• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, ada beberapa saran yang diberikan yaitu :

1. Bagi Sekolah

Terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti tentang model model cooperative learning yang tipe mind mapping diharapkan sekolah ikut mendukung setiap pelaksanaan penelitian demi meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan model-model pembelajarn yang aktif dan kreatif

2. Bagi Guru

Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang model-model cooperative learning yang tipe mind mapping diharapkan mampu menambah pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang bermacam-macam. Dengan model pembelajaran yang bermacam-macam dan menyenangkan tentunya siswa akan menjadi lebih aktif dan juga nantinya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah siswa.

3. Bagi Siswa

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan mampu menjadikan motivasi bagi siswa agar lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga diharapkan turut aktif baik didalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran agar nantinya prestasi belajar khususnya pada mata pembelajaran sejarah dapat memuaskan

112

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenada Media Grup.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Damyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, M Mahmud.1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Femi Olivia. 2008.Gembira Belajar Dengan Mind Mapping. Jakarta: PTM Elex Media Komputindo.

Ginting Abdorrakhman. 2010.Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Humaniora.

Heri Susanto. 2014.Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Aswaja pressindo.

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Offset.

Mohammad Ali.2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu, Bandung: Bumi Aksara.

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja perssindo.

Olivia. 2008.Gembira Belajar Dengan Mind Mapping. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ridwan Abdullah Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Roestiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Rosita. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: rajawali.

Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara

Sohimin. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Pada Kurikulum 2013.

Yogyakarta:Ar-ruzz

Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Bina Aksara.

_______. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.

Syaiful Bahri J. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tony Buzan. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Wiharyanto. A. K. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.

_______. 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia.

Zainal Arifin. 2006. Evaluasi Intruksional. Bandung: PT. Rosda karya.

Sumber Internet:

Subakti. Y. R. 2010. Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme.

https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/v ol24no1april2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH

%20YR%20Subakti.pdf

115 Lampiran 1

(Surat Izin Penelitian Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul)

Lampiran 2

(Surat Keterangan Selesai Penelitian)

Lampiran 3 (Hasil Wawancara)

1. Bagaimana keadaan kelas XI IPS 3 tempat bapak mengajar?

Jawab: Berdasarkan sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah, jumlah murid di kelas XI IPS 3 berjumlah 21 siswa dan suasana pembelajaran dikelas tergolong kondusif ketika PBM berlangsung.

2. Ketika melakukan PBM di kelas, apakah bapak menerapkan model pembelajaran?

Bila ya, model pembelajaran apa yang bapak terapkan?

Jawab:Proses pembelajaran di kelas, saya menggunakan model ceramah dalam proses pembelajaran dan menerapkan diskusi kelompok. Semua siswa turut aktif sehingga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan.

Model pembelajaran yang saya terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada materi pembelajaran yang saya berikan.

3. Bagaimana langkah-langkah atau adakah langkah-langkah khusus yang bapak lakukan ketika menerapkan model-model pembelajaran?

Jawab: Penerapan model-model pembelajaran yang saya lakukan dikelas bergantung pada materi yang saya ajarkan dan tentunya langkah-langkahnya pun bergantung pada model pembelajarannya. Langkah-langkahnya harus sesuai dengan modelnya. Misalnya model jigsaw, saya pertama sekali membentuk dan membagi kelompok yang heterogen dulu yang mana nantinya ada kelompok ahli dan ada kelompok asal, saya mengkombinasikan antara siswa yang pandai, sedang dan kurang. Setelah itu saya berikan materi pelajaran bagi masing-masing kelompok untuk didiskusikan kemudian, masing-masing-masing-masing siswa dari dari kelompok asal saya gabungkan menjadi kelompok ahli yang akan menjelaskan materi yang ia pelajari. Begitu seterusnya sampai semua siswa benar-benar mengerti materi yang saya berikan.

4. Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering bapak temui saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran?

Jawab: Kesulitan yang sering saya temui adalah ada dari dua sisi. Yang pertama itu dari siswanya dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang memadai.

Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu kalau misalnya bergabung dengan teman-temannya yang lain, mungkin karena tidak terbiasa dengan diskusi diluar kelas sehingga ada beberapa siswa yang agak canggung dan kebingungan ketika saya menerapkan model pembelajaran tertentu. Pola pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang cepat menangkap pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu lama untuk menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata hanya 2x45 menit, dengan kata lain, waktu untuk menerapkan model itu saya rasa kurang karena memang membutuhkan waktu yang agak lama. Kalau dari segi sarana dan prasaran mungkin karena sekolah kami belum termasuk ditengah kota besar sehingga fasilitasnya pun masih kurang memadai sehingga cukup menyulitkan ketika saya ingin menerapkan beberapa model pembelajaran tertentu. Misalnya

kurang tersedianya infokus ketika ingin mendemonstrasikan mata pelajaran yang saya bawakan.

5. Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran?

Jawab: Kemampuan rata-rata siswa yang saya ajarkan masih tergolong biasa-biasa saja karena mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang berkembang, tidak seperti di kota jadi tidak semua materi yang saya ajarkan dapat diterima dengan maksimal.

6. Bagaimanakan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model-model pembelajaran?

Jawab: Prestasi belajarnya masih tergolong biasa-biasa saja artinya kebanyakan siswa masih didominasi oleh siswa-siswa yang kurang dapat menyerap pelajaran dengan maksimal sehingga hasil akhir seperti ujiannya pun kurang memuaskan dan masih jauh dari apa yang saya harapkan. Mungkin karena memang masih terlalu mendaerah sekolahnya jadi para siswa masih banyak yang kurang memanfaatkan teknologi pada hal ada banyak hal yang bisa didapat dari internet misalnya untuk menambah wawasan diluar dari model pembelajaran yang saya lakukan. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar itu tidak melulu ditentukan oleh model pembelajaran, tergantung bagaimana keefektivan dan kreativitas siswa itu dalam mengembangkan wawasannya. Tampak dari hasil ulangan harian terakhir mereka dari 26 siswa hanya 11 yang tuntas, sedangkan 15 belum tuntas.

7. Pernahkan para siswa mengeluh tentang penerapan model-model pembelajaran yang bapak terapkan?

Jawab: Tidak pernah. Mereka cenderung menurut saja dengan berbagai model-model pembelajaran yang saya berikan.

8. Apa rencana ibu kedepannya untuk lebih memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model-model pembelajaran? Misalnya apakah ibu akan berinovasi dalam penerapan model-model itu?

Jawab: Ya tentunya saya akan terus berusaha untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang cocok untuk siswa-siswa saya. Saya selalu memantau sampai sejauh mana keefektivan model-model pembelajaran yang telah saya terapkan. Dan tentunya akan ada inovasi yang akan saya terapkan kemudian yang saya kondisikan dengan siswa.

Ringkasan dan Kesimpulan hasil wawancara:

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di SMA N 1 PLAYEN, sudah menerapkan model-model pembelajaran.

Model-model pembelajaran yang dilakukan atau diterapkan disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Narasumber atau guru tersebut mengatakan bahwa pada dasarnya daya serap siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran di kelas masih tergolong rendah karena kondisi lingkungan mungkin yang masih bersifat kedaerahan sehingga kemampuan berpikirnya masih jauh dari siswa-siswi yang bersekolah di pusat kota atau di kota.

Dengan demikian penggunaan model-model pembelajaran yang sudah diusahakan semaksimal mungkin masih belum bisa mendongkrak prestasi belajar yang tinggi sebagaimana yang diharapkan oleh narasumber. Dalam penerapan model-model pembelajaran, kendala yang paling sering dan umum yang dialami oleh narasumber adalah siswanya yang masih malu-malu atau kurang percaya diri atau kaku ketika PBM berlangsung, sarana atau fasilitas dari sekolah yang kurang memadai atau bahkan tidak lengkap, dan waktunya yang kurang sehingga kadang-kadang tidak semua tujuan pembelajaran tercapai. Untuk kedepannya narasumber mengaku akan terus mengembangkan model-model pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa yang diajarnya.

Lampiran 4

(Daftar Hadir Siswa Kelas XI IPS 3)

Lampiran 5

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

dunia

 Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan manusia pada masa itu dan masa kini.

dalam bentuk tulisan dan media lain.

dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya yang terkait.

Mengomunikasikan:

 Membuat laporan dalam bentuk tulisan dan media

Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya yang terkait.

Lampiran 6 (RPP Siklus 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sma Negeri 1 Playen

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : XIIPS 3 /Gasal

Materi Pokok : Pemikiran-pemikiran yang melandasi revolusi-revolusi besar dunia dan

pengaruhnya bagi umat manusia pada masa kini

Sub materi : Revolusi Cina Alokasi Waktu : 2 X 45” menit Pertemuan ke : 1 (satu)

A. Kompetensi Inti

KI.3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

No Kompetensi Dasar Indikator

1 3.4 Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.

3.4.1 Menjelaskan latar belakang meletusnya revolusi Cina 3.4.2 Menjelaskan perisiwa

revolusi Cina.

4.1.1 Menyajikan laporan hasil diskusi berupa Mind menjelaskan peristiwa revolusi Cina.

3. Dengan membaca buku teks siswa mampu menganalisis proses terjadinya revolusi Cina.

4. Dengan membaca buku teks dan sumber buku yang lain siswa dapat menemukan pengaruh revolusi Cina yang ada hingga sampai saat ini.

5. Dengan melaksanakan pembelajaran ini siswa dapat memebuat laporan hasil diskusi dalam bentuk Mind Mapping tentang revolusi Cina.

D. Materi pembelajaran

1. Latar belakang terjadinya revolusi Cina 2. Revolusi menumbangkan dinasti Manchu.

3. Revolusi intelektual

4. Persaingan kaum nasionalis dan kaum komunis Cina dan pengaruhnya (bahan terlampir)

E. Metode pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning.

2. Model : Cooperatif Learning TipeMind Mapping.

F. Sumber Belajar

1. KemendikbudRI. 2013. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas XI. Jakarta.

Kemendikbud.

2. Sumber penunjang buku lain yang relevan, LKS, internet, Koran/Majalah.

3. https://id.scribd.com/document/338652603/Modul-Kelas-XI-Peminatan-Isi.

G. Media pembelajaran a) Alat pembelajaran

1) Internet 2) Lcd Proyektor 3) Laptop

b) Bahan pembelajaran 1) Power point

2) Gamabar

H. Langka-langkah pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu Pendahulu 1. Guru memberi salam 15 menit

2. Memeriksa (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi/absensi,

menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan) untuk memulai kesiapan KBM.

3. Guru merivew kembali materi yang telah di pelajari minggu lalu.

4. Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang akan dipelajari.

5. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan tentang “Revolusi Cina”.

6. Guru memberi motivasi tentang manfaat mempelajari materi tentang revolusi Cina.

Kegiatan inti

Mengamati

1. Siswa mengamati tayangan PPT singkat tentang revolusi Cina.

2. siswa membaca buku teks (siswa ) untuk lebih memahami tentang

‘’Revolusi Cina‘’

3. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru.

4. Guru memberikan pengatar singkat, menjelaskan tentang latar belakang meletusnya revolusi Cina.

Menanya

1. Siswa mengamati tayangan power point serta membaca buku paket, guru

mendorong peserta didik untuk

60 menit

bertanya hal-hal yang sekiranya terkait dengan materi dan gambar yang ditayangkan.

2. Guru secara singkat merespon setiap pertanyaan yang muncul dari peserta didik dan menegaskan kembali Mengumpulkan Informasi

1. Siswa membaca buku teks dan modul yang telah di persiapkan guru.

2. Siswa mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping.

3. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota 4-5 siswa.

4. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

5. Guru menugaskan kelompok untuk membuat Mind Mapping, memetakan materi di sebuah kertas karton.

6. Siswa membuat pemetaan pikiran dari informasi yang mereka peroleh dari buku materi.

Mengasosiasi

1. Setiap siswa kelompok berperan dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

2. Guru memfasilitasi dengan menggunakan buku teks dan modul yang telah di siapkan.

Mengkomunikasikan

1. Setiap kelompok bergiliran mempresetasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Setiap siswa di haruskan mengkomunikasikan hasil perkerjaan kelompoknya.

3. Kelompok yang lain menyimak dan mencatat informasi dari kelompok yang prsesntasi di depan kelas serta dapat bertanya.

Penutup 1. Bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

2. Memberikan apresiasi terhadap semua siswa yang terlibat aktif dan kondusif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan belajar mengajar

4. Guru melakukan evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

15 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : Tes Tertulis Soal:

1. Jelaskan tentang latarbelakang meletusnya revolusui Cina.

2. Jelaskan tentang proses terjadinya revolusi Cina.

3. Jelaskan tentang pengaruh dampak revolusi Cina dan pengaruhnya hingga saat ini.

b. Instrumen penilaian

1. Instrumen Penilaian Pengetahuan

Setiap soal mempunyai bobot yang sama 20 Nilai = ∑𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (80) X 100

2. Instrumen Penilaian aktivitas belajar siswa

No

Nama

Kerjasama kelompok Mengambil giliran Bertanya Mengemukakan pendapat Mempresentasikan hasil diskusi Keaktifan diskusi kelompok Kemampuan menganalisis Kecakapan memecahkan masalah

Jumlah

(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) 1

2 Dst

Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4 e) Skor 1 = kurang

f) Skor 2 = cukup g) Skor 3 = baik h) Skor 4 = amat baik

3. Instrumen pengamatan presentasi No Nama Menjelaskan

Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4 a) Skor 1 = kurang

b) Skor 2 = cukup c) Skor 3 = baik

d) Skor 4 = amat baik

Materi Pembelajaran Revolusi China

Revolusi China tidak hanya ditandai dengan gerakan menumbangkan Dinasati Manchu tahun 1912 melainkan juga revolusi kebudayaan dalam menata masyarakat China menuju masyarakat yang yang lebih baik. Dalam revolusi tersebut. faham nasionalis yang diadopsi dari negara-negara Eropa Barat dan komunis dari Rusia menjadi dasar dalam gerakan nasional. Persaingan antara kaum nasionalis dan komunis menandai gerakan revolusi yang berlangsung hingga terbentuknya Republik Rakyat China tahun 1949. Kedua ideologi tersebut tidak hanya berpengaruh dalam kehidupan bernegara di China melainkan juga di beberapa kawasan lain di Asia. Gerakan nasional di Indonesia, misalnya, mengadopsi nilai—nilai nasionalisme dari Sun Yat—sen serta komunis berbasis petani dari Mao Tse-tung.

Revolusi Menumbangkan Dinasati Manchu

Revolusi China tahun 1911-1912 ditandai dengan gerakan nasional untuk menggulingkan Dinasti Manchu yang telah berkuasa selama ratusan tahun.

Runtuhnya Dinasti Manchu tahun 1912 merupakan awal dari gerakan perubahan dalam masyarakat China menuju masyarakat moderen yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi dan nasionalisme. Gerakan tersebut diteruskan dengan gerakan nasional China untuk menata ulang kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengadopsi nilai-nilai nasionalisme dari Barat serta meruntuhkan tatanan masyarakat feodal yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dalam sejarah China, peristiwa menumbangkan Dinasti Manchu dan gerakan nasional dianggap sebagai bagian dari revolusi besar dunia karena berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat selanjautnya, baik di China maupun di kawasan lainnya seperti Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Tokoh utama revolusi menumbangkan Dinasti Manchu adalah seorang militer bernama Yuan Shih-k'ai. Ketika terpilih sebagai Presiden Republik China, Yuan menerapkan sistem pemerintahan otoriter dengan mengabaikan suara di parlemen serta kaum nasionalis yang dipimpin oleh Sun Yat-sen. Pada tahun 1914, Yuan menerapkan sistem pemerintahan diktator dengan cara membubarkan parlemen. Tindakan Yuan tentu saja dianggap bertentangan dengan semangat perubahan sehingga mengecewakan masyarakat China, terutama kaum nasionalis, yang menghendaki adanya pemerintahan yang demokratis yang memperhatikan hak-hak rakyat. Peristiwa ini dicatat dalam sejarah China sebagai kegagalan revolusi pertama dalam masyarakat China.

Setelah Yuan meninggal pada tahun 1916, pemerintah pusat di Peking terpecah-belah. Selama satu dekade, kekuasaan terpecah di antara para penguasa militer local (war/md) di berbagai daerah yang berusaha untuk mempengaruhi para petani. Mereka bersaing untuk mendapat pengakuan dari Peking. Akan tetapi, tidak

satu pun dari mereka yang berhasil untuk membentuk pemerintahan moderen yang kuat dan mendapat pengakuan dari seluruh rakyat. Tindakan para warlord dalam melakukan peperangan, memobilisasi masa, dan memungut pajak untuk memperkuat militer hanya menciptakan rasa takut di kalangan rakyat.

Imperialisme Barat dan Jepang di China sebelum Perang Dunia 1 (PD 1) dan pada masa PD I (1914-1919) menambah kecemasan rakyat China. Walaupun China menyatakan netral dalam PD I pada tahun 1914, Jepang secara agresif mengontrol wilayah Shantung yang sebelumnya diduduki oleh Jerman dan memaksa China tahun 1915 untuk menerima kekuasaan Jepang atas wilayah itu bersama dengan wilayah Manchuria. Perluasan Imperialisme Barat dan Jepang di China sebelum Perang Dunia ] (PD 1) dan pada masa PD I (1914-1919) menambah kecemasan rakyat China. Walaupun China menyatakan netral dalam PD I pada tahun 1914, Jepang secara agresif mengontrol wilayah Shantung yang sebelumnya diduduki oleh Jerman dan memaksa China tahun 1915 untuk menerima kekuasaan Jepang atas wilayah itu bersama dengan wilayah Manchuria. Perluasan kekuasaan Jepang atas China menimbulkan kemarahan golongan menengah serta para patriot muda.

Pada 4 Mei l9l9 sekitar lima ribu mahasiswa di Peking menentang hasil Konferensi Perdamaian Versailles (Konferensi yang mengakhiri PD I) yang mengesahkan pendudukan Jepang atas Shantung. Gerakan Empat Mei menandai revolusi menentang penjajahan asing serta kekuasaan pemerintahan militer lokal.

Salah seorang pemimpin gerekan revolusi China adalah Sun Yat—sen yang mendirikan Kuomintang atau Partai Nasionalis. Dia memimpin gerakan dari China selatan. Sejak tahun 1923, Partai Nasionalis yang dipimpinnya bergabung dengan Partai Komunis lntemasional serta Partai Komunis China. Gabungan ketiga partai tersebut menandai adanya gerakan atau front liberal nasional yang anti konservatisme dan anti imperialisme. Sun Yat-sen mengakui bahwa partai Nasionalis mengadopsi nilai-nilai dari gerakan Bolshevik di Rusia yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai disiplin para pengurus partai serta pasukan yang terindoktrinasi dengan baik. Walaupun demikian, Sun Yat-sen bukanlah seorang komunis. Dia adalah seorang nasionalis sejati yang memiliki semboyan nasionalisme, demokrasi dan kemakmuran rakyat yang menekankan pada semangat menumbuhkan rasa bangga sebagai banagsa China-Han serta semua golongan masyarakat termasuk kemakmuran para petani. Sun Yat-sen juga menghendaki adanya pemerintahan pusat yang kuat dengan menyatukan seluruh China.

Setelah Sun Yat-sen meninggal tahun 1925, gerakan nasionalis diteruskan oleh Chiang Kai-shek (l887-l975). Pada tahun 1926 dan 1927 Chiang berhasil memimpin pasukan nasionalis untuk menghancurkan pasukan pemerintah yang dikendalikan di kawasan China utara dan China tengah, Tindakan ini menarik simpati para petani untuk bergabung dengan partai Nasionalis. Pada tahun 1928,

dibentuk Pemerintahan di Nanking di China bagian tengah dan segera mendapat pengakuan internasional dari Barat. Sedangkan Jepang menolak terbentuknya pemerintahan tersebut bahkan menganggapnya sebagai ancaman bagi kedudukan Jepang atas Manchuria.

Namun demikian, terbentuknya pemerintahan nasionalis yang kuat di

Namun demikian, terbentuknya pemerintahan nasionalis yang kuat di

Dokumen terkait