• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS, PENANAMANMODAL ASING DAN PERJANJIAN

2.1 Tinjauan Umum Tentang Perseroan Terbatas .1 Pengertian Perseroan Terbatas

2.1.2 Saham Perseroan Terbatas

PT adalah persekutuan yang berbentuk badan hukum, perseroan pada PT menunjuk pada cara penentuan modal pada badan hukum tersebut, dimana modal PT terdiri dari saham-saham. Sebagai suatu bentuk peseroan yang didirikan untuk menjalanan suatu perusahaan dengan modal tertentu yang terbagi atas saham - saham. Para pemegang saham PT tersebut dalam melakukan perbuatan hukum yang dibuat atas nama perseroan dan pemegang saham tidak bertanggung jawab sendiri untuk perbuatan – perbuatan hukum perseroan itu. Hal ini berarti bahwa para pemegang saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas pada modal yang disetorkan pada perseroan.

Saham merupakan modal perseroan yag memiliki nilai nominal, setiap pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Pengaturan bentuk bukti pemilikan saham ditetapkan dalam anggaran dasar sesuai dengan kebutuhan.

Dalam UUPT tidak ditemuai pengertian tentang saham, dalam UUPT Pasal 31 ayat (1) menyatakan : “Bahwa modal dasar perseroan terdiri atas nilai nominal saham”. Pasal 60 ayat (1) UUPT menyatakan : “Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 kepada pemiliknya. Pengertian saham dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dilihat dari sudut pandang ekonomi saham berarti surat bukti bagian modal PT yang memberi hak atas deviden dan lain - lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.

Saham adalah hak - hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi didalam kepemilikan dan pengawasan. A Abdurrachman memberikan arti bahwa saham adalah :

Suatu bagian atau porsi daripada sesuatu seperti kepentingan menurut perbandingan didalam suatu badan usaha, lebih khusus adalah sehelai surat keterangan atau sertifikat yang mewakili suatu pemilikan sebagian dari suatu korporasi atau perseroan dengan andil dan kepentingan menurut perbandingan dalam keuntungan dan kekayaan dari badan usaha itu.42

Sedangkan saham menurut Gunawan Widjaja “saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran penuh modal yang diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas, yang juga berarti saham menunjukkan bagian kepemilikan bersama dari seluruh pemegang saham dalam suatu perseroan terbatas”.43 Saham menurut IG Ray Widjaja saham adalah “bagian pemegang saham di dalam perusahaan, yang dinyatakan dengan angka dan bilangan tertulis pada surat saham yang dikeluarkan oleh perseroan”.44

Saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya, persyaratan kepemilikan dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan - persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. Jika persyaratan kepemilikan saham telah ditetapkan, tetapi tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh

42

AAbdurrachman, 1991, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Cet VI, PT Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 981.

43

Gunawan Widjaja, 2008, Hak Individu dan Kolektif Para Pemegang Saham, Forum Sahabat, Jakarta, hal. 1.

44

kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai.

Pasal 49 ayat (1) UUPT menyatakan bahwa “nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah”. Pasal 49 ayat (2) menyatakan “saham yang tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan”. Pencantuman nominal ini memiliki arti penting sebab saham merupakan pecahan dari modal dasar. Tanpa mencantumkan nominal, saham tidak bisa dipergunakan untuk menjadi faktor pembagi modal dasar. Ketentuan ini tidak menutup kemungkinan diaturnya pengeluaran saham tanpa nilai nominal dalam peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal.

Bagi pemegang saham, saham merupakan bukti kepemilikan yang melahirkan hak kontrol terhadap perseroan. Sementara bagi perseroan saham merupakan bukti eksistensi. Berkenaan dengan pentingnya arti saham maka direksi perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham yang memuat :

1. Nama dan alamat pemegang saham;

2. Jumlah nomor, tanggal perolehan, dan klasifikasinya dalam hal dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham.

3. Jumlah yang disetor atas setiap saham;

4. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;

5. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain.

Bukti bahwa seseorang memiliki saham adalah sertifikat saham yang diterbitkan oleh perseroan, dengan menjadi pemegang saham (shareholder atau stockholder) maka yang bersangkutan menjadi bagian pemilik perusahaan. Namun demikian memiliki saham tidak serta merta memberikan hak perseroan (misalnya: tanah, gedung dan lain - lain) sebagai miliknya. Selain itu kepemilikan saham juga tidak secara langsung memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja direksi sehari-hari dan kebijakan perseroan secara menyeluruh. Dalam UUPT keberadaaan saham diatur dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal 62. Saham yang syarat kepemilikannya sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan atau anggaran dasar memberikan hak tertentu kepada pemiliknya, namun apabila syarat kepemilikan tersebut tidak dipenuhi, maka saham tidak memberikan hak tertentu terhadap pemegang saham.Ini berarti pembuat undang-undang menganut teori bahwa lahirnya hak dikaitkan dengan keabsahan perolehan saham.45

Pemegang saham diberikan bukti kepemilikan saham yang saham tersebut memberikan hak kepada pemiliknya untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Ketentuan ini berlaku setelah saham dicatat dalam daftar pemegang saham atas nama pemiliknya. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi. Jika satu saham dimiliki oleh lebih dari satu orang, hak yang timbul

45

Tri Budiyono, 2011, Hukum Perusahaan, Cet I, Griya Media, Salatiga, hal. 90.

dari saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk satu orang sebagai wakil bersama.

Dalam studi hukum, saham dikategorikan sebagai benda bergerak (movable good). Namun demikian, Sudargo Gautama memiliki pendapat yang berbeda, menurut beliau saham atas nama tidak tepat kalau dikategorikan sebagai benda bergerak, sebab saham atas nama dicatat dan prosedur peralihannya mempunyai acara tertentu. Sementara terhadap saham atas tunjuk, Gautama setuju untuk mengklasifikasikannya ke dalam benda bergerak.46 Sebagaimana benda bergerak lainnya saham memberikan hak kebendaan yang dapat dipertahankan terhadap siapa saja. Selain itu pemegang saham memiliki hak untuk melakukan perbuatan hukum tertentu terhadap sahamnya seperti menjual, menggadaikan, menghibahkan dan lain – lain.