• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

AKIBAT HUKUM PEMBELIAN KEMBALI SAHAM ( BUYBACK )

D. Terhadap Saham Yang terkena Buyback

Saham sebagai instrumen modal sebuah perseroan adalah objek yang menjadi peran utama dalam sebuah tindakan pembelian kembali. Saham sebagai salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam bursa efek adalah merupakan komponen modal emiten dan juga sekaligus merupakan indikator sebuah emiten. Saham emiten akan dijadikan dasar pertimbangan oleh para investor untuk menentukan pilihan dalam berinvestasi. Oleh karena itulah emiten berkepentingan dan melakukan berbagai upaya untuk menjaga sedemikian rupa harga sahamnya. Buyback termasuk salah satu upaya yang dilakukan oleh emiten untuk menjaga kesinambungan keberadaan emiten dalam bursa. Prinsip yang digunakan oleh emiten adalah lebih baik menyingkir terlebih dahulu dari persaingan pasar yang tidak kondusif untuk kembali lagi daripada bertahan dalam kondisi yang tidak pasti yang dapat mengakibatkan kehancuran bagi emiten.

Akibat hukum buyback terhadap saham sebagai konsekuensi logi dari buyback adalah sebagai berikut.

1. Saham yang dikenakan tindakan buyback dikuasai oleh perseroan untuk maksimal waktu tiga tahun. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 37 ayat (1) UU No 40 tahun 2007. Dalam jangka waktu tiga maksimal tiga tahun ini maka emiten harus memaksimalkan kinerjanya dengan asumsi kondisi ekonomi akan membaik untuk kemudian perseroan akan melepas kembali sahamnya ke dalam bursa.

Ketentuan pasal 37 ayat (1) sangat berpihak pada emiten, sebab emiten diberikan waktu selama tiga tahun untuk mengambil pilihan apakah akan kembali melepas sahamnya kedalam bursa atau akan mundur dari bursa dengan konseskuensi akan mengalami skala pengecilan sebab saham-saham yang telah di-buyback harus dihapuskan jika emiten memilih untuk mundur dari bursa dan tentunya kondisi tersebut harus diikuti dengan pengurangan modal oleh emiten.

Waktu tiga tahun relatif cukup untuk emiten untuk mengembalikan kondisi keuangannya untuk kemudian kembali ke bursa dengan status emiten yang memiliki kinerja yang lebih baik dan menarik minat investor. Waktu tiga tahun ini merupakan batas maksimal, sehingga apabila emiten merasa telah mampu untuk kembali ke dalam bursa sebelum tiga tahun maka emiten dapat melakukan penjualan kembali saham-saham yang dikuasai oleh emiten karena pembelian kembali.

2. Saham yang dikuasai karena buyback tidak mempunyai hak suara. Saham yang dikuasai perseroan dikarenakan pembelian kembali, peralihan karena hukum, hibah atau hibah wasiat, tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam menentukan kuorum

yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan undang-undang perseroaan terbatas dan atau/anggaran dasar Perseroan yang bersangkutan.66

Ketentuan ini mejelaskan tentang status hukum saham yang sedang mengalami buyback. Saham tersebut merupakan saham yang sedang berada dalam kondisi idle. Sehingga saham-saham tersebut tidak dilengkapi dengan atribut-atribut yang sewajarnya dimiliki saham seperti hak suara, hak memperoleh deviden dan hak-hak lain yang berkaitan dengan kepemilikan saham.67

3. Saham yang dikuasai karena buyback tidak memperoleh deviden

Saham tidak mendapat deviden, dengan demikian apabila emiten mencatatkan laba maka emiten laba yang diperoleh per lembar saham akan mengalami peningkatan. Dengan demikian emiten dapat memposisikan sahamnya untuk lebih menarik minat investor dengan nilai pendapatan per lembar saham yang tinggi. Disamping itu dengan tidak adanya saham emiten yang dimiliki oleh publik maka emiten tidak harus melakukan pembagian deviden kepada pemegang saham publik. Sehingga jika emiten mengalami keuntungan maka laba tersebut tidak wajib untuk dibagi kepada pemegang saham dan para pemegang saham yang ada sekarang bias langsung menggunakan keuntungan tersebut untuk diinvestasikan kembali dalam perseroan sehingga perseroan dapat meningkatkan performa. Saham yang dibeli kembali atau saham yang dapat dibeli kembali sering juga disebut sebagai treasury stock atau reaquired stock yaitu saham yang dikeluarkan perusahaan dengan sengaja dibeli kembali.

66

A treasury stock or reaquired stock is stock which is bought back by the issuing company reducing the amount of outstanding stocks on the open market (open market included insider holding)”

Limitation of treasury stock

a. Treasury stock does not pay a dividend b. Treasury stock has no votings rights

c. Total treasury stock can not exceed the maximum proportion of total capitalization specified by law in the relevan country

Wikipedia.org

Treasury stock stock which has been issued as fully paid to stockholders and subsequently reaquired by the corporation to be used by it furtherance of its corporate purposes;stocks which is merely to be held as unsubscribed for and unissued is not usually regarded as treasury stocks .68

E. Terhadap Pemegang Saham yang di-buyback

1. Pemegang saham yang terkena buyback berhak mendapatkan pembayaran atas saham perseroan yang dikuasainya dengan harga pasar pada saat buyback dilaksanakan.69

Pemegang saham (investor) telah mengeluarkan sejumlah dana untuk menguasai saham sutu perseroan dengan harapan akan memperoleh sejumlah keuntungan baik dari deviden ataupun capital gain.70

2. Kehilangan hak dan kewajibannya atas saham yang dibeli kembali

Namun dalam kondisi buyback tidak ada keuntungan yang diperoleh, untuk impas saja sudah merupakan hal yang sangat baik.

Dalam hal inilah para investor perlu untuk mendapatkan pembayaran yang layak yaitu sesuai dengan nilai pasar. Namun jika investor ingin melakukan negoisasi dengan emiten, hal tersebut tentunya diperbolehkan. Investor tentunya harus dilindungi dan dihargai sebab investor telah memberikan investasinya untuk emiten untuk menjalankan bisnisnya.

68

Ibid hal 66

69

Peraturan Bapepam LK XI.B3 tentang Pembelian Kembali Saham Emiten Dalam Kondisi Yang Berpotensi Kritis

70