BBLR
persalinan normal infeksi
diare
kelaianan bawaan aspirasi
kelainan kongenital
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LkjIP) TAHUN 2015
________________________________________________________________________
infeksi dan kecelakaan.
Hasil pencapaian angka kematian balita di Kabupaten Klungkung tahun 2015 sebesar 7.8 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita tahun 2015 telah mencapai target RPJMD kabupaten Klungkung tahun 2015 sebesar 9 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian balita (AKABA) di kabupaten Klungkung seperti pada grafik 3.5
Grafik 3.5
Angka kematian balita di Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2015
Berdasarkan grafik 3.5 di atas menunjukkan bahwa angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten Klungkung memiliki kecenderungan adanya penurunan angka kematian balita.
Angka kematian balita tahun 2015 lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Jumlah kematian balita di Kabupaten Klungkung tahun 2015 sebanyak 23 orang, dengan penyebab kematian meliputi yaitu (1) BBLR, (2) Kelainan congenital, (3) Persalinan normal, (4) Infeksi, (5) Diare, (5) Kelainan bawaan, (6) aspirasi, (7) Tumor paru, (8) Kelainan jantung, (9) Lain-lain.
Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian indicator tersebut adalah program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita dan program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi, penanggulangan kurang energy protein(KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium(GAKY), kurang vitamin A dan kurang zat gizi mikro lainnya dan Sosialisasi gerakan keluarga sadar gizi.
Faktor-faktor yang mendukung untuk keberhasilan pencapaian indicator angka kematian balita yaitu:
a. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan balitanya ke posyandu dan sarana pelayanan kesehatan.
b. Meningkatnya status gizi balita, yang ditunjukkan rendahnya gizi buruk.
0 2 4 6 8 10 12
2013 2014 2015
target RPJMD 8,2 10 9
Realisasi 10,6 10 7,8
Upaya –upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Klungkung meliputi: Audit kematian maternal dan perinatal, serta pembinaan/ bimtek PWS KIA, peningkatan pelayanan kesehatan anak balita di tiap puskesmas, melaksanakan promosi kesehatan di masyarakat.
Sasaran 2
Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular
Table 3.2
Analisis Capaian Sasaran 2
Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular
No Indikator Sasaran Satuan
Capaian Kinerja Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2014
Tahun 2015 Capaian Kinerja Tahun 2015 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Persentase kesembuhan penderita TBC BTA(+)
% 101.7 85 62.3 73.2 85 61.5 72.3
2 Persentase penderita DBD yang ditangani
% 100 100 100 100 100 100 100
3 Cakupan ODHA yang telah memakai ARV
% 100 10 100 1000 20 100 500
4 Persentase kasus gigitan HPR tertangani
% 100 100 100 100 100 100 100
Indikator 1
Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shoutcourse Chemotherapy) melalui pengawasan menelan obat. Kegiatan ini meliputi penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak yang dilanjutkan dengan paket pengobatan. Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) pada tahun 2014 sebesar 62.3 % dan menurun pada tahun 2015 sebesar 61.5 %.
Penurunan angka kesembuhan TBC BTA (+) pada tahun 2015 karena pencapaian kinerjanya sebesar 72.3%, untuk itu upaya yang diperlukan seperti peningkatan promosi kesehatan tentang penyakit menular dan pendekatan DOTS melalui pengawasan menelan obat secara intensif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LkjIP) TAHUN 2015
________________________________________________________________________
Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) di kabupaten Klungkung seperti pada grafik 3.6.
Grafik 3.6
Persentase kesembuhan pederita TBC BTA (+) kabupaten Klungkung Tahun 2013-2015
Program yang mendukung untuk keberhasilan kesembuhan penderita TBC BTA (+) adalah program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan alokasi pagu sebesar Rp. 1.386.591.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.336.856.738,- (96.41%).
Indikator 2
Persentase penderita DBD yang ditangani
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi maslah kesehatan masyarakat di provinsi Bali, sering menimbulkan KLB dan kepanikan karena menyebar sangat cepat dan menyebabkan kematian . Dengan lebih mengoptimalkan penanganan kasus sejak dini dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang tepat, maka tidak ada kematian akibat penyakit DBD dengan persentase penderita yang ditangani pada tahun 2014 sebesar 100% dan pada tahun 2015 juga sebesar 100%.
Beberapa factor yang berkontribusi besar terhadap meningkatnya kasus demam berdarah dengue adalah pencapaian angka bebas jentik (ABJ) nyamuk sebesar 93.4% dan tingginya mobilitas penduduk. Sedangkan beberapa factor yang menghambat program pengendalian vector DBD adalah masih tingginya anggapan masyarakat bahwa penyemprotan (fogging)
86,05
62,3 61,5
2013 2014 2015
persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+)
marupakan hal yang paling penting dalam membunuh vector , menurunnya pastisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.
Indikator 3
Cakupan ODHA yang telah memakai ARV
ODHA mendapatkan sebuah pilihan terapi ARV yang lebih ramah, yaitu ARV , ini jelas sangat membantu ODHA karena selama ini ODHA harus meminum ARV dalam bentuk sediaan pil sehingga kerap kali persoalan mengancam kepatuhan ODHA meminum ARV . ARV adalah nama obat yang digunakan bagi terapi HIV, obat ini terbukti bekerja secara efektif untuk menekan HIV dalam darah sampai tingkat tidak terdeteksi. Jika kadar HIV dalam tubuh sampai pada tingkat tidak terdeteksi, maka HIV tidak akan menimbulkan efek merusakl kekebalan tubuh sehingga ODHA tersebut bias terhindar dari infeksi penyakit lain.
Di kabupaten Klungkung cakupan ODHA yang telah memakai ARV pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 100% dari ODHA yang ditemukan. Meningkatnya ODHA yang mengikuti terapi ARV dengan baik, mampu mengurangi tingkat penularan HIV/AIDS.
Indikator 4
Persentase kasus gigitan HPR tertangani
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies . Penyakit ini bersifat zoonotic yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya anjing, kucing, kera dan kelelawar. Di Kabupaten Klungkung kasus gigitan HPR tertangani pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 100% di fasilitas kesehatan. Ini diupayakan untuk menekan kematian akibat gigitan hewan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LkjIP) TAHUN 2015
________________________________________________________________________
Sasaran 3
Meningkatnya lingkungan sehat
Table 3.3
Analisis Capaian Sasaran 3 Meningkatnya lingkungan sehat
No Indikator Sasaran Satuan
Capaian Kinerja Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2014
Tahun 2015 Capaian Kinerja Tahun 2015 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Persentase penduduk yang memiliki akses air bersih
% 93.64 86 94.77 110.2 87 83 95.4
2 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan pemicuan STBM
% 76.25 46 61 132.6 61 86.4 141.6
Indikator 1
Persentase penduduk yang memiliki akses air bersih
Status rumah sehat tercermin dalam indicator penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dan kualitas air bersih yang dimiliki oleh masing-masing rumah tangga.
Persentase penduduk yang memiliki akses air bersih di Kabupaten Klungkung pada tahun 2013 sebesar 79.6% dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 94.77%, menurun kembali pada tahun 2015 sebesar 83%. Penurunan jumlah penduduk yang memiliki akses air bersih dikarenakan jumlah sarana air bersih berkurang, berkurangnya dikarenakan sarana air bersih rusak dan sudah tidak memenuhi syarat kesehatan. Ketersediaan dan akses terhadap air bersih sangatlah berpengaruh dalam meningkatnya perilaku hidup bersih sehat masyarakat .
Persentase penduduk yang memiliki akses air bersih di Kabupaten Klungkung seperti pada grafik 3.7.
Grafik 3.7
Persentase penduduk yang memiliki akses air bersih Tahun 2013-2015
Program yang mendukung untuk meningkatnya persentase penduduk yang memiliki akses air bersih adalah program pengembangan lingkungan sehat, dengan alokasi pagu sebesar Rp. 885.564.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 853.143.600,-(96.34%). Upaya- upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penduduk yang memiliki akses air bersih yaitu :
1. Melaksanakan promosi kesehatan di masyarakat.
2. Melaksanakan pemicuan STBM, untuk memberdayakan masyarakat, dan membuat masyarakat sadar akan pentingnya kepemilikan sarana air bersih.
Indikator 2
Persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan pemicuan STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) mulai dilaksanakan pada tahun 2013, Sosialisasi STBM di Kabupaten Klungkung di ikuti dengan kegiatan pemicuan STBM di setiap desa, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pengetahuan masyarakat tentang sanitasi pada umumnya dan memberdayakan masyarakat. Kegiatan pemicuan STBM di Kabupaten Klungkung dilaksanakan oleh tim fasilitator kabupaten dan puskesmas di desa, dan hasil dari pemicuan tersebut akan di evaluasi dan dipantau secara rutin. Pada tahun 2013 dilaksanakan pemicuan di 18 desa (30.5%) dan pada tahun 2014 sudah dilaksanakan
79,6
94,77
83
2013 2014 2015
persentase penduduk yang memiliki akses air bersih
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LkjIP) TAHUN 2015
________________________________________________________________________
pemicuan sebanyak 36 desa(61%) dan pada tahun meningkat sebanyak 51 desa(86.4%) yang sudah dipicu seperti pada grafik 3.8.
Grafik 3.8