• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I kegiatan pembelajaran operasi bilangan dilaksanakan dengan menggunakan manik-manik secara klasikal. Kemudian manik-manik yang digunakan paa Siklus I adalah manik-manik berbentuk bulat dan juga kotak. Kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk empat kali pertemuan yaitu Hari Rabu tanggal 1 Februari 2017, Kamis tanggal 2 Februari 2017, Jumat tanggal 3 Februari 2017, dan Sabtu tanggal 4 Februari 2017. Setiap pertemuan yang dilakukan difokuskan untuk satu indikator yaitu menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5, 6-10, 11-15, dan 16-20. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan manik-manik sebagai media dan dipandu oleh guru secara klasikal dan dilanjutkan pada saat kegiatan inti dengan anak mengerjakan LKA yang berbentuk penjumlahan dengan menghitung gambar manik-manik dan

48

menuliskan lambang bilangannya. LKA yang digunakan adalah LKA yang berpola. Kegiatan pada Siklus pertama meliputi:

a. Perencanaan

Siklus I rencana yang dilakukan yaitu pada kegiatan awal anak diminta membilang terlebih dahulu secara bersama-sama 1-20 dan menulis angka dengan bertahap, kemudian guru menunjukkan manik-manik. Manik-manik yang digunakan pada Siklus I adalah manik-manik berbentuk bulat dan kotak. Setelah itu anak diminta untuk menghitung manik-manik dan diletakkan di dalam mangkuk secara bersama-sama. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta mengerjakan LKA yang telah disediakan oleh guru dan peneliti. Pada pertemuan pertama difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5, pertemuan kedua difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10, pertemuan ketiga difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15, dan pertemuan keempat difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik-manik.

b. Tindakan

1) Pertemuan Pertama (Rabu, 1 Februari 2017)

Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 dengan manik-manik. Bentuk manik-manik yang digunakan adalah manik-manik berebentuk bulat.

49

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang dan menulis angka yang difokuskan 1-5. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk bulat, kemudian guru menjelaskan cara menghitung penjumlahan 1-5 di depan semua siswa dengan menggunakan manik-manik. Guru menstimulasi dengan cerita-cerita sederhana dan singkat dengan mengambil manik-manik dan diletakkan di mangkuk, setelah itu guru memberikan beberapa pertanyaan kemudian dijawab dengan bersama. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 1-5 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru dengan LKA yang berpola.

2) Pertemuan Kedua (Kamis, 2 Februari 2017)

Setelah dilakukan pertemuan 1 pada Siklus I dengan manik-manik berbentuk bulat, pertemuan 2 pada Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 dengan manik-manik. Manik-manik yang digunakan adalah manik-manik berbentuk bulat dan kotak.

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang dan menulis angka 1-10. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk bulat dan kotak, kemudian guru menjelaskan cara menghitung penjumlahan 6-10 di depan semua siswa dengan menggunakan manik-manik. Guru menstimulasi dengan cerita-cerita sederhana dan singkat dengan mengambil manik-manik dan diletakkan di mangkuk, setelah itu guru memberikan beberapa pertanyaan kemudian dijawab dengan bersama. Guru kembali mengingatkan pada anak

50

mengenai penjumlahan 1-5. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 6-10 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru.

3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 3 Februari 2017)

Setelah dilakukan pertemuan 2 pada Siklus I dengan manik-manik berbentuk kotak dan bulat, pertemuan 3Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 dengan manik-manik. Manik-manik yang digunakan adalah manik-manik berbentuk kotak dan bulat dengan anak diminta mencoba berdasarkan kelompok tempat duduknya secara bersama-sama.

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang 1-15 dan menulis angka 1-15. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk bulat dan kotak, kemudian guru menjelaskan cara menghitung penjumlahan 11-15 di depan semua siswa dengan menggunakan manik-manik. Guru menstimulasi dengan cerita-cerita sederhana dan singkat dengan mengambil manik-manik dan diletakkan di mangkuk, setelah itu guru memberikan beberapa pertanyaan kemudian dijawab dengan bersama. Kemudian anak diminta untuk mencoba dengan kelompok berdasarkan tempat duduknya secara bersama-sama. Guru tidak lupa mengingatkan kembali pada anak mengenai penjumlahan 1-10. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 11-15 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru.

51

4) Pertemuan Keempat (Sabtu, 4 Februari 2017)

Setelah dilakukan pertemuan 3 pada Siklus I dengan dengan manik-manik berbentuk kotak dan bulat dengan anak diminta mencoba berdasarkan kelompok tempat duduknya secara bersama-sama, pertemuan 4 pada Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu,4 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik-manik. Manik-manik yang digunakan adalah manik-manik berbentuk kotak dan bulat dengan anak diminta mencoba berdasarkan kelompok tempat duduknya secara bersama-sama dan menambah jumlah manik-manik.

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang 1-20 dan menulis angka 1-20. Guru menunjukkan manik-manik bentuk bulat dan kotak dengan jumlah manik-manik yang ditambah. Kemudian guru menjelaskan cara menghitung penjumlahan 16-20 di depan semua siswa dengan menggunakan manik-manik. Guru menstimulasi dengan cerita-cerita sederhana dan singkat dengan mengambil manik-manik dan diletakkan di mangkuk, setelah itu guru memberikan beberapa pertanyaan kemudian dijawab dengan bersama. Kemudian anak diminta untuk mencoba dengan kelompok berdasarkan tempat duduknya secara bersama-sama dan guru memberikan motivasi kepada anak saat anak menghitung dikelompoknya. Guru kembali mengingatkan pada anak mengenai penjumlahan 1-15. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 16-20 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru.

52 c. Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan pengamatan. Penggunaan media manik-manik yang digunakan pada Siklus I menggunakan manik-manik berbentuk bulat dan kotak. Pengambilan data yang berlangsung 4 pertemuan tanggal 1, 2, 3 dan 4 Februari 2017 dengan observasi dan portofolio, ini bertujuan untuk mengamati kemampuan anak dalam operasi bilangan penjumlahan (1-20) dengan mengacu empat indikator. Berikut hasil dari Siklus I dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) Melalui Media Manik-manik Siklus 1

Pertemuan Indikator Observasi Portofolio Rata-rata Pertama Menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 dengan manik-manik 78,85% 82,69% 80,77% Kedua Menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 dengan manik-manik 75,00% 78,85% 76,93% Ketiga Menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 dengan manik-manik 69,23% 73,08% 71,16% Keempat Menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik-manik 59,62% 65,38% 62,5% Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) 72,84% Dari hasil yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa pada Siklus I pada pertemuan pertama anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 sebesar 80,77% dengan kriteria sangat tinggi yang menggunakan manik-manik berbentuk bulat dan dilakukan secara klasikal, anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 sebesar 76,93% dengan kriteria sangat tinggi yang menggunakan manik-manik berbentuk kotak dan bulat serta dilakukan

53

secara klasikal, anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 sebesar 71,16% dengan kriteria tinggi yang menggunakan manik-manik berbentuk kotak dan bulat dengan dilakukan berkelompok sesuai tempat duduknya secara bersama-sama, dan anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 sebesar 62,5% dengan kriteria tinggi yang menggunakan manik-manik berbentuk kotak dan bulat dengan dilakukan berkelompok sesuai tempat duduknya secara bersama-sama serta jumlah maik-manikya ditambah. Dari hasil ini maka diperoleh angka kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) sebesar 72,84% dengan kriteria tinggi. Hasil pengamatan kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) pada kondisi awal (Pra Siklus) dengan Siklus I dapat dilihat pada tabel 8 berikut: Tabel 8. Perbandingan Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan

(1-20) Pra Siklus dan Siklus I

No. Indikator Pra Siklus Siklus I

1. Menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5

dengan manik-manik 47,12% 80,77%

2. Menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10

dengan manik-manik 43,27% 76,93%

3. Menghitung hasil penjumlahan bilangan

11-15 dengan manik-manik 37,5% 71,16%

4. Menghitung hasil penjumlahan bilangan

16-20 dengan manik-manik 33,66% 62,5%

Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) 40,39% 72,84% Tabel di atas menjelaskan bahwa adanya peningkatan dari Pra Siklus ke Siklus I dilihat dari hasil persentase. Hasil Pra Siklus pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 mengalami peningkatan pada Siklus I sebesar 33,65% (dari 47,12% menjadi 80,77%). Hal ini juga terjadi pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 mengalami

54

peningkatan sebesar 33,66% (dari 43,27% menjadi 76,93%). Kemudian pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 mengalami peningkatan sebesar 33,66% (dari 37,5% menjadi 71,16%). Dan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 mengalami peningkatan sebesar 28,84% (dari 33,66% menjadi 62,5%). Secara keseluruhan peningkatan kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) mengalami peningkatan sebesar 32,45% (dari 40,39% menjadi 72,84%).

Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan dari Pra Siklus ke Siklus I dapat dilihat melalui gambar grafik perkembangan Pra Siklus ke Siklus I berikut:

Dari gambar grafik di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan pada setiap indikatornya dari Pra Siklus ke Siklus I, akan tetapi masih belum mencapai indikator keberhasilan jika dilihat secara keseluruhan kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) yaitu 72,84% dengan kriteria tinggi,

47.12% 43.27% 37.50% 33.66% 40.39% 80.77% 76.93% 71.16% 62.50% 72.84% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% Pra Siklus Siklus I

Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) Pra Siklus dan Siklus I

55

sehingga pada Siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan .yaitu 80% dengan kriteria sangat tinggi.

d. Refleksi

Refleksi pada Siklus I dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas pada akhir Siklus I. Refleksi yang dilakukan yaitu membahas hal-hal yang menjadi hambatan atau kendala pada pelaksanaan Siklus I. Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada Siklus I dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Kendala Pelaksanaan Siklus I dan Solusi

No. Kendala Solusi

1. Masih banyak anak yang belum terlihat aktif (diam saja) dalam pembelajaran operasi bilangan penjumlahan (1-20) melalui media manik-manik.

Model yang digunakan dirubah, dimana Siklus I menggunakan klasikal (bersama-sama) untuk Siklus II menggunakan individu (satu per satu), sehingga untuk anak yang sebelumnya masih kurang aktif hanya diam saja dapat menjawab dengan menghitung melalui manik-manik. 2. Anak masih kurang tertarik

dan kurang fokus dengan manik-manik yang di setiap

pertemuan hanya

menggunakan bentuk manik-manik yang sama.

Menambah bentuk manik-manik yang akan digunakan dan penggunaan manik-manik ditambah tidak hanya menggunakan bentuk yang sama, sehingga anak menjadi lebih tertarik dan lebih fokus. .

3. Masih banyak anak yang hanya ikut-ikutan temannya ketika menjawab hasil penjumlahan.

Pemberian reward berupa bintang pada anak yang bisa menjawab dengan benar ketika anak diminta maju ke depan kelas dan tidak dibantu dengan temannya dalam menjawab dengan menghitung melalui manik-manik.

4. Masih banyak anak yang mengeluh dengan jumlah soal di LKA yang berpola dan banyak anak yang hanya hafalan.

LKA dibuat secara acak agar anak tidak sekedar hafalan dan jumlah soal dikurangi.

56

Berdasarkan hasil perbandingan antara Pra Siklus dengan Siklus I terdapat peningkatan yang cukup baik. Dari hasil observasi pada Siklus I angka yang didapat pada kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) sebersar 72,84% dengan kriteria tinggi dan belum mencapai indikator keberhasilan. Untuk mencapai nilai dalam indikator keberhasilan sebesar 80% dengan kriteria sangat tinggi, peneliti bersama guru merencanakan dan melakukan kembali penelitian tindakan ke Siklus II dengan adanya perbaikan sesuai dengan reflleksi pada Siklus I.

Dokumen terkait