• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.7 IC Regulator 7805

Sebuah rangkaian elektronik tidak dapat bekerja tanpa Power Supply (sumber tegangan). Power Supply tersebut dapat berupa sumber tegangan AC atau sumber tegangan DC. Tegangan AC adalah tegangan bolak - balik (Alternate Current) seperti tegangan listrik yang berasal dari PLN atau tegangan output dari sebuah Transformator. Tegangan DC adalah tegangan searah (Direct Current) seperti tegangan yang berasal dari sebuah Accu, Battery, atau Adaptor.

Sumber tegangan untuk sebuah rangkaian elektronika harus stabil dengan daya yang harus disesuaikan kebutuhan. Contoh, sebuah IC TTL (Transitor Transistor Logic) membutuhkan tegangan DC stabil 5 Volt, IC CMOS membutuhkan tegangan DC stabil 12 Volt, Z80 membutuhkan tegangan DC stabil 5 Volt, dan sebagainya.

1. Listrik PLN yang telah diturunkan dengan Trafo Step-down 2. Motor Generator

3. Turbin Angin

Sumber tegangan DC dapat diperoleh di antaranya dari:

1. Battery (Accu)

2. Adaptor atau Power Supply dengan sumber awal dari PLN yang telah diturunkan oleh Trafo dan disearahkan oleh Dioda

3. Solar Cell (tenaga surya)

Salah satu metode agar dapat menghasilkan tegangan output DC stabil adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk tegangan positif dan IC 79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator Tegangan.Di bawah ini adalah besarnya tegangan output yang dapat dihasilkan IC regulator 78XX dan 79XX dimana XX adalah angka yang menunjukan besar tegangan output stabil.

1. IC 7805 untuk menstabilkan tegangan DC +5 Volt 2. IC 7809 untuk menstabilkan tegangan DC +9 Volt 3. IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC +12 Volt 4. IC 7824 untuk menstabilkan tegangan DC +24 Volt 5. IC 7905 untuk menstabilkan tegangan DC -5 Volt 6. IC 7909 untuk menstabilkan tegangan DC -9 Volt 7. IC 7912 untuk menstabilkan tegangan DC -12 Volt 8. IC 7924 untuk menstabilkan tegangan DC -24 Volt

Berikut adalah skema elektronik Regulator Tegangan menggunakan IC 78XX dan IC 79XX.

Gambar 2.15 Skema Elektronik Rangkaian Catu daya IC 78XX

2.8 IC Jembatan H l293D

L293D adalah sebuah Integrated Circuit (IC) merupakan IC yang Berdasarkan jembatan- H. L293D terdiri dari 4 channel (kanal) yang dirancang untuk menerima DTL (Diode Transistor Logic) standar atau tingkat logika TTL (Transistor Transistor Logic) dan pengendali beban induktif pada solenoides, relai, motor DC, motor stepper dan lain-lain.

Gambar 2.16 Konfigurasi Pin L293D

L293D mampu melayani 4 buah beban dengan arus nominal 600 mA hingga maksimum 1,2 A. Vs pada pin 8 merupakan masukan sumber tegangan untuk beban, sedangkan Vss pada pin 16 merupakan sumber masukan tegangan untuk L293D. L293D terdiri dari dua pasang jembatan-H yang masing - masing dikendalikan oleh pin enable 1 dan enable 2. Pin enable berfungsi untuk mengontrol keluaran.

2.9. Bahasa Assembly MCS - 51

Secara fisik, kerja dari sebuah mikrokontroler dapat dijelaskan sebagai siklus pembacaan instruksi yang tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler

menentukan alamat dari memori program yang akan dibaca, dan melakukan proses baca data di memori. Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini misalnya program aritmatika yang melibatkan 2 register. Sarana yang ada dalam program assembly sangat minim, tidak seperti dalam bahasa pemrograman tingkat atas (high level language programming) semuanya sudah siap pakai. Penulis program assembly harus menentukan segalanya, menentukan letak program yang ditulisnya dalam memori-program, membuat data konstan dan tablel konstan dalam memori-memori-program, membuat variabel yang dipakai kerja dalam memori – data dan lain sebagainya.

Program sumber assembly

Program – sumber assembly (assembly source program) merupakan kumpulan dari baris-baris perintah yang ditulis dengan program penyunting-teks (text editor) sederhana, misalnya program EDIT.COM dalam DOS, atau program NOTEPAD dalam Windows atau MIDE-51. Kumpulan baris-perintah tersebut biasanya disimpan ke dalam file dengan nama ekstensi *.ASM dan lain sebagainya, tergantung pada program Assembler yang akan dipakai untuk mengolah program-sumber assembly tersebut.

perintah tidak mungkin dipecah menjadi lebih dari satu baris. Satu baris perintah bisa terdiri atas 4 bagian, bagian pertama dikenali sebagai label atau sering juga disebut sebagai simbol, bagian kedua dikenali sebagai kode operasi, bagian ketiga adalah operand dan bagian terakhir adalah komentar.

Antara bagian-bagian tersebut dipisahkan dengan sebuah spasi atau tabulator.

Bagian label

Label dipakai untuk memberi nama pada sebuah baris-perintah, agar bisa mudah menyebitnya dalam penulisan program. Label bisa ditulis apa saja asalkan diawali dengan huruf, biasa panjangnya tidak lebih dari 16 huruf. Huruf-huruf berikutnya boleh merupakan angka atau tanda titik dan tanda garis bawah. Kalau sebuah baris-perintah tidak memiliki bagian label, maka bagian ini boleh tidak ditulis namun spasi atau tabulator sebagai pemisah antara label dan bagian berikutnya mutlak tetap harus ditulis.

Dalam sebuah program sumber bisa terdapat banyak sekali label, tapi tidak boleh ada label yang kembar.sering sebuah baris-perintah hanya terdiri dari bagian label saja, baris demikian itu memang tidak bisa dikatakan sebagai baris-perintah yang sesungguhnya, tapi hanya sekedar member nama pada baris bersangkutan. Bagian label sering disebut juga sebagai bagian symbol, hal ini terjadi kalau label tersebut tidak dipakai untuk menandai bagian program, melainkan dipakai untuk menandai bagian data.

Bagian kode operasi

Kode operasi (operation code atau sering disingkat sebagai OpCode) merupakan bagian perintah yang harus dikerjakan. Dalam hal ini dikenal dua macam kode operasi, yang pertama adalah kode-operasi untuk mengatur kerja mikroprosesor / mikrokontroler. Jenis kedua dipakai untuk mengatur kerja program assembler, sering dinamakan sebagai assembler directive.

Kode-operasi ditulis dalam bentuk mnemonic, yakni bentuk singkatan-singkatan yang relatip mudah diingat, misalnya adalah MOV, ACALL, RET dan lain sebagainya. Kode - operasi ini ditentukan oleh pabrik pembuat mikroprosesor / mikrokontroler, dengan demikian setiap prosesor mempunyai kode-operasi yang berlainan.

Kode - operasi berbentuk mnemonic tidak dikenal mikroprosesor mikrokontroler, agar program yang ditulis denga kode mnemonic bisa dipakai untuk mengendalikan prosesor, progra semacam itu diterjemahkan menjadi program yang dibentuk dari kode - operasi kode - biner, yang dikenali oleh mikroprosesor/mikrokontroler.

Tugas penerjemahan tersebut dilakukan oleh program yang dinamakan sebagai Program Assembler. Di luar kode - operasi yang ditentukan pabrik pembuat mikroprosesor / mikrokontroler, ada pula kode-operasi untuk mengatur kerja dari program assembler, misalnya dipakai untuk menentukan letak program dalam memori (ORG), dipakai untuk membentuk variabel (DS), membentuk tabel dan data konstan (DB, DW) dan lain sebagainya.

Bagian operand

Operand merupakan pelengkap bagian kode operasi, namun tidak semua kode operasi memerlukan operand, dengan demikian bisa terjadi sebuah baris perintah hanya terdiri dari kode operasi tanpa operand. Sebaliknya ada pula kode operasi yang perlu lebih dari satu operand, dalam hal ini antara operand satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda koma.

Bentuk operand sangat bervariasi, bisa berupa kode-kode yang dipakai untuk menyatakan Register dalam prosesor, bisa berupa nomor-memori (alamat memori) yang dinyatakan dengan bilangan atau pun nama label, bisa berupa data yang siap di- operasi- kan. Semuanya disesuaikan dengan keperluan dari kode-operasi. Untuk membedakan operand yang berupa nomor-memori atau operand

yang berupa data yang siap di-operasi-kan, dipakai tanda-tanda khusus atau cara penulisan yang berlainan.

Di samping itu operand bisa berupa persamaan matematis sederhana atau persamaan Boolean, dalam hal semacam ini program Assembler akan menghitung nilai dari persamaan – persamaan dalam operand, selanjutnya merubah hasil perhitungan tersebut ke kode biner yang dimengerti oleh prosessor. Jadi perhitungan di dalam operand dilakukan oleh program assembler bukan oleh prosesor.

Bagian komentar

Bagian komentar merupakan catatan - catatan penulis program, bagian ini meskipun tidak mutlak diperlukan tapi sangat membantu masalah dokumentasi. Membaca komentar - komentar pada setiap baris - perintah, dengan mudah bisa dimengerti maksud tujuan baris bersangkutan, hal ini sangat membantu orang lain yang membaca program. Pemisah bagian komentar dengan bagian sebelumnya adalah tanda spasi atau tabulator, meskipun demikian huruf pertama dari komentar sering-sering berupa tanda titik-koma, merupakan tanda pemisah khusus untuk komentar. Untuk keperluan dokumentasi yang intensip, sering sering sebuah baris yang merupakan komentar saja, dalam hal ini huruf pertama dari baris bersangkutan adalah tanda titik-koma.

Assembly Listing

Program - sumber assembly di atas, setelah selesai ditulis diserahkan ke program Assembler untuk diterjemahkan. Setiap prosesor mempunyai program assembler tersendiri, bahkan satu macam prosesor bisa memiliki beberapa macam program Assembler buatan pabrik perangkat lunak yang berlainan. Hasil utama pengolahan program Assembler adalah program-obyek. Program-obyek ini bisa berupa sebuah file tersendiri, berisikan kode-kode yang siap dikirimkan ke memori-program mikroprosesor/mikrokontroler, tapi ada juga program- obyek yang disisipkan pada program - sumber assembly dalam Assembly Listing. Membaca Assembly Listing bisa memberikan gambaran yang lebih jelas bagi program yang ditulis, bagi pemula Assembly Listing memberi pengertian yang lebih mendalam tentang isi memori-program, sehingga bisa lebih dibayangkan bagaimana kerja dari sebuah program.

BAB 3

PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

3.1 Diagram Blok

Secara garis besar, diagram blok rangkaian dari gerbang otomatis ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Pada rangkaian ini digunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pusat kendali dari seluruh rangkaian. Rangkaian pendukung l ainnya adalah 2 unit handphone pemanggil dan penerima, LDR sebagai sensor cahaya, limit swith 1 dan 2 sebagai saklar batas/buka atau tutup pintu, sebuah rangkaian pengendali motor.

Hp pengirim berfungsi sebagai pemberi instruksi awal pada saat sistem akan melaksanakan perrintah buka atau tutup gerbang.Sedangkan Hp penerima berfungsi menyampaikan instruksi dari pengirim dengan output berupa sinar LCD.bila pada instruksi buka tutup pintu gerbang, maka Hp pengirim akan memanggil/calling ke Hp penerima dengan ouput sinar LCD dan pada kondisi ini posisi Hp penerima berada diatas LDR. Pada saat seberkas cahaya tampak,maka resistansi LDR akan berubah ubah dan akan mengirimkan instruksi

Ke mikrokontroler AT89S51. Limit switch buka pintu disini berfungsi untuk mengetahui batas maksimum terbukanya gerbang, sehingga ketika gerbang terbuka kemudian gerbang menyentuh limit switch ini, maka limit switch akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler untuk menghentikan perputaran motor, sehingga motor berhenti (tidak membuka lebih lebar lagi). Limit ini terhubung ke P2.3 mikrokontroler AT89S51. Limit switch tutup pintu berfungsi untuk menegtahui batas maksimum tertutupnya pintu, yang menandakan bahwa gerbang telah tertutup rapat, sehingga ketika gerbang tertutup kemudian gerbang menyentuh limit ini, maka limit akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler untuk menhentikan perputaran motor, sehingga motor berhenti. Rangkaian limit ini terhubung ke P2.2 mikrokontroler AT89S51.

Rangkaian pengendali motor DC berfungsi untuk mengendalikan pergerakan motor (membuka/menutup pintu). Rangkaian ini terhubung ke IC jembatan H L293D sebagai pembawa sinyal PWM ke mikrokontroler AT89S51

Dan dihubungkan ke port P1.0 dan P1.1 sehingga dengan memberikan program tertentu, pergerakan menutup / membuka pintu sudah dapat dikendalikan oleh program yang diberikan ke mikrokontroler AT89S51.

3.1.1. Fungsi Tiap Blok

a. Handphone Pemanggil

Berfungsi sebagai pemberi instruksi kepada handphone penerima.

b. Handphone Penerima

Berfungsi sebagai penerima instruksi yang akan meneruskannya ke LDR(pintu terbuka atau tertutup.

c. LDR ( Light Dependent Resistor)

Berfungsi sebagai sensor intensitas cahaya.apabila cahaya mengenai resistor ini,maka nilai resistansinya akan berubah ubah dan akan mendeteksi logika 1

d. Mikrokontroler AT89S51

Berfungsi sebagai pengendali dari system penggerak /pengendali dan pemberi insttruksi kepada motor DC untuk menggerakkan gerbang.

e. Driver

Berfungsi sebagai penguat arus. Dalam hal ini penulis menggunakan IC jembatan H dimana merupakan rangkaian yang dapat membolak balikkan arus ke motor.

f. Limit Switch

Berfungsi sebagai masukan dan pemberi instuksi secara tidak langsung kepada Motor DC.apabila gerbang dalam keadaan terbuka dan menyentuh saklar ini, Maka akan berlogika 1 untuk diteruskan ke mikro untuk menghentikan laju (gerbang) dan begitu juga dengan proses menutup gerbang.

3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Sistem minimum mikrokontroler adalah sistem elektronika yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik.Pada umumnya, suatu mikrokontoler membutuhkan dua elemen (selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator (XTAL), dan Rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia.Perbedaannya,jantung memompadarah dan seluruh kandungannya, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi program.

Pada sistem minimum mikrokontroler ATMEL MCS51 khususnya sistem minimum mikrokontroler AT89S51 perlu ada tambahan komponen berupa Resistor Pull- Up pada PORT0, hal tersebut dikarenakan PORT0 pada mikrokontroler AT89S51 tidak memiliki internal Pull-Up. Jangan lupa tambahkan konektor ISP untuk mengunduh (download) program ke mikrokontroler. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEL AT89S51 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.2 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51

3.3 Rangkaian Limit Switch Buka Pintu dan Tutup Pintu

Ketika LDR mendeteksi cahaya, maka pintu gerbang akan terbuka. Untuk mengetahui bahwa pintu terbuka secara penuh, maka dibutuhkan sebuah limit untuk mengetahuinya. Limit ini berfungsi memastikan bahwa pintu telah terbuka secara penuh (terbuka lebar). Jadi ketika LDR mendeteksi cahaya, maka

mikrokontroler akan memerintahkan motor DC untuk berputar membuka pintu gerbang. Ketika pintu menyrntuh limit buka pintu, yang berarti pintu gerbang sudah terbuka lebar, maka limit akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontroler,yang merupakan perintah kepada mikrokontroler untuk menhentikan putaran motor DC untuk berhenti berputar, dan pintu telah terbuka lebar.

Setelah beberapa saat, maka mikrokontroler akan memerintahkan motor DC untuk berputar menutup pintu ketika pintu menyentuh limit tutup pintu yang berarti pintu sudah tertutup rapat, maka limit akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontroler, yang merupakan perintah kepada mikrokontroler untuk menhentikan putaran motor DC. Mikrokontroler yang menerima sinyal ini akan langsung memerintahkan motor DC untuk berhenti berputar, dan pintu telah tertutup rapat.

ke P2. 3

ke P2. 2

3.4 Perancangan Rangkaian Driver Motor DC

Rangkaian driver motor dc ini berfungsi untuk memutar memutar motor searah / berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung mengendalikan putaran dari motor, karena itu dibutuhkan driver sebagai perantara antara mikrokontroler dan motor DC, sehingga perputaran dari motor DC dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor DC ditunjukkan pada

Gambar 3.4 berikut :

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor DC

Tahanan dalam dari Motor DC = 26 Ohm (dengan Ohm meter) Kecepatan motor = 100 RPM setiap 12 Volt Tegangan motor saat menutup pintu = - 2,95 Volt Tegangan motor saat membuka pintu = 2,95 Volt

3.5 Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian catu daya yang dibuat terdiri dari 2 buah kapasitor dan sebuah IC regulator 7805. Fungsi IC regulator disini adalah menstabilkan tegangan 5 Volt sehingga tegangan keluaran IC tersebut stabil dan konstan. Sedangkan fungsi dari kapasitor disini adalah berfungsi sebagai perata tegangan dari adaptor berupa riak riak yang muncul akibat gelombang arus bolak balik (AC). Selain itu kapasitor juga berfungsi sebagai penyimpan tegangan (muatan listrik sementara).

BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler AT89S51 untuk metode on/off pada pengaturan motor DC.dalam metoda ini kita tinggal mengalirkan arus kepda kedua terminal motor DC dengan beda tegangan sesuai spesifikasi tegangan motor DC.. Programnya adalah sebagai berikut:

M1 BIT P1.0 ; Pin mikrokontroler ke driver motor terminal 1 M2 BIT P1.1 ; Pin mikrokontroler ke driver motor terminal 2 ;==============

START:

ACALL CW ; Misal ingin menggerakkan motor DC clockwise LOOP:

AJMP LOOP ; Tidak melakukan hal lain lagi

;============== CW: SETB M1 CLR M2 RET CCW:

CLR M1 SETB M2 RET OFF: CLR M1 CLR M2 RET

4.2 Dimensi Fisik dari Alat

 Panjang Rel Pintu gerbang = 36,3 cm  Berat /massa pintu pagar = 914 gram

 Motor yang digunakan = DC Magnet Permanen

4.3 Diagram Alir (Flowchart)

Gambar 4.1 Diagram Alir (Flowchart) Start

4.3.1 Penjelasan Diagram Alir

Program diawali dengan start berarti rangkaian dihidupkan. Program melakukan inisialisasi awal yang berupa melihat kondisi gerbang dalam keadaan tertutup dengan ditandai dari input limit tutup pintu berlogika nol, (permulaan diawali dengan kondisi tutup pintu gerbang). Setelah inisialisasi awal didapat dari kondisi gerbang membuka atau menutup, maka proses selanjutnya membaca masukan dari LDR .dalam hal ini jika layar pada Handphone penerima terdeteksi LDR menerima panggilan dari user/penelpon, maka input LDR berubah berarti perintah membuka gerbang akan dilaksanakan.dengan demikian sistem akan siap membaca input dari LDR secara terus menerus sampai kondisi masukan LDR berubah.

Kemudian selanjutnya sistem akan melihat 2 kondisi dari gerbang status tutup buka. Saat status gerbang tutup, maka sistem membaca limit 1. jika limit 1 = 0 maka motor stop (tidak membuka gerbang). jika limit 1 belum nol maka motor akan bergerak membuka gerbang sampai limit 1 = 0.saat status gerbang buka, sistem akan membaca limit 2. Jika limit 2 = 0 maka motor tidak akan memutar untuk menutup pintu. Jika limit 2 belum nol, maka motor akan bergerak untuk menutup gerbang sampai kondisi limit 2=0 .

4.4 Program Motor_R Bit P1.0 Motor_L Bit P1.1 LED Bit P2.0 Start: Mov P1,#0 Mov P2,#0FFH Clr C Detect: SetB LED Acall Delay_500mS Clr LED Acall Delay_500mS JB P2.7,Detect JNC JP Acall Delay_1S Acall Open Clr C Ajmp Detect

JP: Acall Delay_1S Acall Close Setb C Ajmp Detect Open: SetB Motor_R Clr Motor_L JB P2.3,Open Clr Motor_R Ret Close: SetB Motor_L Clr Motor_R JB P2.2,Close Clr Motor_L Ret Delay_1S: Mov R4,#200

Tunggu_1detik: Acall Delay_5mS Djnz R4,Tunggu_1detik Ret Delay_500mS: Mov R4,#100 Tunggu_500mdetik: Acall Delay_5mS Djnz R4,Tunggu_500mdetik Ret Delay_5mS: Push TMOD Mov TMOD,#21H Mov TH0,#0EDH Mov TL0,#0FFH Setb TR0 Tunggu_5mS: Jbc TF0,Sudah_5mS

Ajm Sudah_5mS: Clr TR0 Pop TMOD Ret Defined Symbols: LED 0000A0 160 Motor_L 000091 145 Motor_R 000090 144 Defined Labels: Close 00002C 44 Delay_1S 000036 54 Delay_500mS 00003D 61 Delay_5mS 000044 68 Detect 000007 7 JP 00001B 27 Open 000022 34 Start 000000 0 Sudah_5mS 000056 86 Tunggu_1detik 000038 56

Tunggu_500mdetik 00003F 63 Tunggu_5mS 000051 81 4.5 Analisa Program

Pada saat start : Perintah untuk memberikan nama atau identitas pada Port yang digunakan.

Start : Perintah pengisian nilai awal port yaitu mengisi data 0 ke port 1 dan FFh ke port 2. Kemudian mengclear (0)

register C.

Detect : merupakan perintah untuk mendeteksi panggilan tele Pon dari luar sambil menghidup matikan LED indi Kator. Bila terjadi panggilan, maka program akan dila Njutkan ke rutin open yaitu membuka gerbang . dan mengclear set register C.

JP : Perintah akan lompat ke bagian ini bila register C da Lam keadaan nol (0). yaitu perintah akan menutup ger bang. kemudian men set register C.

Open : Bagian ini adalah routine untuk menjalankan motor, Untuk membuka gerbang. yaitu menset port motor R. dan mengclear motor L. proses ini bekerja selama 10 detik.

Close : Perintah untuk menutup gerbang dengan menset mo tor L dan mengclear motor R. proses ini juga dilaku kan selama 10 detik.

Delay 1s : Merupakan routine untuk menunda waktu se lama 1 detik dengan cara melakukan loop terhadap 5 milli detik sebanyak 200 kali.

Delay 500ms : 1s untuk tundaan waktu selama 500 millidetik. Delay 5ms : routine untuk menjalankan tundaaan waktu selama 5 millidetik. dengan cara menjalankan timer 0 dalam mikrokontroler . dengan cara mengisi konstanta pa da register timer.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:

a. Motor DC dapat digunakan sebagai pengendali sistem mekanika yang kompleks dan bersifat otomatis yang membutuhkan rangkaian driver sebagai sarana untuk mengendalikannya.

b. Memanfaatkan LDR sebagai pendeteksi sinyal yang masuk untuk proses membuka dan menutup pintu gerbang secara otomatis

c. LDR diletakkan ditempat yang sedemikian tertutup sehingga kesalahan dalam pembacaan dan pelaksanaan instruksi dapat diminimalisir.

d. Limit Switch diletakkan diantara kedua ujung rel gerbang sehingga apabila gerbang menyentuh limit ini maka motor akan menghentikan laju gerbang

sehingga dapat dilaksanakan perintah buka atau tutup gerbang secara otomatis melalui sinar LCD Handphone yang masuk ke LDR.

e. Handphone pemanggil (User) digunakan oleh orang yang membuka gerbang dengan cara memanggil (calling) nomor dari Handphone penerima.dengan demikian tahanan LDR berubah bila terkena cahaya dari Ponsel penerima dan diteruskan ke mikrokontroler AT89S51.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:

a. Pada penggunaan LDR, sebaiknya penempatan sensor ini lebih akurat agar terhindar dari salah baca dan salah instruksi pada sistem alat.

b. Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif

Dokumen terkait