• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Lembaga yang melakukan pengawasan memilki beberapa fungsi, yaitu a; fungsi operatif, yaitu menguji sejauhmana pengeluaran uang Negara sesuai dengan yang telah direncanakan dalam APBDes, apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan yang ditargetkan dan dalam penggunanaanya telah terjadi penyimpangan atau tidak. Selanjutnya fungsi rekumendasi, yaitu memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah untuk kepentingan Negara dalam hal pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan Negara. Di samping itu juga fungsi yudikatif, yaitu melakukan peradilan perbendaharaan dengan memeriksa, meneliti dan memutuskan masalah yang berhubungan dengan tuntutan pembendaharaan.

2) Dalam perencanaan besaranya anggaran belanja yang dialokasikan untuk setiap program kegiatan yang diusulkan tentu akan diusahakan dikaji secara mendalam akan tingkat kelayakan atau kewajarannya sehingga

36 benar-benar efisien atau tidak berlebihan yang dapat berakibat pada pemborosan anggaran. Demikian puala sebaliknya agar tidak terjadi kekurangan anggaran pada saat program aatau kegiatan sedang berjalan yang berakibat tidak dapat diselesaikan atau dilanjutkan kegiatannya (mangkrak).

3) Ruang lingkup dasar hukum terkait pengaturan tentang tatacara pengawasan dana desa, meliputi : pra penyaluran, penyaluran dan penggunaan, dan pasca penyaluran. Adapun dasar hukumnya adalah : Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturabn Pelaksanaan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa; Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana desa yang bersumber dari APBN (perubahan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2016); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 tahun 2016 tentang Kewenangan Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 tahun 2016 tentang Laporan Kepala Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 2014 tentang Administerasi Pemerintahan Desa; Peraturan Menteri Keuangan nomor 49/PMK.07/2016 tentang Ttatacara pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa; Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ttata cara pengadaan Barang dan Jasa di Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Kebijakan Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Kebijakan Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Tatcara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembanganan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunaan Dana

37 Desa Tahun 2016 beserta perubahan-perubahannya; Preraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan dana desa Tahun 2018.

4) pedoman pengawasan dana desa oleh pengawas mengatur standar minimal langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pengawas dalam melakukan pengawasan dana desa termasuk di dalamnya format-format program kerja pengawasan maupun sistematika laporan hasil pengawasan Pengawas Provinsi, kabupaten dan kota dapat mengembangkan format dan focus pengawasan sesuai dengan kharakteristik dan potensi risiko pengelolaan dana desa di masing-masing pemerintah daerah.

5) Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan dana desa harus berdasarkan kewenagan desa yang sudah ditetapkan dengan peraturan desa.oleh karena itu kegiatan yang dibiayai dana desa wajib masuk dalam daftar kewenangan desa. Dengan demikian, desa berwenang membuat peraturan desa yang mengatur tentang penggunaan dana desa untuk membiayai kegiatan di desa.

6) Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan harapan terutama untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau penyelewengan dalam hal ini dana desa, maka seorang pengawas diharapkan memilki integritas dan professional. Integritas, artinya suatu sifat dasar yang harus dimiliki seseorang dengan urtuhdalam arti bahwa keperibadiannya tidak terkotak-kotak melainkan konsekwen dalam berbagai dimensi kehidupan. Orang-orang berintegritas adalah Orang-orang-Orang-orang yang jujur, satu dalam sikap dan tindakan, tidak bohong, dapat dipercaya, tidak dapat dibeli, mandiri dan bersifat independen. Sedangkan professional, dimaksudkan memiliki keterampilan dalan satu bidang, memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah, sehingga mampu dengan cepat dan cermat dalam mengambil keputusan, yang berorientasi ke depan. 7) Dengan adanya kegiatan control atau pengawasan dari masyarakat ataupun pengawasan dari pihak-pihak lain, tentu akan dapat mencegah adanya penyimpangan atau terjadinya korupsi dana desa. Demikian pula melalui pengawasan atau control maupun evaluasi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran demikin juga akan dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas pembangunan yang pada akhirnya akan mermbawa kehidupan masyarakat khususnya di desa ke arah kesejahteraan yang berkeadilan.

38 b. Saran-Saran

1) Perangkat desa perlu mendapat bantuan teknis dan insentif. Perangkat desa sebagai ujung tombak pembangunan serta menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan desa, keadaannya secara umum masih membutuhkan bantuan teknis yang efektif. Bantuan teknis dan efektif yang dibutuhkan diantaranya membuat perencanaan yang tepat sasaran, pelaksanaan yang tepat sesuai dengan rencana, pengelolaan managemen keuangan yang memenuhi standar akuntansi dan hokum, pertanggungjawaban yang benar menghindari penyimpangan.

2) Pastikan bahwa peraturan desa tentang rencana kerja desa dan peraturan desa tentang anggaran dan pendapatan desa sudah disusun sesuai dengan kepentingan masyarakat umum dan mengikuti peraturan hokum yang lebih tinggi. Perhatikan juga pengaturan penggunaan dana desa di dalam rencana kerja desa dan anggaran pendapatan desa tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

3) Dalam melakukan pengawasan secara praktis agar dapat terhindar dari penyimpangan antara lain, pemeriksaan atau pengawasan keuangan atas ketaatan terhadap peraturan-perundang-undangan, penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana yang tersedia, serta penilaian hasilguna dan manfaat yang direncanakan dari suatu program.

39 DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bambang Waluyo, 1991, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta. George R.Terry dalam Mucham, 1992, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan

aparat Pemerintah dan peradilan Tata usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta.

Amran Suadi, 2014 Sistem Pengawasan badan Peradilan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ni Nyoman Juwita Arsawati, 2016, Kebijakan formulasi Pidana Pengawasan Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum, disertasi, Program Doktor Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar.

Sondang P. Siagian, 1996, Patologi Birokarasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Frans Magnis Suseno, 1992, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Kanisius, Yogyakarta. Barda Nawawi Arief, 2008, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Kencana,

Dokumen terkait