• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Dengan ini saya menyatakaan bahwa tesis Analisis Perubahan Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu 2004 dan 2009 adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2011

Mohammad Sutrisno Hardiono

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Profil Partai Politik Peserta Pemilihan Umun 2009. Kompas 14 Juli 2008: 38-39.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta.

Dillon WR & Goldstein M. 1984. Multivariate Analysis Methods and Application. New York : John Willey and Sons Inc.

Gabriel KR. 1971. The Biplot Graphic Display of Matrices with Application to Principal Component Analysis. Biometrika, 58: 453-467.

Ismail. 2004. Pijar-Pijar Islam Pergumulan Kultur dan Struktur. Yogyakarta: Penerbit LESFI.

Johnson RA & Wichern DW. 2002. Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey : Prentice Hall.

[KPU] Komisi Pemilihan Umum. 2004. Rekapitulasi Perolehan Suara Legislatif tahun 2004.

___________________________ 2009. Rekapitulasi Perolehan Suara Legislatif tahun 2009.

[LSI] Lingkaran Survey Indonesia. 2007. Preferensi dan Peta dan Dukungan Pemilih pada Partai Politik

Mendenhall W., Wackerly D.D., Scheaffer R.L. 1990. Mathematical Statistics with Applications. Boston: PWS-Kent Publishing Company.

Sumarsono. 2009. Evaluasi Penyebab Turunnya Suara Partai Golkar.

Udiyani PM. 2007. Analisis Cluster terhadap Radioaktivitas Alam Tapak Reaktor dan Instalasi di Pulau Jawa. Prosiding Seminar Nasional ke-13 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir; Jakarta, 6 Nopember 2007.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil deskripsi data dan analisis gerombol disimpulkan bahwa ada perubahan perolehan suara parpol pada pemilu 2004 dan 2009. Perubahan perolehan suara parpol terjadi di semua kelompok parpol (Parpol Nasionalis, Parpol Agamis, dan Parpol Campuran).

Pada Parpol Nasionalis, perolehan suaranya meningkat di setiap propinsi kecuali NTT dan Papua. Partai lama yang memberikan perolehan suara terbesar adalah Partai Demokrat. Sedangkan partai baru yang memperoleh simpati masyarakat adalah Partai Hanura dan Partai Gerindra. Kedua partai ini diindikasikan perolehan suaranya diperoleh dari Partai Golkar.

Sedangkan perolehan suara Parpol Agamis dan Campuran menurut nasional mengalami penurunan. Meskipun demikian, perolehan suara Parpol Agamis meningkat di sejumlah propinsi (Jatim, Jateng, Bali, NTT, dan Papua). Partai yang mendominasi dalam peningkatan perolehan suara tersebut adalah PKS. Sedangkan perolehan suara Parpol Campuran meningkat pada propinsi Sulsel, Sultra, Maluku, dan Papua. Partai yang cenderung dipercaya oleh masyarakat pada Parpol Campuran di daerah tersebut adalah PAN.

Secara umum, ada perpindahan pilihan parpol dari Parpol Agamis dan Parpol Campuran ke Parpol Nasionalis. Perpindahan ini ada hubungannya dengan persentase penduduk beragama Islam, persentase penduduk miskin, pengeluaran perkapita bulanan, produk domestik regional bruto, persentase penduduk perkotaan, dan persentase pemilih pemula.

Persamaan hasil analisis gerombol dan biplot adalah perubahan perolehan suara ada hubungannya dengan persentase penduduk beragama Islam, persentase penduduk perkotaan, produk domestik regional bruto, pengeluaran perkapita bulanan, dan persentase penduduk miskin. Sedangkan persamaan hasil analisis gerombol, biplot, dan korelasi kanonik menurut gerombol 2 adalah perubahan perolehan suara Parpol Nasionalis dan Parpol Campuran berhubungan cukup erat dengan persentase penduduk perkotaan.

Saran

Di dalam penulisan ini, data yang digunakan berbasis data propinsi, sehingga kesimpulannya masih bersifat umum. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih rinci disarankan menggunakan data tingkat kabupaten/ kota.

Lampiran 2 Perubahan perolehan suara parpol No. Propinsi PN PA PC 1 NAD 28.31 -18.76 -9.56 2 Sumut 10.15 -6.77 -3.38 3 Sumbar 16.22 -11.85 -4.38 4 Riau 5.46 -3.81 -1.65 5 Jambi 5.98 -3.84 -2.14 6 Sumsel 9.38 -4.19 -5.19 7 Bengkulu 7.81 -6.57 -1.24 8 Lampung 3.86 -2.84 -1.02 9 Babel 15.99 -12.98 -3.01 10 Kepri 14.10 -3.15 -10.95 11 DKI 16.90 -9.96 -6.94 12 Jabar 9.61 -6.67 -2.94 13 Jateng 7.60 0.55 -8.15 14 DIY 10.19 -0.08 -10.11 15 Jatim 14.34 4.34 -18.68 16 Banten 11.38 -6.48 -4.90 17 Bali 0.59 0.67 -1.26 18 NTB 13.36 -8.44 -4.92 19 NTT -4.05 1.44 2.62 20 Kalbar 5.89 -3.95 -1.94 21 Kalteng 7.82 -4.42 -3.40 22 Kalsel 12.72 -6.87 -5.85 23 Kaltim 8.42 -4.84 -3.58 24 Sulut 7.24 -1.26 -5.98 25 Sulteng 2.28 -0.46 -1.83 26 Sulsel 0.57 -2.63 2.06 27 Sultra 6.87 -8.49 1.62 28 Gorontalo 0.69 -0.27 -0.42 29 Maluku 5.62 -10.84 5.22 30 Malut 15.19 -10.64 -4.55 31 Irjabar 1.86 -0.21 -1.65 32 Papua -3.90 -0.49 3.41

Lampiran 3 Peubah karakteristik daerah dan peubah perubahan perolehan suara parpol No. Propinsi x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 1 NAD 50 28.75 17.57 97.50 99.85 9.56 38.21 23.53 17.12 70.4 2 Sumut 50 42.64 16.30 97.18 65.50 9.10 39.18 12.55 16.40 72.8 3 Sumbar 51 28.93 15.65 97.20 98.00 8.04 40.20 10.67 14.96 72.2 4 Riau 51 34.59 16.15 97.58 88.00 8.20 52.03 10.63 53.26 74.6 5 Jambi 51 28.32 16.21 96.80 98.40 5.14 38.10 9.32 14.23 71.5 6 Sumsel 50 33.78 17.37 96.95 96.00 8.08 36.13 17.73 18.73 71.4 7 Bengkulu 51 28.33 17.02 96.83 97.50 4.90 36.36 20.64 8.80 71.6 8 Lampung 51 21.24 15.36 97.96 92.00 7.15 33.41 20.98 10.08 69.8 9 Babel 51 43.04 16.56 98.17 81.83 5.99 52.11 8.58 19.35 71.6 10 Kepri 50 76.01 17.53 95.56 83.80 8.01 56.02 9.18 40.75 73.7 11 DKI 50 100.00 15.85 90.97 83.00 12.16 86.37 4.29 74.07 76.6 12 Jabar 51 50.31 14.56 96.70 96.50 12.08 39.69 13.01 14.72 70.7 13 Jateng 49 40.19 13.92 97.16 96.80 7.35 30.63 19.23 11.18 70.9 14 DIY 50 57.64 15.34 92.84 92.10 5.38 41.69 18.32 10.99 74.2 15 Jatim 49 40.88 13.35 97.00 90.00 6.42 33.20 18.51 16.76 69.8 16 Banten 50 52.17 16.55 96.89 96.60 15.18 45.45 8.15 12.76 69.3 17 Bali 50 49.74 12.31 94.51 5.70 3.31 42.90 6.17 14.20 70.5 18 NTB 49 35.08 15.83 98.23 96.00 6.13 30.04 23.81 11.39 68.7 19 NTT 50 15.46 14.19 98.23 4.10 3.73 23.73 25.65 15.73 68.4 20 Kalbar 51 26.40 16.45 98.01 57.60 5.41 34.92 11.07 13.21 67.5 21 Kalteng 52 28.14 16.06 97.59 69.67 4.59 41.82 8.71 101.86 73.5 22 Kalsel 50 36.21 14.72 96.71 89.00 6.18 44.35 6.48 12.61 68.0 23 Kaltim 52 57.75 15.00 95.60 85.20 11.11 58.53 9.51 11.54 73.8 24 Sulut 51 36.66 13.17 96.02 27.00 10.65 34.15 10.10 10.91 74.7 25 Sulteng 51 19.82 15.34 97.23 78.40 5.45 31.96 20.75 10.69 69.3 26 Sulsel 49 29.54 14.83 96.22 89.20 8.52 31.57 13.61 5.42 61.6 27 Sultra 52 21.01 16.62 96.61 95.30 5.73 27.46 19.53 7.54 68.3 28 Gorontalo 50 25.54 13.96 97.82 98.40 5.65 27.59 24.88 8.08 68.8 29 Maluku 51 25.33 16.29 96.89 23.30 10.67 28.66 29.66 4.75 70.0 30 Malut 51 29.31 16.53 98.02 84.00 6.48 30.54 11.28 4.02 67.8 31 Irjabar 52 33.13 16.01 99.28 41.30 7.65 40.94 35.12 17.08 67.3 32 Papua 53 21.14 16.16 98.98 20.00 4.39 34.69 37.08 26.62 63.4 Keterangan:

x1=laki-laki(%), x2=penduduk kota(%), x3=pemilih pemula(%), x4=tdk tamat PT(%), x5=beragama Islam(%), x6= pengangguran terbuka (%), x7= pengeluaran perkapita bulanan (xRp.10.000,-), x8 = penduduk miskin (%),

Partai Politik pada Pemilu 2004 dan 2009. Dibimbing oleh HARI WIJAYANTO, ANANG KURNIA, dan ANIK DJURAIDAH.

Pemilihan umum legislatif dilaksanakan sebanyak 10 kali di Indonesia dari tahun 1955 sampai 2009. Menurut asas partai politik (parpol), parpol-parpol dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok parpol, yaitu Parpol Nasionalis, Parpol Agamis, dan Parpol Campuran. Parpol yang termasuk Parpol Nasionalis adalah Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Barisan Nasional, Partai Kedaulatan, Partai Pemuda Indonesia, Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Republika Nusantara, Partai Nasionalis Indonesia Marhaenisme, Partai Buruh Sosial Demokrat, Partai Merdeka, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan, Partai Perjuangan Indonesia Baru, Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia, Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golongan Karya, Partai Patriot, Partai Persatuan Daerah, Partai Pelopor, Partai Karya Perjuangan, dan Partai Indonesia Sejahtera. Parpol-parpol yang tergolong Parpol Agamis adalah Partai Matahari Bangsa, Partai Bulan Bintang, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bintang Reformasi. Sedangkan parpol-parpol yang dapat dikelompokkan kedalam Parpol Campuran adalah Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Damai Sejahtera, dan Partai Sarikat Indonesia.

Komposisi urutan perolehan suara partai politik sering kali berubah ubah seiring dengan perubahan perolehan suaranya. Perubahan perolehan suara parpol diakibatkan oleh perubahan sikap politik pemilih sehingga terjadi perpindahan pilihan parpol. Perpindahan pilihan parpol diduga oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya faktor jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, pemilih pemula, tingkat pendidikan, pemeluk agama, tingkat pengangguran, pengeluaran perkapita bulanan, jumlah penduduk miskin, PDRB, dan indeks pembangunan manusia (karakteristik daerah). Adapun karakteristik daerah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah persentase penduduk laki-laki, persentase penduduk perkotaan, persentase pemilih pemula, persentase penduduk tidak tamat perguruan tinggi, persentase penduduk beragama Islam, persentase pengangguran terbuka, pengeluaran perkapita bulanan (x Rp.10.000,-), persentase penduduk miskin, produk domestik regional bruto (x Rp. 1.000.000,-), dan indeks pembangunan manusia. Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap perubahan perolehan suara partai politik maka perlu adanya suatu analisis statistik yang tepat. Untuk keperluan tersebut, penulis menggunakan analisis gerombol, biplot, dan korelasi kanonik.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perubahan perolehan suara tiga kelompok parpol, menggerombolkan propinsi-propinsi berdasarkan perubahan perolehan suara parpol dan mendeskripsikan karakteristiknya, dan menganalisis adanya hubungan kanonik antara perubahan perolehan suara parpol

yang mempengaruhi perpindahan pilihan parpol dengan mendeskripsikan perubahan perolehan suara tiga kelompok parpol (Parpol Nasionalis, Parpol Agamis, dan Parpol Campuran). Hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah ketiga kelompok parpol mengalami perubahan perolehan suara. Kelompok Parpol Nasionalis mengalami kenaikan perolehan suara sedangkan kelompok Parpol Agamis dan Parpol Campuran mengalami penurunan perolehan suara.

Tahap kedua, penggerombolan provinsi-provinsi berdasarkan perubahan perolehan suara parpol dan mendiskripsikan karakteristiknya. Penggerombolan provinsi-provinsi tersebut menggunakan analisis gerombol kemudian hasil dari analisis gerombol didiskripsikan berdasarkan karakteristiknya. Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa perpindahan pilihan parpol ada hubungannya dengan persentase penduduk beragama Islam, persentase penduduk kota, persentase penduduk miskin, pengeluaran perkapita bulanan, produk domestik regional bruto, dan persentase pemilih pemula. Selanjutnya karakteristik gerombol tersebut dianalisis dengan menggunakan biplot. Hasil dari analisis ini adalah provinsi NAD memiliki penduduk dengan pemeluk agama Islam, pemilih pemula, dan pengangguran terbuka yang relatif cukup besar. Pada provinsi Bali, Gorontalo, Sulteng, Irjabar, Sulsel, NTT, dan Papua, penduduknya mempunyai tingkat kemiskinan dan tidak tamat perguruan tinggi yang relatif cukup tinggi. Sedangkan pada provinsi lainnya, penduduknya banyak tinggal di perkotaan dan mempunyai produk domestik regional bruto, pengeluaran perkapita bulanan, dan indeks pembangunan manusia yang relatif cukup tinggi.

Tahap terakhir adalah menganalisis hubungan kanonik antara perubahan perolehan suara parpol dengan karakteristik daerah. Menurut nasional (32 provinsi) pola hubungan kanoniknya adalah semakin tinggi karakteristik

daerah pada persentase penduduk laki-laki, persentase penduduk beragama Islam, dan indeks pembangunan manusia maka semakin tinggi pula perubahan perolehan suara parpol dari tahun 2004 ke 2009 pada Parpol Nasionalis dan Parpol Campuran. Sedangkan jika dianalisis menurut gerombol maka gerombol 1, 3, dan 4 tidak bisa dianalisis menggunakan analisis korelasi kanonik karena banyaknya obyek kurang dari banyaknya peubah. Hanya pada gerombol 2 yang bisa dinalisis menggunakan analisis ini. Hasil yang diperoleh dari analisis pada gerombol 2 adalah semakin besar karakteristik daerah pada persentase penduduk laki-laki dan persentase penduduk perkotaan maka diikuti pula dengan semakin besarnya perubahan perolehan suara parpol pada parpol nasionalis dan parpol campuran. Kata Kunci : perubahan, parpol, karakteristik, gerombol, biplot, dan korelasi

ketiga dari enam bersaudara, anak dari pasangan bapak Djohar dan ibu Entjup Penulis menyelesaikan pendidikan SD di SDN III Keboledan Wanasari Brebes (1980), SLTP di SMPN III Brebes (1983), SLTA di SMAN 2 Brebes Jawa Tengah pada tahun 1986 dan melanjutkan perkuliahan SI di Universitas Tanjungpura Pontianak Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro. Selama menjadi mahasiswa SI, penulis pernah menjadi guru di MTs Al-Islamiyah Pontianak dengan bidang studi Fisika. Pada tahun 2008 penulis diterima kuliah di program studi Statistika Terapan Pascasarjana (S2) IPB, dengan beasiswa dari Departemen Agama Republik Indonesia.

Penulis bekerja sejak 1998 sebagai guru di MA Al-Jawami Bandung dan dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Jawami Bandung pada Fakultas Tarbiyah jurusan PAI dan PGMI. Mata kuliah yang diampu penulis antara lain Statistika Pendidikan, kapita Selekta, Pengembangan Sistem Evaluasi Belajar, Sistem perencanaan pembelajaran, IPA, dan Matematika. Selain itu penulis juga menyisihkan waktu untuk memimpin Yayasan Al-Tripel H dan Koperasi Al-Haashood di kabupaten Bandung.

Dokumen terkait