• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.12 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi .1 Object-Oriented Analysis and Design

2.12.3 Problem-Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p6), problem-domain adalah bagian dari suatu konteks yang diadministrasi, dipantau, atau dikontrol oleh sistem. Analisis problem-domain fokus pada informasi apa yang harus dihadapi oleh sistem. Tujuan analisa problem-domain adalah mengidentifikasi dan membuat model problem-domain yang dituangkan dalam bentuk event table, class diagram, dan statechart diagram.

Gambar 2.2 Aktivitas pada pemodelan problem-domain Sumber: Mathiassen et al. (2000, p46)

Aktivitas-aktivitas pada analisa problem-domain adalah: 1. Classes

Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), class adalah deskripsi dari sekumpulan object yang berbagi structure, behavioral pattern, dan attributes. Class merupakan aktivitas pertama dalam analisis problem-domain. Langkah-langkah yang harus dilakukan:

a) Classification of objects and events

Konsep dari object adalah sebagai fokus dari aktivitas class. Object merupakan suatu entitas dengan identity, state, dan behavior. Events

menentukan kualitas dari problem-domain objects. Event adalah kejadian yang meliputi satu atau lebih object.

b) Find classes

Mengumpulkan class candidates, lalu menentukan class. c) Find events

Mengumpulkan event candidates, lalu menentukan event yang tepat untuk masing-masing class.

d) Evaluate systematically

Mengevaluasi kriteria dari class dan event yang telah ditentukan. Aktivitas class akan menghasilkan suatu event table.

Gambar 2.3 Event table pada Hair Salon System Sumber: Mathiassen et al. (2000, p50) 2. Structure

Pada aktivitas structure, berfokus pada hubungan antara classes dan objects. Hasil dari aktivitas structure adalah class diagram.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p72), class structures dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

Generalization structure merupakan hubungan antara dua atau lebih specialization classes dan class yang lebih umum. Generalization merupakan class umum yang menggambarkan sifat umum ke grup specialized classes.

Gambar 2.4 Generalization structure Sumber: Mathiassen et al. (2000, p73) b) Cluster structure

Cluster merupakan kumpulan classes yang membantu dan menyediakan gambaran ikhtisar dari suatu problem-domain. Cluster merupakan kumpulan classes yang mempunyai hubungan.

Gambar 2.5 Cluster structure Sumber: Mathiassen et al. (2000, p75)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p75), object structures dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

a) Aggregation structure

Aggregation structure adalah hubungan antara dua atau lebih objects. Menunjukkan bahwa satu object sangat penting dan mendefinisikan bagian yang lainnya. Aggregation merupakan superior object yang terdiri dari beberapa inferior object.

Gambar 2.6 Aggregation structure Sumber: Mathiassen et al. (2000, p76)

b) Association structure

Association structure adalah hubungan antara dua atau lebih objects, hanya saja berbeda dari aggregation karena object yang terkait bukan mendefinisikan suatu object.

Gambar 2.7 Association structure Sumber: Mathiassen et al. (2000, p77)

3. Behavior

Menurut Mathiassen et al. (2000, p89), aktivitas behavior adalah aktivitas terakhir dalam analisa problem-domain yang bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi dalam sistem problem-domain sepanjang waktu. Tugas utama aktivitas ini adalah menggambarkan behavioral pattern dan attributes dari setiap class. Hasil dari aktivitas behavior adalah statechart diagram.

Gambar 2.8 Statechart diagram Sumber: Mathiassen et al. (2000, p90)

Konsep-konsep pada aktivitas behavior menurut Mathiassen et al. (2000, p90) terdiri dari:

a) Event trace

b) Behavioral pattern

Merupakan deskripsi dari event traces untuk semua object dalam sebuah class.

Notasi dari behavioral patterns:

1) Sequence : events pada satu set yang berlangsung satu demi satu. 2) Selection : tepat satu event dari satu set event yang berlangsung. 3) Iteration : suatu event terjadi sebanyak nol atau beberapa kali. c) Attribute

Properti deskriptif dari suatu class atau event.

2.12.4 Application-Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p115), application domain adalah organisasi yang mengadministrasi, memantau, atau mengontrol problem domain. Tujuan dari analisa application-domain adalah untuk menentukan kebutuhan untuk pemakaian sistem. Analisa application-domain berfokus pada bagaimana target sistem akan digunakan untuk menentukan kebutuhan functions dan interfaces sistem.

Gambar 2.9 Analisa application-domain Sumber: Mathiassen et al. (2000, p117)

Aktivitas-aktivitas pada analisa application-domain adalah: 1) Usage

Usage merupakan aktivitas utama yang terdapat pada application-domain dan memiliki tujuan untuk menentukan bagaimana actor berinteraksi dengan sistem. Menutut Mathiassen et al. (2000, p119), actor merupakan abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem target.

Use case menyediakan gambaran ikhtisar tentang kebutuhan sistem dari sudut pandang pengguna dan menyediakan dasar untuk menetapkan dan mengevaluasi fungsi yang lebih dasar dan kebutuhan interface. Use case merupakan pola interaksi antara sistem dengan actor pada application-domain.

Gambar 2.10 Actor table untuk sistem pembayaran otomatis Sumber: Mathiassen et al. (2000, p121)

Gambar 2.11 Use case diagram untuk sistem pembayaran otomatis Sumber: Mathiassen et al. (2000, p75)

2) Sequence

Aktivitas kedua adalah sequence. Menurut Bennett et al. (2006, p232-233) sebuah sequence diagram menunjukkan interaksi antar objek-objek yang disusun dalam urutan waktu tertentu. Sequence diagram dapat digambarkan pada tingkatan rincian yang berbeda dan sesuai dengan pencapaian tujuan yang berbeda pada beberapa tahap siklus pengembangan.

3) Functions

Aktivitas ketiga pada analisa application-domain memiliki tujuan untuk menetukan kemampuan sistem untuk memroses informasi. Functions berfokus pada apa yang dapat dilakukan sistem untuk dapat membantu pengguna dengan apa yang dikerjakannya. Mathiassen et al. (2000, p138) mendefinisikan function sebagai fasilitas untuk membuat model berguna bagi actors.

Function memiliki beberapa tipe, yaitu: a) Update

Fungsi update diaktifkan oleh event problem-domain dan akan mengakibatkan perubahan pada state model.

b) Signal

Fungsi signal diaktifkan oleh perubahan state model dan mengakibatkan reaksi pada konteks; reaksi mungkin menampilkan kepada actor pada application-domain, atau intervensi langsung pada problem-domain.

c) Read

Fungsi read diaktifkan oleh adanya keperluan informasi pada pekerjaan yang dilakukan actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang relevan dari model.

d) Compute

Fungsi compute diaktifkan oleh adanya keperluan informasi pada pekerjaan yang dilakukan actor dan terdiri dari perhitungan yang melibatkan informasi yang dihasilkan oleh actor atau model; mengakibatkan tampilnya hasil dari perhitungan.

4) Interfaces

Interfaces digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000, p151), interfaces merupakan fasilitas yang membuat model dan fungsi sistem tersedia untuk actor.

Actor manusia dan sistem terkomputerisasi mempunyai tingkah laku yang sangat berbeda. Sehingga interfaces dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) User interface

Interface untuk pengguna. b) System interface

Interface untuk sistem lain.

Pemilihan gaya dialog sangat penting dalam menentukan user interface. Terdapat empat pola dialog, yaitu:

Pola menu selection menyatakan beberapa daftar pilihan yang mungkin pada user interface.

b) Form fill-in

Merupakan pola klasik untuk memasukkan data.

c) Command language

Pengguna dapat mengaktifkan perintah-perintah yang telah mempunyai format sebelumnya.

d) Direct manipulation

Memungkinkan pengguna untuk memilih object dan melaksanakan function atas object dan melihat hasil dari interaksi tersebut.

Dokumen terkait