• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Serapan yang Mengalami Penyempitan Makna ًنعمنا زاسحنإ / inḥisᾱru al ma’na/ inḥisᾱru al ma’na/

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.2.1 Analisis Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab Ke dalam Bahasa Jawa pada Istilah Agama Islam Jawa pada Istilah Agama Islam

3.2.1.2 Kata Serapan yang Mengalami Penyempitan Makna ًنعمنا زاسحنإ / inḥisᾱru al ma’na/ inḥisᾱru al ma’na/

Penyempitan makna yang dimaksudkan peneliti adalah berdasarkan makna yang lebih sempit di dalam bahasa Jawa dibandingkan bahasa Arab. Makna tersebut dapat dibandingkan dengan kamus. Untuk bahasa Jawa dari Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) dan bahasa Arab dari Kamus Al Munjid Fi al Lughah Wa al A‟lam (Ma‟luf:2007), peneliti juga menggunakan

Kamus Lengkap Bahasa Jawa untuk menerjemahkan teks bahasa Jawa dan Kamus Arab-Indonesia (Yunus:2007) untuk menerjemahkan teks bahasa Arab.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa kata serapan bahasa Jawa dari bahasa Arab yang maknanya menjadi makna menyempit ْٚؼَىا ساسحّإ / inḥisᾱru al ma‟na pada Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) sebanyak 10 (sepuluh) kosakata.

1. ثيدح (ḥadῑṣ) Khadis

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ثٝذح/

ḥadῑṣ

شثخ/ khabar/berita (Ma‟luf : 121)

Khadis Crita riwayate K.N.(Kanjeng Nabi) Mokamad/

cerita yang diriwayatkan nabi besar Muhammad (Poerwadarminta : 62)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ثٝذح/ḥadῑṣ dalam bahasa Arab adalah شثخ/ khabar/berita, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan makna berita yaitu “crita riwayate K.N.(Kanjeng Nabi) Mokamad/ cerita yang diriwayatkan nabi besar Muhammad”.

2. حثطخ ( khuṭbatun) Khutbah

Kata BA Arti BA Penyempitan makna

Kata BJ Arti BJ حثطخ /

khuṭbatun

حتاطخىا / al khiṭᾱbatu / pidato

(Ma‟luf : 186)

Khutbah Sêsorah wulangan ing mêsjid (ing dina Jumuwah) / kata-kata penuntun di masjid (pada hari jum‟at) (Poerwadarminta : 62) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حثطخ / khuṭbatun dalam bahasa Arab adalah حتاطخىا / al khiṭᾱbatu / pidato, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan pidato yaitu “sêsorah wulangan ing mêsjid (ing dina Jumuwah) / kata-kata penuntun di masjid” (pada hari Jum‟at).

3. ءاعد (du’ᾱ`un) Donga

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ءاػد/du‟ᾱ`

un

ّٔاؼرسإ / isti‟ᾱnahu / meminta tolong kepadanya (Ma‟luf :216 )

Donga Têtêmbungan basa Arab

kang dianggo

sêmbahyang,nalikane ana kapêrluan / permintaan berbahasa Arab yang digunakan sholat jika ada keperluan

(Poerwadarminta : 74)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ءاػد/

du‟ᾱ`un dalam bahasa Arab adalah ّٔاؼرسإ / isti‟ᾱnahu / meminta tolong kepadanya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, yaitu Têtêmbungan basa Arab kang dianggo sêmbahyang,nalikane ana kapêrluan /

„permintaan berbahasa Arab yang digunakan sholat jika ada keperluan‟.

4. جداثع (‘ibᾱdatun) Ibadah

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ جداثػ /

„ibᾱdatun

ٗ ٍٔذخ ٗ ٓذّحٗ

عاط ٗ ّهر ٗ غضخ ٔى / waḥḥadahu wa khadamahu wa khada‟a wa żalla wa ṭᾱ‟a lahu/

menyatukanny a, menaatinya, merendah, menghinakan diri, dan mentaatinya (Ma‟luf : 483)

Ibadah Kawajibaning agama;

wêkêl tumêmên

ênggone nglakoni agama / kewajiban agama; rajin dan bersungguh-sungguh bagi yang melakukan (Poerwadarminta : 166)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حَنح / ḥikmatun dalam bahasa Arab adalah ٔى عاط ٗ ّهر ٗ غضخ ٗ ٍٔذخ ٗ ٓذّحٗ

/ waḥḥadahu wa khidmuhu wa khada‟a wa żillun wa ṭᾱ‟a lahu/

menyatukannya, menaatinya, merendah, menghinakan diri, dan mentaatinya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam

bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, yaitu kawajibaning agama; wêkêl tumêmên ênggone nglakoni agama / kewajiban agama; rajin dan bersungguh-sungguh bagi yang melakukan.

5. دنىم ( maulidun) Maulud

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ذىٍ٘ /

maulidun

جدلا٘ىا غضٍ٘

ٗا

اٖرقٗ/ mauḍi‟u al wilᾱdati au waqtihᾱ / tempat lahir atau waktu kelahirannya (Ma‟luf :918)

Maulud Riyaya (slawatan) ing dina wiyosane Kanjeng Nabi Muhamad / hari raya (solawatan)pada hari

kelahiran nabi

Muhammad

(Poerwadarminta : 324)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ذىٍ٘ / maulidun dalam bahasa Arab adalahاٖرقٗ ٗا جدلا٘ىا غضٍ٘ / mauḍi‟u al wilᾱdati au waqtihᾱ / tempat lahir atau waktu kelahirannya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan makna tempat lahir atau waktu lahir yaitu riyaya (slawatan) ing dina wiyosane Kanjeng Nabi Muhamad / hari raya (solawatan)pada hari kelahiran nabi Muhammad.

6. ظفن ( lafẓun) Lapal

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ dari kata-kata, perkataan (Ma‟luf:727)

Lapal Têtêmbungan (basa Arab) sing dianggo ndongani / kata-kata bahasa Arab yang digunakan mendo‟akan (Poerwadarminta: 261)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna عفى / lafẓun dalam bahasa Arab adalah ًلانىا , خاَينىا ٍِ ٔت عفيٝ اٍ / mᾱ yulfaẓu bihi min al kalimᾱti, al kalᾱm / apa yang diucapkan dari kata-kata, perkataan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, Têtêmbungan (basa Arab) sing dianggo ndongani / kata-kata bahasa Arab yang digunakan mendo‟akan.

7. ةهرمنا ( al mażhabu) Madahab

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ mażᾱhibu al islᾱmi

Madahab Papat panêmu

babagan piwulang agama Islam / empat penemu bagian petunjuk agama Islam (Poerwadarminta:

284)

arba‟atun /yang mempercayai, metode, dasar, mazhab Islam yang empat (Ma‟luf:240)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna ةٕزَىا/ al mażhabu dalam bahasa Arab adalah حؼتسا ًلاسلإا ةٕازٍ ,وطلاا ,حقٝشطىا ,ذقرؼَىا/ al mu‟taqidu,al tarῑqatu, al aṣlu, mażᾱhibu al islᾱmi arba‟atun /yang mempercayai, metode, dasar, mazhab islam yang empat, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, papat panêmu babagan piwulang agama Islam / empat penemu bagian petunjuk agama Islam.

8. حيصعم (ma’ṣiyatun) Maksiyat

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ حٞظؼٍ/

ma‟ṣiyatu n

ٗ ٔرػاط ِػ جشخ اػٗ ٓشٍا فىاخ ئ

ٓد /

kharaja „an ṭᾱ‟atihi wa khᾱlifi amrahi wa „ᾱ`idihi / keluar dari ketaatan dan melanggar perintah dan mengulanginya (Ma‟luf :510)

Maksiyat dosa, ngakoni ala / dosa, melakukan yang buruk

(Poerwadarminta : 287)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حٞظؼٍ/

ma‟ṣiyatun dalam bahasa Arab adalah ٓشٍا فىاخ ٗ ٔرػاط ِػ جشخ اػٗ

ئ

ٓد / kharaja „an ṭᾱ‟atihi wa khᾱlifٓ amrahi wa „ᾱ`idihi / keluar dari ketaatan dan melanggar perintah dan menguanginya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, dosa, ngakoni ala / dosa, melakukan yang buruk.

9. سيسفت ( tafsῑr) Tapsir

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ

Tapsir Katêrangan têgêsing têtêmbungan ing Koran / keterangan makna kata-kata yang ada di alqur‟an (Poerwadarminta : 593) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata شٞسفذ / tafsῑr dalam bahasa Arab adalah وٝٗأرىا/ al ta`wῑlu / keterangan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan keterangan yaitu katêrangan têgêsing têtêmbungan ing koran / „keterangan makna kata-kata yang ada di alqur‟an‟.

10. جولات (tilᾱwatun) Tilawat

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ nyêmbahyangake wong mati / membaca al-Qur‟an untuk nyolatkan orang mati (Poerwadarminta : 606) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata جٗلاذ / tilᾱwatun dalam bahasa Arab adalah أشق / qara`a/ membaca, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus

dibandingkan membaca yaitu “maca kurän kanggo nyêmbahyangake wong mati / membaca al-Qur‟an untuk nyolatkan orang mati”.

3.2.1.3 Kata Serapan yang Mengalami Makna Perubahan Total ًنعمنا سّيغت /