indikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%- 100%.

Dalam menentukan ketuntasan belajar, dapat dilakukan menggunakan macam-macam acuan penilaian, yaitu:

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian yang memperbandingkan prestasi belajar peserta didik dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu prestasi yang seharusnya dicapai oleh peserta didik yang dituntut oleh guru.

b. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya.

c. Penilaian Acuan Kombinasi (PAK)

Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya di satu pihak dan prestasi siswa lain dalam kelompoknya di pihak lain.

Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut dapat diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan remedial yang berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan evaluasi dengan cara: menjawab pertanyaan sesuai dengan topiknya, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data.

d. Penggunaan informasi Pemanfaatan hasil penilaian

1. Bagi peserta didik yang berprestasi kurang (remedial)

Tindakan perbaikan atau remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran yang memiliki kemampuan membimbing anak dan mengetahui kekurangan peserta didik. Waktu perbaikan diatur berdasarkan kesepakatan antar peserta didik dan guru yang bersangkutan. Remedial dilakukan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar pada indikator tertentu.

2. Bagi peserta didik yang berprestasi baik dan cepat (pengayaan) Pengayaan dapat dilakukan dengan bentuk tugas kegiatan, misalnya membantu peserta didik lainnya yang sangat lemah di dalam atau di kelas lainnya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran tersebut. Bagi peserta didik yang mampu mencapai penguasaan kompetensi dengan cepat, dapat juga diberikan program akselerasi, yaitu kegiatan tambahan berdasarkan urutan kompetensi yang harus dicapai dalam seluruh programnya.

3. Bagi guru dalam perbaikan program dan proses pembelajaran Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian berdasarkan hasil penilaian informasi kemajuan belajar secara berkelanjutan sehingga guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal dalam pencapaian kompetensi. Hakikat pola penilaian yang dikembangkan lebih diarahkan pada pengukuran yang seimbang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, serta menggunakan prinsip berkesinambungan dan autentik guna memperoleh gambaran keutuhan prestasi dan kemajuan belajar siswa.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya

menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

Alam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses. Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

Dokumen terkait