• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Tri Suci

Tempat/ tanggal lahir

: Adil Makmur, 24 Februari 1993

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Merak Gg. Adil No.51 Kec. Sunggal,

Medan

Pendidikan

:

SD Negeri 094124 Dusun Pengkolan (1999-2005)

SMP Negeri 1 Bosar Maligas (2005-2008)

SMA Negeri 1 Bandar Perdagangan (2008-2011)

S1 Keperawatan USU (2011-Sekarang)

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah. T. (2014). Gambaran gangguan pola tidur pada perawat di rs syarif

hidayatullah. Jurnal

Albertie, A. (2006). Headache and sleep. Sleep laboratory, neurologic clinic of

Perugia, via e. Dal pozzo, perugia, italy,http://www.clusterheadaches.com.

Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika

diunduh 24 Juni 2015

Boynton, L. (2003). Respiratory caredisclaimer: the material contained herein is provided for informational purposes only, and should not be construed as medical or legal advice on any subject matter. http://web.alsa.org

Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta . diunduh 10 Oktober 2014.

Bastaman, T. K. (1988). Arti Tidur dalam Kehidupan Sehari-hari. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakart

Chopra, D. 2003. Tidur nyenyak, mengapa tidak? Ucapkan selamat tinggal pada insomnia. Yogyakarta: Ikon Teralitera

Cohen, Jerome. D. (2009). Hypertension epidemiology and economic burden: refining risk assesment to lower costs. Departement of nternal medicine (cardiology), St. Louis University School of

Medicine

Cortelli, R. J. (2006). Longitudinal clinical evaluation of adjunct minocycline in

the treatment of chronic periodontitis.

Juni 2015

Corwin, E. J. (2000). Buku saku patofisiologi. EGC: Jakarta. Corwin, E. J. (2009). Patofisiologi:buku sakuedisi 9. Jakarta: EGC

Craven, R. F., & Hirnle, C. J. (2000). Fundamental of nursing: human health and function (3 rd ed). Philadelphia: J.B. Lippincott Company

Detroit. (2012). Pusat gangguan tidur henry

ford. http://www.herbalengkap.com

Gangwich, et al..2006. Short Sleep Duration as a Risk Factor for Hypertension :Analyses of the First National health and Nutrition Examination Survey. American Heart Association: 7272 Greenville Avenue, Dallas

diunduh 10 Oktober 2014

Gotlieb, D. J. Et al. (2005). Association of sleep time with diabetes mellitus and

impaired glucose tolerance. Arch intern med.

diunduh 29 Juni 2015

Guyton, A. C. & Hall, J. E. (1997). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 9. Jakarta: EGC

Hanning, C. (2009). Sleep disturbance and wind turbine noise on behalf of stop swinford wind farm action group (SSWFAG). http://docs.wind-watch.org.

Hanun, M. (2011). Mengenal sebab-sebab, akibat-akibat, dan cara terapi insomnia. Yogyakarta: FlashBooks

diunduh 24 Juni 2015

Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Karota-Bukit. (2003). Sleep Quality and Factors Interfering with Sleep Among Hospitalized Elderly in Medical Units, Medan Indonesia. Master of Nursing Science Thesis in Adult Nursing. Prince of Songkla University, Thailand.

Khuswardhani, R.A.T. (2006). Penatalaksanaan hipertensi pada usia lanjut. Jurnal

Koch, R. (2003). The impact of shift work.

Australi

Lee WL, e. a. (2007). Risk Factors for Peripheral Intravenous Catheter Infection in Hospitalized Patients: A Prospective Study of 3165 Patients. Am J Inject Control.

Mansoor, G. A. (2002). Sleep Actigraphy in Hypertensive Patients with The 'Non- dipper' Blood Pressure Profile. Journal of Human Hypertensio

Miller, C. A. (1995). Nursingcare of older adults: theory & practice. Philadelphia: J. B. Lippincott

Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurmianto, E. (2004). Ergonomi: Konsep dasar & aplikasinyaedisi III. Surabaya: Guna Widya

Patlak, M. (2005). Your guide to healthy sleep. U. S. Department of health and human services. http://www.nhlbi.nih.gov

Polit, D. F. & Hungler, B. P. (1995). Nursing research: principle and methol (5th edition). Philadelphia: J. B Lippincontt Company

. diunduh 15 November 2014.

Potter, P. & Perry, A. G. (2009). Fundamental keperawatan edisi 7 volume 1. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P. & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Puskesmas Helvetia. (2013). Data hipertensi di wilayah kecamatan helvetia. Medan: Puskesmas Helvetia Medan

Putriana. D. (2012). Kualitas tidur dan faktor gangguan tidur pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas medan teladan. Jurnal

Rains, J. C. (2006). Sleep Disorders and Headache. Center for Sleep Evaluation at Elliot Hospital, Manchester.

Rasyidah. D. (2012). Kualitas tidur dan faktor gangguan tidur pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas medan teladan.http://www.academia.edu. diunduh 02 Juli 2015

Rochers & Roth. (2000). Shift work and healt

Juni 2015

Riskedas. (2013). Laporan riskedas 2013. www.litbang.depkes.go.id

Sack, R. L. et al. (2007). Circadian Rhythm Sleep Disorders: Part I, Basic Principles, Shift Work and Jet Lag Disorders An American Academy of Sleep Medicine Review

diunduh 13 Januari 2015

Schachter, L. (2008). Sample Diagnostic Report. Sleep Services

AustraliDiunduh 24 Juni 2015

Sugiyono. (2005). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatanedisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Youna, S. (2014). Hubungan tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur pasien hipertensi di puskesmas bahu manado. Jurnal

WHO. (2004). Global burden disease report. http://www.who.int. diunduh 14 November 2014

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia. Banyak faktor yang mempengaruhi tidur yaitu fisik seperti pusing, nyeri, rasa tidak nyaman, terbangun karena BAK, dan mudah lelah; lingkungan seperti suara bising, lampu ruangan terlalu terang, suhu ruangan panas, dan suhu ruangan dingin; psikologis seperti stres emosional dan kecemasan; dan obat-obatan dan substansi seperti hipnotik, diuretik, antidepresan, alkohol, penyekat beta, benzodiazepin dan narkotika. Pada penelitian ini hanya meneliti fisik dan lingkungan karena keterbatasan waktu penelitian dan kedua faktor ini sudah memenuhi untuk diteliti dan mendukung variabel penelitian dalam penelitian ini.

Gambar 3.1. Kerangka penelitian Pola Tidur dan Gangguan Tidur Klien Hipertensi Keterangan: Diteliti Tidak diteliti Gangguan Tidur: Fisik - Pusing - Nyeri

- Rasa tidak nyaman - Terbangun karena BAK - Kelelahan Lingkungan - Suara bising - Penerangan - Suhu ruangan Pola Tidur:

- Total jam tidur malam - Waktu memulai tidur - Frekuensi terbangun

malam

- Kepuasan tidur - Kedalaman tidur - Rasa segar bangun pagi - Konsentrasi beraktivitas

Psikologis

- Stres emosional - Kecemasan

Obat-obatan dan substansi - Hipnotik - Diuretik - Antidepresan - Alkohol - Penyekat beta - Benzodiazepin - Narkotika

2. Definisi Operasional

2.1. Pola Tidur

Pola tidur adalah ritme jadwal tidur dan bangun seseorang dalam jangka waktu tertentu pada malam hari yang dapat dinilaidari 7 aspek parameter tidur yaitu total jam tidur malam, waktu memulai tidur, frekuensi terbangun malam, kepuasan tidur, kedalaman tidur, rasa segar bangun pagi, konsentrasi beraktivitas. Pola tidur diukur dengan menggunakan kuesioner SQQ. Skala yang digunakan adalah skala ordinal untuk mengidentifikasi kualitas tidur responden baik atau buruk.

2.2. Gangguan Tidur

Gangguan tidur adalahperubahan yang terjadi terhadap proses tidur akibat dari masalah medis meliputi masalah fisik dan lingkungan.

Gangguan tidur fisik merupakan perubahan tidur yang berasal dari fungsi sistem tubuh yaitu pusing, nyeri, rasa tidak nyaman, terbangun karena buang air kecil, dan kelelahan.

Gangguan tidur lingkungan merupakan perubahan tidur yang berasal dari lingkungan yaitu suara bising, penerangan, dan suhu ruangan.

Gangguan tidur diukur dengan menggunakan kuesioner. Dimana klien akan memilih salah satu jawaban yaitu Ya atau Tidak. Skala yang digunakan adalah skala ordinal.

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dimana metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2012). Dimana tujuannya untuk mengidentifikasi gambaran pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah klien hipertensi yang berkunjung ke puskesmas Helvetia. Berdasarkan survei jumlah penderita hipertensi pada tahun 2013 di puskesmas Helvetia terdiri dari 294 orang.

2.2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel penelitian terdiri dari bagian populasi yang terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian. Penetapan jumlah sampel yang didapatkan 15% dari populasi yaitu 44 orang (Notoatmodjo, 2012).

2.3. Teknik Sampling

Metode sampling nonprobability yang digunakan adalah convenience sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan.

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah klien yang terdiagnosis hipertensi enam bulan ke atas yang berkunjung di puskesmas Helvetia, bersedia menjadi responden, sehat jasmani dan rohani.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Helvetia Jln. Kemuning Perumnas Helvetia yang merupakan salah satu puskesmas rawat inap, dengan pertimbangan jumlah sampel yang memadai, efisiensi waktu dan biaya penelitian. Perencanaan waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2015.

4. Pertimbangan Etik

Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan etik dalam penelitian ini yaitu:

Self determination, dalam penelitian ini peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia menjadi responden atau tidak dalam penelitian ini setelah diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.

Privacy, peneliti menjelaskan pada responden bahwa semua informasi yang diperoleh dari responden selama penelitian ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Anonymity, peneliti menjelaskan kepada responden bahwa menjamin kerahasiaan responden dengan tidak menuliskan atau mencantumkan identitas responden pada lembar pengumpulan data atau kuesioner.

Confidentially, peneliti menjelaskan kepada responden bahwa semua informasi yang deperoleh dari responden tidak akan disajikan secara keseluruhan.

Protection from discomfort and harm, peneliti memperhatikan kemungkinan ketidaknyamanan yang dirasakan responden selama pengisian kuesioner. Untuk meminimalkan ketidaknyamanan maka peneliti mendampingi responden selama pengisian kuesioner.

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data dengan membacakan kuesioner. Instrumen ini terdiri atas tiga bagian yaitu Data Demografi (KDD), Kuesioner Pola Tidur (KPT), dan Kuesioner Gangguan Tidur (KGT).

Kuesioner Data Demografi (KDD) merupakan bagian pertama instrumen penelitian berisi tentang pengkajian data demografi klien hipertensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, status perkawinan, pekerjaan, dan jumlah teman sekamar, ukuran kamar, penyakit lain yang diderita dan obat yang dikonsumsi.

Kuesioner Pola Tidur (KPT) bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur klien hipertensi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang diadopsi dari kuesioner pola tidur Karota Bukit (2005). Kuesioner pola tidur ini merupakan kuesioner yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia. Kuesioner pola tidur meliputi: total jam tidur malam (kuesioner nomor 1), waktu untuk memulai tidur (kuesioner nomor 2), frekuensi terbangun di malam hari (kuesioner nomor 3), kepuasan tidur (kuesioner nomor 4), kedalaman tidur(kuesioner nomor 5), rasa segar bangun tidur (kuesioner nomor 6), konsentrasi dalam beraktivitas (kuesioner nomor 7).

Kuesioner pola tidur ini terdiri dari tujuh pertanyaan tertutup dengan empat pilihan. Kualitas tidur akan semakin buruk apabila nilai kuesioner semakin rendah dan sebaliknya kualitas tidur akan semakin baik apabila nilainya tinggi dimana nilainya 7-28.

Kuesioner gangguan tidur (KGT) bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya gangguan tidur yang terjadi pada klien hipertensi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang dimodifikasi dari penelitian sebelumnya oleh Vina Prismawati Sagala. Faktor-faktor Fisik: pusing (kuesioner nomor 1), nyeri (kuesioner nomor 2), rasa tidak nyaman (kuesioner nomor 3), terbangunkarena buang air kecil(kuesioner nomor 4), kelelahan(kuesioner nomor 5). Faktor-faktor Lingkungan: suara bising(kuesioner nomor 1), penerangan(kuesioner nomor 2), suhu ruangan(kuesioner nomor 3). Nilai dari kuesioner ini yaitu 0-8, semakin tinggi nilai kuesioner maka semakin tinggi pula tingkat gangguan tidurnya. Sebaliknya semakin rendah nilainya maka semakin baik.

6. Alat dan Bahan

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2005). Pada penelitian ini, alat yang digunakan adalah berupa lembar kuesioner untuk memperoleh data tentang pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi.

7. Validitas dan Reabilitas

7.1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan tinjauan pustaka dalam penggunaan instrumen penelitian yang merupakan adaptasi total dari SQQ (Sleep Quality Questionaires)yang telah divalidasi sehingga dapat digunakan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, di komunitas maupun di sekolah.

Sedangkan gangguan tidur klien hipertensi menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari penelitian sebelumnya oleh Vina Prismawati Sagala. Dimana instrumen ini telah divalidasikan oleh Dosen di Fakultas Keperawatan yang memiliki kesesuaian bidang dengan judul penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7.2. Reliabilitas

Sebagai pemeriksaan pendahuluan sebelum melakukan penelitian, menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2012). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Uji reliabilitas telah dilakukan pada responden yang berkunjung ke Puskesmas Helvetia. Kuesioner pola tidur sudah direliabilitas dengan internal konsistensi Cronbach’s Alpha Coefficient dengan hasil 0,788 dan hasil ini dinyatakan reliab. Kuesioner gangguan tidur telah di uji dengan menggunakan uji KR 20 dan dinyatakan relieb apabila nilai 0,6-0,7 atau lebih. Hasil reliabilitas gangguan tidur fisik didapatkan nilai 0,72 dan gangguan tidur lingkungan dengan nilai 1,02.

8. Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti telah mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian permohonan izin yang diperoleh dikirimkan ke bagian Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarluaskan kuesioner kepada setiap responden sesuai dengan inklusi kriteria dan telah bersedia menjadi responden dengan mengisi lembar persetujuan. Responden dijelaskan tentang topik, manfaat serta tujuan dari penelitian kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti, agar tidak terjadi kesalahan interpretasi pada responden, bila perlu peneliti mendampingi responden selama pengisian kuesioner sehingga hal-hal yang kurang dimengerti responden dapat segera dijelaskan. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa. Pada waktu yang bersamaan, responden diminta untuk menyerahkan foto kopi transkrip nilai yang dibutuhkan.

9. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan semua bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya mamasukan (entry) data kedalam komputer dan melakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik. Analisisdata mengunakan analisis dataunivariat yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel yang dikehendaki dari tabel distribusi frekuensi.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi di Puskesmas Helvetia melalui proses pengumpulan data yang telah dilakukan pada tanggal 25 Mei – 20 Juni 2015. Penyajian data meliputi deskripsi karakteristik responden, pola tidur klien hipertensi dan gangguan tidur klien hipertensi di Puskesmas Helvetia sejumlah 44 orang.

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang didapatkan berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak (41%), responden berjenis kelamin laki-laki (55%) dan perempuan (45%), SMA (36%) dan tingkat pendidikan perguruan tinggi (41%), agama responden mayoritas Islam (73%), pekerjaan pegawai swasta/wiraswasta dan lain-lain (30%) dan buruh (25%), jumlah teman sekamar 1-2 orang (75%), ukuran kamar 3x4 m² (75%), penyakit lain yang diderita tidak ada (73%), dan klien tidak ada mengonsumsi obat sebesar (89%).

Tabel 5.1Frekuensi dan persentase data demografi klien hipertensi di Puskesmas Helvetia (n=44)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Umur

17-25 tahun (remaja akhir) 26-35 tahun (dewasa awal) 36-45 tahun (dewasa akhir) 46-55 tahun (lansia awal)

6 4 18 6 14 9 41 15

Tabel 5.1 (Lanjutan)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

56-65 tahn (lansia akhir) 65 sampai keatas (manula) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Lain-lain Agama Islam Kristen Status Perkawinan Belum Menikah Menikah Janda/Duda Pekerjaan PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta/Wiraswasta Buruh Bertani Lain-lain

Jumlah Teman Sekamar Sendiri 1-2 orang 3-4 orang Ukuran Kamar 2x3 3x3 3x4 4x4 7 3 24 20 4 4 16 18 2 32 12 12 26 6 4 13 11 3 13 10 33 1 3 1 33 7 16 7 55 45 9 9 36 41 5 73 27 27 59 14 9 30 25 6 30 23 75 2 7 2 75 16

Tabel 5.1 (Lanjutan)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Penyakit Lain yang Diderita Tidak Ada Jantung Kolesterol Asam Urat Lambung Rematik Diabetes

Obat yang Dikonsumsi Furosemide Lain-lain Tidak ada 32 4 1 2 1 2 2 1 4 39 73 9 2 5 2 5 4 2 9 89

1.2. Pola Tidur Klien Hipertensi di Puskesmas Helvetia

Pola tidur klien hipertensi dapat diidentifikasi dari parameter tidur yaitu: total jam tidur malam, waktu untuk memulai tidur, frekuensi terbangun malam, kepuasan tidur, kedalaman tidur, rasa segar bangun pagi, konsentrasi beraktivitas.

Hasil persentase pola tidur klien dapat dilihat berdasarkan grafik 5.1 dan tabel 5.2. Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas 30% total jam tidur malam hari 5-6 jam (X= 2.61, SD=1.083), 57% waktu untuk memulai tidur 31-60 menit atau lebih (X= 2.48, SD=1.131), 45% frekuensi terbangun malam 1-2 kali (X= 2.82, SD= 0.815), 36% kepuasan tidur klien merasa mengantuk (X= 2.82, SD= 0.971), 66% kedalaman tidur klien tidur tetapi tidak nyenyak (X= 2.73, SD=1.107), 64% merasa cukup segar bangun di pagi hari (X= 2.14, SD= 0.702), 36% merasa lemah atau lelah saat beraktivitas di siang hari (X= 2.82, SD= 0.896).

Gambar 5.1 Grafik persentase pola tidur klien hipertensi di puskesmas helvetia

Tabel 5.2Frekuensi dan persentase parameter tidur klien hipertensi di Puskesmas Helvetia (n=44).

Parameter Tidur Frekuensi Persentase

Total jam tidur malam hari < 5 jam

5 – 6 Jam > 6 - 7 jam > 7 jam

Waktu untuk memulai tidur > 60 menit

31 - 60 menit 16 - 30 menit < 15 menit

Frekuensi terbangun malam > 5 kali 3 - 4 kali 1 - 2 kali Tidak ada Kepuasan tidur Sangat mengantuk Mengantuk Sedikit mengantuk Segar 8 13 11 12 10 15 7 12 2 13 20 9 3 16 11 14 18 30 25 27 23 34 16 27 5 30 45 20 7 36 25 32 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% TJM WMT FTM KPD KDT RSB KBT

Skor Relatif Baik

Skor Relatif Cukup

Skor Relatif Rendah

Skor Relatif Sangat Rendah

Tabel 5.2 (Lanjutan)

Parameter Tidur Frekuensi Persentase

Kedalaman tidur

Sebentar-bentar terbangun Tidur dan kemudian terbangun Tidur tetapi tidak nyenyak Tidur sangat nyenyak Rasa segar bangun pagi

Tidak sama sekali Cukup segar Sedang Sangat segar

Konsentrasi beraktivitas

Sangat lemah atau sangat lelah Lemah atau lelah

Sedikit lemah atau lelah

Tidak lemah atau lelah sama sekali

7 13 9 15 6 28 8 2 2 16 14 12 16 30 20 34 14 64 18 4 5 36 32 27

1.3. Gangguan Tidur Klien Hipertensi di Puskesmas Helvetia

1.3.1. Faktor Fisik

Tabel 5.3 menunjukkan tanda gejala penyakit yang dialami oleh mayoritas klien adalah pusing (51%), rasa tidak nyaman (47%), terbangun buang air kecil (76%) dan kelelahan (71%).

Tabel 5.3Frekuensi dan persentase gangguan tidur fisik klien hipertensi di Puskesmas Helvetia (n=44) Faktor Fisik Ya Tidak F % f % Pusing Nyeri

Rasa tidak nyaman Terbangun BAK Kelelahan 23 3 21 34 32 51 7 47 76 71 21 41 23 10 12 47 91 51 22 27

1.3.2. Faktor Lingkungan

Gangguan tidur umumnya dari suara bising berbagai sumber, penerangan, dan juga suhu ruangan yang tidak sesuai. Tabel 4 menunjukkan mayoritas klien mengalami gangguan pada suara bising (65%), penerangan (69%) dan suhu ruangan yang tidak sesuai sebesar (58%).

Tabel 5.4Frekuensi dan persentase gangguan tidur lingkungan klien hipertensi di Puskesmas Helvetia (n=44)

Faktor Lingkungan Ya Tidak

F % f % Suara Bising Penerangan Suhu Ruangan 29 31 26 65 69 58 15 13 18 33 29 40 2. Pembahasan

Pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi di Puskesmas Helvetia.

2.1. Pola Tidur Klien Hipertensi

Pola Tidur adalah ritme jadwal tidur dan bangun seseorang dalam jangka waktu tertentu pada malam harimeliputi waktu untuk memulai tidur, frekuensi terbangun malam, kepuasan tidur, kedalaman tidur, dan konsentrasi beraktivitas (Potter & Perry, 2005) serta total jam tidur dan rasa segar bangun pagi (Guyton & Hall, 1997). Hasil penelitian yang didapatkan pola tidur klien hipertensi mayoritas

berada pada pola tidur dengan karakteristik rendah pada aspek penilaian tujuh komponen parameter tidur hal ini menunjukkan bahwa pola tidur klien dengan hipertensi benar dalam kondisi tidak normal. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa klien hipertensi mengalami pola tidur dalam kondisi yang tidak normal (Sarah, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar total jam tidur malam klien 5-6 jam (30%).Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya total jam tidur malam klien hipertensi adalah 5-6 jam (Putriana, 2012), adapun penelitian terhadap 230 klien hipertensi dari Unversitas Pisa di Italy menemukan bahwa mayoritas responden tidur 6 jam atau kurang setiap malam,sedangkan kebutuhan waktu tidur normal pada orang dewasa adalah 7-8 jam dalam sehari (Patlak, 2005). Secara umum kebutuhan tidur yang tidak normal tentunya akan mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada hipertensi (Gangwisch, 2006), bahkan apabila terjadi dalam waktu yang lama tentunya akan memperparah peningkatan tekanan darah yang diderita (Chopra, 2003). Hal tersebut desebabkan karena saat tidur tekanan darah dan denyut jantung akan menurun sebanyak 10- 20% (Gotlieb, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan waktu mulai tertidur 31-60 menit atau lebih dialami 57% klien. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya waktu yang dibutuhkan untuk mulai tidur 31-60 menit dialami 35% klien (Putriana, 2012). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa penderita hipertensi memiliki waktu lebih lama untuk mulai tertidur (Mansoor, 2002)sehingga akan berdampak pada total jam tidur yang berkurang dan tidak seperti orang normal yang biasa tertidur

dalam waktu 20 menit (Schachter, 2008).Tidak nyaman, status kesehatan yang memburuk dapat meningkatan waktu mulai tidur klien. Orang yang menderita penyakit hipertensi tentunya akan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, sehingga responden bisa mengalami insomnia dan klien akan sulit untuk tidur (Sarah, 2014). Hal ini juga berkaitan dengan mengonsumsi tembakau dan teh, adapun kandungan nikotin yang terdapat dalam tembakau dan kandungan kafein yang

Dokumen terkait