BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah Keseluruhan subjek penelitian yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi lansia yang menderita rheumatoid arthritis dirada di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat pada tahun 2012 berjumlah 224 orang.
2.2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2009). Karena jumlah populasi lebih dari 100, maka peneliti mengambil 25% dari jumlah populasi (Arikunto, 2000). Sampel pada penelitian ini adalah 56 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara purposive sampling dengan kriteria inklusi, yaitu: (1) Lansia yang tinggal di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat. (2) Berumur 60-74 tahun. (3) Mampu melihat, membaca, dan mendengar dengan baik, (4) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik, (5) Mau menjadi responden.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, karena berdasarkan survey awal didapatkan data sebanyak 224 lansia yang menderita rheumatoid arthritis. Selain itu juga, karena lokasi yang dipilih dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Lurah Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, dan Kepala Puskesmas Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan pengumpulan data dimana peneliti mengukur langsung kepada pasien rheumatoid arthritis.
Sebelum melakukan penelitian, responden diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, manfaat dari penelitian, dan kegiatan dalam penelitian, hak-hak responden dalam penelitian dan kerahasiaan terjaga. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar
persetujuan yang telah dibuat peneliti. Responden berhak untuk menentukan sendiri kesediaan berpartisifasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam
informed consent yang berupa persetujuan partisipasi secara lisan atau yang ditandatangani oleh responden sebelum penelitian di laksanakan. Sebelum menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu hingga benar paham sepenuhnya atas apa yang akan dijalaninya dalam penelitian. Jika responden tidak bersedia atau menolak untuk berpartisifasi, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak responden. Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memakai inisial atau kode yang hanya diketahui oleh peneliti dan responden. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner data demografi, kuesioner pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis yang dimodifikasi sesuai kebutuhan, dan lembar observasi perilaku nyeri (The Pain Behavior Obsevation Protocol (PBOP).
5.1. Kuesioner Data Demografi
Kuesioner data demografi yang meliputi inisial, jenis kelamin, umur, agama, suku, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.
5.2. Kuesioner Pola Aktivitas Pasien Rheumatoid Arthritis
Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis yang berisi bentuk pernyataan. Kuesiner ini terdiri dari 27 pernyataan, dan menngunakan skala Likert dengan pilihan jawaban sering (SR), kadang-kadang (KD), dan tidak pernah (TP). Pengisian jawaban berupa tanda checklist (√). Jawaban untuk sering (SR) diberi skor 3, kadang-kadang (KD) diberi skor 2 dan tidak pernah (TD) diberi skor 1. Ini terdiri dari 2 kelas interval nilai minimum adalah 27 dan nilai maksimum adalah 81.
Data mengenai pola aktivitas pada lansia dikategorikan atas 2 kelas interval. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 27 dan nilai tertinggi adalah 81. Berdasarkan rumus statistika (Sudjana, 1992), di mana p merupakan panjang kelas, dengan rentang ( nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah) sebesar 54 dan dibagi atas 2 kategori kelas, yaitu terganggu dan tidak terganggu, maka diperoleh panjang kelas sebesar 27. Dengan p = 27 dan nilai terendah adalah 27 sebagai batas bawah kelas pertama, maka pola aktivitas rheumatoid arthritis pada lansia dikategorikan dalam kelas interval, yaitu 27-53 = tidak terganggu, 54-81 = terganggu.
5.3. Lembar Observasi Perilaku Nyeri (The Pain Behavior Obsevation Protocol (PBOP)
Observasi perilaku nyeri terdiri dari enam item perilaku nyeri yaitu, menjaga (guarding), menahan nyeri (bracing), menggosok bagian yang nyeri (rubbing), meringis (grimacing), dan mendesah (sighing). Observasi dilakukan
selama 10 menit oleh peneliti secara langsung dengan memberikan instruksi kepada responden untuk melalukan serangkaian 8 tes yang berbeda, meliputi berdiri selama satu periode satu menit dan selanjutnya 2 menit, duduk selama satu periode satu menit dan selanjutnya untuk 2 menit, berbaring dua kali selama tiap- tiap satu menit, dan berjalan dua periode, masing-masing periode selama satu menit (McDaniel, Anderson, Bradley, 1986 dalam Waters, 2008) Lembar observasi perilaku nyeri diadopsi dari Waters (2008) lalu kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti .
Tingkat perilaku nyeri menggunakan skala Likert dengan 0 untuk tidak ada perilaku nyeri, nilai 1 untuk yang kadang-kadang terjadi dan nilai 2 untuk yang selalu terjadi. Total perilaku nyeri merupakan jumlah enam perilaku nyeri. Skor tertinggi (12) mengindikasikan ekspresi perilaku nyeri tingkat tertinggi. Untuk interpretasi skor laporan observasi perilaku nyeri, jumlah skor perilaku nyeri dibagi ke dalam 3 tingkatan yaitu rendah (skor 0-3), sedang (skor 4-7) dan tinggi (skor 8-10).
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
6.1. Validitas
Uji validitas dan reliabilitas pada instrument penelitian akan dilakukan oleh yang ahli di bidangnya. Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Kuesioner ini divalidasi dengan menggunakan validitas isi (Content validity) yang dilakukan oleh dosen ahli dari Fakultas Keperawatan USU. Uji
validitas dilakukan dengan mengajukan instrumen dan proposal penelitian kepada penguji validitas. Ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian mengoreksi semua item yang telah dibuat. Pada akhir perbaikan, ahli diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang akan diukur. Pertimbangan ahli tersebut juga menyangkut apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes (Sukardi, 2009). Pernyataan yang tidak valid akan langsung diganti oleh peneliti sesuai dengan petunjuk dari ahli validitas.
6.2. Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 30 orang yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel tetapi tidak akan menjadi sampel pada penelitian. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan analisis Cronbach alpha. Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo (2008), kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,7.
Uji reabilitas instrument pola aktivitas dan perilaku nyeri rheumatoid arthritis pada lansia dilakukan terhadap 30 orang lansia yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel pada penelitian yang tinggal dekat dengan lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat. Hasil uji reabilitas pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis adalah 0,75.
7. Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Lurah Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, dan Puskesmas Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Kemudian peneliti mengidentifikasi calon responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan mengumpulkan responden pada suatu tempat. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian kepada calon responden. Lalu peneliti memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada kelompok responden, dan mempersilahkan calon responden yang bersedia menjadi responden menandatangani lembar persetujuan (informed consent) tersebut, dilanjutkan dengan pengisian kuisoner data demografi oleh responden.
Pengkajian pola aktivitas rheumatoid arthritis dilakukan dengan memberikan kuisioner pada responden. Setelah kuisioner dibagi, kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden, dan responden diminta untuk menjawab pertanyaan peneliti dengan mengisi kuisioner yang telah diberikan oleh peneliti. Setelah diisi, data kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada kuesioner yang tidak lengkap, maka responden diminta untuk melengkapi disaat itu juga. Waktu yang diberikan untuk mengisi kuisiner adalah 20 menit.
Pengkajian perilaku nyeri dilakukan dengan menggunakan lembar observasi perilaku nyeri. Sebelumnya peneliti nengukur intensitas nyeri responden, lalu kemudian meminta responden melakukan kegiatan sesuai dengan intruksi dari peneliti, lalu peneliti mengamati selama 10 menit. Data yang terkumpul dipaparkan sesuai dengan hasil yang didapatkan. Adapun kegiatan yang diperintahkan meliputi duduk selama 1 menit, dan selanjutnya 2 menit, berbaring tiap-tiap 1 menit sebanyak 2 kali, lalu berdiri selama 2 menit, dilanjutkan berjalan selama 2 menit.
8. Analisa Data
Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan data dari responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi (edting), kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data (coding), selanjutnya, data yang telah dikumpulkan disimpan untuk selanjutnya diolah (Entry), tahap selanjutnya Cleaning yaitu pengecekan kembali terhadap kelengkapan data. kemudian Processing yaitu proses pengelompokan data kedalam variabel yang sesuai.
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat untuk menggambarkan pola aktivitas dan perilaku nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Data-data ini kemudian diolah dengan menggunakan program komputerisasi SPSS dan ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.