KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah analisis dan pembahasan laporan keuangan pada Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar yaitu mengenai sejarah, struktur organisasi, serta analisis laporan keuangan perusahaan, maka penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan dan saran-saran yang didasarkan atas hasil penelitian terhadap laporan keuangan pada Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar.
Diharapkan kesimpulan tersebut dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan khususnya bagi pihak Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar dalam menjalankan usahanya yang akan datang.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil sebagai bahan pertimbangan dan pembahasan bab-bab terdahulu sebagai berikut :
1. Likuiditas perusahaan dalam dua tahun berturut – turut (2013 – 2014) mengalami kenaikan, hal ini dilihat dari :
a. Current ratio perusahaan pada tahun 2013 adalah 182% dan pada
tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 197%. Hal ini berarti jaminan aktiva lancar terhadap hutang lancar mengalami kenaikan. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3) bahwa current ratio pada tahun 2013 dan 2014 menunjukan posisi yang Sangat Baik
b. Quick ratio perusahaan pada tahun 2013 sebesar 178% dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 194%. Hal ini terjadi karena kondisi hutang lancar yang menurun dari tahun 2013 ke tahun 2014. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3), pada tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar 178% dan 194%, quick ratio pada koperasi menunjukkan kriteria Sangat Baik
c. Net working capital perusahaan pada tahun 2013 sebesar 44,5%
dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 48,5%. Hal ini menunjukan bahwa kondisi likuiditas perusahaan dari keseluruhan total aktiva dan modal kerja netto berada dalam kondisi yang baik. Namun jika disesuaikan dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3), maka kondisi net working capital pada koperasi ini menunjukan kriteria yang Buruk yaitu sebesar 44,5% tahun 2013 dan 48,5% pada tahun 2014.
d. Cash ratio perusahaan menunjukkan penurunan dari tahun 2013
sebesar 116% dan pada tahun 2014 menjadi 97%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam membayar hutang lancar dengan kas yang tersedia. Jika dilihat dari Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3), posisi cash ratio pada tahun 2013 sebesar 116% menunjukkan kriteria yang Kurang Baik. Sedangkan pada tahun 2014, cash ratio menurun menjadi 97% dengan kriteria Buruk.
2. Dari segi rasio aktivitas terlihat bahwa kondisi perusahaan selama dua tahun, dari ahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami penurunan, dapat dilihat dari :
a. Total assets turnover perusahaan pada tahun 2013 sebesar 0,08 kali sedangkan pada tahun 2014 menjadi 0,07 kali. Dari hasil tersebut menunjukkan penurunan total assets turnover. Artinya, efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan pendapatan mengalami penurunan atau tidak baik. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas (Tabel 2.4), total assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk karena dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar kurang dari 1 kali setahun, baik pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014. b. Fixed assets turnover perusahaan pada tahun 2013 sebesar 0,08
kali sedangkan pada tahun 2014 menjadi 0,07 kali. Dari data tersebut dapat dilihat terjadi penurunan. Hal ini berarti efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset tetap dalam menghasilkan pendapatan mengalami penurunan atau tidak baik. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas (Tabel 2.4), fixed assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk karena efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar
dalam menghasilkan pendapatan kurang dari 1 kali setahun, baik pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014.
3. Dari segi rasio profitabilitas :
a. Return on assets perusahaan pada tahun 2013 sebesar 3,23% dan
pada tahun 2014 sebesar 2,12%. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 3.23,- pada tahun 2013 dan Rp 2.12,- pada tahun 2014. Menurut Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Profitabilitas (Tabel 2.5), return on assets mendapatkan kriteria Cukup Baik pada tahun 2013 yaitu sebesar 3,23%, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 2,12% dan tergolong kriteria Kurang Baik
b. Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 36,1% dan pada tahun
2014 sebesar 27,3%. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 36.1,- pada tahun 2013 dan Rp 27.3,- pada tahun 2014. Berdasarkan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.5), pada tahun 2013 dan 2014 net profit margin menunjukkan posisi yang bagus dan tergolong kriteria Sangat Baik, karena aktiva mampu menghasilkan keuntungan neto yang besar.
c. Return on investment pada tahun 2013 sebesar 3% dan 2014
sebesar 2%, artinya pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia didalam perusahaan sebesar 3% dan pada tahun 2014 sebesar 2%. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.5), pada tahun 2013 return on investment tergolong kriteria Cukup Baik, sedangkan pada tahun 2014 tergolong Kurang Baik.
d. Return on equity pada tahun 2013 sebesar 6,4% dan pada tahun
2014 sebesar 3,8%. Artinya, setiap Rp 1,- modal sendiri menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 6.4,- pada tahun 2013 dan Rp 3.8,- pada tahun 2014. Berdasarkan pada Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.5), posisi return on equity berada pada kriteria Cukup Baik, baik pada tahun 2013 maupun tahun 2014.
B. Saran
Sesuai dengan analisis laporan keuangan, maka diberikan saran yang dapat membantu bagi kemajuan Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar.
1. Perusahaan kiranya dapat lebih efektif dan efisien dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
2. Perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati dalam penggunaan dana. Sebaiknya dapat meminimalkan biaya-biaya operasional dalam perusahaan. Dan lebih meningkatkan penjualan atau pendapatan dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Hadi, Syamsul. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Pertama Ekonisia, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.
Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Penerbit PPM. Jakarta.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sjahrial, Dermawan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan ). USU Press. Medan.
Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Grasindo. Jakarta.