• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Secara umum perawatan kaping pulpa direk yang dilakukan oleh mahasiswa profesi di RSGM UMY sudah cukup baik. Disarankan pada mahasiswa profesi agar berupaya untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki agar angka meragukan dan kegagalan semakin berkurang.

2. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa masih banyak pasien yang sebelum dilakukan perawatan kaping pulpa direk tidak dilakukan pengambilan hasil radiograf indikasi, dan beberapa dari data hasil radiograf tidak didapatkan hasil radiograf kontrol. Mahasiswa profesi disarankan untuk setiap indikasi dan kontrol untuk mengambil hasil radiograf dan menyimpannya dengan baik.

3. Peneliti menemukan beberapa rekam medis dan data hasil radiograf yang ditulis kurang rinci dan kurang jelas. Diharapkan kepada mahasiswa profesi agar lebih memperhatikan sistematika penulisan rekam medis agar lebih menulis secara rinci dan jelas sehingga memudahkan untuk memperoleh informasi.

4. Penelitian lebih lanjut diharapkan peneliti dapat menggunakan sampel yang lebih representatif agar diperoleh hasil yang lebih akurat.

5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel dengan melihat arah datangnya sinar sebelum dan sesudah sama agar lebih representatif.

6. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengelompokkan sampel berdasarkan waktu kontrol perawatan kaping pulpa direk.

7. Penelitian lebih lanjut diharapkan indeks keberhasilan lebih didetailkan dalam mengukur lebarnya ligamen periodontal pada radiograf dan radiolusensi.

8. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa sistem rekam medis yang tersedia di RSGM UMY belum sepenuhnya

53

terorganisir dengan baik terutama pada data hasil radiograf. Disarankan baik untuk rekam medis konvensional maupun rekam medis elektronik menyertakan hasil radiograf beserta data-data pasien dengan lengkap agar memudahkan operator maupun peniliti selanjutnya.

54

Daftar Pustaka

American Academy of Pediatric Dentistry. 2014. Guidline on Pulp Therapy for Primary and Immature Permanent Teeth. Council on Clinical Affairs. Akbar, Soerono. (1987). Pengaruh Pembuangan Jaringan Pulpa dan Jaringan

Periapikal yang Terinfeksi pada Kesembuhan Biologik Perawatan Endodontik Konvensional. Disertasi Doktor, Universitas Airlangga, Surabaya.

Al-Hiyasat, A. S., Barrieshi-Nusair, K. M., & Al-Omari, M. A. (2006). The Radiographic Outcomes of Direct Pulp-Capping Procedures Performed by Dental Students. The Journal of The American Dental Association, 137(12), 1699-1705.

Amerongen, J. v., Loveren, C. v., & Kidd, E. A. (2006). Fundamentals of Operative Dentistry (3rd ed.). Texas: Quintessence books.

Anang Dewi Y., Marianti Ni Wayan., Mintelungan C.N. (2015). Penggunaan Bahan Tumpatan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut PSPDG Fakultas Kedokteran UNSRAT pada Tahun 2014. e-GiGi, 3(2), 257-260.

Brenna. (2009). Restorative Dentistry. Italia: ELSEVIER MOSBY.

Chandra Satish, Chandra Shaleen, Chandra Girish (2007). Textbook of Operative Dentistry. Delhi: Jaypee.

Chavez, V., & Massa, L. (2004). Odontoblasts: the cells forming and maintaining dentine. The International Journal of Biochemistry & Cell Biology, 36(8), 1367–1373.

Cohen. (2011). Pathways of The Pulp (10 th ed.). Missouri: MOSBY ELSEVIER. Cox CF, Suzuki S (1994). Re-evaluating pulp protection: calcium hydroxide liners

versus cohesive hybridization. J Am DentAssoc,125(7),823-831.

Dammaschke, T. (2012). A New Bioactive Cement for Direct Pulp Capping. INTERNATIONAL DENTISTRY – AFRICAN EDITION, 2 (2), 1.

Dayal, PK., Subhash, M., & Bhat, AK. (1999). Pulpo-Periapical Periodontitis: A Radiographic Study. Endodontology, 11, 60-64.

Gede I.Y., Pendelaki K., & Marlati N.W.(2013). Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada siswa SMA negeri 9 Manado. e-GiGi, 1(2),84-88.

55

Goracci G, Mori G.(1996).Scanning electron microsocpic evaluation of resin– dentin and calcium hydroxide–dentin interface with resin composite restorations. Quintessence Int,27(2),129-35.

Hammo, M. (2008). Tips for Endodontic Radiography. Smile Dental Journal, 3(4), 32-34.

Hargreaves, K. M., & Goodis, H. E. (2002). Seltzer and Bender’s Dental Pulp. China: Quintessence Publishing, 41, 233, 314.

Harty. (2007). Endodontics in Clinical Practice (5 th ed). USA: Elsevier.

Harty. (2010). Endodontics in Clinical Practice (6 th ed.). London: Churchill Livingstone ELSEVIER.

Heasman, P. (2006). Master Dentistry Restorative Dentistry, Paediatric Dentistry, and Orthodontics (2 nd ed.).Newcastle: CHURCHILL LIVINGSTONE. Herwanda, Rahmayani Liana, & Nurmalia Sari.(2014). Gambaran Kebutuhan

Perawatan Gigi dan Mulut pada Pasien di Posyandu Lansia Puskesmas. Cakradonya Dent J, 6(1), 619-677.

Hilton, T. J. (2009). Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A Review of the Literature. Operative Dentistry, 34 (5). 6.

Hollender, Lars, & Reit. (2014). Radiographic evaluation of endodontic therapy and the influence of observer variation. Scand J Dent Res, 91(3), 205-212. Ingle, & Bakland. (2002). Endodontics Fifth Edition (5 th ed.). USA: BC Decker. Jamjoom Hana M.(2008). Clinical Evaluation of Directly Pulp Capped Permanent

Teeth with Glass Ionomer Materials. Cairo Dental Journal, 24(2), 177-185. Kanter, Marvrits., Anindita, P.S., & Winata, Lenny. (2014). Gambaran

Penggunaan Radiografi Gigi di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado. e-GiGi, 2(1), 17-23.

Kaur I, Singal P, Bhatnagar DP.(2010). Timing of permanent teeth emergence and dental caries among Jatsikh children of public and government schools of Patiala district. Kamla-Raj, 12(2), 141-8.

Komabayashi, T., & Zhu, Q. (2011). Innovative Endodontic Therapy for Anti-inflammatory Direct Pulp. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod, 109(5), 1-10.

Lu, Y., Liu, T., Li, H., & Pi, G. (2008). Histological Evaluation of Direct Pulp Capping With A Self-etching Adhesive and Calcium Hydroxide on Human Pulp Tissue. International Endodontic Journal, 41(8), 643–650.

Lumley, P. (2006). Master Dentistry Restorative Dentistry, Paediatric Dentistry, and Orthodontics (2 nd ed.).Philadelphia : ELSEVIER.

Maria Suelleng, Alves Janiar, Augusto Santos Carlos, Manoel, Nogueria Allyson, & Slami Claudia.(2010). Radiographic Quality of Root Canal Fillings Performed in a Postgraduate Program in Endodontiks. Braz Dent J,21(4),315-321 .

Mohammed, M., Saujanya, K., Deepak, J., Sangameshwar, S., Arun, A., Laxmi, U., et al. (2012). Role of Calcium Hydroxide in Endodontics : A Review. Global Journal of Medicine, 1(1), 66-70.

Matteson, Stephen R.(1998). Dental Radiology (4rd ed.). United States of America: The Univercity of North Carolina Press.

Murray, P.E., About, I., Lumley, P.J., Franquin, J.C., Windsor, L.J., Smith, A.J. (2003). Odontoblast Morphology and Dental Repair. Journal of Dentistry, 31(1), 75-82.

Nirmala, V. (2003). Effects of Irrigation Solutions and Calcium hydroxide Dressing. Dental Journal, 1(39), 28-31.

Noort, R. v. (2007). Introduction to Dental Material Thirth Edition (3 rd ed.). Sydney: MOSBY Elsevier.

Pardede Ratna D.(2004). Peranan Saliva dalam Melindungi Gigi Terhadap Karies. Skripsi strata satu, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Proffit William R., Henry W. Fields, & David M.Sarver. 1993. Contemporary Orthodontics. Missouri: MOSBY Elsevier.

Qualtrough, A., Satterthwaite, J., LA, M., & PA, B. (2005). Principles of Operative Dentistry. British: Blackwell Munksgaard.

Roberson, Theodore, Heymann, Harald, & Swift, J. E. (2006). Art and Science of Operative Dentistry (5 th ed.). Missouri: MOSBY Elsevier.

Rukmo, Mandojo. (2011). The Development of Method on Assessment of Periapical Disease Healing After Endodontic Treatment. Procedding Kongres IKORGI ke IX dan Seminar Ilmiah Nasional Recent advances in Conservative Dentistry, 1-15. Surabaya.

Scheller, C. (2010). Basic Guide to Dental Materials (1st ed.). British: Wiley-Blackwell.

Sitaru A., Monea Monica., Hantoiu Tudor.(2015). Clinical and Radiographic Evaluation of Direct Pulp Capping Procedures Performed by Postgraduate Students. European Scientific Journal,11(27), 244-246.

57

Tarigan, R. (2006). Perawatan Pulpa Gigi (2nd ed.). Jakarta: EGC.

Tsesis Igor, Faivishevsky Vadim, Fuss Zvi, & Zukerman Ofer. (2008). Flare-ups after Endodontic Treatment: A Meta-analysis of Literature. Journal of Endodontics,34(10), 1177-1181.

Walton, R.E., & Torabinejad, M. (2008). Prinsip dan Praktik Ilmu Endodontik (3 rd ed.). Jakarta: EGC.

Whaites, E. (2007). Essentials of Dental Radiography and Radiology (4 th ed.). ELSEVIER.

Widodo, T. (2005). Respons Imun Humoral pada Pulpitis. Majalah Kedokteran Gigi (Dent. J.), 38 (2), 49-5.

LAMPIRAN 1. Data Hasil Penelitian

INTREPRETASI RADIOGRAF KON

BERHASIL MRGKN GAGAL MUTU

1. 20234 RAHMAT FAWZI (pasien tidak kontrol) 23TH 16 0 Baik

2. 25278 ADAM HAEKAL (GAGAL DEVIT) 16 0 Baik

3. 21439 IKA APRILLIANA 18TH 21 TIDAK ADA 1 Baik

4. 18855 DESY PUSPITA 20TH 14 TIDAK TIDAK 2 kurang

5. 18631 AGIS SYAFAREL 18TH 12 Baik

6. 20495 SYAHRIANI EKA 21TH 36 Baik

7. 22823 NGATINI 44TH 46 ADA TIDAK 1 Baik

8. 22106 UJUNG SETIAWAN 16TH 16 TIDAK TIDAK 2 Baik

9. 15505 ERNA YUNITA PRABANDARI 24TH 37 ADA ADA 0 kurang

10. 19560 BURHANNUDIN 25TH 46 ADA ADA 0 kurang

11. 23969 ERIK E 20TH 21 ADA TIDAK 1 kurang

12. 18843 ANIS INDANA ZULFA 21TH 12 TIDAK ADA 1 Baik

13. 18140 ANIF KUSUMA NINGRUM 18TH 11 TIDAK TIDAK 2 Baik

14. 18324 SUSI WIDYASTUTI 23TH 46 ADA ADA 0 kurang

15. 33078 HERTIE FEBRIAN RAMADHANTI 21TH 36 ADA TIDAK 1 Baik

16. 32474 BUDI MUJI 43TH 11 TIDAK TIDAK 2 Baik

17. 32474 BUDI MUJI 43TH 22 ADA TIDAK 1 Baik

18. 29780 ANTONIA ELSA 23TH 46 ADA TIDAK 1 Baik

19. 28351 BIDAYATUR 19TH 46 ADA TIDAK 1 Baik

20. 20705 RESPATI LINTANG 17TH 25 ADA TIDAK 1 Baik

21. 24538 SILVIA RETNO 24TH 11 TIDAK TIDAK 2 Baik

22. 29945 PIRA HELPIYANAH 19TH 22 ADA TIDAK 1 Baik

23. 28978 AMRU 23TH 27 TIDAK TIDAK 2 Baik

24. 33646 AAN DWI SAPUTRA 46 ADA TIDAK 1 Baik

25. 7630 ARDHI FADLI ADI 23TH 21 ADA TIDAK 1 Baik

26. 28937 NING TRISNANINGSIH 49TH 22 Tidak ada Tidak ada 2 Baik

27. 19932YULI SUBEKTI 20TH 21 Tidak ada Ada 1 Baik

28. 3560SUSIYANTI 16TH 47 Tidak ada Tidak ada 2 Baik

29. 19978 SAYRA ARISFIA 8TH 73 Ada Tidak ada 1 Baik

30. 8184SUPRIHATININGSIH 53TH 21 Tidak ada Tidak ada 2 Baik

31. 21546 EPSI FISKA F 22TH 21 Ada Tidak ada 1 Baik

32. 25312 SATRIO JATI LAKSONO 19TH 46 Ada Ada 0 Baik

33. 9416 EVI RUSMAWATY 27TH 37 TIDAK TIDAK 2 kurang

34. 22415 SRI REJEKI 43TH 45 ADA ADA 0 Baik

35. 25201 AHMAD NUR KHAINI 21THMESIODENS TIDAK TIDAK 2 kurang

RADIOLUSEN LGMN PERIO KATEGORI

INTERPRETASI RADIOGRAF

59

EVALUASI RADIOGRAF PERAWATAN KAPING PULPA

DIREK DENGAN BAHAN KALSIUM HIDROKSIDA

HARD SETTING DI RSGM UMY

Rosyida Ainun Nisak1, Erma Sofiani2 1

Mahasiswa FKIK UMY,2Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKIK UMY

ABSTRACT

Pulp capping direct and pulp capping indirect are aimed to preserving vitality and function of the pulp. The way to do the direct pulp capping is put liner material directly on the pulp, indication for direct pulp capping are caries that involved pulp and trauma. Material for direct pulp capping that often use in dentistry is calcium hidroxide, the function of calcium hydroxide is to make reparative dentin and treat vitality of the pulp. Evaluation of pulp capping direct can be seen radiographically. Radiograph need during preoperative treatment to evaluate the case, in the process of treatment is needed for verification of the procedures involved in treatment, and pasca operative radiographs are needed to evaluate the results of treatment after endodontic therapy.

This research use observasional methode with evaluation the radiographic results of direct pulp capping use calcium hydroxide hard setting in dental hospital Univercity Muhammadiyah of Yogyakarta. The research was conducted using secondary data, medical records and radiographic data of patients who have taken care with pulp capping direct for 5 years ago frm 2011 up to 2015. Assessment in the evaluation of radiographic examination after endodontic treatment is categorized into three categories, failed with a score of 0, doubted category with a score of 1, and category successful with score 2.

The results of the radiograph evaluation direct pulp capping at the Dental Hospital UMY found that successful are 36,70%, doubted are 46,70% and failed are 16,70%.

KEYWORDS: Pulp capping, direct pulp capping, hard setting calcium hydroxide, periapical radiographs.

ABSTRAK

Perawatan kaping pulpa direk dan indirek bertujuan untuk memelihara fungsi dan kesehatan pulpa. Kaping pulpa direk adalah prosedur perawatan dengan cara mengaplikasikan bahan liner secara langsung pada jaringan pulpa yang terbuka, tindakan ini dilakukan biasanya karena trauma atau karies yang dalam. Bahan perawatan pulpa kaping direk yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah kalsium hidroksida, yang berfungsi untuk membentuk dentin reparatif dan merawat pulpa vital. Evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa salah satunya dapat dilihat secara radiografis. Radiograf dibutuhkan selama preoperative untuk evaluasi kasus, dalam proses pengobatan dibutuhkan untuk pembuktian dari prosedur yang terlibat dalam perawatan, dan pascaoperative radiografi dibutuhkan untuk mengevaluasi hasil pengobatan setelah terapi endodontik.

Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasional dengan mengevaluasi hasil radiografis perawatan kaping pulpa direk mengggunakan kalsium hidroksida hard setting di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yaitu data rekam medis dan data radiograf pasien yang telah dilakukan perawatan kaping pulpa direk selama 5 tahun dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Penilaian dalam evaluasi pemeriksaan radiografis setelah dilakukan perawatan endodontik dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu kategori gagal dengan skor 0, kategori meragukan dengan skor 1, dan kategori berhasil dengan skor 2.

Hasil evaluasi klinis kaping pulpa direk di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan bahwa kategori berhasil sebesar 36,70%, meragukan sebesar 46,70% dan gagal sebesar 16,70%.

KATA KUNCI : Kaping pulpa, kaping pulpa direk, kalsium hidroksida hard setting, radiograf periapikal.

klasifikasi dari penyakit pulpa adalah pulpitis reversibel. Pulpitis reversibel adalah kondisi pulpa yang dapat sembuh kembali atau bersifat sementara yang disebabkan oleh karies, erosi, atrisi, abrasi, prosedur operatif, dan trauma yang sedang (Lumley, 2006). Gigi yang mengalami pulpitis reversibel dapat disembuhkan dengan perawatan pulpa kaping tanpa perlu dilakukan pulpektomi (Widodo, 2005). Perawatan pulpa kaping dapat dilakukan dengan dua cara perawatan yaitu pulpa kaping direk dan indirek. Pulpa kaping direk dan indirek bertujuan untuk memelihara fungsi dan kesehatan pulpa, oleh karena itu bahan yang digunakan harus dipertimbangkan dengan baik untuk menentukan keberhasilan perawatan (Lu et al., 2008).

Kaping pulpa direk adalah prosedur perawatan dengan cara mengaplikasikan bahan dressing/lining secara langsung pada jaringan pulpa yang terbuka, tindakan ini dilakukan biasanya karena trauma atau karies yang dalam (Qualtrough et al., 2005). Bahan perawatan pulpa kaping direk yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah kalsium hidroksida, yang berfungsi untuk membentuk dentin reparatif dan merawat pulpa vital (Komabayashi & Zhu, 2011). Evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa salah satunya dapat dilihat secara radiografis. Radiograf dibutuhkan selama preoperative untuk evaluasi kasus, dalam proses pengobatan dibutuhkan untuk pembuktian dari prosedur yang terlibat dalam perawatan, dan pascaoperative radiografi dibutuhkan untuk mengevaluasi hasil pengobatan setelah terapi endodontik (Hammo, 2008).

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan evaluasi terhadap hasil radiografis pada perawatan kaping pulpa direk yang menggunakan bahan kalsium hidroksida hard setting untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan di RSGM UMY.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasional dengan mengevaluasi hasil radiografis perawatan kaping pulpa direk menggunakan kalsium hidroksida hard setting di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penilaian dalam evaluasi pemeriksaan radiograf setelah dilakukan perawatan endodontik dikategorikan menjadi tiga kategori menurut Walton & Torabinejad (2002) yaitu kategori gagal dengan skor 0, kategori meragukan dengan skor 1 dan kategori berhasil dengan skor 2.

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UMY Jalan H.O.S Cokroaminoto No 17 Yogyakarta pada bulan Mei sampai Juni 2015. Sumber data diambil dari data rekam medis pasien beserta hasil radiografis pasien setelah dilakukan perawatan kaping pulpa direk dengan menggunakan kalsium hidroksida tipe hard setting di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sebagai kriteria inkkusi adalah pasien perawatan kaping pulpa direk dengan kalsium hidroksid di RSGM AMC, hasil radiograf pasien yang sudah dilakukan perawatan kaping pulpa direk dengan menggunakan bahan kalsium hidroksida tipe hard setting dan pasien dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada semua umur. Sebagai kriteria eksklusi adalah hasil radiograf yang rusak, pasien yang

perawatan kaping pulpa direk dan variabel terpengaruh adalah kalsium hidroksid hard setting.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat tulis, log book digunakan untuk mencatat jalannya proses penelitian, viewer untuk sarana penunjang melihat hasi radiografis, kamera digital digunakan untuk mengambil foto hasil radiografis dan komputer atau laptop untuk mengolah data. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil radiografis perawatan kaping pulpa direk (data sekunder responden), surat perizinan penelitian dan lembar pengisian identitas pasien.

Penelitian ini diawali dari tahap persiapan penelitian yaitu pembuatan proposal Karya Tulis Ilmiah, survey data awal penellitian di RSGM UMY, mengurus surat ijin penelitian ke RSGM UMY dan mempersiapkan alat dan bahan. Selanjutnya tahap pelaksanaan yaitu menyerahkan surat ijin penelitian ke RSGM UMY, menyeleksi data pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi, mendata identitas responden yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan nomor rekam medis, melakukan penelitian dengan mengevaluasi pasien yang telah dilakukan perawatan kaping pulpa direk dengan kalsium hidroksida hard setting secara radiografis dengan melihat hasil pemeriksaan radiografis di RSGM UMY dan memberikan skoring sesuai kriteria hasil radiografis yang didapatkan.

Tahap akhir penelitian ini yaitu menganalisis data menggunakan komputer. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan

kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida tipe hard setting di Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan hasil radiografi pasien setelah perawatan ialah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

HASIL PENELITIAN

Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida hard setting berdasarkan analisis hasil radiograf periapikal mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil evaluasi perawatan kaping pulpa direk berdasarkan hasil radiograf periapikal

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebesar 36,7% pasien yang melakukan perawatan kaping pulpa direk mengalami keberhasilan, namun sebanyak 46,7% pasien mengalami hasil akhir yang meragukan. Pasien yang gagal dalam perawatan kaping pulpa direk sebanyak 16,7%.

Gagal Meragukan Berhasil

Jumlah pasien 5 14 11

10-20 tahun 1 (3,33%) 6 (20,0%) 4 (13,33%) 21-30 tahun 3 (10,0%) 6 (20,0%) 4 (13,33%) 41-53 tahun 1 (3,33%) 2 (6,67%) 3 (10,0%)

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pada rentang usia 10-20 tahun sebanyak 13,33% mengalami keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dan 3,33% mengalami kegagalan, sedangkan untuk hasil akhir perawatan meragukan didapatkan sebanyak 20,0%. Pada rentang usia 21-30 tahun didapatkan dari tabel 3 diatas sejumlah 13,3% mengalami keberhasilan, namun pada hasil akhir perawatan sejumlah 20,0% meragukan dan 10,0% mengalami kegagalan perawatan kaping pulpa direk. Berdasarkan tabel 2 diatas pada rentang usia 41-53 tahun hasil akhir perawatan yang mengalami keberhasilan sejumlah 10,0% serta yang mengalami kegagalan didapatkan 3,33%. Sebanyak 6,67% pasien mendapatkan hasil akhir perawatan kaping pulpa direk yang meragukan.

Tabel 3. Hasil evaluasi kaping pulpa direk berdasarkan hasil radiograf periapikal menurut jenis kelamin

Gagal Meragukan Berhasil

Laki-laki 2 (6,67%) 4 (13,33%) 4 (13,33%)

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebanyak 23,33% pasien dengan jenis kelamin perempuan mengalami keberhasilan pada perawatan kaping pulpa direk sedangkan 10,0% mengalami kegagalan dalam perawatan. Hasil akhir perawatan kaping pulpa direk yang meragukan sebanyak 33,33% pada pasien dengan jenis kelamin perempuan. Pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13,33% pada hasil akhir perawatan kaping pulpa direk menunjukkan keberhasilan dan meragukan, sedangkan pada hasil akhir perawatan kaping pulpa direk yang mengalami kegagalan sebesar 6,67%.

Tabel 4. Hasil evaluasi kaping pulpa direk berdasarkan hasil radiograf periapikal menurut posisi gigi

Gagal Meragukan Berhasil

Gigi Anterior 0 (0,00%) 8 (26,67%) 6 (20,00%)

Gigi Posterior 5 (16,67%) 6 (20,00%) 5 (16,67%)

Hasil penelitian diatas menunjukkan sebanyak 20,00% gigi anterior yang dilakukan perawatan kaping pulpa direk mengalami keberhasilan, sedangkan hasil akhir perawatan kaping pulpa direk pada gigi anterior yang meragukan sejumlah 26,67%. Tidak ada hasil akhir perawatan kaping pulpa direk yang mengalami kegagalan pada gigi anterior, ditunjukkan pada tabel diatas dengan presentase 0,00%. Berdasarkan tabel 4 diatas untuk hasil akhir perawatan kaping pulpa direk pada gigi posterior yang mengalami keberhasilan dan kegagalan sebanyak 16,67%, sedangkan hasil akhir perawatan yang meragukan sebanyak 20,00%.

Gagal Meragukan Berhasil

Maksila 0 (0,00%) 8 (26,67%) 9 (52,94%)

Mandibula 5 (16,67%) 6 (20,00%) 2 (6,67%)

Dilihat dari tabel 5 diatas didapatkan hasil akhir perawatan kaping pulpa direk mengalami keberhasilan pada maksila sebanyak 52,94%, sedangkan sebanyak 26,67% hasil akhir perawatan meragukan dan tidak ada yang mengalami kegagalan pada perawatan kaping pulpa direk pada maksila.

Hasil akhir perawatan kaping pulpa direk pada bagian mandibula mengalami keberhasilan sebanyak 6,67%, namun sebanyak 20,00% hasil akhir perawatan meragukan dan 16,67% mengalami kegagalan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat tiga klasifikasi hasil evaluasi perawatan kaping pulpa direk yaitu berhasil, meragukan, dan gagal. Keberhasilan dinilai berdasarkan hasil radiografis yaitu dengan melihat tidak adanya area radiolusensi dan tidak adanya pelebaran ligamen periodontal. Meragukan dinilai berdasarkan adanya area radiolusen diantara bahan kaping pulpa dan bahan restorasi tetapi tidak ada pelebaran ligamen periodontal. Kegagalan dinilai dari adanya area radiolusen diantara bahan kaping pulpa dan bahan restorasi serta terdapat pelebaran ruang ligamen periodontal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksid yang berhasil sebanyak 11 responden dengan

jumlah presentase 36,70%. Hasil akhir keberhasilan ini lebih rendah daripada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad S. Al-Hiyasat dkk yang menunjukan angka keberhasilan 59,3%, dengan melihat keberhasilan dari tidak adanya radiolusensi pada periapikal dan tidak indikasi dilakukan perawatan saluran akar. Keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dapat dipengaruhi oleh faktor kemampuan mengontrol pendarahan setelah pulpa terbuka dan sebelum mengaplikasikan bahan kaping pulpa. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendarahan yang menunjukkan derajat inflamasi pada pulpa, kelembaban dan kontaminasi dari dentin yang berdekatan dengan terbukanya pulpa selama perdarahan dapat menyulitkan untuk memperoleh penutupan yang adekuat yang akan mencegah adanya bakteri setelahnya (Hilton TJ, 2009). Sama halnya dengan penelitian Hana M Jamjoon di Saudi Arabia mengatakan terdapat faktor-faktor yang penting untuk keberhasilan kaping pulpa direk diantaranya adalah diagnosis, derajat trauma, kontrol perdarahan, dan isolasi yang tepat untuk mengeluarkan bakteri dan saliva dari pulpa yang terbuka.

Pada hasil akhir perawatan yang meragukan didapatkan jumlah presentase sebesar 46,70% yang berupa ditemukannya area radiolusen diantara bahan kaping pulpa dan bahan restorasi yang menandakan timbulnya karies sekunder tetapi tidak ada pelebaran ruang ligamen periodontal yang menandakan tidak adanya peradangan pada pulpa (Walton&Torabinejad, 2002). Sebagian besar dari restorasi akhir pada perawatan kaping pulpa direk pada penelitian ini menggunakan bahan restorasi resin komposit dengan pelapisan glass ionomer cement, hasil studi dari Goracci G, Mon G menemukan bahwa kalsium hidroksida di bawah restorasi resin komposit cenderung menarik diri dari permukaan kavitas selama polimerisasi resin sehingga

Dokumen terkait