• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Hasil

G. Rapat Pleno Perbaikan DPT 25 Maret 2014

Sehari sebelum Rapat Pleno 25 Maret 2014, KPU melakukan rapat koordinasi de-ngan KPU Provinsi. Dari rapat koordinasi dede-ngan KPU Provinsi ini kami mendengarkan laporan dan masukan dari KPU Provinsi terkait proses perbaikan DPT dan penyusunan DPK. Terdapat permohonan dan tuntutan dari beberapa KPU Kabupaten/Kota yang disampaikan oleh KPU Provinsi untuk memasukan beberapa pemilih ke dalam DPT. KPU Kabupaten/Kota mendapatkan laporan dan menemukan sejumlah pemilih yang jumlahnya relatif besar dan terkonsentrasi dalam 1 titik tempat.

Pemilih-pemilih tersebut terdapat di Lapas (Klungkung, Bali), daerah transmigran baru (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan NTB), serta dae-rah perkebunan (Kalimantan Tengah). Memang dengan UU No 8 Tahun 2012 pemilih tersebut dapat didaftar di DPK maupun DPTb bagi yang telah terdaftar di tempat asal. Namun dengan jumlah pemilih yang terkonsentrasi dalam satu tempat sangat sulit bagi KPU untuk dimasukkan ke DPK maupun DPKTb, selain jarak dengan TPS terdekat san-gat jauh, ketersediaan surat suara bagi mereka dikhawatirkan tidak mencukupi karena jumlah surat suara di TPS adalah sesuai pemilih DPT ditambah 2%.

Bila digambarkan hasil kerja KPU dalam kurun waktu hampir 3 bulan untuk mem-perbaiki dan menyempurnakan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota tahun 2014, tampak dalam tabel di bawah ini :

42

Dari sisi jumlah pemilih, DPT selama kurun waktu bulan November 2013 sampai dengan 15 Februari 2014 telah mengalami pengurangan jumlah pemilih 789.748 pemilih. Pengurangan pemilih tersebut disebabkan karena pemilih terse-but tidak lagi memenuhi syarat sebagai pemilih. Terkait dengan perbaikan NIK invalid, KPU telah bekerja secara maksimal dan dengan dibantu oleh Kementerian Dalam Negeri, meski sampai dengan hari ini pemilih dengan NIK invalid di dalam DPT belum bisa bersih secara total. KPU bersama Kementerian Dalam Negeri telah berhasil memperbaiki NIK invalid secara signifikan.

Pada bulan Desember 2013, pemilih NIK invalid adalah sebanyak 3,3 juta pemilih, maka pada 25 Maret 2014 ini jumlah pemilih NIK invalid di DPT ting-gal tersisa 124.814 ribu pemilih, dan KPU yakin angka ini akan terus berkurang. Hal ini tentu saja berkat kerja keras Kementerian Dalam Negeri melalui Dirjend Adminduk dan Disdukcapil di daerah yang telah membantu KPU memperbaiki NIK secara optimal. Selain juga kerja keras tanpa lelah KPU Provinsi, KPU Kab/ Kota, PPK dan PPS, serta operator Sidalih yang bekerja siang dan malam demi tercapainya DPT yang lebih berkualitas.

KPU berpandangan bahwa, meskipun DPT ini diperbaiki secara terus menerus sampai dengan 14 hari sebelum pemungutan suara, seperti rekomendasi Bawaslu, harus ada satu titik point dimana jumlah DPT ini harus pasti mengenai jumlahnya. Hal ini sangat penting bagi KPU, dimana jumlah DPT tersebut dijadi-kan patodijadi-kan untuk menentudijadi-kan produksi dan distribusi logistik pemilu, khususnya surat suara dan salinan DPT (SDPT). KPU tidak bisa menunggu perbaikan DPT sampai dengan 14 hari sebelum pemilu, karena pencetakan, penyortiran, dan distribusi surat suara tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang sangat mepet dengan pelaksanaan pemungutan suara, 9 April 2014.

Setelah terbitnya SK 240, mulai dari 16 Feb – 24 Maret 2014, perbaikan DPT meliputi :

• Meninggal Dunia : 108.540 • TNI/Polri : 661

• Belum Cukup Umur : 635 • Tidak Dikenal : 13.099 • Pindah Domisili : 41. 541 • Pemilih Ganda : 37.870

• Jumlah Pemilih TMS : 202.346

• Pemilih TMS tidak mengurangi rekap DPT, karena nama mereka masih di

DPT dengan tanda ARSIRAN dan Keterangan TMS

Selama kurun waktu antara 15 Februari sampai dengan 20 Maret 2014, KPU telah melakukan validasi terhadap 202.280 pemilih yang tidak memenuhi syarat, yang terdiri dari;

1. Meninggal dunia : 108.540 2. TNI/Polri : 661

3. Tidak dikenal : 13.099 4. Pindah Domisili : 41.541 5. Pemilih Ganda : 37.870 6. Belum Cukup Umur : 635 Perbaikan NIK

Perbaikan Data Pemilih

Pemilih TMS sebanyak 202.280 pemilih tersebut tidak dikeluarkan dari DPT, namun nama-nama mereka telah dicoret dengan kolom keterangan TMS. Dengan demikian KPPS tidak akan menyampaikan kartu undangan memilih (Model C.6-KPU) kepada pemilih-pemilih tersebut. Pada hari Senin, 17 Maret 2014 yang lalu, KPU mengundang Tim Teknis Partai Politik peserta pemilu, Bawaslu, dan Kemen-terian Dalam Negeri dalam sebuah workshop untuk membedah dan memberikan masukan terhadap DPT yang telah diperbaiki KPU pada bulan Februari 2014. Dari pertemuan tersebut terdapat koreksi dan masukan perbaikan DPT baik dari Bawaslu maupun Tim Teknis Partai Politik. Masukan serta temuan dari Bawaslu dan Tim Teknis Partai Politik terkait dengan penggunaan NIK lebih dari 1 pemilih.

KPU telah berupaya dengan keras untuk memperbaiki NIK yang digunakan lebih dari 1 data pemilih. Sebagai contoh temuan masukan dari Bawaslu yang di-sampaikan kepada KPU pada tanggal 17 Maret 2014 di TPS 10, Kelurahan Podo-sugih, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan dimana 1 NIK digunakan oleh kurang lebih 200 pemilih. Menanggapi temuan ini KPU Kota Pekalongan secara cepat memperbaiki data tersebut dan kami bisa memperlihatkan bukti ada-nya perbaikan. Mohon operator untuk membuka portal KPU Kota Pekalongan dan check DPT TPS 10, Kel Podosugih, Kec Pekalongan Barat.

Masukan dan temuan lainnya dari Parpol khususnya PDI.Perjuangan dan Ger-indra terkait dengan penggunaan NIK lebih dari 1 pemilih, KPU telah melakukan up dates/perbaikan terhadap NIK yang digunakan oleh lebih dari 1 pemilih. Melalui sistem KPU telah memperbaiki kurang lebih 2,8 juta NIK yang digunakan lebih dari 1 pemilih, sehingga NIK tersebut tidak lagi digunakan oleh lebih dari satu pemilih. Sisanya, KPU telah mendistribusikan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dicek kebenaranya atas NIK yang digunakan lebih dari 1 orang tersebut. KPU Kabupaten/ Kota dibantu PPK dan PPS akan mengecek siapa pemilih sah dari NIK tersebut, dan mencoret salah satunya jika data tersebut ganda.

Setelah penetapan DPT pada 25 Maret 2014 pun, KPU masih memiliki alat kontrol untuk memastikan bahwa hanya pemilih yang memenuhi syarat yang dapat menggunakan hak pilihnya. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di setiap TPS yang akan menyelenggarakan pemungutan suara. Mereka tentu sangat mengetahui siapa saja yang menjadi pemilih di TPS tersebut. Jadi kecil kemungkinan akan ada satu pemilih yang mencoblos dua kali. Proses pindah TPS bagi warga Negara Indonesia (WNI) yang tidak dapat menggunakan pilihnya di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar juga diatur secara ketat. Mereka akan dimasuk-kan ke dalam daftar pemilih tambahan (DPTb) dengan syarat menunjukdimasuk-kan bukti identitas diri dan bukti bahwa yang bersangkutan telah terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT di TPS asal.

Tabel Rekapitulasi Terakhir DPT Plus DPK (Sidalih)

Permasalahan

Dokumen terkait