• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

3.5 PROSEDUR ANALISA 1 Prosedur Analisa Pat

a. Prosedur Analisa Kadar Air(SNI-01-2891-1992)

1. Cawan porselin yang digunakan dikeringkan selama 1 jam pada temperatur 105oC.

2. Kemudian didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang beratnya.

3. Bahan baku pati biji durian ditimbang sebanyak 2 gram.

4. Sampel bahan baku dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya.

5. Kemudian dikeringkan di dalam oven dengan temperatur 100-105oC selama 5 jam.

6. Didinginkan di dalam desikator dan ditimbang beratnya dengan interval waktu 10 menit hingga konstan.

Kadar air (%) =��������� −������� ℎ��

��������� × 100% (3.1)

b. Prosedur Analisa Kadar Abu(SNI-01-2891-1992) 1. Bahan baku pati biji durian ditimbang sebanyak 2 gram.

2. Sampel bahan baku dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya.

3. Kemudian dimasukkan ke dalam furnace pada temperatur 650oC selama 4 jam sampai diperoleh abu berwarna putih.

4. Kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang dengan interval waktu selama 10 menit hingga didapat berat konstan.

Kadar abu (%) = �������� (����)

����������� (����)× 100% (3.2)

c. Prosedur Analisa Kadar Protein(SNI-01-2891-1992)

1. Ditimbang sebanyak 0,25 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2. Ditambahkan 7,5 gram K2SO4, 0,35 gram HgO dan 15 ml H2SO4 dan

batu didih.

3. Dipanaskan sampai larutan jernih (selama 3-4 jam).

4. Didinginkan dan dipindahakan ke dalam labu destilasi sambil dibilas dengan 100 ml akuades dingin.

5. Ditambahkan 15 ml Na2S2O 4%; 50 ml NaOH 50 % dingin; dan 0,2

gram Zn.

6. Ditampung destilat dengan Erlenmeyer yang telah berisi HCl 0,1 N dan telah ditetesi indikator metil merah.

7. Didestilasi selama 1 jam sampai dihasilkan 75 ml destilat.

8. Dititrasi hasil destilat dengan NaOH sampai berubah warna menjadi kuning.

9. Dilakukan prosedur yang sama pada blanko.

d. Prosedur Analisa Kadar Lemak(SNI-01-2891-1992) 1. Ditimbang tepung pati biji durian ± 2 gram.

2. Dimasukkan contoh ke dalam kertas saring yang telah diketahui beratnya.

3. Dimasukkan kertas saring yang berisi sampel ke dalam labu soxlet. 4. Ditambahkan pelarut eter sampai 1/3 bagian labu.

5. Diekstraksi selama 4 jam.

6. Sampel dimasukkan dalam oven. 7. Kemudian dinginkan dan ditimbang.

Kadar lemak (%) =����� ��������� (��������)−����� ��ℎ�� (����)

(����) × 100% (3.3)

e. Kadar Amilosa

1. Sebanyak 100 mg sampel pati dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1N.

3. Campuran dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit, biarkan sampai dingin.

4. Setelah dingin campuran dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml. 5. Ditambahkan aquades sampai garis batas, larutan tersebut diambil

5ml.

6. Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml.

7. Ditambahkan dengan 1 ml asam asetat 1N dan 2 ml larutan iodin 0,2%.

8. Campuran dalam labu takar ditambahkan aquadest sampai tanda tera, lalu dikocok dan dibiarkan selama 20 menit. Intensitas warna

biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada λ 625

nm.

9. Kadar amilosa sampel dihitung dengan persamaan:

% Amilosa = X × Fp × 100 × 100% (3.4) Keterangan;

X = konsentrasi amilosa dari persamaan kurva standar Fp = faktor pengenceran

W = berat sampel (mg)

f. Prosedur Analisa Profil Gelatinisasi

Proses analisa profil gelatinisasi dilakukan dengan menggunakan alat RVA (Rapid Visco Analyzer) sebelum digunakan suhu alat diatur dan ditunggu terlebih dahulu hingga suhu yang diinginkan dicapai. Perubahan dari suhu awal alat (19oC) menjadi suhu awal analisa (15oC) membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Tahap persiapan suspensi contoh dilakukan selama menunggu alat siap untuk digunakan. Suspensi contoh dibuat dengan basis kadar air 14%. Tepung yang dibutuhkan ditimbang ditempat terpisah. Air yang dibutuhkan ditimbang langsung di dalam canister (wadah silinder aluminium) kemudian tepung ditambahkan ke dalamnya.

Suspensi sampel diaduk dengan menggunakan paddle. Paddle dimasukkan kedalam canister lalu digerakkan ke atas dan ke bawah untuk mendispersikan sampel hingga sampel homogen. Letakkan canister dan paddle pada alat dan pastikan bagian cekung paddle coupling menghadap kedepan. Masukkan paddle ke dalam paddle coupling hingga terkunci dengan baik. Paddle dipastikan tidak menyentuh canister saat berputar kemudian motor tower ditekan ke bawah hingga seluruh canister masuk seluruhnya ke dalam alat. Alat akan secara otomatis bekerja.

Padadasarnya, alat RVA bekerja dengan cara memanaskan suspensi hingga suhu 95oC dan kemudian ditahan (holding) selam 5 menit. Proses dilanjutkan dengan bekerja, terbentuk tiga kurva pada

komputer yang telah terintegrasi dengan alat RVA. Kurva yang terbentuk adalah kurva yang menunjukkan suhu, waktu, dan viskositas adonan. Setelah seluruh kurva terbentuk alat secara otomatis akan berhenti bekerja.

3.5.2 Prosedur Analisa Bioplastik a. Prosedur Analisa Densitas

1. Dipotong film dengan ukuran (2 x 2) cm2 dengan ketebalan tertentu. 2. Dihitung volumenya.

3. Ditimbang film yang sudah dipotong. 4. Dihitung dengan rumus densitas.

b. Prosedur Analisa Penyerapan Air Bioplastik

Prosedur analisa penyerapan air pada sampel bioplastik adalah sebagai berikut: berat awal sampel yang akan diuji ditimbang (Wo). Lalu diisi suatu wadah (botol/ gelas/ mangkok) dengan aquadest. Diletakkan sampel plastik ke dalam wadah tersebut. Setelah 10 detik diangkat dari dalam wadah berisi aquadest, ditimbang berat sampel (W) yang telah direndam dalam wadah. Rendam kembali sampel ke dalam wadah tersebut, angkat sampel tiap 10 detik, timbang berat sampel. Lakukan hal yang sama hingga diperoleh berat akhir sampel yang konstan. Air yang diserap oleh sampel dihitung melalui persamaan:

Air (%) = �−� 0

0 � 100 (3.5)

Dimana:

Wo = berat sampel kering

W = berat sampel setelah dikondisikan dalam desikator c. Prosedur Analisa Sifat Kekuatan Tarik (ASTM D882)

Pengukuran uji kekuatan tarik dilakukan berdasarkan ASTM D882 dengan ketentuan model Universal Testing Machine (UTM). Kondisi spesimen yang diuji pada suhu 23±2oC dan 50% kelembaban relatif. Dimensi untuk uji ini disarankan ketebalan tidak lebih dari 1mm panjang ukuran 50 mm seperti pada Gambar 3.3 [42].

50 mm

Gambar 3.3 Sketsa Spesimen Uji Tarik

Kekuatan tarik dihitung dengan membagi gaya maksimum dalam Newton (pound-force) dengan luas penampang minimum dalam meter persegi (inci persegi). Hasil dinyatakan dalam pascal (pound-force per square inch).

Kekuatan tarik �= �������������

������������� (�) (3.6)

d. Prosedur Analisa Sifat Pemanjangan Pada Saat Putus (ASTM D882)

Elongasi adalah peningkatan panjang material saat diuji dengan beban tarik, dinyatakan dalam satuan panjang, biasanya inci atau millimeter. Persen elongasi adalah pemanjangan benda uji yang dinyatakan sebagai persen dari panjangnya. Percent elongasi at break adalah persen pemanjangan pada saat putusnya benda yang diuji. Pengukuran dilakukan dengan cara yang sama dengan kekuatan tarik yaitu dilakukan berdasarkan ASTM D882 dengan ketentuan model Universal Testing Machine (UTM) [42]. Pemanjangan pada saat putus dinyatakan dalam persentase melalui perhitungan berikut:

Elongasi (%) = ������������� ℎ����� −�����������

����������� � 100 % (3.7)

BAB IV

Dokumen terkait