• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3. Nilai Normalized Difference Vegetation Index di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2020

Berdasarkan nilai NDVI yang didapat jenis objek non vegetasi hampir mendekati nilai -1 dengan luasan daerah terkecil dan jenis objek bervegetasi mendekati +1 dengan luasan daerah terbesar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Khairawan dkk (2020) yang mengemukakan bahwa NDVI memiliki rentang nilai antara negatif 1 hingga positif 1, hasil dari perhitungan NDVI menghasilkan persentase yang berbeda pada setiap penggunaan lahan. Nilai NDVI yang bernilai positif maka kerapatan vegetasi pada daerah tersebut semakin baik. Sebaliknya, jika nilai NDVI semakin rendah maka kerapatan vegetasi pada daerah tersebut semakin kurang baik.

<0 0-0,1 0,1-0,2 0,2-0,3 0,3-0,4 0,4-0,5 0,5-0,6 >0,6

Sebaran NDVI

Luas (Ha)

Peta nilai NDVI di Kecamatan Binjai Selatan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini:

Gambar 4. Peta nilai NDVI di Kecamatan Binjai Selatan tahun 2020

Analisis Kelas Kerapatan Vegetasi di Kecamatan Binjai Selatan

Dari hasil nilai NDVI dan pengamatan di lapangan secara langsung, kelas kerapatan vegetasi dibagi menjadi lima kelas, nilai NDVI <0,1 adalah kelas kerapatan non vegetasi, nilai NDVI 0,1 – 0,2 adalah kelas kerapatan vegetasi jarang.

Nilai NDVI 0,2 – 0,3 adalah kelas kerapatan vegetasi sedang, nilai NDVI 0,3 – 0,4 adalah kelas kerapatan vegetasi rapat dan nilai NDVI >0,4 adalah kelas kerapatan sangat rapat. Kelas kerapatan non vegetasi pada lokasi penelitian berupa badan air dengan visualisasi vegetasi yang sangat sedikit di sempadan sungai.

Nilai NDVI dan nilai kerapatan vegetasi tutupan lahan memiliki hubungan yang terikat, yaitu jika nilai kerapatan vegetasi tutupan lahan semakin rapat maka nilai NDVI yang didapatkan juga semakin besar, begitu sebaliknya jika nilai kerapatan vegetasi tutupan lahan semakin kecil maka nilai NDVI yang diperoleh juga akan semakin rendah (Latuamury dkk., 2013).

Hasil kelas kerapatan vegetasi di Kecamatan Binjai Selatan dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Kelas Kerapatan Vegetasi di kecamatan Binjai Selatan tahun 2020

No NDVI Keterangan Luas (Ha) % Luas

Berdasarkan tabel kelas kerapatan vegetasi di Kecamatan Binjai Selatan tahun 2020 di atas di ketahui luasan terbesar nilai >0,4 kelas kerapatan sangat rapat dengan luas 1.716,86 Ha atau 55,56%, sedangkan luasan terkecil dengan nilai <0,1 non vegetasi dengan luas 10,97 Ha atau 0,35%.

Nilai NDVI yang di bawah dari 0 menunjukkan badan air. Nilai 0,2 merupakan penutup lahan terbangun dengan kerapatan vegetasi yang minim, sedangkan nilai 0,2-0,4 menunjukkan wilayah bervegetasi yang beranekaragam.

Nilai NDVI yang semakin besar menunjukkan nilai kerapatan vegetasi yang semakin rapat dan vegetasi yang tumbuh juga sangat beranekaragam (Tan dkk., 2009).

Peta kelas kerapatan di Kecamatan Binjai Selatan tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini

Gambar 5. Peta Kerapatan Vegetasi di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2020

Hasil pengamatan lapangan yang dilakukan di Kecamatan Binjai Selatan 2020 sebagai berikut:

1. Kelas Kerapatan Non Vegetasi

Kelas kerapatan non vegetasi yang berada di lokasi penelitian di Kecamatan Binjai Selatan pada tahun 2020 berupa badan air, permukiman, perkebunan kelapa sawit. Perbedaan visualisasi kelas kerapatan non vegetasi dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini:

a b c d

Gambar 6. Visualisasi warna citra pada kelas kerapatan non vegetasi, yaitu: a. Nilai NDVI (badan air); b. Kelas Kerapatan (badan air); c. Google Earth (badan air); d. Pengecekan Lapangan (badan air).

Kelas kerapatan non vegetasi dengan nilai <0,1 berupa badan air. Menurut Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2011 sungai merupakan aliran memanjang yang terbentuk secara alami ataupun buatan dimulai dari hulu hingga ke hilir, dengan bagian kanan dan kiri sungai dibatasi oleh garis sempadan.

2. Kelas Kerapatan Jarang

Kelas kerapatan jarang yang berada di lokasi penelitian di Kecamatan Binjai Selatan pada tahun 2020 berupa kebun campuran, tanah kosong, permukiman, perkebunan kelapa sawit. Perbedaan visualisasi kelas kerapatan jarang dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini:

a b c d

Gambar 7. Visualisasi warnna citra pada kelas jarang, yaitu: a. Nilai NDVI (Permukiman); b. Kelas Kerapatan (Permukiman); c. Google Earth (Permukiman); d. Pengecekan Lapangan (Permukiman).

Kelas kerapatan jarang dengan nilai 0,1-0,2 yang didominasi oleh permukiman. Permukiman merupakan wilayah yang diperuntukan sebagai tempat tinggal atau area hunian dan salah satu area yang digunakan untuk menunjang kegiatan kehidupan bermasyarakat lainnya, salah satunya jalan.

3. Kelas Kerapatan Sedang

Kelas kerapatan sedang yang berada di lokasi penelitian di Kecamatan Binjai Selatan pada tahun 2020 permukiman, perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), tanah kosong, serta kebun campuran dengan jenis vegetasi singkong (Manihot esculenta), tebu (Saccharum officinarum), jagung (Zea mays), tanaman pisang (Musa paradisiaca), semangka (Citrullus lanatus), nanas (Ananas comosus), bengkoang (Pachyrhizus erosus), terong (Solanum melongena), cabai (Capsicum frutescens), durian (Durio zibethinus), coklat (Theobroma cacao), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea Americana), rambutan (Nephelium lappaceum), jeruk (Citrus nobilis), mangga (Mangifera indica), kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan visualisasi kelas kerapatan sedang dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini:

a b c d

Gambar 8. Visualisasi warna citra pada kelas sedang, yaitu: a. Nilai NDVI (Kebun Campuran); b.

Kelas Kerapatan (Kebun Campuran); c. Google Earth (Kebun Campuran); d. Pengecekan Lapangan (Kebun Campuran).

4. Kelas Kerapatan Rapat

Kelas kerapatan rapat yang berada di lokasi penelitian di Kecamatan Binjai Selatan pada tahun 2020 berupa permukiman, perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), tanah kosong, serta kebun campuran dengan vegetasi yang beragam, seperti singkong (Manihot esculenta), tebu (Saccharum officinarum), jagung (Zea mays), tanaman pisang (Musa paradisiaca), semangka (Citrullus lanatus), nanas (Ananas comosus), bengkoang (Pachyrhizus erosus), terong (Solanum melongena), cabai (Capsicum frutescens), durian (Durio

zibethinus), coklat (Theobroma cacao), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea Americana), rambutan (Nephelium lappaceum), jeruk (Citrus nobilis), mangga (Mangifera indica), kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan visualisasi kelas kerapatan rapat dilihat pada Gambar 9 berikut ini:

a b c d

Gambar 9. Visualisasi warna citra pada kelas rapat, yaitu a. Nilai NDVI (Kebun Campuran); b. Kelas Kerapatan (Kebun Campuran); c. Google Earth (Kebun Campuran); d. Pengecekan Lapangan (Kebun Campuran).

Kelas kerapatan rapat dimulai dengan nilai 0,3-0,4. Menurut Yanti dkk, (2020) vegetasi tidak hanya terdiri dari tanaman berkayu, namun gabungan dari berbagai jenis tanaman yang beranekaragam dan hidup berdampingan di suatu ekosistem yang saling berinteraksi antara sesama tumbuhan, tumbuhan dan hewan maupun tumbuhan dan manusia.

5. Kelas Kerapatan Sangat Rapat

Kelas kerapatan sangat rapat yang berada di lokasi penelitian di Kecamatan Binjai Selatan pada tahun 2020 berupa perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), tanah kosong, serta kebun campuran dengan tanaman, seperti singkong (Manihot esculenta), tebu (Saccharum officinarum), jagung (Zea mays), tanaman pisang (Musa paradisiaca), semangka (Citrullus lanatus), nanas (Ananas comosus), bengkoang (Pachyrhizus erosus), terong (Solanum melongena), cabai (Capsicum frutescens), durian (Durio zibethinus), coklat (Theobroma cacao), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea Americana), rambutan (Nephelium lappaceum), jeruk (Citrus nobilis), mangga (Mangifera indica), kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan visualisasi kelas kerapatan sangat rapat dapat dilihat pada Gambar 10 berikut ini:

a b c d

Gambar 10. Visualisasi warna citra pada kelas sangat rapat a. Nilai NDVI (Perkebunan Kelapa Sawit); b. Kelas Kerapatan (Perkebunan Kelapa Sawit); c. Google Earth (Perkebunan Kelapa Sawit); d. Pengecekan Lapangan (Perkebunan Kelapa Sawit).

Kelas kerapatan sangat rapat didominasi oleh perkebunan kelapa sawit, dengan rentang nilai >0,4. Kecamatan Binjai Selatan salah satu kecamatan di Kota Binjai yang memiliki perkebunan yang luas. Wilayah perkotaan seharusnya memiliki sedikit sekali ruang terbuka hijau dan perkebunan sebagai wilayah resapan air diperkotaan (Wahyuni dkk., 2017).

Analisis Tutupan Lahan di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2020

Klafisikasi tutupan lahan yang dilakukan di Kecamatan Binjai Selatan menggunakan citra satelit Landsat 8 tahun 2020 dan informasi hasil pengamatan lapangan. Hasil training sample di Kecamatan Binjai Selatan didapatkan sebanyak 7 kelas tutupan lahan, yaitu badan air, sawah, tanah kosong, kebun campuran, semak, perkebunan kelapa sawit, permukiman. Nilai akurasi yang didapatkan sebesar 85,46% dengan total sampel yang diterapkan untuk pengujian akurasi 250 sampel dan total sampel yang sesuai dengan peta tutupan lahan hasil klasifikasi adalah 223 sampel. Nilai pengujian akurasi yang didapatkan sudah melengkapi ketentuan yang telah ditentukan oleh USGS dengan ketelitian interpretasi lebih 85%, sehingga peta ini dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Pada citra yang telah di klasifikasikan terdapat daerah yang tutupan lahannya yang tidak terindentifikasi, hal ini disebabkan citra pada daerah penelitian terdapat awan dan bayangan awan yang menutupi lahan. Tutupan awan dan bayangan awan menjadi salah satu kekurangan dalam pengelolaan citra sehingga mempengaruhi tingkat akurasi hasil klasifikiasi yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan pernyataan Sinabutar dkk (2020) yang mengatakan bahwa awan akan menaungi area yang berada di bawahnya sehingga informasi yang berada di bawah awan tersebut sulit untuk diketahui dan dapat menyebabkan kesalahan interpretasi.

Bayangan awan juga dapat menjadi salah satu faktor utama dalam pengelolaan citra pasif dan juga menaungi daerah yang terkena efek bayangan itu sendiri sehingga menyebabkan nilai piksel pada citra menjadi nilai piksel yang tidak sesungguhnya.

Dalam penentuan klasifikasi tutupan lahan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan klasifikasi penutup lahan yang telah disediakan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) No 7645:2010. Tutupan lahan dan visualisasi citra di Kecamatan Binjai Selatan tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 11, Tabel 4 dan Tabel 5 di bawah ini.

Gambar 11. Peta Tutupan Lahan Kecamatan Binjai Selatan 2020

Tabel 4. Karakteristik Tutupan Lahan Kecamatan Binjai Selatan

bengkoang

7 Permukiman

Tabel 5. Tutupan Lahan di Kecamatan Binjai Selatan 2020

No Tutupan Lahan Luas (Ha) Luas %

7 Perkebunan Kelapa Sawit 1.602,40 51,86

8 Tidak Teridentifikasi 37,92 1,23

Total 3.090,09 100

Berdasarkan hasil klasifikasi tutupan lahan Kecamatan Binjai Selatan tahun 2020 pada Tabel 5 di atas didapatkan hasil semak 0,14 Ha (0,005%), sawah 2,90 Ha (0,09%), badan air 7,62 Ha (0,25%), tanah kosong 21,53 Ha (0,70%), tidak teridentifikasi 37,92 Ha (1,23%), kebun campuran 601,37 Ha (19,46%), permukiman 817,21 Ha (26,41%), perkebunan kelapa sawit 1.602,40 Ha (51,86%).

Klasifikasi tutupan lahan yang dilakukan di Kecamatan Binjai Selatan memperoleh luas tutupan lahan sawah yang kecil. Hal ini disebabkan citra yang digunakan di Kecamatan Binjai Selatan pada tahun 2020 berdasarkan hasil perekaman bulan Maret. Bulan maret merupakan musim tanam padi sehingga beberapa kawasan persawahan masuk ke dalam fase persemaian. Kawasan persawahan ditutupi oleh air yang menyebabkan warna piksel di citra berwarna hijau kebiruan sehingga sebagian kecil kawasan persawahan masuk kedalam kelas badan air, hal ini sesuai dengan pernyataan Krisdianto (2016) mengatakan bahwa terdapat genangan air yang memberi kemungkinan memiliki nilai yang sama, seperti nilai tutupan sungai.

Land system yang ada di Kecamatan Binjai Selatan dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini.

Gambar 12. Peta Kesesuaian Tanaman Kelapa Sawit Kecamatan Binjai Selatan

Berdasarkan Gambar 12 di atas diketahui bahwa Kecamatan Binjai Selatan memiliki 3 (tiga) sistem lahan, yaitu Bukittinggi, Pakasi, Solok. Luas sistem lahan terbesar, yaitu sistem lahan Pakasi seluas 2.563,90 Ha. Luas sistem lahan terendah, yaitu Solok seluas 10.39 Ha.

Sistem lahan Pakasi terdapat beberapa vegetasi yang sesuai, seperti pohon karet (Hevea brasiliensis), tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), kelapa (Cocos nucifera), kopi jenis robusta (Coffea canephora), coklat (Theobroma cacao), cengkeh (Syzygium aromaticum), lada (Piper nigrum), nanas (Ananas comosus), tembakau (Nicotiana tabacum), jambu mede (Anacardium occidentale), pisang (Musa paradisiaca), kapuk (Ceiba petandra), tebu (Saccharum officinarum). Sistem lahan pakasi juga sesuai dengan sistem agroforestri.

Sistem lahan Bukittinggi vegetasi yang sesuai untuk ditanam, seperti karet (Hevea brasiliensis), kelapa (Cocos nucifera), kopi jenis robusta (Coffea canephora), coklat (Theobroma cacao), cengkeh (Syzygium aromaticum), lada (Piper nigrum), nanas (Ananas comosus), tembakau (Nicotiana tabacum), pisang (Musa paradisiaca), kapuk (Ceiba petandra), tebu (Saccharum officinarum).

Agroforestri sesuai diterapkan di sistem lahan bukititnggi.

Sistem lahan Solok memiliki beberapa kesamaan vegetasi yang sesuai untuk ditanam dengan kedua sistem lahan lainnya, seperti karet (Hevea brasiliensis), tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), kelapa (Cocos nucifera), tembakau (Nicotiana tabacum), pisang (Musa paradisiaca), tebu (Saccharum officinarum).

Sistem lahan solok juga sesuai untuk menerapkan sistem agroforestri.

Analisis Sebaran Kerapatan Vegetasi pada Kelas Tutupan Lahan di Kecamatan Binjai Selatan

Hasil overlay peta kerapatan vegetasi tahun 2020 dengan peta tutupan lahan tahun 2020 menghasilkan data kelas kerapatan vegetasi pada kelas tutupan lahan tahun 2020. Peta sebaran kerapatan vegetasi pada kelas tutupan lahan tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Peta Kerapatan Vegetasi pada Tutupan Lahan di Kecamatan Binjai Selatan

Gambar 14. Jenis Tutupan Lahan pada Kelas Sangat Rapat

Berdasarkan hasil overlay peta kelas kerapatan sangat rapat dan kelas tutupan lahan mendapatkan hasil luas tutupan lahan terbesar, yaitu perkebunan kelapa sawit. Kebun campuran seluas 288,67 Ha (16,85%), perkebunan kelapa sawit 1.330,50 Ha (77,54%), permukiman 94,74 Ha (5,53%).

Perkebunan kelapa sawit yang berada di Kecamatan Binjai Selatan memiliki 3 umur yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi warna piksel yang tertangkap oleh satelit. Perkebunan kelapa sawit berada pada kelas sedang hingga sangat rapat.

Pada berbagai usia tanaman kelapa sawit dimulai dari tanaman kelapa sawit muda, produktif dan puncak akan terus melakukan fotosintesis sehingga sensor citra akan menangkap energi radian yang berbeda-beda. Hal ini sesuai menurut Harahap (2017) bahwa pada umur 0-3 tahun setelah bibit ditanam dikatakan sebagai tanaman kelapa sawit muda, hal ini disebabkan fase kelapa sawit tidak menghasilkan buah yang produktif, kelapa sawit mulai berbuah pada umur 4-6 tahun, namun pada usia 7-10 tahun usia yang disebut sebagai kelapa sawit periode puncak atau matang, sedangkan pada usia 11-25 tahun tanaman kelapa sawit sudah mengalami penurunan produktifitas.

Perkebunan kelapa sawit yang berada di sempadan dan sub-DAS (Bingai) di Kecamatan Binjai Selatan membuat terganggunya daya dukung lingkungan akan daerah-daerah resapan air yang ketersediaannya semakin sedikit sehingga dapat mengakibatkan banjir dimusim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Hal ini sesuai pernyataan Taufiq dkk (2013) bahwa penggunaan lahan untuk tanaman

94.74

Permukiman Kebun Campuran Perkebunan Kelapa Sawit

Luas (Ha)

Tutupan Lahan

Dokumen terkait