• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Alih Fungsi Tanah Pertanian ke Non Pertanian Kota Salatiga Tahun 2011 Antara Sebelum dan Sesudah Diundangkannya

Dalam dokumen T1 312005003 BAB III (Halaman 65-91)

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030

Untuk memperjelas perbandingan pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah keluarnya Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 6

Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian ke Non Pertanian Kota Salatiga Tahun 2011

Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011

Sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011

Syarat:

1. Salinan Kartu Tanda Penduduk 2. Sertipikat HM

3. Gambar rencana penggunaan tanah 4. Surat permohonan

5. Surat pernyataan pemohon Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian:

1. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga

2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga

3. Kepala Bappeda Kota Salatiga 4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota

Salatiga

5. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga 6. Camat Sidomukti

7. Lurah Dukuh

8. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Salatiga Dasar Peraturan:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Syarat:

1. Salinan Kartu Tanda Penduduk 2. Sertipikat HM

3. Gambar rencana penggunaan tanah 4. Surat permohonan

5. Surat pernyataan pemohon Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian:

1. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga

2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga

3. Kepala Bappeda Kota Salatiga 4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota

Salatiga

5. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga

6. Camat Sidomukti 7. Lurah Dukuh

8. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Salatiga Dasar Peraturan:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16

Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

6. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala

BPN Nomor 410-1851 tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.

8. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

BAPPENAS Nomor

5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian.

9. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

BAPPENAS Nomor

5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.

10.Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4

2004 tentang Pemerintahan Daerah 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 5. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun

2004 tentang Penatagunaan Tanah 6. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri

Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 7. Surat Menteri Negara

Agraria/Kepala BPN Nomor 410- 1851 tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang. 8. Surat Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Ketua

BAPPENAS Nomor

5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian.

9. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

BAPPENAS Nomor

5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.

10.Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4

Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan.

11.Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian

12.Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594 tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering

13.Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan. 14.Surat Keputusan Walikota Salatiga

Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 15.Peraturan Daerah Kota Salatiga

Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006.

16.Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga 1997-2004.

Pertimbangan-pertimbangan:

1. Hubungan pemohon dengan tanah adalah milik sendiri dan kuasa tanah orang lain

Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan.

11.Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460- 3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian

12.Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460- 1594 tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering 13.Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan. 14.Surat Keputusan Walikota Salatiga

Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.

15.Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030

Pertimbangan-pertimbangan:

1. Hubungan pemohon dengan tanah adalah milik sendiri

2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif

3. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu produksi pangan

4. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu saluran air/irigasi

5. Jarak dari pemukiman/jalan terdekat 0 m / 0 m

6. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada

7. Kemungkinan sumur disekitarnya kering tidak ada

8. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan campuran (BWK III Blok 2)

9. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota/Rencana Detail Tata Ruang Kota

Jangka Waktu:

1. Pelaksanaan sidang dan peninjauan lapang setelah menerima permohonan adalah 20 sampai dengan 49 hari 2. Pengajuan Berita Acara Hasil

Pemeriksaan lapang kepada Walikota setelah melakukan peninjauan lapang adalah 3 sampai dengan 22 hari 3. Penerbitan Surat Keputusan setelah

Berita Acara diterima oleh Walikota adalah 12 hari

2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif

3. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu produksi pangan

4. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu saluran air/irigasi

5. Jarak dari pemukiman/jalan terdekat 0 m / 0 m

6. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada

7. Kemungkinan sumur disekitarnya kering tidak ada

8. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan perumahan kepadatan rendah

9. Lokasi yang dimohon sesuai dan mendukung terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Jangka Waktu:

1. Pelaksanaan sidang dan peninjauan lapang setelah menerima permohonan adalah 7 sampai dengan 23 hari 2. Pengajuan Berita Acara Hasil

Pemeriksaan lapang kepada Walikota setelah melakukan peninjauan lapang adalah 3 sampai dengan 14 hari 3. Penerbitan Surat Keputusan setelah

Berita Acara diterima oleh Walikota adalah 11 hari

3.6 Analisa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menganalisa bahwa, tahun 2011 Kota Salatiga mengalami kegiatan alih fungsi tanah. Tanah yang dialih fungsi pada umumnya adalah tanah pertanian berupa tegal dan sawah. Alih fungsi tanah pertanian menjadikan luas areal tanah pertanian di Kota Salatiga mengalami penyusutan hingga 98.344 m². Tahun 2010 luas areal tanah pertanian Kota Salatiga tercatat 27.360.794 m², berkurang menjadi 27.262.450 m² pada tahun 2011.69 Kegiatan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga tahun 2011 umumnya bersifat alih fungsi tanah sebagai respon atas pertumbuhan penduduk (population growth driven land conversion) atau lebih lanjut disebut konversi adaptasi demografi, dimana dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, tanah terkonversi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.70

Tanggal 8 Agustus 2011, Kota Salatiga mengundangkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030. Dengan demikian tahun 2011 Kota Salatiga terjadi kegiatan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Perda.

Permohonan ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian diajukan dengan cara mengisi formulir yang tersedia di Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Permohonan

69

Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012

70

http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/04/22/dampak-konversi-lahan-pertanian-bagi-taraf- hidup-petani/

ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Perda, diajukan ke Kantor Pertanahan Kota Salatiga disertai kelengkapan meliputi:

1. Salinan Kartu Tanda Penduduk 2. Sertipikat HM

3. Gambar rencana penggunaan tanah 4. Surat permohonan

5. Surat pernyataan pemohon

Syarat-syarat yang harus dipenuhi tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.

Dalam rangka penyelesaian permohonan ijin alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian, harus memperhatikan Pertimbangan dari Panitia Petimbangan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang dibentuk oleh Walikota.71 Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Kota Salatiga sebelum dan sesudah Perda Kota Salatiga, adalah:

a. Kepala Kantor Pertanahan selaku Ketua merangkap Anggota

b. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda selaku Wakil Ketua merangkap Anggota

c. Kepala Seksi Penatagunaan Tanah Kantor Pertanahan selaku Sekretaris bukan Anggota

d. Ketua Bappeda selaku Anggota

e. Kepala Bagian Hukum dan Ortala Setda selaku Anggota f. Kepala Dinas Pertanian selaku Anggota

g. Camat Sidomukti selaku Anggota h. Lurah Dukuh selaku Anggota

71

Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan

Terdapat dua instansi yang tidak ikut serta dalam sidang panitia dan penelitian lapang sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591- 05/23/2002 Tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, yaitu Kepala Bagian Perekonomian Setda selaku Anggota tidak tetap dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku Anggota tidak tetap. Dalam Keputusan Walikota tersebut, kedua instansi merupakan anggota tidak tetap. Maka dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian dalam rapat sidang dan penelitian tanah ke lapang kedua instansi tersebut dapat diikutsertakan maupun tidak diikutsertakan.

Dalam menyajikan bahan-bahan pertimbangan tentang tanah yang dimohon, Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian melakukan pembahasan dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Salah satu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian adalah peraturan daerah tentang tata ruang. Rencana tata ruang berisi rencana struktur ruang dan rencana pola pemanfaatan ruang. Rencana tata ruang merupakan arahan pengembangan elemen- elemen pembentuk struktur ruang yang terdiri dari sistem pusat-pusat permukiman, sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan prasarana sumber daya air yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Adapun rencana pola pemanfaatan ruang berisi arahan distribusi peruntukan ruang untuk berbagai kegiatan

baik peruntukan ruang untuk fungsi lindung maupun fungsi budidaya. Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga tahun 2011 mengacu pada Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga 1997-2004 serta Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 diundangkan, peraturan daerah tentang tata ruang yang menjadi dasar pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian Kota Salatiga adalah Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004. Hal tersebut tidak sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana disebutkan dalam Pasal 78 ayat (4) huruf c yaitu, semua peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota disusun atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan. Seharusnya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8

Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004 tidak lagi diberlakukan dan yang justru diberlakukan adalah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 yang seharusnya diundangkan paling lambat Desember 2010.

Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga rencana peruntukannya disesuaikan dengan keadaan lokasi tanah yang dimohon dalam peraturan daerah tentang tata ruang. Sebelum Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian rencana peruntukannya sesuaikan dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004, yang mana lokasi tanah yang dimohon terletak di kawasan pemukiman dan campuran (BWK III Blok 2). Begitu juga dengan permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian setelah Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030. Rencana peruntukan tanah pertanian yang dialih fungsi disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, dimana lokasi tanah yang dimohon terletak di kawasan pemukiman dan perumahan kepadatan rendah. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Pasal 2 dan Pasal 14, Negara diberi wewenang untuk mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan tanah. Pemerintah sebagai wakil Negara dapat mengatur peruntukan dan penggunaan tanah. Kewenangan di bidang yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijaksanaan Nasional dibidang Pertanahan pada Pasal 2 ayat (1) bahwa sebagian kewenangan Pemerintah di bidang pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah mengatur peruntukan dan penggunaan tanah untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan daerah dalam Peraturan Daerah. Dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 24 Oktober 1984 Nomor 590/11108/SJ perihal perubahan tanah pertanian ke non pertanian, dan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, UUPA merupakan salah satu peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pembentukan peraturan tersebut. Hal ini menandakan bahwa UUPA merupakan peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga.

Setiap perubahan tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, harus dengan ijin dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga yang didasari pertimbangan-pertimbangan dari Panitia Pertimbangan

Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang terdiri dari instansi- instansi pemerintah yang terkait. Instansi-instansi Pemerintah tersebut adalah Kantor Pertanahan, Sekretariat Daerah, Bappeda, Dinas Pertanian, Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan. Instansi-instansi tersebut merupakan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah. Pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 2. Kewenangan yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah di bidang pertanahan juga diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijaksanaan Nasional dibidang Pertanahan pada Pasal 2 ayat (1) bahwa sebagian kewenangan Pemerintah di bidang pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Kewenangan tersebut meliputi kewenangan pemberian ijin lokasi. Pemerintah Kota Salatiga mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dalam hal pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian. Pemerintahan Kota Salatiga dalam menyelenggarakan alih fungsi tanah pertanian disesuaikan dengan keadaan di daerah dan memiliki hubungan dengan Pemerintah. Hubungan tersebut meliputi pemanfaatan sumber daya alam meliputi pengelolaan tanah pengalihan fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. Pemerintah sebagai wakil Negara dapat mengatur peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa termasuk di dalamnya juga mengenai tanah. Selain itu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan

salah satu peraturan yang menjadi dasar dalam Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. Dengan demikian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga merupakan salah satu peraturan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga. Sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” dan

Pasal 2 ayat (1) UUPA: “Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat 3 Undang- Undang Dasar, bumi air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.”

Dalam berita acara pemeriksaan panitia sebelum dan sesudah Perda dinyatakan bahwa, dengan alih fungsi tanah pertanian tersebut kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada, juga kemungkinan sumur di sekitarnya menjadi kering tidak ada. Alih fungsi tanah dalam arti perubahan atau penyesuaian peruntukan penggunaan tanah, pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dalam pelaksanaan pembangunan. Kebutuhan akan alih fungsi tanah tersebut terjadi karena adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin bertambah jumlahnya, dan berkaitan dengan pesatnya pembangunan sebagai tuntutan akan bertambahnya jumlah penduduk serta, berkembangnya perekonomian. Pelaksanaan pembangunan sumber-sumber alam harus dipergunakan secara rasional. Pemanfaatan

sumber kekayaan alam tersebut diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh dan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga merupakan suatu kegiatan pengeloaan lingkungan hidup berupa tanah pertanian. Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga telah mengupayakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian bahwa, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan salah satu peraturan yang menjadi dasar pertimbangan dalam Keputusan Walikota tersebut. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 63 ayat (3) bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota bertugas dan berwenang melakukan penegakan hukum lingkungan hidup. Pengupayaan perlindungan dan pengelolaan linkungan hidup tersebut dilaksanakan dalam alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591-05/23/2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian bahwa dalam

pembentukan panitia tersebut didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004, penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah. Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian merupakan suatu kegiatan penatagunaan tanah. Pasal 4 ayat (3) ditegaskan bahwa penatagunaan tanah diselenggarakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah. Kemudian Pasal 8 ditegaskan bahwa pemegang hak atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Instrumen tata ruang wilayah merupakan suatu upaya dalam memenuhi berbagai kebutuhan sumber daya alam khususnya tanah. Dalam memenuhi kebutuhan tanah untuk berbagai macam kebutuhan perlu ditata dan diarahkan sesuai dengan jenis kebutuhan guna menciptakan keserasian. Pembagian pemenuhan kebutuhan tanah diatur dalam suatu bentuk penataan ruang, sehingga antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya tidak bercampuraduk satu dengan yang lain.

Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga disesuaikan dengan tata ruang wilayah. Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, diselenggarakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota/Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga. Sebagaimana dinyatakan dalam berita acara hasil pemeriksaan yang

menyebutkan bahwa lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan kawasan campuran (BWK III Blok 2) sesuai dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004.

Sedangkan setelah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga diselenggarakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga. Sebagaimana disebutkan dalam berita acara hasil pemeriksaan bahwa lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan perumahan kepadatan rendah sesuai dengan Peraturan

Dalam dokumen T1 312005003 BAB III (Halaman 65-91)

Dokumen terkait