• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Petani Padi Setelah Mengkonversikan Lahanya Pertanian Padi Keperkebunan Kelapa Sawit Di Nagari Sidodadi Kecamatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

2. Gaya Hidup Petani Padi Setelah Mengkonversikan Lahanya Pertanian Padi Keperkebunan Kelapa Sawit Di Nagari Sidodadi Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Wawancara dengan Bapak MR (53 Tahun) pada tanggal 29 Agustus 2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.6 : wawancara dengan bapak MR 53 tahun (Dokumentasi pada tanggal 29 Agustus 2015)

“Yo kalau dipiki-pikian kahidupan kaluarga apak sasudah malakuan pamindahan lahan padi manjadi kabun sawit ko alah samakin maningkek walaupun saketek. Kalau sabalum malkukan pamindahan rumah apaak semi permanennyo, kini bisa dicaliak surang kondisi rumah apak sadang dibangun walaupun alun salasai tapi alah permanen, walaupun saketek demi saketek kalau untuk baju indak terlalu ado parubahannyo doh tapi nan pantiang satiok rayo harus bali baju tarutamo untuak anak-anak. Kalau untuak makanan sabalum dan sasudah malakuan pamindahan lahan masih samo jo nan dulu yang pantiang dalam saminggu tu ado makan lauak atou ayam. Kalau kendaraan nan apak punyo dulu yo honda bakeh tapi itu alah dipakai pulo untuak panen, kini apak lah bisa mambali honda baru untuak pae.” Artinya :

“Ya kalau dipikir-pikir kehidupan keluarga bapak setelah melakukan pemindahan lahan padi menjadi kelapa sawit sudah mengalami peningkatan walaupun sedikit. Kalau sebelum melakukan pemindahan

rumah yang bapak miliki masih semi permanen, sekarang bisa dilihat sendiri kondisi rumah bapak yang sedang dibangun walaupun belum selesai tapi jenis rumah sudah permanen, meskipun hanya bisa merubahnya sedikit demi sedikit. Kalau untuk pakaian tidak terlalu ada perubahan yang penting setiap lebaran harus beli baju terutama untuk anak-anak. Kalau untuk makanan sebelum dan sesudah melakukan pemindahan lahan, untuk makanan masih sama, yang jelas dalam 1x seminggu masih makan ikan atau ayam. Kendaraan yang bapak miliki awalnya hanya motor bekas tapi sudah dipakai untuk panen sekarang bapak sudah bisa membeli motor baru untuk bepergian sehari-sehari.

Wawancara dengan Bapak MD (48 Tahun) pada tanggal 29 Agustus 2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.7 : wawancara dengan bapak MD 48 tahun (Dokumentasi pada tanggal 29 Agustus 2015)

“Go urep nek sak iki yo pas ladang saya tak pindahne ladang pari teko sawet uwes titi sennenglah, yo omah e bapak yo biyen rodok cilik ngonolah, nek sak iki yo uwes tak dandani trus tak gawe kamar mandi, nek biyen yo pas due pari yo gor 1 tahun sekalilah, tapi nek sak iki pas bapak wes pindah ladang yo, iso di omong serenglah kadang-kadang, nek biyek sak durunge bapak pindah pari neg saqwet yo jarang mangan sehat-sehat ngonolah, tapi nek sak iki yo uwes eneklah mangan seng sehat-sehat ngono, nek onda seng bapak due yo podolah karo biyen kae, tapi yo nek sak iki yo due onda lorolah”

Artinya :

“Untuk hidup sekarang setelah melakukan konversi lahan padi menjadi kelapa sawit sudah sedikit senang. Rumah bapak dulunya kecil, sekarang sudah diperbasar dan dilengkapi dengan kamar mandi. Dulu ketika ada sawah membeli baju hanya 1x setahun sekarang semenjak sudah mengkonversikan lahan padi ke kelapa sawit bisa dikatakan sering untuk membeli pakaian. Dulu ketika masih mimiliki sawah jarang kami yang memakan makanan empat sehat sempurna tapi sekarang setelah melakukan pemindahan lahan kami sudah bisa untuk mencukupi kebutuhan empat sehat lima sempurna. Kendaraan yang bapak miliki masih sama dari dulu sampai sekarang yaitu motor, paling tidak sekarang bapak sudah memiliki dua motor dirumah”.

Wawancara dengan Ibuk YN (44 Tahun) pada tanggal 29 September 2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.8 : wawancara dengan bapak YN 44 tahun (Dokumentasi pada tanggal 30 Agustus 2015)

“Kalau untuak kahidupan samo se nyo nak, cuman ado lah saketek parubahan kalau untuak umah tu masih samo jo nan dulunyo masih semi parmanen cuman dulu ndak punyo kamar mandi jo wc doh. Sabalum pindah lahan ka kabun sawit untuak mambali baju tu paliang 6

bulan sakali, kalau alah malkuan pamindahan ko lai lah sakali 3 bulan. Kalau sawit maha kabutuhan makan bisa tapanuhi cuman kalau sawit murah tu apo ado nyo se nyo. Kalau kendaraan daulu lai ado duo kini alah ado tambahnyo ”

Artinya :

“Ya kalau untuk kehidupan itu sama saja cuma ada sedikit mengalami peningkatan. Kalau untuk rumah masih semi parmanen, rumah yang dulunya belum memiliki kamar mandi dan WC sekarang sudah ada kamar mandi dan WC dalam rumah. Sebelum berpindah lahan dari ke kelapa sawit untuk membeli pakaian hanya 6 bulan sekali, setelah melakukan pemindahan lahan ini 3 bulan sekali bisa untuk membeli pakaian. Kalau sawit mahal kebutuhan makan bisa terpenuhi dan kalau sawit murah Cuma makan seadanya. Sebelumnya kendaraan Ibuk Cuma dua tapi sekarang sudah bertambah.

Wawancara dengan Bapak NM (43 Tahun) pada tanggal 29 September 2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.9 : wawancara dengan bapak NM 43 tahun (Dokumentasi pada tanggal 30 Agustus 2015)

“Nek keluarga saya urong terpenuhilah pas urong pindah ladang sawet iki, tapi yo pas tak pindah ladang alhamdulialhlah urep saya uwes apiklah toko sak durung-durunge kae, nek oamh yo teko biyen sampek sak iki yo podo waelah, nek go tuku kelambi yo pas urong pindah ladang yo go 1 tahun 1 kalilah, tapi sak iki yo rodo gayalah 2 x kadang yo 3 x

lah teko seminggu kui, nek teko panganan yo podo wae kek saya due pari karo sawet ki, yo nek butuh makanan yo pas biyek karo sak iki yo alhmdulilah cukuplah, nek onda yo biyen due siji, nek sak iki yo nambah siji meneh no”

Artinya :

“Kehidupan keluarga saya masih kurang terpenuhi sebelum melakukan perpindahan lahan sawit, setelah melakukan perpindahan alhamdulilah kehidupan saya lebih baik dari sebelumnya, kalau segi rumah sebelum dan sesudah melakukan perpindahan masih sama, kalau untuk mebeli baju biasanya sebelum melakukan perpindahan lahan 1 tahun 1 x, tapi sekarang setelah melakukan pindah lahan bisa 2 x atau 3 x dalam 1 tahun, ya kalau untuk kebutuhan makan sebelum dan sesudah selalu terpenuhi 4 sehat 5 sempurna, motor sebelum pindah ke lahan sawit saya mempunyai 1 motor, tapi setelah pindah ke lahan sawit nambah 1 motor lagi”

Wawancara dengan Ibuk TR (40 Tahun) pada tanggal 30 September 2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.10 : wawancara dengan ibu TR 40 tahun (Dokumentasi pada tanggal 30 Agustus 2015)

“Nek go urep keluarga saya sebelum pindah sawet yo biasa-biasa ae no, tapi nek wes tak pindah neg ladang sawet yo lebih sejahterahlah teko sedurung-durunge, nek omah yo ket biyen pas uwes opo urong pindah ladang sawet yo uwes permanen lah, yo biasane go 2 x setahun nek tuku kelabi nek pas urong pindah ladang, neh pas wes pindah ladang yo 4 x

setahunhlah, nek go butuh e makann yo selalu cukoplah 4 sehat 5 sempurna kui ne, biyen yo due onda tapi nek sak iki yo lagi cicil mobel” Artinya :

“Untuk kehidupan keluarga saya sebelum melakukan perpindahan masih biasa-biasa saja, dan setelah melakukan perpindahan lebih terpenuhi dan tergolong sejahtera, rumah saya sebelum dan sesudah melakukan pindah lahan memang sudah permanen, biasanya membeli pakaian sebelum melakukan pindah lahan cuman 2 x setahun, dan setelah pindah lahan ke sawit saya bisa membeli sekitar 4 x setahun, untuk kebutuhan makanan selalu memenuhi standar kesehatan 4 sehat 5 sempurna, sebelumnya saya punya motor sekarang saya sudah bisa mencicil mobil”

2. Cara pengolaan lahan yang dilakukan petani padi dalam