• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebab Terjadinya Alih Kode dalam Peristiwa Tutur di Pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau

Adapun faktor penyebab terjadinya alih kode di Pasar Puan Maimun Tanjung balai Karimun Kepulauan Riau, antara lain sebagai berikut:

a.Pembicara atau penutur

(21) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli terong dan kentang di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli terong dan kentang.

Tujuan Membeli terong dan kentang. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Pembeli : Bu, kasi terongnya satu kilo , kentang setengah kilo. Bu, kasi terongnya NUM kilo, kentang setengah kilo. ‛Bu, kasi terongnya satu kilo, kentang setengah kilo.’ Penjual : Iya bu. Ada yang lain bu?

Iya bu. Ada KONJ lain bu? ‛Iya bu. Ada yang lain bu.’

Pembeli : Tak ade itu ajelah. NEG ada, DET saja. ‛Tidak ada, itu saja.’

Penjual : Ni bu. Semue jadi lapan belas ribu. DET bu. Semua jadi NUM ribu.

‛Ini bu. Semua jadi delapan belas ribu.’

Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya penutur atau pembicara menggunakan bahasa Melayu, sehingga penjual menyesuaikan bahasa dalam transaksi jual beli. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa.

(22) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli boneka di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli boneka.

Tujuan Membeli boneka. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa Tutur:

Pembeli : Berapa harga boneka ini? Berapa harga boneka DET? ‛Berapa harga boneka ini?’

Penjual : Kalau boneka yang ini enam puluh lima ribu. Kalau boneka KONJ DET NUM ribu. ‛Kalau boneka yang ini enam puluh lima ribu.’

Pembeli : Tidak bisa kurang? Soalnya barangnya mau dijual lagi. NEG bisa kurang? Soalnya barangnya mau dijual lagi. ‛Tidak bisa kurang? Soalnya barangnya mau dijual lagi.’ Penjual : Boleh kurang harganya kalau beli lebih dari dua.

Boleh kurang harganya kalau beli lebih dari NUM. ‛Boleh kurang harganya kalau beli lebih dari dua.’

Pembeli : Saye nak ambel tige dulu, jadi berape kurang harge de tu? 1Tg mau ambil NUM dulu, jadi berapa kurang harganya DET? ‛Saya mau ambil tiga dulu, jadi berapa kurang harganya itu?’ Penjual : Kalau ambil tige kasi harge lime puloh ribu satu boneka.

Kalau ambil NUM kasi harga NUM ribu NUM boneka. ‛Kalau ambil tiga kasi harga lima puluh ribu satu boneka.’

Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya penutur atau pembicara menggunakan bahasa Melayu, sehingga

penjual menyesuaikan bahasa dalam transaksi jual beli. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat.

(23) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli Mukenah di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli mukenah.

Tujuan Membeli mukenah. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa Tutur:

Penjual : Mau mukenah warna apa kak? Mau mukenah warna apa kak? ‛Mau mukenah warna apa kak? Pembeli : Warna putih aja, berapa harganya?

Warna putih aja, berapa harganya? ‛Warna putihaja, berapa harganya?’

Penjual : Bede-bede harge kak, bede bahan bede juge harge. Beda-beda harga kak, beda bahan beda juga harga.

‛Beda-beda harga kak, beda bahan beda juga harga.’ Pembeli : Kalo yang bahan sutra berape bu?

Kalau yang bahan sutra berape bu? ‛Kalau yang bahan sutra berape bu?’

Dari tuturan di atas terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan penjual menggunakan bahasa Indonesia dan pembeli menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya mitra tutur yang menggunakan bahasa Melayu, sehingga pembeli menyesuaikan bahasa yang digunkanny dalam transaksi tersebut. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat.

b. Pendengar atau Mitra tutur

(24) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli jam tangan di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli jam tangan.

Tujuan Membeli jam tangan. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Perstiwa tutur:

Pembeli : Kurang lah siket pak? Kurang lah siket pak?

‛Kurang lah siket pak? Penjual : Mau tawar berapa?

Mau tawar berapa? ‛Mau tawar berapa?’

Pembeli : Tiga puluh lima ribu bisa pak? NUM ribu bisa pak?

‛Tiga puluh lima ribu bisa pak?’

Penjual : Belum dapat, tambah lima ribu lagi lah. Belom dapat, tambah NUM lagi lah. ‛Belom dapat, tambah lima ribu lagi lah.

Dari tuturan di atas terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Melayu tetapi penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya mitra tutur yang menggunakan bahasa Indonesia, sehingga pembeli menyesuaikan bahasa yang digunkannya dalam transaksi tersebut dengan maksud ingin mendapatkan potongan harga. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud frasa.

(25) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli kacamata di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli kacamata.

Tujuan Membeli kacamata. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Pembeli : Kak, berapa harga kacamata ini ? Kak, berapa harga kacamata DET ? ‛Kak,berapa harga kacamata ini?’

Penjual : Saye kasi harge murah ajae, lime puluh ribu. 1Tg kasi harga murah saja, NUM ribu. ‛Saya kasi harga murah saja, lima puluh ribu.’

Pembeli : Tige puloh ribu aje kak. NUM ribu saja kak. ‛Tiga puluh ribu saja kak. Penjual : Mau ambil berapa?

Mau ambil berapa? ‛Mau ambil berapa?’ Pembeli : Ambil satu aja kak. Ambil satu saja kak. ‛Ambil satu saja kak.’

Penjual : Yaudah ambil lah dek, tapi langganan sini ya. Yasudah ambil lah dek, tapi langganan sini ya.

‛Yasudah amnil lah dek, tapi langganan sini ya.

Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia tetapi penjual menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya mitra tutur yang dari etnis melayu sehingga pembeli menyesuaikan bahasa yang digunakannya agar komunikasi saat transaksi jual beli lancar dan pembeli ingin mendapatkan potongan harga dari penjual. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud frasa.

(26) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli pisang di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli pisang.

Tujuan Membeli pisang. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Pembeli : Pisang kepok satu sisir bu. Pisang kepok NUM sisir bu. ‛Pisang kepok satu sisir bu.’ Penjual : Itu aje, yang laen tidak?

DET saja, KONJ lain NEG? ‛Itu aja, yang lain tidak?’ Pembeli : Iye, tu aje.

Iya, DET saja.

‛Iya, itu saja.’

Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awalnya pembeli menggunakan bahasa Indonesia tetapi penjual menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud frasa. Penyebab terjadinya alih kode ini pembeli menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh penjual. Alih kode ini terjadi karena adanya mitra tutur.

c. Hadirnya orang ketiga

(27) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli Ikan teri di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli Ikan teri.

Tujuan Membeli Ikan teri . Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Pembeli 1 : Bang teri nasi ada? Bang teri nasi ada? ‛Bang teri nasi ada?’ Penjual : Ada mau berapa?

Ada mau berapa? ‛Ada mau berapa?’ Pembeli 1 : Kasi tiga kilo.

Kasi NUM kilo. ‛Kasi tiga kilogram.’ ( Hadir calon pembeli lain)

Pembeli 2 : Banyak bu belinya. Banyak bu belinya. ‛Banyak bu belinya.’ Pembeli 1 : Iya bu, ada acara.

Iya bu, ada acara. ‛Iya bu, ada acara.’

Pembeli 2 : Acare ape bu? Acara apa bu? ‛Acara apa bu?’

Pembeli 1 : Acare kecil-kecilan aje di rumah. Acara kecil- kecilan saja PREP rumah. ‛Acara kecil-kecilan saja di rumah.’

Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Di tengah percakapan hadir pembeli dua dan akhirnya pembeli satu beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena hadirnya orang ketiga pada transaksi jual beli sehinnga terjadilah peristiwa alih kode.

(28) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli beras di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli beras.

Tujuan Membeli beras. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Pembeli 1 : Pak, beras harum satu karung? Pak, beras harum NUM karung? ‛Pak, beras harum satu karung?’

Penjual : Habis bu, yang ini aja beras ketupat sama kualitasnya. Habis bu, KONJ DET saja beras ketupat sama kualitasnya. ‛Habis bu, yang ini saja beras ketupat sama kualitasnya. ( Hadir calon pembeli lain)

Pembeli 2 : Iya enak juga beras bangau, saya ambil lima belas kilo. Iya enak juga beras bangau, 1Tg ambil NUM kilo. ‛Iya enak juga beras bangau, saya ambil lima belas kilo.’ Penjual : Lima belas kilo cukup bu?

NUM kilo cukup bu? ‛Lima belas kilogram cukup bu?’ Pembeli 2 : Cukup pak, nanti dah abes beli lagi.

Cukup pak, nanti sudah habis beli lagi. ‛Cukup pak, nanti sudah habis beli lagi’

Penjual : Iyelah bu. Iyelah bu. ‛Iyelah bu.’

Pembeli 1 : Saye ambel sepuloh kilo aje. 1Tg ambil NUM kilogram saja. ‛Saya ambil sepuluh kilogram saja.’

Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Di tengah percakapan hadirlah pembeli dua dan akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud frasa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena hadirnya orang ketiga pada transaksi jual beli sehingga penjual beralih kode agar transaksi jual beli lancar.

d. Perubahan topik pembicaraan

(29) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli dasi sekolah di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli dasi sekolah.

Tujuan Membeli sekolah. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Pembeli : Bu, dasi sekolah untuk anak SD ada? Bu,dasi sekolah untuk anak SD ada? ‛Bu,dasi sekolah untuk anak SD ada?’ Penjual : Ada, mau berapa bu?

Ada, mau berapa bu? ‛Ada, mau berapa bu?’

Pembeli : Satu aja, berapa bu harganya? NUM saja, berapa bu harganya? ‛Satu saja, berapa bu harganya?’ Penjual : Lima belas ribu aja.

NUM ribu saja. ‛Lima belas ribu saja.’ Pembeli : Saya ambil satu bu.

1Tg ambil NUM bu. ‛Saya ambil satu bu.’

Penjual : SD mane anak ibuk? SD dimana anak ibu? ‛SD dimana anak ibu?’ Pembeli : SD due balai bu.

SD NUM balai bu. ‛SD dua balai bu.’

Penjual : Oh, anak saye juge sekolah situ, kelas berape anak ibu? Oh, anak 1Tg juga sekolah disitu , kelas berapa anak ibu? ‛Oh, anak saya juga sekolah disitu, kelas berapa anak ibu? Pembeli : Anak saye kelas tige.

Anak 1Tg kelas NUM.

‛Anak saya kelas tiga.’

Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual pun menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud frasa. Penyebab terjadinya alih kode ini karena perubahan topik pembicaraan saat penjual mulai menanyakan tentang anak pembeli sehingga pembeli pun menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh penjual. Alih kode ini terjadi karena perubahan topik pembicaraan.

(30) Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli rok di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun.

Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta

Percakapan

Penjual dan pembeli dasi sekolah.

Tujuan Membeli dasi sekolah. Bentuk Ujaran Percakapan biasa.

Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli.

Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (lisan). Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan

berbahasa yang sopan.

Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal.

Peristiwa tutur

Penjual : Nak cari ape ? Mau cari apa? ‛Mau cari apa?’ Pembeli : Rok ni berape bu?

Rok DET berapa bu? ‛Rok ini berapa bu?’ Penjual : Seratos due puloh ribu.

NUM ribu.

‛Seratus dua puluh ribu.’

Pembeli : Lapan puloh ribu ye. NUM ribu ya. ‛Delapan puluh ribu ya. Penjual : Tambah lime ribu lagi lah.

Tambah NUM lagi lah. ‛Tambah lima ribu lagi lah. Pembeli : Iyelah bu, saye ambel.

Iyalah bu, 1Tg ambil.

‛Iyalah bu, saya ambil.’

Penjual : Adik, kuliah atau udah kerja? Adik kuliah atau sudah kerja? ‛Adik kuliah atau sudah kerja?’ Pembeli : Udah kerja bu.

Sudah kerja bu. ‛Sudah kerja bu.’

Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan penjual menggunakan bahasa Melayu saat mengawali pembicaraan dan pembeli pun menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia yang berwujud frasa. Penyebab terjadinya alih kode ini karena perubahan topik pembicaraan saat penjual menanyakan tentang pembeli sehingga pembeli pun menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh penjual. Alih kode ini terjadi karena perubahan topik pembicaraan.

BAB V

Dokumen terkait