• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi subjek penelitian

Siswa siswi harus mampu mengetahui tanda dan gejala penurunan visus seperti mata berair, mata merah dan pandangan kabur. Mereka juga harus mengatur waktu penggunaan komputer dan faktor faktor lain seperti jarak pandang dan juga pencahayaan komputer. Apabila siswa siswi mengalami tanda dan gejala seperti yang di atas mereka harus segera mampu melakukan pencegahan sedini mungkin yaitu pemeriksaan mata setiap enam bulan.

2.Bagi penelitian selanjutnya

Jika akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel- variabel lainnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MONITOR

2.1.1 PENGERTIAN MONITOR

Komputer berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti menghitung dalam Bahasa Inggris (to compute) dengan arti yang sama. Komputer adalah alat elektronik atau mesin yang dapat diprogram untuk menerima data dan mengolahnya menjadi informasi yang berguna.

Monitor atau dengan istilah lain disebut VDU (Video Display Unit), merupakansalah satu bagian terpenting dari suatu unit komputer. Bagian monitor inilah yang paling sering kita pandang bila kita memakai komputer.

Dengan adanya layar atau monitor maka kita bisa melihat berbagai hal yang ada dalam komputer maupun laptop seperti tampilan desktop, melihat tampilan web, melihat tulisan yang kita input, menonton video, dan masih banyak lagi. Fungsi monitor adalah memperagakan data atau proses yang terjadi dalam CPU secara visual. Proses yang terjadi dalam CPU (Central Processing Unit) dikonversikan oleh suatu “ Adapter Video / Video board “ dari data yang digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel penghubung ke monitor.

2.1.2 JENIS JENIS MONITOR

Monitor komputer memilik beragam ukuran dan kualitas. Kualitas yang dimaksudkan di sini mengarah pada tingkat resolusi yang dimiliki. Setiap merek monitor cenderung memiliki tingkat resolusi yang berbeda, tingkat resolusi ini berpengaruh pada tingkat ketajaman gambar yang ditampilkan pada monitor. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat resolusi, maka semakin tinggi pula tingkat ketajaman gambar pada monitor. Jenis monitor yang beredar di pasarn terdiri dari berbagai macam. Berdasarkan warnanya, monitor komputer dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

iii)Monitor Color

Sementara berdasarkan bentuknya , secara garis besar monitor dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

i)Monitor CRT (Cathode Ray Tube) ii)Monitor LCD (Liquid Crystal Display) iii)Monitor Plasma

2.1.3 BATAS WAKTU PENGGUNAAN MONITOR

Lamanya penggunaan komputer merupakan faktor yang menentukan. Terutama penggunaan komputer yang lebih dari dua jam dan penggunanya jarang mengedipkan mata (kedipan mata normal terjadi sekitar 12 kali permenit). Jika penggunaan dalam waktu lebih dari empat jam tidak bisa dihindari, frekuensi istirahatnya pun harus sering.

2.1.4 RADIASI DARI MONITOR

Kenyataannya bahwa kehidupan manusia memang tidak pernah luput dari sumber-sumber radiasi. Radiasi yang berarti pemancaran atau penyinaran merupakan penyebaran partikel-partikel elementer dan energi radiasi dari suatu sumber radiasi. Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti atom dan sisa atom akan dapat menjadi muatan positif dan disebut ion positif. Sementara itu elektron yang dikeluarkan itu dapat tinggal bebas atau mengikat atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Ionisasi, yaitu peristiwa pembentukan ion positif dan ion negatif ini sangat penting sekali diketahui karena melalui proses ionisasi ini jaringan tubuh akan mengalami kelainan atau merasakan pada sel-sel tubuh. Monitor komputer menghasilkan beberapa jenis radiasi, yang semuanya tidak dapat dirasakan oleh panca indera kita. Adapun gelombang – gelombang dan radiasi yang dihasilkan oleh sebuah monitor diantaranya :

•Sinar – X

• Sinar ultraviolet

•Gelombangmikro ( microwave )

• Radiasi elektromagnetik frekwensi amat sangat rendah ( Extremely Low Freqierncy / Elf ). Diantara radiasi yang tersebut diatas, sinar – X merupakan sinar ataupun radiasi yang berbahaya karena sinar ini mengion, sehingga akan merusak jaringan tubuh.

2.2 PENCAHAYAAN MONITOR

Mencahayakan yang buruk seperti kurangnya pencahayaan atau cahaya terlalu terik bias menimbulkan efek silau, sakit kepala, nyeri pada mata dan pusing.

Umumnya masalah cahaya muncul pada: i)intensitas cahaya monitor

ii) cahaya indoor, mencakup:

- kurang pencahayaan - sebaran cahaya tidak merata

iii) cahaya outdoor : cahaya outdoor yang masuk dan mempengaruhi pencahayaan monitor. Beberapa tingkat pencahayaan yang tepat untuk aktivitas tertentu, antara lain:

- 300-500 lux = pencahayaan pada umumnya

- 500-750 lux = bekerja dengan menggunakan komput er

- 500-1000 lux = cahaya pada meja kerja yang dianggap nyaman

- 1000–2000 lux = membaca dan menggambar dan pekerjaan yang membut uhkan det ail

Atur pencahayaan dan kontras monitor. Tingkat pencahayaan dan kontras yang diatur terlalu tinggi akan menghabiskan banyak energi serta dapat menjadi tingkat yang lebih membahayakan kesehatan mata. Oleh karena itu, atur pencahayaan dan kontras pada tingkat yang lebih rendah. Tombol pengatur pencahayaan biasanya terletak di bagian bawah monitor komputer, sedangkan pada laptop biasanya terintegrasi di bagian keyboard. Sebaiknya gunakan wallpaper monitor berwarna gelap. Wallpaper monitor yang terang akan meningkatkan penggunaan energi.

2.3 JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR

Ketika menggunakan komputer, posisi duduk dan jarak pandang dengan layar monitor juga harus diperhatikan. Hal ini untuk mencegah timbulnya sakit/ kelelahan yang disebabkan oleh penggunaan komputer dengan posisi yang tidak ergonomis.

Posisi duduk yang benar sangat penting diperhatikan oleh pengguna komputer. Apalagi jika pengguna memakai komputer hingga berjam-jam lamanya. Posisi duduk yang salah, selain lebih cepat menimbulkan rasa lelah, juga dapat membentuk postur tubuh anda menjadi tidak baik.

Usahakan jarak meja dan kursi tidak terlalu jauh sehingga tangan tidak terlalu jauh dengan keyboard dan mouse. Jarak yang terlalu jauh akan menyebabkan posisi duduk yang cenderung mebungkuk. Tinggi meja kerja, tempat meletakkan keyboard dan mouse juga harus diperhatikan. Jangan gunakan meja yang terlalu tinggi, karena memaksa penggung menjadi sakit terangkat sehingga mengakibatkan pegal/ kelelahan. Jika memungkinkan gunakan kerja komputer dengan posisis mouse dan keyboard yang lebih rendah dari posisi layar monitor.

Selanjutnya, atur jarak mta dengan layar monitor agar berada pada jarak 46-70cm. Ini adalah jarak pandang yang cukup nyaman dan aman untuk mata anda. Atur posisi monitor agar bagian tertinggi dari layar berada pada posisi yang sejajar dengan mata. Posisi ini akan membuat anda duduk tegak sehingga leher selalu pada posisi yang benar. Untuk pandangan ke monitor, usahakan tidak menetap komputer secara terus menerus saat bekerja karena melelahkan mata bahkan merusakkan mata. Alihkan pandangan dengan menatap hal lain setiap 15 menit sekali agar kelenturan mata tetap terjaga.

2.4 PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN 2.4.1 PENGERTIAN

Ketajaman penglihatan didefinisikan sebagai kemampuan mata untuk dapat melihat objek secara jelas dan sangat tergantung pada kemampuan akomodasi mata. Ketajaman penglihatan dipengaruhi oleh perubahan kecepatan sudut target, vibrasi, luminance, kontras, trackling

gerakan kepala dan mata, waktu reaksi, faktor belajar, dan kelelahan (Wijaya dan Sakundarini, 2000).

2.4.2 ANATOMI MATA

Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Mata dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai tulang seperti tulang frontal, sphenoid, maxilla, zygomatic, greater wing of sphenoid, lacrimal, dan ethmoid (Rizzo, 2001).

Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori yang terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus lakrimal, dan otot-otot mata ekstrinsik. Alis mata dapat mengurangi masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat, yang dapat menimbulkan iritasi, ke dalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya benda asing ke dalam mata. Konjungtiva merupakan suatu membran mukosa yang tipis dan transparan. Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam kelopak mata dan konjuntiva bulbar melapisi bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik pertemuan antara konjungtiva palpebra dan bulbar disebut sebagai conjunctival fornices.

Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu melawan infeksi bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma globulin. Kebanyakan air mata yang diproduksi akan menguap dari permukaan mata dan kelebihan air mata akan dikumpulkan di bagian medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan mengalir ke saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir pada meatus inferior kavum nasalis dibawah konka nasalis inferior (Rizzo, 2001). Struktur aksesoris mata dapat dilihat pada gambar 2.1.

Untuk menggerakkan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot ekstrinsik. Otot-otot tersebut yaitu superior rectus muscle, inferior rectus muscle, medial rectus muscle, lateral rectus muscle, superior oblique muscle, dan inferior oblique muscle. Superior oblique muscle diinervasi

Gambar 2.1 : Stuktur Akseosori Mata

OTOT OTOT BOLA EXTRINSIK MATA

Mata mempunyai diameter sekitar 24 mm dan tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu outer fibrous layer, middle vascular layer dan inner layer. Outer fibrous layer (tunica fibrosa) dibagi menjadi dua bagian yakni sclera dan cornea. Sclera (bagian putih dari mata) menutupi sebagian besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat kolagen padat yang ditembus oleh pembuluh darah dan saraf. Kornea merupakan bagian transparan dari sclera yang telah dimodifikasi sehingga dapat ditembus cahaya (Saladin, 2006).

Iris memiliki dua lapisan berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi menahan cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border layer yang mengandung sel-sel berpigmen yang disebut sebagai chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada chromatophores inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan coklat(Saladin, 2006). Struktur anatomi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 2.3.

2.4.3 FISIOLOGI PENGLIHATAN

Gambar 2.4 : Fisiologi Penglihatan

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epithelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006). Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humor (n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam

proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada choroidmembentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic (Seeley, 2006). Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006). Gambaran jaras penglihatan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 2.4.

2.4.4 Perkembangan Ketajaman Penglihatan

Perkembangan kemampuan melihat sangat bergantung pada perkembangan tumbuh anak pada keseluruhan, mulai dari daya membedakan sampai pada kemampuan menilai pengertian melihat. Tajam penglihatan bayi sangat kurang dibanding penglihatan anak. Perkembangan penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun dan secara kuantitatif pada usia lima tahun (Ilyas, 2009).

Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikut: - Baru lahir : Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar - 6 minggu : Mulai melakukan fiksasi; Gerakan mata tidak teratur - 3 bulan : Dapat menggerakkan mata ke arah benda bergerak - 4-6 bulan : Koordinasi penglihatan dengan gerakan mata;

Dapat melihat dan mengambil objek - 9 bulan : Tajam penglihatan 20/200 - 1 tahun : Tajam penglihatan 20/100 - 2 tahun : Tajam penglihatan 20/40 - 3 tahun : Tajam penglihatan 20/30

- 5 tahun : Tajam penglihatan 20/20 (Ilyas, 2009).

2.4.5 FAKTOR FAKTOR PENURUNAN VISUS

Penurunan ketajaman penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, kesehatan mata dan tubuh dan latar belakang pasien. Ketajaman penglihatan cenderung menurun sesuai dengan meningkatnya usia seseorang. Jenis kelamin bukan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi ketajaman penglihatan seseorang (Xu, 2005). Dari penelitian yang dilakukan di Sumatra, Indonesia, didapat bahwa penyebab tertinggi terjadinya low vision atau visual impairment adalah katarak, kelainan refraksi yang tidak dikoreksi, amblyopia, Age-related Macular Degeneration, Macular Hole, Optic Atrophy, dan trauma (Saw, 2003). Kelainan refraksi merupakan suatu kelainan mata yang herediter (Riordan-Eva, 2007).

2.4.6 PENGARUH KOMPUTER TERHADAP KESEHATAN MATA

Menurut Jeffrey Anshell, Optometris di California, karakteristik layar/ monitor komputer (VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer, dapat memicu timbulnya masalah mata dan penglihatan. Apabila kedua mata focus pada satu titik dalam jangka waktu lama, lensa mata akan mengalami stuck at that focal point, yang akan menyebakan timbulnya keluhan kelelahan mata. (Goldsborough, 2007).

Miller (2004) mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja dengan menggunakan komputer dalam jangka waktu lama, yang dikenal dengan Computer Vision Syndrome (CVS) memiliki gejala- gejala meliputi:

a) M at a lelah b) Sakit kepala c) Pandangan kabur d) M at a kering e) M et a t erasa gat al f) M at a t erasa t erbakar

g) M at a menjadi sensit ive t erhadap cahaya h) Pandangan ganda

i) Sakit pada leher dan panggung

Gejala- gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing, mual dan muntah.

2.4.7 PEMERIKSAAN VISUS MATA

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu (Ilyas, 2009).

melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut. Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau 20/20 kaki). Tajam penglihatan maksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti penerangan umum, kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah tajam penglihatan mata (Ilyas, 2009).

Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak lima atau enam meter. Pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pada pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baku atau standar, misalnya kartu baca Snellen yang setiap hurufnya membentuk sudut lima menit pada jarak tertentu sehingga huruf pada baris tanda 60, berarti huruf tersebut membentuk sudut lima menit pada jarak 60 meter; dan pada baris tanda 30, berarti huruf tersebut membentuk sudut lima menit pada jarak 30 meter. Huruf pada baris tanda 6 adalah huruf yang membentuk sudut lima menit pada jarak enam meter, sehingga huruf ini pada orang normal akan dapat dilihat dengan jelas (Ilyas, 2009).

Untuk mengetahui sama tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata dapat dilakukan dengan uji menutup salah satu mata. Bila satu mata ditutup akan menimbulkan reaksi yang berbeda pada sikap anak, yang berarti ia sedang memakai mata yang tidak disenangi atau kurang baik dibanding dengan mata lainnya (Ilyas, 2009).

Bila seseorang diragukan apakah penglihatannya berkurang akibat kelainan refraksi, maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang dengan diletakkannya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik ataukekeruhan media penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun (Ilyas, 2009).

Pada Tabel 2.1. dibawah ini terlihat tajam penglihatan yang dinyatakan dalam sistem desimal, Snellen dalam meter dan kaki (Ilyas, 2009).

2.4.8 PENCEGAHAN

Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk mengurangi resiko gangguan penglihatan akibat bekerja dengan komputer terlalu lama setiap hari:

a) Posisikan monitor komputer sedeemikian rupa sedemikian rupa sehingga layar monitor berada di bawah mata. Jarak antara monitor dan mata sebaiknya 45cm. sudut penglihatan diusahakan tegak lurus terhadap monitor. Monitor dapat diatur kemiringnya sesuai kebutuhan, jangan terlalu atas atau terlalu bawah karena akan mempengaruhi otot leher.leher akan mudah kaku dan pegal-pegal.

b) Letakkan bahan-bahan ketikan sedekat mungkin ke layar monitor. Tujuannya mengurangi gerakan kepala dan mata, serta peruabahn akomodasi mata.

c) Atur pencahayaan sehingga pantulan layar sesedikit mungkin d) Bersihkan layar monitor untuk mengurangi muatan elektrostatik. e) Beristirahatlah secara berkala.

f) Sering mengedipkan mata untuk menghindari mata kering. g) Jagalah jarak focus yang nyaman ke layar monitor.

SNELLEN (6METER)

20 KAKI SISTEM DESIMAL

6/6 20/20 1.0 5/6 20/25 0,8 6/9 20/30 0,7 5/9 15/25 0.6 6/12 20/40 0.5 5/12 20/50 0.4 6/18 20/70 0.3 6/60 20/200 0.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Komputer sebagai alat bantu yang digunakan manusia dalam bekerja dapat menimbulkan penurunan tajam mata. Dalam waktu yang cukup lama serta pencahayaan dan jarak pandang ke layar monitor komputer yang kurang atau lebih dari standar ukur dapat menimbulkan masalah penurunan tajam penglihatan. Penurunan tajam penglihatan merupakan gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.

Tajam penglihatan disebut juga Visual Acility atau Acies Visus yaitu kemampuan seseorang untuk dapat melihat suatu objek yang sekecil mungkin tanpa akomodasi. Seseorang dikatakan berpenglihatan normal bila seseorang tersebut dapat melihat atau membedakan 2 buah titik yang membentuk sudut sebesar 1’ atau 0,0003 radial. Bila kita melihat 2 buah titik cahaya, misal : sumber cahaya yang datang dari lampu mobil yang berada sangat jauh dari tempat kita memandang, maka akan terlihat oleh mata kita seakan-akan berasal dari satu sumber cahaya. Bila mobil tersebut mendekati tempat kita berdiri, lama kelamaan sumbercahaya tersebut menjadi makin besar dan semakin terang sampai pada suatu jarak tertentu akan terlihat oleh mata kita bahwa sumber cahaya tersebut berasal dari 2 buah lampu mobil.

Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas pada sel di korteks visual. Perubahan-perubahan ini meliputi penurunan yang nyata akan jumlah sel-sel yang terhubung pada mata yang terkena dan juga beberapa sel-sel yang menghubungkan kedua bola mata, yang bermanifestasi sebagai hilangnya penglihatan binokular dan kedalaman persepsi

atau streopsis. Mata terhubung pada korteks visual melalui nervus optikus yang muncul dari belakang mata.

Tajam penglihatan merupakan salah satu parameter pengukuran kemampuan visual seseorang sehingga pengukuran tajam penglihatan dan koreksi dini perlu dilakukan agar dapat tercapai kemampuan visual yang optimal. Dengan alasan inilah, diperlukan penelitian yang terfokus pada prevalensi penurunan ketajaman penglihatan pada siswa-siswi agar dapat dinilai apakah kejadian penurunan tajam penglihatan telah mendapat perhatian oleh keluarga maupun masyarakat. Anak-anak yang dimaksud terutama adalah siswa-siswi di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apakah ada hubungan antara pencahayaan layar monitor komputer dengan penurunan tajam penglihatan?

2) Apakah ada hubungan antara jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan tajam penglihatan?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencahayaan computer dengan penurunan tajam penglihatan. Selain itu, ia juga bertujuan untuk jarak pandang layar monitor dan efeknya terhadap penurunan tajam penglihatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar efek penggunaan komputer pada penurunan tajam penglihatan.

2. Untuk mengetahui jarak pandang layar monitor komputer yang sesuai pada pengguna komputer.

3. Untuk mengetahui pencahayaan layar monitor komputer yang sesuai pada pengguna komputer

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

Dokumen terkait