• Tidak ada hasil yang ditemukan

Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. (Abdul Halim, 2005). Return dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah return yang telah terjadi, return ini dihitung berdasarkan data historis. Sedangkan yang kedua adalah return yang diharapakan akan diperoleh investor dimasa mendatang. (Abdul Halim, 2005)

Return adalah salah satu tujuan investor menanamkan modalnya untuk mendapatkan return. Return merupakan hasil yang di peroleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang suadah pasti terjadi (realized retrun)

atau return ekspentasi berupa retrun yang belum terjadi tetapi yang di harapkan terjadi di masa yang akan datang.

1. Return realisasi merupakan return yang terjadi, return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Retrun realisasi penting karena di gunakan sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan. Return historis ini di gunakan sebagai dasar penentuan return ekspetasi dan resiko di masa mendatang.

2. Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi tetapi diharapkan kan didapatkan di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang bersifat sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi. Tingkat penghasilan yang di realisasikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah ketidakpastian akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi, yaitu bahwa investor harus selau mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan resiko investasi. (Muhammad Ryan Solehan Azadin, 2008)

Komponen return meliputi: 1. Capital gain (loss)

Merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli yang terjadi di pasar sekunder.

2. Yield

Merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.

Resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapakan (expected of return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangan yang terjadi, berarti semakin besar tingkat resikonya.

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap resiko, Abdul Halim membagi investor menjadi tiga, yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Investor yang suka terhadap resiko (risk seeker).

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

2. Investor yang netral terhadap resiko (risk neutrality).

Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan resiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

3. Investor yang tidak suka terhadap resiko (risk averter).

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil

investasi dengan resiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya.

Sementara itu, dalam konteks portofolio, Abdul Halim membedakan resiko menjadi dua, yaitu :

1. Resiko sistematis.

Merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena Volatilitas resiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Resiko ini juga disebut undiversifiable risk.

2. Resiko tidak sistematis.

Merupakan resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena resiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Resiko ini juga disebut diversifiable risk.

C. Bursa Berjangka

Perdagangan berjangka merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan dan dilakukan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana lindung nilai (hedging) yang sangat efektif untuk menunjang kemantapan strategi.

Kontrak berjangka adalah suatu perjanjian yang mengikat secara hukum diantara 2 pihak, untuk membeli atau menjual komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka, dalam jumlah, mutu, jenis dan tempat tertentu yang telah ditetapkan.Transaksi bursa berjangka hanya dilkukan di Bursa Berjangka atas ijin BAPPETI. (Bappeti,2010)

Komoditas yang diperdagangkan di Bursa Berjangka terdiri dari Produk Keuangan seperti Indeks Saham dan Valuta Asing. Kemudian yang kedua adalah Produk non Keuangan seperti Olein, Emas, Kopi, dan sebagainya.

Indeks saham adalah menunjukkan harga saham dan berfungsi sebagai indicator trend pasar (pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Valuta asing adalah segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko di bandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut system mengambang bebas (free float) yaitu benar – benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat mata uang rupiah sangat fluktuatif.

Sedangkan untuk produk non-keuangan seperti dalam bursa berjangka terdapat beberapa produk di antaranya :

Olein adalah investasi atau komoditas baru dalam Bursa Berjangka yang mulai di perdagangkan di dalam Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).

Emas merupakan jenis Komoditas logam mulia berharga. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dekat sarana investasi ini.

Sebagian dari mereka memilih emas sebagai sarana investasinya. Mereka melihat emas bukan saja sebagai sarana investasi akan tetapi juga sebagai tanda tingkat social individu di lingkungan sekitar

Untuk menjamin kelancaran dalam perdagangan berjangka, maka dibentuklah suatu kelembagaan bursa berjangka. Setiap lembaga dalam bursa berjangka ini memiliki tugas dan wewenang yang berbeda:

1. Badan Pengawas.

Badan ini di bentuk oleh pemerintah dan ditetapkan sebagai unit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan, yang dalam hal ini adalah Menteri Industri dan Perdagangan. Lembaga ini diberi nama Badan Pengawas Perdagangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dasarnya diarahkan untuk menjamin terwujudnya integritas pasar, integritas keuangan dan perlindungan kepada nasabah.

2. Bursa Berjangka.

Menurut UU no.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, yang dimaksud dengan Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk kegiatan jual-beli komoditi berdasarkan kontrak berjangka dan opsi atas kontrak berjangka.

Bursa berjangka memiliki tugas untuk menyediakan sarana serta sistem untuk kegiatan jual beli komoditas berdasar kontrak berjangka dan opsi atas kontrak berjangka. Selain itu bursa berjangka bertugas melakukan pemantauan yang cermat terhadap kegiatan yang terjadi di dalamnya. Tujuannya untuk mencegah terjadinya tindak penipuan, cidera janji serta tindakan kecurangan lainnya. Oleh karena itulah, maka bursa berjangka diberi wewenang untuk membuat aturan dalam organisasinya yang harus dipatuhi oleh para anggotanya dan para pelaku transaksinya.

3. Lembaga Kliring Berjangka.

Merupakan badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan transaksi di bursa berjangka. Tujuannya untuk mendukung terciptanya transaksi kontrak berjangka yang teratur, wajar, efisien dan efektif di bursa berjangka. Tugasnya antara lain menjamin penyelesaian kontrak yang ditransaksikan di lantai bursa baik melalui offset (likuiditas) maupun penyerahan fisik. Semua transaksi yang dilaksanakan di bursa berjangka akan dijamin dan diselesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id oleh Lembaga Kliring Berjangka. Lembaga ini bertindak sebagai wakil penjual terhadap pembeli dan kebalikannya sebagai wakil pembeli terhadap penjual. Di Indonesia, Lembaga Kliring Berjangka dalam menjalankan tugasnya harus berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT).

Peserta bursa berjangka diantaranya yaitu : 1. Hedger.

Hedger adalah seorang pedagang atau pengusaha yang melakukan bisnis di pasar tunai (pasar fisik) atas komoditi yang kontrak berjangkanya diperdagangkan di pasar berjangka (bursa) dan menggunakan transaksi kontrak berjangka untuk melindungi nilai finansial dari komoditi terhadap resiko perubahan harga yang dapat merugikannya. Ada dua jenis hedger : a. Hedger pembeli / buying hedge / hedge long adalah hedger yang akan

membeli komoditi di pasar fisik di masa yang akan datang.

b. Hedger penjual / selling hedge / hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditi di pasar fisik di masa yang akan datang.

2. Spekulator.

Spekulator adalah seorang pedagang yang berusaha untuk mengharapkan keuntungan melalui antisipasi yang tepat terhadap perubahan harga.

Dokumen terkait