• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden untuk

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.3. Rekapitulasi Data

4.3.1. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden untuk

4.3.1. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden untuk Profesionalisme (Variabel X)

Profesionalisme adalah kemampuan dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang dipercayakan kepada seorang pegawai sesuai dengan bidang, maupun tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik dan maksimal.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel x adalah profesionalisme memiliki 5 indikator yang dibagi kedalam 13 pertanyaan. Setelah data penelitian dianalisis maka diperoleh nilai tertinggi adalah 61 dan nilai terendah adalah 44. Untuk menentukan jarak intervalnya maka digunakan rumus (Sugiyono, 2005:212) adalah sebagai berikut:

I = Skor Tertinggi – Skor Terendah

banyaknya bilangan

I = 61 – 44 5

I = 3,4

Dengan demikian jawaban responden untuk masing- masing variabel, dapat dikategorikan sebagai berikut :

Untuk kategori sangat tinggi : 57,6 – 61 Untuk kategori tinggi : 54,1 – 57,5 Untuk kategori sedang : 50,6 – 54 Untuk kategori rendah : 47,1 – 50,5 Untuk kategori sangat rendah : 43,6 – 47

Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban responden dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.30

Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Profesionalisme

Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

Sangat Tinggi 57,6 – 61 3 8,11 Tinggi 54,1 – 57,5 3 8,11 Sedang 50,6 – 54 24 64,86 Rendah 47,1 – 50,5 4 10,81 Sangat Rendah 43,6 – 47 3 8,11 Jumlah 37 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa profesionalisme pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan berada pada kategori sedang yang ditunjukkan dari 24 responden (64,86%), kategori rendah sebanyak 4 responden (10,81%), kategori sangat tinggi sebanyak 3 responden (8,11%), kategori tinggi sebanyak 3 responden (8,11%) dan kategori sangat rendah sebanyak 3 orang

(8,11%). Sehingga dapat dikatakan bahwa profesionalisme pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan masih dalam kategori Sedang atau Cukup Baik.

4.3.2. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden untuk Produktivitas Kerja Pegawai (Variabel Y)

Produktivitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang atau jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai agar tujuan organisasi tercapai.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel y adalah produktivitas kerja pegawai memiliki 6 indikator yang dibagi kedalam 12 pertanyaan. Setelah data penelitian dianalisis maka diperoleh nilai tertinggi adalah 51 dan nilai terendah adalah 38. Untuk menentukan jarak intervalnya maka digunakan rumus (Sugiyono, 2005:212) adalah sebagai berikut:

I = Skor Tertinggi – Skor Terendah

banyaknya bilangan

I = 49 - 37 5

I = 2,4

Dengan demikian jawaban responden untuk masing- masing variabel, dapat dikategorikan sebagai berikut :

Untuk kategori sangat tinggi : 46,6 – 49 Untuk kategori tinggi : 44,1 – 46,5 Untuk kategori sedang : 41,6 – 44 Untuk kategori rendah : 39,1 – 41,5

Untuk kategori sangat rendah : 36,6 – 39

Untuk mengetahui pengaruh produktivitas kerja pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban responden dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.31

Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Pegawai

Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

Sangat Tinggi 46,6 – 49 13 35,14 Tinggi 44,1 – 46,5 9 24,33 Sedang 41,6 – 44 11 29,73 Rendah 39,1 – 41,5 2 5,40 Sangat Rendah 36,6 – 39 2 5,40 Jumlah 37 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan berada pada kategori sangat tinggi, yang ditunjukkan dari 13 responden (35,14%), kategori sedang sebanyak 11 orang (29,73%), kategori tinggi sebanyak 9 orang (24,33%), kategori rendah sebanyak 2 orang (5,4%) dan kategori sangat rendah sebanyak 2 responden (5,4%). Sehingga dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan masih berada pada kategori Sangat Tinggi atau Sangat Baik.

BAB V ANALISA DATA

Setelah data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan, baik data primer maupun data sekunder, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa setiap data yang dapat disajikan serta menganalisa setiap permasalahan yang ada, guna menjawab setiap rumusan masalah yang telah dipaparkan serta menyimpulkan kebenaran dari hipotesa penelitian ini, yaitu keberadaan hubungan antara variabel profesionalisme (X) dengan variabel produktivitas kerja pegawai (Y).

5.1. Profesionalisme

Profesionalisme adalah kemampuan dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang dipercayakan kepada seorang pegawai sesuai dengan bidang, maupun tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik dan maksimal.

Profesionalisme diukur melalui 12 indikator yang tercakup dalam kompetensi aparatur (3 indikator), loyalitas (4 indikator), budaya organisasi (2 indikator), performansi (2 indikator), dan akuntabilitas (4 indikator). Profesionalisme kerja pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan cukup baik atau dinilai pada kategori sedang yang diperoleh dari jawaban responden pada tabel 18.

Kompetensi aparatur berhubungan dengan pengetahuan dan keahlian dalam mengerjakan pekerjaan yang ditanggung jawabinya; keterampilan tertentu

(spesialisasi kerja) yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan yang ditanggung jawabinya; dan tingkat pengalaman dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Berdasarkan tabel 7 a dapat dilihat bahwa ada 28 orang (75,68%) pegawai yang menjawab setuju bahwa pekerjaan yang ditanggung jawabinya sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya masing-masing. Dari sini dapat dilihat bahwa ada kesesuaian antara pekerjaan yang ditanggung jawabi pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan dengan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Hal ini sangat mendukung terciptanya sikap profesuonal dari seorang pegawai dibagian mana ia ditempatkan. Berdasarkan tabel 7 b, dapat dilihat bahwa ada 24 orang (64,86%) pegawai yang menjawab setuju dibutuhkan keterampilan tertentu (spesialisasi kerja) dalam bidang pekerjaan yang ditanggung jawabinya. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan dibutuhkan keterampilan tertentu (spesialisasi kerja) dalam bidang pekerjaan yang ditanggung jawabi selama bekerja guna mencapai kualita kerja yang maksimal. Berdasarkan tabel 7 c dapat dilihat bahwa ada 30 orang (81,08%) yang menjawab setuju terhadap tingkat berpengalaman dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengalaman pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilaksanakan.

Loyalitas yang diterapkan pegawai Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah baik yaitu meliputi disiplin dalam memulai dan meyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan, menaati segala peraturan organisasi yang melandasi pekerjaan, melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, dan kebersediaan pegawai untuk membantu sesama rekan kerja. Berdasarkan tabel 8 a, dapat dilihat bahwa

tidak semua pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan yang displin dalam memulai dan menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan. Yang menjawab setuju displin dalam memulai dan menyelesaikan pekerjaan yang dikejrakan ada sebanyak 32 orang pegawai (86,48%). Dari tabel 8 b, dapat dilihat bahwa responden pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan yang menjawab setuju menaati segala peraturan organisasi yang melandasi pekerjaan ada 29 orang pegawai (78,38%). Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa sebagian pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan menaati segala peraturan organisasi yang melandasi pekerjaan. Berdasarkan tabel 8 c, dapat dilihat bahwa yang setuju melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan ada sebanyak 27 orang pegawai (72,97%). Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan yang melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Berdasarkan tabel 8 d, maka dapat dilihat bahwa adanya kebersediaan pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan membantu sesama rekan kerjanya. Hal ini terbukti dari 28 orang pegawai (75,68%) memilih jawaban setuju kebersediannya membantu sesama rekan kerjanya.

Budaya organisasi pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah baik meliputi kerangka kerja yang ada sudah efektif dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan pimpinan memberikan pengarahan langsung tentang penyelesaian pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapka agar tercapai tujuan organisasi. Berdasarkan tabel 9 a, dapat dilihat bahwa ada 27 orang pegawai (72,97%) yang menjawab setuju bahwa kerangka kerja yang ada di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah efektif dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Dari

tabel ini, dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan setuju dengan adanya kerangka kerja yang sudah efektif dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan tabel 9 b, dapat dilihat bahwa ada 25 orang pegawai (67,56%) yang menjawab setuju bahwa pimpinan memberikan pengarahan langsung tentang penyelesaian pekerjaan yang berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan agar tercapai tujuan organisasi.

Performansi dapat diartikan menjadi adanya target dalam penyelesian pekerjaan yang diberikan dalam pelayanan kepada masyarakat dan keinginan pegawai untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja. Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa ada 21 orang pegawai (56,75%) yang menjawab setuju bahwa adanya keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja, yang menjawab sangat setuju bahwa adanya keinginan pegawai untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja ada 13 orang pegawai (35,14%).

Akuntabilitas yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah baik yaitu meliputi integritas (memegang teguh kode etik) yang ditetapkan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan, dan produk pelayanan publik. Berdasarkan tabel 11 a, dapat dilihat bahwa ada 29 orang pegawai (78,38%) yang menjawab setuju memiliki integritas (selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral) yang ditetapkan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. Berdasarkan tabel 11 b, dapat dilihat bahwa ada 30 orang pegawai (81,08%) yang menjawab setuju bahwa teliti dalam menyelesaikan pekerjaan, yang menjawab sangat setuju bahwa teliti dalam menyelesaikan pekerjaan ada 2 orang pegawai (5,41%). Berdasarkan tabel 11 c, dapat dilihat bahwa ada 30 orang pegawai (81,08%) yang menjawab sangat

setuju bahwa produk layanan (hasil produk statistic) diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, ada 2 orang pegawai (5,41%) yang menjawab sangat setuju bahwa hasil produk statistik yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

5.2. Produktivitas Kerja Pegawai

Produktivitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang atau jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai agar tujuan organisasi tercapai.

Produktivitas kerja pegawai diukur melalui 12 indikator yang tercakup dalam kemampuan (2 indikator), hasil kerja (2 indikator), meningkatkan hasil yang dicapai (2 indikator), semangat kerja (2 indikator), pengembangan diri (2 indikator), dan mutu (2 indikator). Produktivitas Kerja Pegwai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan cukup baik atau dinilai pada kategori sedang yang diperoleh dari jawaban responden pada tabel 19.

Jika dilihat dari kemampuan yang dimiliki pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan bisa dikatakan cukup baik. Karena mayoritas responden sebanyak 32 orang atau 89,19% menyatakan setuju bahwa bidang pekerjaan yang digeluti saat ini sesuai dengan keahlian mereka. Namun, perlu diperhatikan oleh atasan bahwa sebanyak 1 orang atau 2,70% menyatakan kurang setuju dan 1 orang atau 2,70% menyatakan tidak setuju bahwa bidang pekerjaan yang digeluti sesuai dengan keahlian mereka. Kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan tentu didasari oleh keahlian yang mereka miliki. Jika keahlian tidak sesuai, maka daya yang ada pun lemah untuk mengerjakan tugas yang

diembankan kepada mereka. Hal ini terkait dengan pertanyaan mengenai frekuensi mengeluh saat diberikan tugas yang sulit oleh atasan. Keluhan biasanya terjadi ketika individu merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh instansi, baik secara fisik dan terkhusus secara mental dan kreativitas. Mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 45,95% menyatakan setuju untuk tidak mengeluh dan sebanyak 16 orang atau 43,24% pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan menyatakan kurang setuju apabila mengeluh ketika diberikan tugas yang sulit oleh atasan.

Hasil kerja diperoleh ketika rangkaian pekerjaan menunjukkan progress yang diharapkan, baik itu secara efektifitas dan efisiensinya. Hasil kerja yang baik adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang diberikan instansi. Berdasarkan jawaban dari mayoritas responden sebanyak 31 orang atau 83,78% menyatakan bahwa pegawai setuju menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya. Sebanyak 6 orang atau 16,22% menyatakan bahwa pegawai kurang setuju untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Pekerjaan yang terbengkalai menunjukkan tren negatif dalam hal produktivitas pegawai. Meskipun demikian, mayoritas responden sebanyak 32 orang atau 86,49% menyatakan bahwa pegawai setuju dimana hasil pekerjaan mereka sesuai dengan dengan keinginan organisasi. Hasil pekerjaan dalam hal ini merujuk pada target pencapaian atau produk yang dihasilkan oleh pegawai.

Dari segi meningkatkan hasil yang dicapai, peneliti melihat apakah para pegawai berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Hasil yang baik tidak hanya memuaskan yang

menghasilkan tetapi instansi juga akan merasa puas terhadap pegawai yang menghasilkannya. Disini peneliti membuat dua petanyaan untuk indikator ini yaitu apakah pegawai menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal bekerja hingga saat penelitian ini dilakukan serta pertanyaan tentang apakah pegawai pernah mengulang kembali pekerjaan yang telah diselesaikan karena hasil kerja dinilai masih memiliki kesalahan. Dari jawaban mayoritas responden sebanyak 19 orang atau 51,35% menyatakan kurang setuju dengan menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal penempatan jabatan hingga saat ini. Menerima beban kerja yang lebih banyak menunjukkan adanya produktivitas yang tinggi yang mampu menarik perhatian dan kepercayaan dari atasan untuk memberikan kepada pegawai yang bersangkutan tanggung jawab lebih dan sebanyak 13 orang atau 35,14% setuju dengan menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal penempatan. Hasil penelitian untuk pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan berikutnya yaitu tentang mengulang kembali pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan karena dinilai masih memiliki kesalahan. Mayoritas responden sebanyak 25 orang atau 67,57% menyatakan setuju untuk mengulang kembali pekerjaan yang telah selesai. Mengulang pekerjaan adalah suatu inisiatif yang baik karena mampu mendapatkan hasil yang lebih baik, akan tetapi jika terjadi secara berulang-ulang maka akan berpengaruh pada pekerjaan yang lain.

Semangat kerja merupakan usaha untuk lebih baik hari ini dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada hari sebelumnya. Instansi akan mencapai sasaran dengan baik jika pegawainya melakukan sesuatu dengan semangat. Karena semangat kerja memberikan

kekuatan kepada pegawai untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu dengan baik. Dilihat dari data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam bekerja cukup bersemangat. Hal ini terlihat dari jawaban responden sebanyak 35 orang atau 94,6% menyatakan setuju untuk semangat dalam meningkatkan kinerja esok hari dan sebanyak 29 orang atau 78,38% menyatakan senang dalam melakukan pekerjaan mereka.

Pengembangan diri adalah salah satu indikator produktivitas kerja yang menekankan kepada perihal meningkatkan kemampuan yang telah dikuasai. Pengembangan diri dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan harapan terhadap apa yang akan dihadapi dalam dunia pekerjaan. Mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 45,96% kurang setuju untuk mengambil keputusan yang berat diantaranya keputusan yang mengandung resiko dan tantangan. Hal ini dipengaruhi oleh institusi yang telah diatur secara sistematis yang mengecilkan kemungkinan pegawai mampu mengembangkan diri dengan baik.

Dari segi mutu, peneliti mencoba melihat apakah pegawai selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kerjanya, apakah lebih baik daripada yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Disini peneliti membuat beberapa pertanyaan untuk mengukur mutu kerja yang dihasilkan pegawai. Terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa mutu kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan tergolong cukup baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan tentang hasil pekerjaan yang memuaskan semua pihak, sebanyak 29 orang atau 78,38 menyatakan setuju hasil pekerjaan mereka dapat memuaskan

semua pihak. Sebanyak 24 orang (64,86%) menyatakan setuju pegawai mendapatkan pujian atau penghargaan atas kualitas kerja yang memuaskan.

5.3. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan

Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara penerapan profesionalisme (X) dengan produktivitas kerja pegawai (Y), maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh profesionalisme (X) terhadap produktivitas kerja pegawai (Y), maka digunakan rumus koefisien determinan.

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, maka digunakan rumus product moment.

rxy=

{

2

}{

2

}

) ( . ) ( . ) )( ( . 2 2 Χ Υ Υ Χ Υ Χ ΧΥ Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ N N N

Dimana diketahui bahwa :

∑x : 1946 ∑x² : 102774

∑y : 1670 ∑y² : 75660

Maka rxy=

{

2

}{

2

}

) ( . ) ( . ) )( ( . 2 2 Χ Υ Υ Χ Υ Χ ΧΥ Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ N N N rxy=

{

2

}{

2

}

) 1670 ( 75660 . 37 ) 1946 ( ) 102774 . 37 ( ) 1670 )( 1946 ( 87972 . 37 − − − r xy =

{

(3802638 3786916)

}{

(2799420 (2788900)

}

3249820 3254964 − − − r xy=

{

15722

}{

10520

}

5144 r xy= 12861 5144 r xy =0,399980845 rxy = 0,4 (pembulatan)

Hasil perhitungan korelasi tersebut sebesar 0,4 bernilai positif, dari hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh adalah positif (r = +). Hal ini berarti ada hubungan antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan.

Dengan hasil perhitungan yang positif mengartikan bahwa kenaikan variabel yang satu akan diikuti dengan kenaikan variabel lainnya dan kedua variabel memiliki hubungan positif. Hubungan yang positif tersebut memberikan kesimpulan bahwa semakin baik adanya profesionalisme yang ada maka semakin tinggi produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan. Dari perhitungan korelasi diatas dapat diperoleh r hitung 0,4 bila dibandingkan dengan nilai r tabel untuk n = 37 dan kesalahan 5% maka r tabel adalah 0,334. Dengan demikian korelasi 0,334 itu signifikan dan hipotesa yang

diajukan dapat diterima karena rxy adalah lebih besar dari nilai rtabel N = 37 yaitu

0,4 > 0,334. Untuk mengetahui kadar tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka diperlukan interpretasi sebagai berikut (Sugiyono, 2005:212).

Tabel 5.1

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Antara 0,20 – 0,39 Rendah

Antara 0,40 – 0,59 Sedang

Antara 0,60 – 0,79 Tinggi

Antara 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus koefisien Korelasi

Product Moment, maka diperoleh hasil 0,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya profesionalisme memberi positif terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan. Dengan kata lain apabila salah satu variabel terjadi peningkatan maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang berkorelasi. Selain itu, dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman interpretasi sugiyono, maka dapat dilihat bahwa r = 0,4 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,59. Jadi tingkah pengaruh antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sedang berarti pengaruh antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai berada pada tingkat sedang.

2. Uji Signifikansi

Untuk menguji pengaruh profesionalisme (X) dengan produktivitas kerja pegawai (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu :

t = 2 ) 4 , 0 ( 1 2 37 4 , 0 − − t = 16 , 0 1 35 4 , 0 − t = 84 , 0 ) 9161 , 5 )( 4 , 0 ( t = 9165 , 0 36644 , 2 t = 2,582

Harga thitung adalah 2,582 dan jika dilihat dari tabel t (lihat lampiran) untuk

kesalahan 5% dan k = 37 – 2 = 35, maka didapat ttabel = 2,03. Berdasarkan

ketentuan uji hipotesis :

a) Jika harga thitung < ttabel maka hipotesis alternative (Ha) ditolak dan

hipotesis nol (Ho) diterima, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan.

b) Jika harga thitung > ttabel maka hipotesis alternative (Ha) diterima dan

profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan.

Dengan membandingkan antara thitung dengan nilai 2,582 dan ttabel 2,03,

maka dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (2,582 > 2,03) , hal ini berarti Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan demikian ada dampak yang signifikan antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Kota Medan.

3. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/independen (X) terhadap variabel terikat/dependen (Y).

Penggunaan teknik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r (koefisien korelasi) diatas, maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

D

= (r

xy

)

2

× 100%

= (0,4)2 × 100% = 0,16 × 100% = 16 %

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara variabel X (profesionalisme) terhadap variabel Y (produktivitas kerja pegawai) adalah sebesar 16 % dan sisanya sebesar 84% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh Profesionalisme Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kora Medan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profesionalisme yang ada pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan berada pada kategori cukup baik. Hal ini dibuktikan oleh jawaban responden (lihat tabel 4.30) yang menunjukkan bahwa profesionalisme berada pada kategori sedang, berdasarkan dari mayoritas jawaban responden yang berjumlah 24 orang (64,86%), kemudian disusul dengan jawaban responden yang berada pada kategori rendah sebanyak 4 responden (10,81%)

2. Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian bahwa produktivitas kerja pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah dapat dikatakan sangat baik. Hal ini juga dapat dibuktikan dari jawaban responden (lihat tabel 4.31) yang terbanyak berada pada kategori sangat tinggi, yang ditunjukkan dari 13 responden (35,14%) dan disusul oleh jawaban responden yang termasuk pada kategori sedang sebanyak 11 responden (29,73%).

3. Berdasarkan hasil analisa Korelasi Product Moment terdapat pengaruh positif antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan dengan korelasi 0,4. Berdasarkan interpretasi tersebut maka pengaruh profesionalisme dengan produktivitas kerja pegawai berada pada kategori sedang. Hal ini memperlihatkan bahwa koefisien korelasi signifikan dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.

4. Hasil perhitungan Koefisien determinasi diperoleh bahwa terdapat pengaruh profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik adalah sebesar 16 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yakni sebesar 84%.

6.2. Saran

Penulis mengharapkan terdapat penelitian- penelitian sejenisnya dengan variabel indikator dan metode yang lain lebih relevan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Metode korelasional adalah metode yang meneliti hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain. Karena penelitian ini menghubungkan dua variabel saja, maka korelasinya disebut korelasi sederhana. Pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dari responden.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan di Jalan Gaperta Nomor 311 Medan Helvetia.

2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1. Populasi

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan

Dokumen terkait