• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Penjualan Soehardi sigit (2001:18) adalah “Proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.”

Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan.

Penjualan tatap muka adalah Interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu.

Menurut Thamrin Abdullah (2012:82) “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.

Jasa pada dasarnya merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak nyata yang memberikan keinginan, kepuasan yang tidak perlu melekat pada penjualan daripada produk atau jasa lainnya.

Layanan adalah berbagai tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu produk kepada orang lain yang pada dasarnya tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu. Produksinya dapat berkenaan dengan produk fisik atau tidak.

Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode.

Pada saat perusahaan menjual barang/jasa, maka diperoleh pendapatan.

Jumlah yang dibebankan kepada pembeli/pengguna jasa untuk barang dagang/jasa yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai

Penjualan tunai yaitu penjualan barang/jasa yang pembayarannya dilakukan secara kontan/tunai, sedangkan penjualan kredit yaitu penjualan barang/jasa yang pembayarannya dilakukan kemudian secara sekaligus atau dicicil dengan adanya tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa sampai diterimanya uang. Dalam tenggang waktu tersebut penjualan mempunyai tagihan kepada pembeli. Tagihan bisa timbul dari berbagai macam sumber, tetapi jumlah yang terbesar biasanya timbul dari penjualan barang atau jasa. Tagihan-tagihan yang dimiliki perusahaan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu;

1. Tagihan-tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis disebut piutang;

2. Tagihan-tagihan yang didukung dengan janji tertulis disebut piutang wesel.

G. Pendapatan

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian

tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Standar Akuntansi Keuangan NO.23 mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Selain itu menurut Daryanto (2012:143) menjelaskan bahwa

“Pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sedangkan definisi pendapatan (revenue) menurut Skousen (1995 : 15) adalah kenaikan (inflows) dari aktiva yang berasal dari operasi kegiatan normal perusahaan.

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian.

Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klain atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hak deviden dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal

Jadi Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.

Definisi Menurut Pedoman Akuntansi Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) (Nomor: KEP.97/KU.02/2009:45) “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Menurut Pedoman Akuntansi Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) (Nomor: KEP.97/KU.02/2009:45) “Pendapatan terdiri atas Pendapatan Usaha dan Pendapatan Non Usaha. Pendapatan Usaha adalah

pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan dan bersumber pada pelayanan jasa navigasi, jasa penyediaan fasilitas kebandarudaraan.

Pendapatan usaha terdiri atas Pendapatan Aeronautikan Air Traffic Service (ATS), Pendapatan Aeronautika Non Air Traffic Service, dan Pendapatan Non Aeronautika”.

Yang termasuk dalam Pendapatan Aeronautika ATS adalah pendapatan Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) yang berasal dari pelayanan jasa penerbangan domestic, penerbangan internasional yang melintas dan mendarat di bandar udara yang dikelola perusahaan, dan penerbangan lintas/over flying.

Pendapatan Aeronautika Non ATS adalah pendapatan yang diperolah sebagai imbalan dari jasa penyediaan fasilitas kebandar udaraan di bidang Aeronautika yang terdi atas;

1. Pendapatan Pendaratan;

2. Pendapatan Penempatan;

3. Pendapatan Penyimpanan;

4. Pendapatan Parking Surcharge;

5. Pendapatan Extended;

6. Pendapatan Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U);

7. Pendapatan Pemakaian Garbarata (aviobridge)

Dokumen terkait