• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Penjernihan Air Sumur

4.2.3 Perbandingan Penjernihan Air Dengan

elektrokoagulasi, dimana logam Fe tereduksi bersama flok – flok yang kemudian mengendap dan logam Al teroksidasi bersama dengan air sumur. Sedangkan penurunan bakteri E.Coli dan Coliform dikarenakan adanya pengaruh tegangan listrik power supply adaptor (PSA) pada proses elektrokoagulasi yang menyebabkan sebagian dari bakteri mati sebelum diserap oleh karbon aktif.

Hasil pengujian penjernihan air sumur dengan elektrokoagulasi dan karbon aktif tempurung kelapa untuk parameter fisika (bau, rasa, TDS, warna, kekeruhan dan suhu) dan parameter kimia ( pH, logam Fe dan logam Al) sudah memenuhi standar air bersih dan standar air minum. Sedangkan untuk parameter mikrobiologi (E. Coli dan Coliform), bakteri Coliform sudah memenuhi standar air bersih tetapi belum memenuhi standar air minum. Untuk bakteri E.Coli sudah memenuhi standar air bersih dan standar air minum.

4.2.3 Perbandingan Penjernihan Air Dengan Proses Elektrokoagulasi dan Difilter Karbon Aktif Tempurung Kelapa

Hasil pengujian air sumur dengan filter karbon aktif tempurung kelapa untuk parameter fisika (suhu, kekeruhan TDS, warna, 75aragra rasa) dan kimia (pH, logam Fe dan logam Al) sudah memenuhi standar air bersih dan air minum,

akan tetapi untuk parameter mikrobiologi (Bakteri E.Coli dan Coliform) belum memenuhi standar air bersih dan air minum.(dapat dilihat Tabel 4.8)

Untuk penjernihan air sumur dengan proses elektrokoagulasi dan difilter karbon aktif tempurung kelapa ternyata telah mampu memenuhi standar air bersih dan air minum, kecuali bakteri Coliform hanya memenuhi standar air bersih (dapat dilihat Tabel 4.9).

Berdasarkan 76aragraph pertama dan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa proses penjernihan air dengan elektrokoagulasi dan difilter dengan karbon aktif yang terbaik. Pada proses penjernihan air penggunaan metode elektrokoagulasi disini sangat membantu menurunkan kadar logam dan bakteri pada air sumur. Penjernihan air dengan elektrokoagulasi dan difilter dengan karbon aktif sudah memenuhi standar air bersih (Permenkes No. 416 Tahun 1990) dan standar air minum (Permenkes No. 492 Tahun 2010)

Apabila dibandingkan dari penelitian – penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki hasil yang lebih baik. Penelitian Endang Setyowati (2008) mampu menurunkan bakteri E.Coli pada air dengan menggunakan filter arang tempurung kelapa dari 2400 MPN/100 ml menjadi 800 MPN/100ml, sedangkan pada penelitian ini mampu menurunkan bakteri E.Coli dari 1600 MPN/100 ml menjadi <1,8 MPN/100ml.

Penelitian Rosita (2013) mampu menjernihkan air dengan karbon aktif tempurung kelapa melalui metode pengendapan selama ± 3 minggu, menunjukkan hasil fisik air yaitu warna yang jernih, tidak berbau dan memenuhi pH standar air (7,0 – 7,5). Sedangkan pada penelitian ini mampu menjernihkan air selama ±15 menit, menunjukkan kualitas air (warna <1 TCU, tidak berbau dan pH 7,36) sesuai dengan standar air bersih dan standar air minum.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.3 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Suhu aktivasi optimum karbon aktif yang diaktivasi dengan pemanasan (fisika) berdasarkan pada standar SNI No. 06-3730-1995 didapat pada suhu 700oC dilihat dari parameter kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan kadar karbon.

2. Air sumur hasil penjernihan dengan metode elektrokoagulasi (dengan waktu 15 menit) dan difilter dengan karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika dengan suhu pemanasan 900oC telah memenuhi standar kualitas air bersih No.416/Menkes/Per/IX/1999 dan standar kualitas air minum No.492/Menkes/Per/IV/2010(Parameter : bau, rasa, TDS, warna, kekeruhan , suhu, pH, logam Fe, logam Al), sedangkan untuk parameter mikrobiologi (bakteri E.Coli dan Coliform) hanya memenuhi standar air bersih saja.

5.2 Saran

Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :

1. Menguji parameter – parameter lain dari karbon aktif seperti daya serap terhadap larutan I2, daya serap terhadap benzene dan daya serap terhadap biru metilen berdasarkan Arang Aktif Teknis SNI 06-3730-1995.

2. Menguji parameter – parameter lain dari air sumur yang sesuai dengan air bersih No.416/Menkes/Per/IX/1999 dan air minum No.492/Menkes/Per/IV/2010.

3. Efisiensi dan efektivitas dari daya serap karbon aktif sehingga mengetahui jangka waktu dari karbon aktif yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Andrea G.K., dkk, 2012, Isoterm Adsorpsi Toluena Pada Arang Aktif Strobilus Pinus,

Jurnal Ilmiah Sains Vol 12 No.2

Anonim, 1995, Arang Aktif Teknis SNI 06 – 3730 – 1995, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta

Anonim, 2008, Metoda Pengambilan Contoh Air Tanah SNI 6989 - 58 – 2008, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta

Anton P, Ahmad Y dan Rini NA, 2011, Adsorpsi Metilen Blue Pada Karbon Aktif Dari Ban bekas Dengan Variasi Konsentrasi NaCl Pada Suhu Pengaktifan 600oC dan 650oC

Ario AB, 2008, Perancangan Cigarette Smoke, Fakultas Teknik UI

Aris Mukimin, 2006, Pengolahan Limbah Industri Berbasis Logam Dengan Teknologi Elektrokoagulasi Flotasi, Tesis Ilmu Lingkungan Universitas Dipenogoro : Semarang

Asmadi, Khayan dan Heru SB, 2011, Teknologi Pengolahan Air Minum, Edisi Pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta, Hal : 16 – 31

Bambang HP dan Mining H, 2010, Pengolahan Limbah Cair Tekstil Menggunakan Proses Elektrokoagulasi Dengan Sel Al – Al, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, Yogyakarta, 26 Januari 2010, ISSN 1693 – 4393

Bledzki,A.K., A.A.Mamun, J.Volk, 2010, Barley Husk and Coconut Shell Reinforced Polypropulene Composites : The Effect of Fibre Physical, Chemical and Surface Properties, Composites Science and Technology, Vol.70, pp.840-846 Budi. G dan Citra. D.A., 2007, Karakterisasi Spektrofotometri IR Dan Scanning

Electron Microscopy (SEM) Sensor Gas Dari Bahan Polimer Poly Ethelyn Glycol (P E G), Teknik Universitas Muria Kudus, Jurusan Kimia FMIPA ITS Surabaya, ISSN : 1979-6870.

Christina RN dan Noorce CB, 2006, Perbedaan Efektivitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu Dalam Menurunkan Tingkat Kekeruhan Pada Proses Filtrasi Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu., MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006

Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 1994, Jakarta

Departemen Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan RI, nomor : 492/menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, http://www.slideshare.net/metrosanita/permenkes-492-tahun-2010tentang- persyaratan-kualitas-air-minum, diakses tanggal 16 November 2012

Endang S, 2008, Meningkat Kualitas Air Sungai Dengan Katalisator Bantuan Dan Arang Kasus Pemukiman Pinggir Kota di Dusun Grobongan, Forum Teknik, Volume 32 No. 3 September 2008, ISSN : 0216 – 7565

Erna R, 2013, Karakteristik Briket Biorang Limbah Pisang Dengan Perekat Tepung Sagu, Seminar rekayasa kimia dan proses, ISSN : 1411-4216, Universitas Dipenogoro Semarang

Esmar B, 2011, Tinjauan Proses Pembentukan dan Penggunaan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar, Jurnal Penelitian Sains, Vol 14 No.4(B) 14406 Fety. K dan Yogi S, 2011, Teknik Praktis Mengolah, Laskar Aksara, Bekasi-Jawa Barat,

Hal : 9 – 11

Fredina D. dkk, 2010, Pengaruh Suhu Karbonisasi Terhadap Struktur Dan konduktivitas Listrik Arang Serabut Kelapa, Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Jurnal Fisika Vol. 10 – N0. 2.

Garneta RB dan Barti SM, 2010, Korelasi Kualitas Air Dan Insidensi Penyakit Diare Berdasarkan Keberadaan Bakteri Coliform Di Sungai Cikapundung,

Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB

Haniffudin.B., dan Diah. S., 2013, Pengaruh Variasi Temperatur Karbonisasi dan Temperatur Aktivasi Fisika Dari Elektroda Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Tempurung Kluwak Terhadap Nilai Kapasitansi Electric Double Layer Capacitor (EDLC), Jurnal Teknik pomits Vol. 2 No. 1, Surabaya

Henok S, 2011, Studi Pembuatan Adsorben dari Zeolit Alam Campur Arang Aktif Tongkol Jagung, Jurnal Saintech, Vol.03 No.04 Desember 2011, ISSN : 2086- 9681

H. Marsh, Francisco R.R, 2006, Activated Carbon, Elseiver Science & Technology Books, ISBN : 0080444636

Herling D, 2009, Perbandingan Kualitas Karbon Aktif Yang Dibuat Dari Batok Kelapa Hibrida Dan Batok Kelapa Dalam, Jurusan Kimia MIPA, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Jannati, Deby dan Shona Mazia. 2009. Karbon Aktif sebagai Filter Air. Jakarta. Edisi Cetak : 653. Jakarta.

Mifbakhudin, 2010, Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis, Eksplanasi volume 2 nomor 5, Edisi oktober 2010

Moh.Ashari Y & Siti T., 2013, Adsorpsi Ion Cr(VI) Oleh Arang Aktif Sekam Padi ,

UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No.1

Mollah, M.Y.A., Schennach, R., Parga, J. R., and Cocke, D. L., (2001),

Electrocoagulation (EC) – Science and Aplications, Gill Chair of Chemistry & Chemical Engineering, Lamar University, Beaumont, TX 77710, USA.

Mollah, M.Y.A., Morkovsky, P., Gomes, J.A.G., Kesmez, M., Parga, J., Cocke,D.L., (2004), Fundamentals, Present and Future Prespectives of Electrocoagulation,

Journal of Hazardous Material, B114 : pp. 199 -210.

Nurhasni. Dkk, 2012, Penyerapan Ion Aluminium dan Besi Dalam larutan Sodium Silikat Menggunakan Karbon Aktif, Valensi Vol. 2 No. 4, ISSN : 1978 -8193. Panwara,N.L., S.C,Kaushik, Kothari, Surendra, 2011, Role of Renewable Energy

Sources in Environmental Protection : A View A Renewable and Sustainable Energy Reviews, Vol 15, pp.1513 - 1524

Rosita Idrus, dkk., 2013, Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif berbahan Dasar Tempurung Kelapa, Prisma Fisika Vol I, No.1, hal : 50-55 Sembiring, Meilita dan Tuti S. Sinaga. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses

Pembuatannya). Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Hal : 1 – 9

Servais, Pierre. Et al., 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network (France): Sources, fate and modeling., Université Libre de Bruxelles, Bruxelles.

Singgih H dan Ratnawati, 2010, Pembuatan karbon Aktif Dari tempurung Kelapa Sawit Dengan Metode Aktivasi Kimia, Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol 12 No. 1, ISSN : 1411 – 1098, hal : 12 – 16

Sudarja, dkk, 2007, Pengolahan Limbah Industri Sawit Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol 10 No 1

Sudrajat. R, 1993, Karakteristik Kayu Sebagai Bahan Energi. Diskusi Industri Perkayuan, Proceeding, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor

Suhartana, 2006, Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku Arang Aktif Dan Aplikasinya Untuk Penjernihan Air Sumur di Desa Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobongan, Vol 9, No.3, ISSN 1410 – 9662.

Sunardi, 2007, Pengaruh Tegangan Listrik Dan Kecepatan Alir Terhadap Hasil Pengolahan Limbah Cair Yang Mengandung Logam Pb, Cd Dan TSS Menggunakan Alat Elektrokoagulasi, Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta, 21 – 22 November 2007, ISSN 1978-0176

Suparno, 2012, Kajian Kristis Terhadap Karbon Aktif Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Sedimentasi, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA UNY, Yogyakarta.

Susilawati. 2010. Model Pengolahan Air Gambut Untuk Menghasilkan Air Bersih Dengan Metode Elektrokoagulasi. Disertasi. USU. Medan.

Sutrisno,C.T.2006. Teknologi Penyediaan Air bersih. Cetakan Keenam. Jakarta: Rhineka Cipta.

http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/16/81435/pengelolaan_sanitasi_medan _masih_mengkhawatirkan/), tanggal akses : 27-01-2013, pukul : 20.14 WIB

http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/images/stories/KurmodTTG/Pengolahan airbersih/md-1a%20modul%20prinsip-prinsip%20penjernihan%20 air.pdf, tanggal akses : 17-02-2013, pukul : 22.30 WIB

Dokumen terkait