• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman serealia lain khususnya sorgum mempunyai keunggulan komparatif yaitu tahan kekeringan dan dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi sumber air terbatas, selain itu juga kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan dikonsumsi dalam bentuk nasi atau bubur maupun diolah menjadi tepung sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Tanaman sorgum mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia terutama dalam memanfaatkan lahan kering maupun lahan marginal yang potensi lahannya masih cukup luas. Diharapkan melalui dukungan APBN tahun 2015 .

Pelaksanaan kegiatan Serealia lain tahun 2015, difokuskan melalui pengembangan Pengusaha Swasta, swadaya petani dan pengusaha lokal untuk kegiatan dem farm diharapkan melalui dana APBD I maupun APBD II. Program pengembangan serealia lain (sorgum, gandum, jewawut dan hotong) tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan, didalam upaya pengembangan konsumsi beras 5% selama 5 tahun sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan akan beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak dapat tumbuh dengan baik karena terbatasnya air.

Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara maksimal di lapangan.

Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2015 telah dilakukan upaya – upaya antara lain:

30 Direktorat Budidaya Serealia

a. Upaya Ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru

Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada daerah–daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun petani lokal.

b. Pembinaan dan Pengembangan Daerah Sentra

Pembinaan dan Pengembangan daerah sentra dilakukan di lahan milik petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala ekonomi.Selain Khusus untuk daerah sentra seperti provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, provinsi Sulawesi Selatan, provinsi Nusa Tenggara Barat adalah merupakan salah satu daerah sumber penangkaran benih yang perlu ditingkatkan.

Kegiatan yang dikembangkan dalam subsistem budidaya dalam sentra produksi perlu dipadukan dengan subsistem lainnya seperti penyediaan benih oleh Balitser Maros pengelolaan kelompok tani di pedesaan, pemasaran oleh Bogasari dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan keharmonisan pengembangan agribisnis secara utuh di tingkat petani.

c. Penguatan kelembagaan

Strategi pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan kemitraan dengan:

- Kelompok tani / Gapoktan

- Penangkar benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha swasta untuk mendukung salah satu usaha dalam pengembangan komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu adanya pemberdayaan penangkar benih melalui dukungan dana APBD dan kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih

- Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, pengusaha lokal

dan pemerhati sorgum perlu ditingkatkan untuk mendukung

pengembangan serealia lain dan terwujudnya diversifikasi pangan

- Peningkatan pengembangan Budidaya, pengolahan dan pemasaran seperti PT. Batan Teknologi (Persero) dan PT. I – Pasar.

- Pembiayaan usaha tani melalui KKPE serta kemitraan dengan

stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung

keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain.

Adapun skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Direktorat Budidaya Serealia 31 Tabel 11. Pengembangan Komoditas Serealia Lain Tahun 2015

No Komoditas Pengembangan (Ha) Kemitraan (Ha) Swadaya Masyarakat (Ha) Revolving APBN (Ha) Total (Ha) 1 Gandum 200 - - 15 215 2 Sorgum 1.050 - 1.565 - 2,615 3 Hotong 30 - 20 - 50 4 Jewawut 30 - 30 - 60 Catatan :*BUMN

Upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : a. Areal Pengembangan

Areal pengembangan merupakan upaya pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan.Areal pengembangan ini dikembangkan dalam subsistem usahatani on-farm yang dipadukan dengan subsistem lainnya, terutama subsistem hilir yakni pasca panen, pemasaran dan kemitraan. Sejak tahun 2013 melalui Dem Area dana sumber APBN sudah ditiadakan diharapkan dana dari APBD I maupun APBD II, Swadaya dan swastauntuk tahun 2015 diharapkan dapat melaksanakan penanaman komoditas serealia lain kembali sehingga dapat menjadi areal pengembangan, sehingga pertanaman tidak terputus (berkelanjutan)

b. Swadaya Petani

Peningkatan produksi komoditas serealia lain gandum dan sorgum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan khususnya dengan adanya perubahan iklim global mengakibatkan sistim pola tanam gandum di Amerika dan Eropa menurun, sehingga harga gandum di pasaran dunia meningkat. Oleh karena itu peran petani Indonesia berpeluang besar untuk meningkatkan produksinya. Dengan demikian akan meningkatkan daya tarik petani untuk menanam secara swadaya. Demikian juga komoditas hotong dan jewawut telah dibudidayakan secara intensif dibeberapa daerah dan sudah menjadi konsumsi pangan lokal dan meningkat dari tahun ketahun seperti komoditas hotong sudah lama dikenal dan dibudidayakan di Pulau Buru, Maluku dan menjadi sumber karbohidrat alternatif. Jewawut di provinsi Sulawesi Barat merupakan komoditas strategis kawasan lahan kering beriklim kering untuk mendukung ketahanan pangan lokal.

32 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 12. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Serealia Lain Tahun 2015

No Komoditas

L.Tanam L. Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)

1 Sorgum 2.615 2.600 30.00 7.800

2 Gandum 215 200 20,00 400

3 Hotong 50 50 10.00 50

4 Jewawut 60 60 10.00 60

Tabel 13. Pelaksanaan Pengembangan Serealia Lain Melalui Swadaya Petani dan APBN I dan II Tahun 2015

GANDUM SORGUM HOTONG

1 Jabar Bandung Bojongsari Pamempeuk 50 APBD, Swadaya

Subang 60 Swadaya

Sukabumi 20 Swadaya

Garut 10 Swadaya

2 Jateng Semarang Getasan 10 Swadaya

Salatiga 20 UKSW

Wonogiri Eromoko Mojopuro 60 APBD, Swadaya Purbalingga Kaligondang Arenan 10 Swadaya Banjarnegara Batur Sumber Rejo 20 APBD, Swadaya

Wanayasa Sibebek 20 APBD, Swadaya Kalibening 10

Demak 10 APBD I

3 Jatim Lamongan Babat Keongan 510 APBD, Swadaya Pasuruan Tosari Ngadiwono 20 100 APBD, Swadaya Probolinggo Sukapuro Wonokerto 5 10 APBD, Swadaya Sampang Sresek 50 APBD, Swadaya

Banyuwangi 200 BUMN

4 DI. Yogya Bantul 210 APBD, Swasta

Gn. Kidul Wonosari 310 APBD, Swadaya 5 Sulsel Maros 5 20 APBD

Gowa 20 20 APBD

Bone 10 APBD

Sidrap 10 APBD

Enrekang 50 APBD, Swasta

Pangkep 10 APBD

Tn. Toraja 20 Swasta

5 DI.Yogya Bantul 40 APBN+APBD

Gn. Kidul 215 APBD, Swadaya

50

Kemen BUMN

6 Kalteng Bariito Timur 20 APBD

7 NTB Bima 65 APBD, Swadaya

Dompu 110 APBD, Swasta

Sumbawa 250 APBD 8 NTT TTS 5 APBD II Belu 100 Swasa Rotendao 10 APBD Swasta APBD II

12 Maluku Buru 50 APBD II

13 Sulbar Mamuju 60 Kemen BUMN

215

2,615 110 JUMLAH

NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA / DEM FARM (Ha) SUMBER DANA NAGARI

Direktorat Budidaya Serealia 33