• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIO KDRT TAHUN 2011 - 2015

2. Program Pendidikan Menengah

Pelatihan Penyusunan Kurikulum, Pelatihan Guru Kewirausahaan, Pelatihan Pengelola Laboraturium dan Lomba Olimpiade Nasional Guru

a. Rasio Ketersediaan Sekolah

Adapun grafik capaian 3 indikator mulai dari Tahun 2011 – 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-91 GRAFIK 3.33

Rasio Ketersediaan Sekolah

Dari gambaran diatas dapat dikatakan bahwa Meningkatnya Mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui perbaiakn sarana dan prasarana pendidikan di satuan pendidikan menurun pada jenjang pendidikan menengah ini di sebabkan meningkatnya peserta didik pada tingkat menengah meningkat namun disisi ketersedian sekolah pada jenjang menengah kurang dengan kata lain pendidikan kejuruan masih kurang

Capaian sasaran kinerja pada Dinas Pendidika dan Dikmudora yang didukung oleh program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah

Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 mempunyai target 95%

Realisasi sebesar 90,34% dengan Capaian 95,09%. Realisasi Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 diperoleh dari perhitungan persentase jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) minimal 4 kali sesuai dengan standar (dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester ke-2, dan 2 kali pada trimester ke-3) oleh tenaga kesehatan dibagi dengan jumlah seluruh sasaran ibu hamil di

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-92 suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 sebanyak 3.172 ibu hamil menerima pelayanan ANC dari perkiraan sasaran ibu hamil 3.511 (90,34%). Pencapaian ini tidak mencapai target, hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil, adanya ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya pada trimester II, adanya ibu hamil yang usia kehamilannya belum mencapai trimester III pada bulan Desember, adanya ibu hamil yang tidak merampungkan standar minimum empat kali kunjungan, disamping itu juga kurangnya jumlah ibu hamil karena berhasilnya program KB. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan ibu hamil mulai dari pemerataan Sumber Daya Kesehatan, peningkatan promosi kesehatan sampai pada pembentukan Puskesmas PONED sebagai bentuk pengembangan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Sedangkan pencapaian dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik : 3.34

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng

Pada Tahun 2011 Capaian Kinerja tidak mencapai Target dimana dari 3.807 perkiraan sasaran ibu hamil hanya 3.596

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-93 (94,45%) ibu hamil menerima pelayanan ANC karena masih ada ibu hamil yang pemeriksaan pertama kehamilannya pada umur kehamilan lewat 12.

Pada Tahun 2012 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana dari 3.676 perkiraan sasaran ibu hamil ada 3.498 (95,15%) ibu hamil menerima pelayanan ANC. Pencapaian ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah di lakukan oleh seluruh sektor termasuk puskesmas dan masyarakat.

Pada Tahun 2013 Capaian kinerja tidak mencapai target dimana dari 3.744 perkiraan sasaran ibu hamil hanya 3.223 (86,08) ibu hamil menerima pelayanan ANC. Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil, adanya ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya pada trimester II, adanya ibu hamil yang usia kehamilannya belum mencapai trimester III pada bulan Desember, adanya ibu hamil yang tidak merampungkan standar minimum empat kali kunjungan, disamping itu juga kurangnya jumlah ibu hamil karena berhasilnya program KB.

Pada Tahun 2014 Capaian kinerja tidak mencapai target dimana dari 3.511 perkiraan sasaran ibu hamil hanya 3.172 (90,34) ibu hamil menerima pelayanan ANC. Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil, adanya ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya pada trimester II, adanya ibu hamil yang usia kehamilannya belum mencapai trimester III pada bulan Desember, adanya ibu hamil yang tidak merampungkan standar minimum empat kali kunjungan, disamping itu juga kurangnya jumlah ibu hamil karena berhasilnya program KB.

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-94 Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani mempunyai target 80%, Realisasi sebesar 75,68 dengan capaian 94,6%. Realisasi Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani didapat dari perhitungan persentase jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan dibagi dengan jumlah ibu hamil dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama. Penanganan definitif adalah penanganan/ pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Pada tahun 2015, jumlah ibu hamil dengan komplikasi kebidanan adalah 699 orang, dan yang mendapatkan penanganan definitif oleh bidan 529 orang (75,68%). Pencapaian ini tidak mencapai target karena tingginya estimasi jumlah ibu hamil dengan komplikasi, tetapi secara secara riil semua ibu hamil dengan komplikasi kebidanan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.

Sedangkan pencapaian dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik : 3.35

Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-95 Pada Tahun 2011 Capaian kinerja mencapai target dimana dari 356 ibu hamil dengan komplikasi semua mendapatkan penanganan (100%). Hal ini dapat dicapai karena semua kehamilan yang mengalami komplikasi langsung ditangani oleh bidan terlatih.

Pada Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana dari 645 ibu hamil dengan komplikasi semua mendapatkan penanganan (100%). Pencapaian yang sudah baik ini dikarenakan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar ataupun rujukan sudah cukup baik dan diimbangi dengan tersedianya sumber daya kesehatan yang kompeten.

Pada Tahun 2013 Capaian Kinerja mencapai target dimana dari 749 ibu hamil dengan komplikasi, ada 689 yang mendapatkan penanganan (91,98%). Pencapaian yang sudah baik ini dikarenakan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar ataupun rujukan sudah cukup baik dan diimbangi dengan tersedianya sumber daya kesehatan yang kompeten.

Pada tahun 2014 Capaian kinerja mencapai target dimana dari 702 ibu hamil dengan komplikasi , ada 562 yang mendapatkan pelayananj (80,06%). Pencapaian ini mencapai target karena meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar ataupun rujukan sudah cukup baik dan diimbangi dengan tersedianya tenaga kesehatan yang berkompeten.

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-96 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan mempunyai target 90%, Realisasi sebesar 92,24% dengan capaian 102,49%. Realisasi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dihitung dari persentase jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompetensi dibagi dengan jumlah seluruh ibu bersalin di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2015 persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.078 dari seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.337 (92,24%). Hal ini disebabkan oleh adanya pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan bagi tenaga bidan, seluruh Puskesmas dan Poskesdes sudah memiliki bidan dan bertambahnya alat kesehatan pada sarana kesehatan.

Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :.

Grafik 3.36

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Tahun 2011 -2015

Kab.Soppeng

pada Tahun 2011 Capaian kinerja mencapai target dimana jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.332 dari seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.634

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-97 (91,7%). Hal ini dapat dicapai karena sudah ada kemitraan Bidan dan dukun dalam hal pertolongan persalinan, dimana dukun tidak boleh lagi menolong persalinan sehingga semua persalinan ditangani oleh bidan serta didukung oleh adanya program Jampersal.

Pada Tahun 2012 Capain Kinerja mencapai target dimana jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.326 dari seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.508 (94,8%). Hal ini dapat dicapai karena adanya Peran kader di masyarakat sangat berpengaruh dalam promosi kesehatan kepada masyarakat terkait dengan persalinan.

Pada Tahun 2013 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.197 dari seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.576 (89,4%). Hal ini disebabkan oleh tingginya estimasi jumlah sasaran ibu bersalin.

Pada Tahun 2014 Capain Kinerja mencapai target dimana jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.183 dari seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.352 (94,96%). Hal ini dapat dicapai karena adanya Peran kader di masyarakat sangat berpengaruh dalam promosi kesehatan kepada masyarakat terkait dengan persalinan.

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.

Cakupan pelayanan ibu nifas

Cakupan pelayanan ibu nifas dmempunyai target 90%, Realisasi sebesar 91,67% dengan capaian 101,9%. Realisasi Cakupan pelayanan ibu nifas dihitung dari jumlah ibu nifas yang memperoleh 2 kali pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan dibagi dengan jumlah seluruh ibu bersalin di suatu

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-98 wilayah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2015 ada 3.,059 ibu nifas yang mendapat pelayanan dari 3.337 perkiraan ibu nifas dalam satu tahun (91,67%) .Hal ini disebabkan karena karena adanya kerja sama yang baik antara bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan praktek swasta ,kader, dukun dalam sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan nifas.

Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Grafik : 3.37

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun 2011 -2015 Dinas Kesehatan kab.Soppeng

pada Tahun 2011 Capaian Kinerja mencapai target dimana ibu nifas yang mendapat pelayanan sebanyak 3.338 dari 3.634 ibu nifas (91,85%). Hal ini dapat dicapai karena semua persalinan dilakukan oleh bidan maka pelayanan ibu nifas juga dilaksanakan oleh bidan.

Pada Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana ibu nifas yang mendapat pelayanan sebanyak 3.327 dari 3.508 ibu nifas (94,84%). Hal ini dapat tercapai karena adanya kerja sama yang baik antara bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan praktek swasta ,kader dalam sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan nifas.

Pada Tahun 2013 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana ibu nifas yang mendapat pelayanan sebanyak 3.197 dari 3.576

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-99 ibu nifas (89,4%). Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran ibu nifas.

Pada tahun 2014 Capaian Kinerja mencapai target, dimana ada 3.171 ibu nifas yang mendapat pelayanan dari 3.352 ibu nifas (94,60%) .Hal ini disebabkan karena karena adanya kerja sama yang baik antara bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan praktek swasta ,kader, dukun dalam sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan nifas.

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.

Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani mempunyai target 80%, Realisasi sebesar 41,93% dengan capaian 52,4%. Realisasi Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani didapat dari perhitungan persentase jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan dibagi dengan jumlah seluruh neonatal dengan komplikasi yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2015 terdapat 200 kasus neonatal dengan komplikasi yang ditangani dari 477 sasaran neonatal dengan komplikasi (53,86%). Indikator ini tidak mencapai target hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi , tetapi secara riil semua neonatal dengan komplikasi ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten, adanya pencatatan yang kurang lengkap (tidak semua kasus resti di laporkan) oleh Bidan Desa, Bidan Puskesmas.

Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-100 Grafik : 3.38

Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani Tahun 2011 -2015 kab.Soppeng

pada Tahun 2011 Capain Kinerja mencapai target dimana ada 104 kasus neonatal dengan komplikasi semua ditangani oleh bidan (100%). Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana ada 232 kasus neonatal dengan komplikasi semua ditangani oleh bidan (100%). Tahun 2013 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana hanya 231 kasus neonatal dengan komplikasi yang ditangani oleh bidan dari 479 seluruh neonatal dengan komplikasi (100%). Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi dan adanya pencatatan yang kurang lengkap (tidak semua kasus resti di laporkan) oleh Bidan Desa, Bidan Puskesmas. Tahun 2014 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana hanya 258 kasus neonatal dengan komplikasi yang ditangani dari 479 perkiraan sasaran neonatal dengan komplikasi (53,86%).

Indikator ini tidak mencapai target hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi dan adanya pencatatan yang kurang lengkap (tidak semua kasus resti di laporkan) oleh Bidan Desa, Bidan Puskesmas.

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-101 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mempunyai target 100%, Realisasi sebesar 97,14% dengan capaian 97,14 %. Realisasi Cakupan Desa/Kel UCI didapat dari perhitungan persentase jumlah desa/kelurahan UCI dibagi dengan jumlah keseluruhan desa/kelurahan yang ada. Pada Tahun 2015 ada 68 desa/kel yang UCI dari 70 desa/ kel yang ada (97,14%). Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah kelahiran pada tahun tersebut.

Cakupan peserta KB aktif

Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan peserta KB Aktif mempunyai target 73%, Realisasi sebesar 73,51 dengan capaian 100,70%.

Realisasi Cakupan peserta KB aktif didapat dari perhitungan persentase jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dibagi dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 tercatat 29.457 peserta KB aktif dari total pasangan usia subur sebanyak 40.071 (73,51%). Sedangkan pencapaian dalam kurun empat tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.39

Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011 -2014 Kab.Soppeng

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-102 Cakupan kunjungan bayi

Cakupan Kunjungan Bayi mempunyai target 90%, Realisasi sebesar 92,86% dengan capaian 103,2%. Realisasi Cakupan kunjungan bayi didapat dari perhitungan persentase jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi dengan jumlah bayi yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Diasumsikan bayi yang berusia 12 bulan telah mendapat 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar, maka cakupan kunjungan bayi dilihat dari cakupan kunjungan bayi B12. Pada Tahun 2015 Ada 2.951 bayi yang melakukan kunjungan dan mendapatkan pelayanan dari 3.178 sasaran bayi (92,86%).Hal ini dapat dicapai karena Kerja keras tim yang melibatkan lintas sector serta masyarakat sangat di perlukan untuk meningkatkan kunjungan bayi ini dan adanya kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan Puskesmas dan bidan desa. Kunjungan bayi yang kurang akan sangat berkorelasi dengan angka kematian bayi, karena dengan kunjungan yang teratur maka kondisi bayi akan terindentifikasi sehingga penanganan awal dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sesuai standar.

Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.40

Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011 -2015

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-103 Pada Tahun 2011 Capaian kinerja tidak mencapai target dimana hanya 2.956 bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dari 3.461 sasaran bayi (85,41%). Hal ini disebabkan karena masih ada sebagaian kecil masyarakat yang percaya bahwa bayi umur dibawa 3 bulan tidak boleh keluar rumah dan rata-rata ibu-ibu yang bayinya sudah mendapat imunisasi campak tidak rutin lagi di bawa ke posyandu/sarana kesehatan. Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana ada 3.453 bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dari 3.343 sasaran bayi (103,29%). Hal inidisebabkan karena adanya Kerja keras tim yang melibatkan lintas sektor serta masyarakat sangat di perlukan untuk meningkatkan kunjungan bayi ini. kunjungan bayi yang kurang akan sangat berkorelasi dengan angka kematian bayi, karena dengan kunjungan yang teratur maka kondisi bayi akan terindentifikasi sehingga penanganan awal dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sesuai standar. Tahun 2013, Capaian Kinerja mencapai target dimana ada 3.323 bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dari 3.191 sasaran bayi (104,14%). Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesadaran orang tua untuk memeriksakan kesehatan bayinya.

Pada Tahun 2014, Capaian Kinerja mencapai target dimana ada 3.300 bayi yang melakukan kunjungan dan mendapatkan pelayanan dari 3.178 sasaran bayi (103,84%).Hal ini dapat dicapai karena Kerja keras tim yang melibatkan lintas sector serta masyarakat sangat di perlukan untuk meningkatkan kunjungan bayi ini. kunjungan bayi yang kurang akan sangat berkorelasi dengan angka kematian bayi, karena dengan kunjungan yang teratur maka kondisi bayi akan terindentifikasi sehingga penanganan awal dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sesuai standar.

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-104 Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mempunyai target 100%, Realisasi sebesar 97,14% dengan capaian 97,14 %. Realisasi Cakupan Desa/Kel UCI didapat dari perhitungan persentase jumlah desa/kelurahan UCI dibagi dengan jumlah keseluruhan desa/kelurahan yang ada.

Pada Tahun 2015 ada 68 desa/kel yang UCI dari 70 desa/ kel yang ada (97,14%). Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah kelahiran pada tahun tersebut

Cakupan pelayanan anak balita

Cakupan pelayanan anak balita mempunyai target 90%, Realisasi 69,61%, Capaian 77,3%. Realisasi cakupan pelayanan anak balita diperoleh dari jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada waktu tertentu dibagi jumlah seluruh anak balita di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama. Untuk Tahun 2015 dari 17.831 balita hanya 12,413 (69,61%) yang mendapatkan palayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali. Pencapaian ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu (90%). Hal ini disebabkan karena masih banyak orang tua balita yang tidak lagi membawa anaknya untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun, dan tingginya estimasi jumlah sasaran anak balita. Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-105 Grafik : 3.41

Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng

Realisasi Pada Tahun 2011 – 2015 tidak mencapai target. Pada Tahun 2011 hanya 12.065 balita yang mendapatkan pelayanan dari 14.823 sasaran balita (81,39%). Pada Tahun 2012 hanya 12.127 balita yang mendapatkan pelayanan dari 14.529 sasaran balita (83,47%). Pada Tahun 2013 hanya 8.866 balita yang mendapatkan pelayanan dari 10.957 sasaran balita (83,47%).

Pada Tahun 2014 dari 17.986 balita hanya 12.941 (71,94%) yang mendapatkan palayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali. Pencapaian ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu (90%). Dalam kurun waktu empat tahun tidak mencapai target karena masih banyak ibu- ibu balita tidak rutin lagi membawa anaknya ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan karena imunisasinya sudah lengkap.

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin mempunyai target 100%, Realisasi 100%, Capaian 100%. Realisasi Cakupan pemberian MP ASI pada anak 6-24 bulan keluarga miskin diperoleh dari jumlah anak usia 6-24 bulan keluarga miskin yang mendapat MP-ASI dibagi jumlah anak

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-106 usia 6-24 bulan keluarga miskin. Untuk Tahun 2015 semua anak (138 orang) usia 6-24 bulan dari keluarga miskin diberikan MP-ASI. Pencapaian ini sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu (100%). Makanan pendamping ASI yang berikan berupa Biskuit.

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan mempunyai target 100%, Realisasi 100%, Capaian 100%.

Realisasi Cakupan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan diperoleh dari jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Untuk Tahun 2015 jumlah gizi buruk yang ditemukan berdasarkan BB/TB sebanyak 5 (lima) anak dan semuanya mendapatkan perawatan di sarana pelayanan kesehatan.

Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat mempunyai target 100%, Realisasi 100% dan Capaian 100%.

Realisasi Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat didapat dari hasil pemeriksaan siswa SD dan setingkat pada kegiatan penjaringan yang dilakukan kepada seluruh siswa SD kelas 1 dibagi jumlah murid SD kelas 1 yang ada pada suatu wilayah kerja dalam waktu yang sama. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain: pemeriksaan mata, gigi dan mulut, gizi, dan kesehatan secara umum. Pada tahun 2015 terdapat 3.852 siswa SD/sederajat kelas 1, dari jumlah tersebut semuanya dilakukan pemeriksaan kesehatan (100%). Hasil ini sudah mecapai target yaitu 100%. Hal ini disebabkan karena penjaringan kesehatan secara umum dilakukan secara sistematis

BAB III Akuntabilitas Kinerja III-107 mulai dari sosialisasi pelaksanaan sampai pada tindak lanjut/intervensi berdasarkan pada hasil pemeriksaan.

Cakupan peserta KB Aktif

Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan peserta KB Aktif mempunyai target 73%, Realisasi sebesar 75,74% dengan capaian 103,8%.

Realisasi Cakupan peserta KB aktif didapat dari perhitungan persentase jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dibagi dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada pada

Realisasi Cakupan peserta KB aktif didapat dari perhitungan persentase jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dibagi dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada pada

Dokumen terkait