• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul: Produksi Pupuk Organik Cair Berkualitas dari Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

Niken Rani Wandansari NIM A351060011

ABSTRACT

NIKEN RANI WANDANSARI. Organic Liquid Fertilizer Production from Palm Oil Mill Effluent Utilization. Under supervision of GUNAWAN DJAJAKIRANA and SUDARSONO.

Continuous synthetic fertilizer utilization without returning organic material into soil can reduce the soil quality. Therefore, it is very important to add organic material into the soil, either through returning of harvesting residue or giving organic fertilizer that is ready to use. This study consists of two main experiments, namely the digestion process of palm oil mill effluent to produce organic liquid fertilizer and the application of organic liquid fertilizer to plants in the polibag.

Results of field observations and laboratory analysis showed that application of organic liquid fertilizer and interaction between organic and anorganic fertilizer give significant effect to height and weight of kangkong and caisin. The highest influence for kangkong was found in the liquid organic fertilizer from aerobic decompotition, whereas the highest influence for caisin was found in the liquid organic fertilizer from anaerobic decompotition. In general, the treatment combination of AS (Ammonium Sulfat) fertilizer dose 50 % with liquid organic fertilizer from palm oil mill effluent give higher crop height and weight than the treatment of AS fertilizer dose 100 %, because the organic liquid fertilizer had a higher nutritions. Quantitatively, the highest nutrition content was found in the effluent from biodigester>effluent biodigester with aeration>effluent from anaerobic pond>effluent from aerobic pond, while the highest humic acid was found in effluent from anaerobic pond>effluent biodigester with aeration>effluent from biodigester>effluent from aerobic pond.

Volume of biogas production from biodigester with capacity ± 7.0 m3 reach 13.4 m3/2 weeks with the percentage of metan gas about 50.45-83.72 % and the net value of heat 16.65-27.63 kJ/dm3.

Keyword : Biogas, Organic Liquid Fetilizer, Palm Oil Mill Effluent

RINGKASAN

NIKEN RANI WANDANSARI. Produksi Pupuk Organik Cair Berkualitas dari Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Di bawah bimbingan GUNAWAN DJAJAKIRANA and SUDARSONO.

Kegiatan pertanian dan perkebunan yang diusahakan secara terus-menerus yang diiringi dengan penggunaan pupuk buatan tanpa diimbangi usaha pengembalian bahan organik ke dalam tanah, dapat mengakibatkan penurunan kandungan bahan organik tanah dengan cepat, sehingga produktivitas tanahnya menjadi semakin rendah. Oleh karena itu sangat penting artinya menambahkan bahan organik ke dalam tanah, baik melalui pengembalian sisa panen maupun pemberian pupuk organik berupa kompos matang atau “pupuk organik siap guna” yang beredar di pasaran.

Di sisi lain, seiring dengan terus meningkatnya luasan areal perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) yang diikuti dengan peningkatan jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) dan total produksi minyak sawit mentah, mengakibatkan jumlah limbah cair yang dihasilkan juga meningkat. Akan tetapi berdasarkan hasil analisis kimia, limbah cair tersebut memiliki kandungan hara yang cukup tinggi sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai pupuk organik, dan masih belum termanfaatkan secara optimal saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut potensi dan kualitas limbah cair yang didekomposisikan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik maupun sebagai bahan pembenah tanah. Kualitas pupuk organik yang dihasilkan ditentukan dari kandungan hara maupun kandungan senyawa humat dalam pupuk organik tersebut, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman maupun kandungan hara dalam tanah dibandingkan dengan pengaruh hasil aplikasi pupuk anorganik yang digunakan maupun pupuk organik yang beredar di pasaran.

Penelitian ini terdiri dari dua tahap utama, yaitu tahap perombakan limbah cair pengolahan sawit, baik secara aerobik maupun anaerobik, untuk menghasilkan pupuk organik cair, sekaligus memproduksi biogas dari biodigester, dan tahap pengaplikasian pupuk organik cair yang dihasilkan pada tanaman kangkung dan caisin dalam polibag.

Berdasarkan hasil pengamatan lapang dan analisis laboratorium, diketahui bahwa pupuk organik cair yang dihasilkan dari limbah cair pengolahan sawit yang terdekomposisi memiliki kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk organik cair yang beredar di pasaran. Kandungan hara tertinggi dijumpai pada effluent biodigester>effluent biodigester yang diaerasikan>limbah cair anaerobic pond>limbah cair aerobic pond, sedangkan kandungan garam-garam humat tertinggi dijumpai pada limbah cair anaerobic pond>effluent biodigester yang diaerasikan>effluent biodigester>limbah cair aerobic pond.

Berdasarkan analisis sidik ragam, pemberian pupuk anorganik (ZA) dengan 3 taraf tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan bobot tanaman, sedangkan pemberian pupuk organik cair dan interaksi kedua pupuk tersebut berpengaruh nyata terhadap tinggi dan bobot tanaman. Pupuk organik cair limbah cair terdekomposisi secara aerobik memberikan hasil lebih baik pada tinggi dan bobot tanaman kangkung, sedangkan pupuk organik cair limbah cair terdekomposisi secara anaerobik memberikan hasil lebih baik pada tinggi dan

bobot tanaman caisin. Pengaruh pemberian pupuk organik cair dan interaksi dari kedua jenis pupuk tersebut sangat bervariasi terhadap serapan hara tanaman maupun kandungan hara tanah. Namun, secara umum diketahui bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk ZA dosis 50 % dengan pupuk organik yang berasal dari limbah cair terdekomposisi memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk ZA dosis 100 %, baik pada tinggi maupun bobot kedua tanaman.

Dekomposisi limbah cair secara anaerobik menggunakan biodigester sederhana, selain menghasilkan pupuk organik cair, juga memproduksi biogas. Volume biogas yang dihasilkan dari biodigester dengan kapasitas ± 7.0 m3 mencapai 13.4 m3/2 minggu, di mana persentase gas metana dalam biogas sekitar 50.45-83.72 % dengan nilai kalor bersih antara 16.65-27.63 kJ/dm3.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PRODUKSI PUPUK ORGANIK CAIR BERKUALITAS DARI

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PABRIK PENGOLAHAN

KELAPA SAWIT

NIKEN RANI WANDANSARI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Dokumen terkait