• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Bagi peneliti berikutnya sebaiknya menambah variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap audit delay, serta memperluas ruang lingkup penelitian, agar hasil penelitian dapat diperluas. Dikarenakan variabel bebas komite audit dan extraordinary item berpengaruh signifikan terhadap audit delay, maka perusahaan harus memprioritaskan dalam memperhatikan aspek tersebut, dikarenakan pengaruh variabel tersebut yang signifikan.

2. Peneliti berikutnya sebaiknya memperbesar sampel penelitian, tidak hanya terbatas pada sektor industri barang konsumsi saja tetapi juga menggunakan sampel sektor lain seperti sektor farmasi, pertambangan, dan sektor-sektor lainnya.

3. Periode tahun penelitian yang digunakan sebaiknya ditambah menjadi 5 tahun atau lebih.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus disusun dan dibuat sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku agar laporan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu investor publik di luar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti pemerintah, kreditor, investor, dan supplier. Djarwanto (2004:5) menyatakan bahwa

laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan atau laporan modal sendiri, laporan sumber dan penggunaan modal kerja, dan laporan arus kas.

Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menafsir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam

aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

e. Untuk mengungkapkan sejauh mana informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Selain sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untu menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bisnis. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan adalah sebagai berikut:

a. Investor atau pemilik

Pemilik membutuhkan informasi laporan kauangan untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar deviden. Selain itu untuk menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan.

Kreditur membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman serta kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.

c. Pelanggan

Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

d. Karyawan

Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebgai tempat menggantungkan hidup.

e. Pemerintah

Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan unutk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan serta bantuan.

f. Masyarakat

Laporan keuangan dapat digunakan untuk pengajaran, analisis informasi dan kemakmuran.

2.2. Teori Kepatuhan

Kepatuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam Undang-undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal; dalam Peraturan Bapepam Nomor X.E.1 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-06/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala oleh Perusahaan Efek; dan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.

Peraturan-peraturan tersebut mengisyaratkan terdapat kepatuhan setiap individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Ketepatan waktu ini berhubungan dengan audit

delay. Jika audit delay yang dibutuhkan lama, penyampaian laporan keuangan

akan tidak tepat waktu.

Kepatuhan terhadap masa perikatan audit (audit tenure) telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 yang menjelaskan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut.

Teori kepatuhan dapat membuat seseorang lebih patuh pada peraturan yang berlaku, sama seperti perusahaan yang berusaha tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena selain sebagai kewajiban, juga bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Sama halnya dengan

auditor yang berusaha untuk memberikan kinerja terbaiknya berupa kualitas audit. Auditor juga harus patuh dalam memenuhi tugas sesuai dengan jangka waktu audit tenure-nya.

Menurut Hendrich (2012), terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan – tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan prilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu – ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma – norma internal mereka.

2.3. Auditing

Standar auditing digunakan sebagai pedoman audit atas laporan keuangan historis. Menurut mulyadi (2009:9) menyatakan bahwa

secara umum auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakakai yang berkepentingan.

Standar auditing terdiri dari 10 standar dari rinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing -masing standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuandan pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan oleh Komite bersifat wajib (mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik. Termasuk didalam Penyataan Standar Auditing adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Komite terhadap ketentuan yang diterbitkan oleh Komite dalam PSA. Dengan demikian IPSA memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penfsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai ankuntan publik, sehingga pelaksaannya bersifat wajib (mandatory).

Standar auditing digunakan sebagai pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah di tetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki kahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerja Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di audit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Standar tersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan yang lainnya. Keaadaan yang berhubungan erat denganpenentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga standar yang lain. Materialitas dan resiko audit melandasi penerapan semua standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

2.4.Audit Delay

GAAS (Generally Accepted Auditing Standars) khususnya pada bagian standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Seiring dengan hal tersebut, standar pekerjaan lapangan juga harus dilaksankan dengan perencanaan yang matang dan mengumpulkan alat-alat bukti yang memadai. Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar tersebut ditemukan adanya penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan untuk

mengusut indikasi penyimpangan yang terjadi. Proses ini memungkinkan publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat.Fenomena lamanya proses dalam terminology penelitian pengauditan dikenal denganaudit delay.

“Audit delayatau audit report lag adalah lamanya / rentangwaktu

penyelesaian audit yang diukur daritanggal penutupan tahun buku sampai dengantanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan” (Parwati dan Suhardjo, 2009).Audit delayinilah yang dapat mempengaruhi ketepataninformasi yang dipublikasikan, sehingga akanberpengaruh terhadap tingkat ketidakpastiankeputusan yang berdasarkan informasi yangdipublikasikan.Keterlambatan waktu laporan keuanganauditan yang disampaikan oleh auditor kepada perusahaan dapat mempengaruhi kualitas informasi dari laporan tersebut karena panjangnya waktu tunda audit menunjukkan bahwa informasi yang diberikan tidak out of date dan informasi yang lama menunjukkan bahwa kualitas dari laporan keuangan auditan tersebut buruk.

Menurut PSAK tahun 2007 pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 43, yaitu jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.Kerelevansian suatu laporan keuangan auditan dapat diperoleh apabila laporan keuangan auditan tersebut dapat diselesaikan secara tepat waktu pada saat dibutuhkan

2.5.Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan good news bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan harus menyampaikan kabar baik tersebut kepada publik atau pemegang saham. Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan beberapa komonen yang ada di dalam laporan laba rugi dan atau neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangna rasio profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan melakukan analisis rasio keuangan secara berkala memungkinkan bagi manajemen untuk secara efektif menetapkan langkah-langkah perbaikan dan efisiensi.

“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan” (Kasmir 2008:196). Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

6. Untuk mengukur produktvitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri

Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah untuk

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya degan tahun sekarang

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

Jika perusahaan mengalami profitabilitas yang lebih tinggi maka audit

delayakan semakin pendek dibandingkan perusahaan yang tingkat

profitabilitasnya lebih rendah.Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return

onasset (ROA). “Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang

menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih” (Hery 2016:193). Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk

mengukurseberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset

ROA =

Total Aset

Laba bersih

Jika hasil Return On Asset (ROA) semakin besar maka jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset juga akan semakin besar. Sebaliknya, jika hasil Return On Asset (ROA) semakin kecil maka jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset juga akan semakin kecil.

2.6.Rasio Leverage

Menurut Kasmir (2008:165) “Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang”. Misalnya, rasio total hutang dengan total aktiva (total debt to

total assets ratio), kelipatan keuntungan terhadap beban bunga (time interest earned), kemampuan keuntungan dalam menutup beban tetap

(fixed charge converage). Tujuan daripenggunaanhutang(Leverage)adalah untukmeningkatkanreturnbagi pemegang saham. Dengan memperbesar unsur Leverage, maka unsur ketidakpastianreturn makintinggi,tapijugamemperbesarkemungkinan pertambahan jumlah

return yang diperoleh.

Tujuan dan manfaat rasio leverage adalah sebagai berikut:

a. untuk menilai dan mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya

b. untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap

c. untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dan modal

d. untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang

e. untuk menilai dan mengetahui seberapa besarhutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva

f. untuk menilai dan mengetahui atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang

g. untuk menilai dan mengetahui seberapa besar dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Pada praktiknya dikenal 3(tiga) macam bentukLeverage dalam perusahaan,yaituoperatingLeverage, financial Leverage, dan totalLeverage.

a.Operating Leverage

Operating Leveragejugadapatdiartikansebagaipenggunaandana

denganbiayatetapdenganharapanpendapatan

yangdihasilkandaripenggunaan dana tersebut. Dengan menggunakan

operating Leverage perusahaan mengharapkan bahwaperubahan

penjualan akanmengakibatkan perubahan laba sebelumbunga dan pajakyang lebihbesar.

b.Financial Leverage

FinancialLeverageadalahtingkat

sampaisejauhmanasekuritasdenganlaba

ataupengembaliantetap(saham preferendanutang)digunakandalam strukturmodalperusahaan.

Penggunaan financialLeverageyang semakinbesarmembawa

dampak positifbilapendapatan

yangditerimadaripenggunaandanatersebutlebihbesar

daripadabebankeuanganyang dikeluarkan.Sedangkandampak negatifnya penggunaan financialLeverageyangsemakinbesarakan menyebabkanhutang semakinbesaryangditanggung perusahaan, yaitu bebantetapataubeban bunganya. Apabila perusahaan tidakmemenuhikewajibannya yang berupa beban bunganya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan untuk menjalankan kegiatan usahanya.

c. Total Leverage/ Combined Leverage

TotalLeveragemerupakan kombinasidariOperating Leverage

dengan FinancialLevearge.Leveragekombinasiterjadi

apabilaperusahaanmemilikibaik operating

LeveragemaupunfinancialLeveragedalamusahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang sahambiasa.

Apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersbut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk

memperoleh keyakinan akan laporan keuangan perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga rentang audit delay akan lebih panjang.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat leverage suatu perusahaan dalam penelitian ini adalahDebt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2008:157) “Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas”. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan uang.

Debt to Equity Ratio (DER) =

Total Ekuitas Total Hutang

2.7.Ukuran Perusahaan (Total Asset)

Ukuran perusahaan menunjukan besar kecilnya sebuah perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total nilai aset,total penjualan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan asset (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total asset tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total assetnya diatas seratus milyar.

Kartika (2009) berpendapat bahwa perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.

Keterbatasan karyawan dan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan kecil dapat menimbulkan keraguan terhadap laporan keuangan yang dihasilkan. Auditor harus lebih teliti dalam melakukan pengauditan. Hal ini merupakan faktor yang dapat memperpanjang audit delay.

Besar kecilnya perusahaan biasanya mempengaruhi penilaian seorang investor untuk investasi di suatu perusahaan. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dari total aset (natural logarihm of assets). Semakin besar perusahaan semakin besar pula dana yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran perusahaan (Firm Size ) = Logaritma (Natural Total Asset)

2.8.Komite Audit

Komite audit adalah sekumpulan orang yang dipilih dari anggotadewan komisaris yang bertanggung jawab untuk mengawasi prosespelaporan keuangan dan pengungkapan (disclosure). Keanggotaan komite audit berdasarkan SE Direksi BEJ No. Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 21 Juli 2001 mengatur bahwa:

a. Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang b. Seorang komisaris independen menjadi ketua

c. Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen

d. Sekurang-kurangnya satu orang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan/atau keuangan akuntansi dan/atau keuangan

Komite audit bertugas memberikan pendapat professional yang independen kepada dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris, yang meliputi:

a. Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan keuangan serta proyeksi dan informasi keuangan lainnya. b. Menelaah independensi dan objektivitas akuntan publik.

c. Menelaah kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan. d. Menelaah efektivitas pengendalian internal perusahaan.

e. Menelaah tingkat kepatuhan perusahaan tercatat terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

f. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya kesalahan dalam keputusan rapat direksi atau penyimpangan dalam pelaksanaan keputusan rapat direksi. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan oleh komite audit atau pihak independen yang ditunjuk oleh komite audit atas biaya perusahaan tercatat yang bersangkutan.

Komite audit wajib melaporkan hasil penelaahannya kepada seluruh anggota dewan komisaris selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah laporan itu selesai dibuat. Komite audit wajib menyampaikan laporan aktivitasnya kepada dewan komisaris secara berkala, sekurang-kurangnya 1 kali dalam 3 bulan. Masa tugas anggota komite audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan dewan komisaris sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK dalam surat edaran No. SE-03/PM/2000 dinyatakan bahwa emiten publik harus mempunyai komite audit yangberanggotakan paling sedikit tiga orang dengan dipimpin oleh komisaris independendan sisanya merupakan anggota eksternal. Semakin banyakanggota dalam komite audit suatu perusahaan maka semakin singkat audit delay.

2.9.Extraordinary Item (item-item luar biasa)

Menurut Rachmad Saleh (dalam Almilia dan Setiady,2006) perusahaan yang melaporkan item – item luar biasa cenderung terlambat menyajikan laporan keuangannya.Item – item luar biasa adalah kejadian material yang jarang terjadi dan tidak berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan. Terdapat beberapa pengecualian mengenai item – item luar biasa, dimana item – item ini tidak dianggap sebagai item luar biasa yaitu:

a. Penurunan atau penghapusan piutang, persediaan dan peralatan yang dilease pada pihak lain, biaya penelitian dan pengembangan yang ditangguhkan serta aktiva tak berwujud yang lainnya.

b. Keuntungan atau kerugian dari transaksi valuta asing, termasuk devaluasi dan revaluasi.

c. Keuntungan atau kerugian pelepasan segmen bisnis.

d. Keuntungan atau kerugian dari penjualan bangunan, pabrik dan peralatanoperasi.

e. Pengaruh dari pemogokan.

f. Penyesuaian akrual atas kontrak jangka panjang.

Menurut Almilia dan Setiady (2006) beberapa jenis keuntungan item-item luar biasa adalah :

a. Kemungkinan penerimaan atas hadiah, sumbangan, bonus, dan lain – lain. b. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak. c. Penundanaan kasus pengadilan yang kemungkinan hasilnya

menguntungkan.

d. Kerugian pajak yang dapat dikompensasikan untuk tahun di masa depan.

Dokumen terkait