BAB IV: PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah disampaikan, dapat ditemukan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai sarana komunikasi yang menjadikan novel 99 Cahaya di Langit Eropa; Perjalanan Menapak Jejak
Islam di Eropa sebagai medianya, diharapkan guru dapat memberikan
penjelesan yang lebih dalam mengenai makna-makna secara implisit yang terkandung di dalam novel tersebut. Dengan penjelasan yang dalam dan memadai, siswa diharapkan memiliki pengertian yang baik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan siswa dapat mencontoh bagaimana diksi yang baik dalam tindak percakapan pada novel tersebut.
2. Dalam peranannya sebagai fasilitator, guru hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga tidak terbawa oleh keinginan siswa untuk membahas hal-hal yang tidak ada relevansinya dengan tujuan pembelajaran.
Adji, Muhammad, dkk.. Novel Popular Indonesia; Karya , Pengarang, dan
Realitas. Bandung: Sastra UNPAD Press.
Alek dan Achmad. Linguistik Umum; Sebuah ncangan Awal Memahami Ilmu
Bahasa. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009
Ariel, Mira. Reaserch Surveys in Linguistics; Difining Pragmatics. New York: Cambridge University Press. 2010
Asher, Nicholas dan Alex Lascarides. Logic Of Conversation. New York: Cambridge University Press. 2003
Black, Elizabeth (penerjemah: Ardianto, dkk.). Stilistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011
Brown, Gillian dan George Yule. Discourse Analysis. New York: Cambridge University press. 1983
Cahyono, Bambang Yudi. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. 1995
Chaika, Elaine. Linguistics, Pragmatics, and Pshycotherapy. London: Whurr Publishers. 2000
Cummings, Louise (Eti Setiawati, dkk.). Pragmatik, Sebuah Perspektif
Multidisiplin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007
_________, Louise. Clinical Pragmatics. New York: Cambridge University Press. 2009
Fasold, Ralph W.. An Introduction to Language and Linguistics. New York: Cambridge University Press. 2006
Fromkin, Victoria dan Robert Rodman. An Introduction to Language; Third
Edition. New York: CBS College Publishing. 1983
Gunarwan, Asim. PELBBA 18 Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan
Budaya Atma Jaya ke Delapan Belas. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan
Budaya Unika Atma Jaya. 2007
Hindun. Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok: Media Citra Mandiri. 2012
Kosasih, E. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Y rama Widya. 2011 Kushartanti, dkk.. Pesona Bahasa: Langkah awal Memahami Linguistik. Jakarta:
Gramedia Pusta. 2005
Leech, Geoffrey (penerjemah: Oka). Prinsip-Orinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. 1993
Margono, S.. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007
Merriam, Sharan B. Qualitative Research; A guide to Design and Implementation. United States of America: Jossey-Bass. 2009
Meyer, Charles F.. Introducing English Linguistics. New York: Cambridge University Press. 2009
Nadar, F.X.. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: GRAHA ILMU. 2009
Nasution, S.. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. 2003
Purwo, Bambang Kaswanti. Bulir-bulir Sastra dan Bahasa: Pembaharuan
Pengajaran. Yogyakarta: KANISIUS. 1991
_____. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984. Yogyakarta: KANISIUS. 1990
Radford, Andrew, dkk.. Linguistics An Introduction; Second Edition. New York: Cambridge University Press. 2009
Rahardi, Kunjana. Sosiopragmatik: Kajian Imperatif dalam Wadah Konteks
Sosiokultural dan Konteks Situasional. Jakarta: Erlangga. 2009
Rais, Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendr. 99 Cahaya di Langit Eropa;
Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2012
Rani, Abdul, dkk.. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia. 2006
Sperber, Dan dan Deirdre Wilson (penerjemah: Suwarna, dkk.). Teori Relevensi;
Komunikasi dan Kognisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009
Verhaar. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2006
Wahab, Abdul. Butir-butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University Press. 1990
Wellek, Rene dan Austin Warren (penerjemah: Melani Budianta). Teori
Kesustraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. Analisis Wacana Pragmatik;
Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. 2010
Yule, George. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006
____, George. The Study of Language. New York: Cambridge University press. 2006
Satuan Pendidikan : SMP KHARISMA BANGSA Kelas/Semester : VIII/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari, Tanggal : Kamis-sabtu, 6-8 Maret Alokasi Waktu : 4x 40 Menit (4 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mintanya untuk memecahkan masalah.
3. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Standar Kompetensi
Membaca
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasih dalam mengelolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik novel remaja
2. Siswa mampu menganalisis diksi yang digunakan oleh tokoh dalam berkomunikasi
3. Siswa mampu megapresiasikan melalui diskusi mengenai unsur instrinsik novel
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan mampu menganalisis unsur intrinsik novel dan mendiskusikannya secara berkelompok di depan kelas.
F. Materi Pembelajaran (Terlampir)
G. Alokasi waktu
4x 40 Menit
H. Metode Pembelajaran
Metode: ceramah, diskusi, dan praktik I. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU Pendahuluan 1. Siswa merespon salam dan
pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3. Siswa menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
1. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai novel remaja
2. Guru menjelaskan unsur intrinsik novel remaja
3. Siswa dan guru mengidentifikasi unsur intrinsik kutipan novel remaja 4. Siswa megapresiasikan unsur
intrinsik remaja
Kegiatan Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 3. Siswa dan guru merencanakan tindak
lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Seperti pemberian tugas individu yaitu membaca novel remaja di rumah dan mencari unsur
instrinsiknya. 2 menit J. SUMBER/MEDIA PEMBELAJARAN a. Sumber: 1. Bahasa_Dan_Sastra_Indonesia_3_IPA_Kelas_12_Muhammad_Rohmadi _Yuli_Kusumawati_2008. (BSE) pdf
2. Membaca Sastra, Melani Budianta b. Media:
1. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
TEKNIK DAN BENTUK
V Tes Tertulis
V Observasi Kinerja/Demontrasi
V Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio
V Pengukuran Sikap Penilaian
INSTRUMEN/SOAL Tugas untuk menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik penggalan novel melalui diskusi. Tugas mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Daftar pertanyaan kuis uji teori untuk mengukur pemahaman siswa atau konsep-konsep yang telah dipelajari
RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI
Lembaran Penilaian Sikap pada Saat Diskusi Kelompok:
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No. Nama
Siswa
Kreatif Komunikatif Kerja keras
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1. 2. 3 4 5 Keterangan 1 = kurang 3 = baik 2 = sedang 4 = sangat baik Nilai akhir : Skor yang diperoleh
X 100 Skor maksimal
Guru Pamong
(Mustofa, S. Hum)
Guru PPKT Mapel Bahasa Indonesia.
Anak tunggal dari pasangan Herizal dan Epina Darmita. Penulis memulai Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kamboja, Lintau dan melanjutkan ke SD Negri 37 Saribu Labiah, Lintau Buo. Kemudian penulis melanjutkan ke SMP Negri 1 Lintau Buo dan melanjutkan ke SMA Negri 1 Lintau Buo.
Setelah lulus dari SMA penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
Bahasa merupakan jembatan dalam berkomunikasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Komunikasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu diwujudkan dalam bentuk lisan, tetapi juga diterapkan dalam bentuk tulisan. Setiap melakukan tindakan komunikasi, penutur mengharapkan pendengar atau petutur mengerti dan mampu menangkap apa yang ingin diinformasikan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Agar tidak terjadi kesalapahaman, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kepada siapa berbicara. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata
Setiap individu memiliki caranya tersendiri dalam menyampaikan informasi. Dalam situasi atau konteks tertentu, penutur atau orang yang menyampaikan tuturan memberikan informasi yang lebih dari apa yang dikatakannya. Maksud atau informasi yang disampaikan lebih banyak secara tidak langsung kepada petutur. Untuk menangkap informasi tersebut petutur harus mengerti konteks pembicaraan dan bekerja keras dalam memahami tanda-tanda yang diberikan oleh penutur. Informasi yang berlebih dari yang dimaksud dalam hal ini melanggar prinsip kerjasama percakapan. Pelanggaran terhadap prinsip kerjasama percakapan terkadang sangat diperlukan dalam konteks tertentu. Hal tersebut bisa disebut sebagai implikatur percakapan dalam berkomunikasi.