• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan

Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015

Perencanaan dalam menginformasikan program Kampung KB yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY memperhatikan beberapa aspek mulai dari pesan yang disampaikan, pemilihan komunikator, dan efek yang diharapkan pada program Kampung KB. Menurut Onong Uchjana Effendy (1986:97) strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan.

Program kampung KB yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka

102 mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Berdasarkan hasil wawancara program kampung KB ini diharapkan menjadi miniatur dari program KKBPK ditingkat terendah. Alasan dilaksanakanya program Kampung KB ini karena Presiden Joko Widodo menilai program KB yang sudah ada sejak dulu sudah tidak terdengar lagi gaungnya seperti pada era orde baru. Untuk mendukung sebuah strategi komunikasi maka langkah langkah yang dilakukan dalam perencanaan menginformasikan program kampung KB dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut.

Langkah pertama dalam perencanaan komunikasi adalah melakukan analisis situasi. Dalam analisis situasi BKKBN Provinsi DIY melihat survei yang dilakukan BKKBN pusat pada ruang lingkup kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, pembangunan keluarga, kegiatan lintas sektor (permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). Menurut Jogiyanto (2005:46) Analis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh sebelum merancang dan merencanakan program. Berdasarkan hasil Wawancara menunjukan bahwa Program Kampung KB dibentuk karena Bapak Presiden Joko widodo menilai program KB yang lama sudah tidak lagi efektif seperti pada era Orde Baru dan melihat tinggiya jumlah penduduk serta rendahnya kualitas hidup masyarakat di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Di Yogyakarta menurut data SP 2010 jumlah kepadatan penduduk di Jogja mencapai 1.067,18 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 532,59 ribu jiwa dengan akses kesehatan yang masih kurang untuk daerah terpencil. Angka kemiskinan dan kualitas hidup

103 masyarakat masih jauh dari kata sejahtera, dengan adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

Pengkritisan peneliti bahwa Program Kampung KB yang diadakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo ini merupakan program yang tepat untuk mengatasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia, tidak hanya mengatasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk tetapi juga mengatasi tingginya angka kemiskinan dan kualitas hidup masyarakat masih jauh dari kata sejahtera, dengan adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara.

Tahap selanjutnya adalah menentukan komunikator Dalam proses menginformasikan program Kampung KB yang berperan sebagai komunikator adalah BKKBN Provinsi DIY. Sebagai komunikator, BKKBN Provinsi DIY bertugas untuk menginformasikan dan menjelaskan program Kampung KB kepada khalayak sasaran. Tetapi disini BKKBN Provinsi DIY tidak menjadi komunikator tunggal dalam menginformasikan program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan dan narasumber lain untuk membantu menyampaikan program Kampung KB. Menurut Onong Uchjana Effendy (2000:43) seorang komunikan harus memiliki kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attractiveness).

104 Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa BKKBN Provinsi DIY sudah mendapat kepercayaan dan daya tarik dimata masyarakat karena BKKBN Provinsi DIY merupakan instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dibidang keluarga berencana dalam arti BKKBN Provinsi DIY memiliki peran sebagai komunikator mempunyai (source credibility) dan daya tarik. Berdasarkan hasil wawancara pada program kampung KB ini BKKBN tidak menjadi komunikator tunggal, BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan ahli Psikologi, Sosiolognya, Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Bidan dari BKKBN, Departemen Sosial, Dinas Kesehatan, dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

Pengkritisan Peneliti dalam tahapan menentukan komunikator yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dinilai sudah cukup baik akan tetapi pada saat proses berlangsungnya komunikasi yang dilakukan oleh komunikator masayarat mendapat kendala dalam penyampaiyan pesan seperti narasumber yang berbeda-beda sehingga masyarakat harus beradaptasi lagi dan ada komunikator yang terlalu cepat dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sulit dicerna oleh masyarakat serta kurangnya alat peraga sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan.

Tahap selanjutnya yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah menentukan khalayak. Dalam menentukan khalayak dalam program Kampung KB tentu mengacu pada konsep-konsep serta tujuan awal program ini. Dalam merancang strategi komunikasi Program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY menentukan target yang spesifik berdasarkan wilayah miskin dan jumlah

105 KB dibawah rata-rata. Menurut Manase Mallo (1986:150) Menentukan khalayak adalah menetukan orang yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi, baik karena memiliki kepentingan organisasi maupun karena khalayak tersebut adalah objek utama dalam proses komunikasi. Menurut hasil wawancara dalam program Kampung KB ini yang menjadi komunikan adalah masyarakat kampung yang Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat desa/kelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan. dan juga Program Kampung KB sebenarnya bukan semata-mata program yang mengajak warga untuk ber-KB atau memiliki dua anak, namun program Kampung KB ini mengajak seluruh warga kampung untuk membangun bersama-sama kampung mereka dengan memanfaatkan potensi yang ada dikampung tersebut, sehingga tinggkat kemiskinan bisa dihindarkan.

Berdasarkan hasil data yang dilakukan peneliti Program Kampung KB ini memang hanya ditujukan untuk wilayah kampung yang dinilai memiliki Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat desa/kelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan. Karena dapat dilihat disini untuk wilayah Yogyakarta disetiap kabupaten hanya dipilih satu kampung saja sebagai program Kampung KB namun jika program kampung KB ini dinilai berhasil maka akan diterapkan dikampung lainya. Pengkritisan yang dilakukan peneliti dalam menentukan khalayak yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY sudah menurut peneliti sudah cukup tepat, karena pemilihan kampung yang dinilai

106 sebagai kampung padat penduduk untuk daerah Yogyakarta sudah dipilih dan sudah ditetapkan menjadi Kampung KB.

Tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan. Agar suatu kegiatan komunikasi dapat berjalan lebih fokus dan efektif, maka tujuan yang masih bersifat umum perlu dipersempit untuk mempermudah dalam membuat program komunikasi, karena dengan tujuan yang lebih sempit, maka strategi yang digunakan akan lebih fokus. Selain itu tujuan juga harus jelas, sederhana, realistis,dan ada keseimbangan antara anggaran, waktu, dan tenaga. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam Onong Uchjana Effendy (1995:32) Menetukan tujuan merupakan langkah pertama dalam membuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaanya lebih terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Dari hasil wawancara peneliti menemukan tujuan BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB yaitu BKKBN Provinsi DIY berharap masyarakat punya kehidupan yang layak dan pengetahuan yang baik tentang program keluarga berencana, dan bersama-sama meningkatkan kualitas hidup ditingkat kampung, sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas.

Pengkritisan peneliti bahwa menentukan tujuan yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY cukup tepat karena sesuai dengan tujuan umum program Kampung KB yang telah menjadi acuan yaitu meningkatkan kualitas hidup ditingkat kampung, sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas.

107 Adapun pada tahap selanjutnya yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah menentukan pesan. Dalam hal ini pesan yang ingin disampaikan oleh BKKBN Provinsi DIY berkaitan dengan program Kampung KB. Dalam menginformasikan program Kampung KB, pesan yang secara umum disampaikan adalah kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas sektor (permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). Menurut Endang Lestari. G & Maliki (2003:37) komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator/sender dapat diterima dengan baik (menyenangkan, aktual/nyata) oleh komunikan/reciever.

Berdasarkan hasil wawancara menunjukan pesan yang secara umum disampaikan adalah program kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas sektor (permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). Materi yang kita sampaikan sudah dikemas sedemikian rupa sesuai program Kampung KB dan menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal, pada intinya komunikator ingin menjalin komunikasi yang nyaman bagi masyarakat agar dipahami oleh seluruh masyarakat.

Berdasarkan data peneliti menemukan bahwa pesan yang disampaikan sangat bermanfaat namun cara penyampaian pesan terkadang kurang jelas, mungkin dengan adanya alat bantu peraga maka pesan yang disampaikan akan lebih efektif. Pengkritikan peneliti bahwa isi pesan yang disampaikan oleh

108 komunikator sudah baik hanya saja ada komunikator yang terlalu cepat dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sulit dicerna dan bahwa cara penyampaian pesan terkadang kurang jelas mungkin dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan dibantu alat peraga maka komunikasi yang berlangsung akan lebih baik dan pesan yang disampaikan lebih dimengerti masyarakat.

Tahapan selanjutnya adalah menentukan saluran komunikasi. BKKBN Provinsi DIY bisa menyampaikan pesan kepada khlayak atau komunikan yang luas dan dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media yang digunakan meliputi tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan”, pelatihan tentang pemahaman kampung KB yang juga baru satu kali diadakan disetiap kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, media cetak (printed materials) seperti baliho, pembangunan gapura, spanduk, stiker, gapura kampung KB dan media elektronik (televisi dan radio), media cyber seperti website. Menurut (Effendy, 2004:31) Dalam proses komunikasi terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan sifatnya yaitu Komunikasi tatap muka (face-to-face-communication) dan Komunikasi bermedia (public media dan mass media). Dari hasil wawancara diketahui Dalam menginformasikan program Kampung KB kita menggunakan beberapa media. salah satunya tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan”, ada juga, pelatihan tentang pemahaman

109 kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, dan media elektronik yang digunakan seperti televisi dan radio, media internet melalui website resmi BKKBN dari Pusat maupun BKKBN Provinsi DIY, media cetak seperti baliho, spanduk, stiker dan gapura kampung KB yang terpasang di Kampung KB yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan hasil data yang didapat peneliti untuk Komunikasi tatap muka (face-to-face-communication) seperti Workshop baru satu kali diadakan terus untuk pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB dan sosialisasi KB itu diadakan sebulan sekali sudah dimulai dari bulan januari sedangkan untuk ajang kreatifitas itu merupakan kegiatan keterampilan berupa seni tari, kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual.

Komunikasi bermedia (public media dan mass media) seperti Radio Sonora FM dan TVRI sudah ditentukan oleh BKKBN Pusat dari Jakarta, alasan kenapa BKKBN Pusat memilih TVRI sebagai media elektronik untuk mengiklankan program Kampung KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran publik (LPP) yang dikatagorikan sebagai National Public Service Broadcasting (PSB) yang berarti system penyiaran dikontrol oleh public melalui KPI. Sedangkan radio Sonora FM dipilih karena sudah tersebar dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya. Untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker juga sudah ada dan pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB merupakan tanda atau icon kalau kampung tersebut adalah kampung KB

110 selain itu Website sebagai media menginformasikan program Kampung KB yang berisikan berisikan informasi tentang program Kampung KB.

Pengkritikan yang dilakukan peneliti dalam menentukan saluran komunikasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY sudah cukup dalam bidang komunikasi tatap muka (face-to-face-communication) seperti workshop, pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB, sosialisasi KB dan ajang kreatifitas karena BKKBN Provinsi DIY berkomunikasi langsung kepada masyarakat. Sedangkan untuk komunikasi bermedia (public media dan mass media) seperti radio, televisi dan media internet webside kurang efektif untuk masyarakat kampung karena mereka tidak memiliki banyak waktu luang dan aksesnya. Dan untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker, pembangunan gapura dinilai sudah cukup baik.

2. Pelaksanan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana