• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

3. Siklus II

2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS. 3) Mendiskusikan dengan guru mapel tentang tindakan II yang

telah dilakukan d. Refleksi

1) Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan II yang telah dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.

2) Identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah yang terjadi pada tindakan II.

3) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu menjadi perhatian untuk tindakan III.

4) Mempersiapkan siklus III.

3. Siklus III

Setelah melakukan evaluasi tindakan II, maka dilakukan tindakan II. Peneliti dan guru bersama-sama mengamati proses kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Langkah-langkah siklus III adalah sebagai berikut:

e. Perencanaan

1) Mengidentifikasi ulang permasalahan dalam pelaksanaan tindakan II.

2) Mempersiapkan media pembelajaran untuk memperbaiki tindakan II.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran dari tindakan II dan masih menggunakan metode peta konsep.

4) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa). 5) Menyiapkan format evaluasi.

33 Bersama guru mapel:

1) Guru menerapkan tindakan III yang mengacu pada skenario pembelajaran yang sudah direncanakan dan dikembangkan dari tindakan II.

2) Kolaborator mengisi LOS didalam kelas.

3) Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran mawaris yang menggunakan metode peta konsep.

4) Peneliti mencatat semua kelemahan dan ketidaksesuaian antara skenario yang sudah direncanakan dengan tindakan yang terjadi didalam kelas yang menggunakan metode peta konsep yang telah dikembangkan.

5) Mengamati respon dari peserta didik yang mungkin tidak diharapkan.

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu pengembangan tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran fikih Materi Pokok Mawaris dengan menggunakan metode peta konsep pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Semarang yang telah direncanakan. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi siklus sebelumnya.

g. Pengamatan

1) Melakukan pertemuan dengan guru mapel untuk membahas hasil evaluasi tentang proses pembelajaran mawaris menggunakan metode peta konsep yang telah dilaksanakan. 2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS. 3) Mendiskusikan dengan guru mapel tentang tindakan III yang

telah dilakukan

34

1) Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan III yang telah dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.

2) Identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah yang terjadi pada tindakan III.

3) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan.

5. Tehnik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari proses pembelajaran Fikih Materi Pokok Mawaris yang dilakukan pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Semarang dan data dari sekolah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:

a. Metode Observasi

Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.23 Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.24

Dalam kegiatan ini yang di observasi secara langsung adalah kegiatan penerapan pembelajaran fikih Materi Pokok Mawaris dengan metode peta konsep pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Semarang. Metode observasi ini memuat tiga fase esensial yaitu pertemuan perencanaan, observasi di dalam

23 Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 203

24 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, hlm. 158

35

kelas, dan diskusi balikan. Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu, rincian bagan jadwal terdapat pada halaman sebelumnya.

b. Metode Tes

Adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.25

Metode tes ini digunakan untuk mengetahui skor nilai melalui angka yang diberikan kepada siswa dengan kriteria-kriteria penskoran sebagaimana telah tertulis. Dan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran Fikih materi pokok Mawaris dengan menggunakan Metode peta konsep.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.26

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk MA Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Semarang, antara lain tentang sejarah singkat, letak geografis, visi misi, fasilitas sekolah, keadaan guru, karyawan, dan siswa. Dan data yang terkait dengan proses pembelajaran fikih materi pokok mawaris dengan menggunakan metode peta konsep.

6. Tehnik Analisis Data a. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada ruang lingkup masalah penelitian yang bertumpu pada Upaya meningkatkan prestasi belajar Mata pelajaran fikih Materi Pokok Mawaris dengan metode peta konsep pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Mangkang

25 S. Margono, op. cit., hlm. 170

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm : 206

36

Kulon Tugu Semarang. Dikarenakan siswa kelas XI di MA NU NURUL HUDA dibagi menjadi 3 lokal, yaitu; XI IPA, XI IPS1, dan XI IPS2. Dan berdasarkan random, peneliti cuma melaksanakan penelitian di kelas XI IPS1. Maka semua siswa yang berada dalam kelas XI IPS1 adalah subyek penelitian.

b.Instrumen Penelitian

1) Data Keaktifan Peserta didik

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, analisis ini dilakukan pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan tehnik deskriptif melalui prosentase.

Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti diantaranya:

A.Proses siswa memperhatikan keterangan guru.

B.Proses siswa bertanya kepada guru tentang apa yang tidak difahaminya.

C.Proses siswa aktif mengerjakan tugas dari guru. D.Proses siswa menjawab pertanyaan guru.

E. Proses siswa membantu temannya untuk memahami penjelasan guru.

Tabel 2. Tabel Lembar Observasi

No Nama Aspek Pengamatan Jumlah Aktifitas

A B C D E

JUMLAH

Adapun perhitungan prosentase keaktifan peserta didik adalah setiap aspek pengamatan yang dilakukan oleh peserta

37

didik bernilai 2 poin, jadi jika peserta didik melaksanakan semua aspek yang ada dia akan mendapatkan nilai maksimal 10 poin.

Kriteria penafsiran variabel keaktifan peserta didik dalam penelitian ini ditentukan dengan:

a. > 7 poin = keaktifan peserta didik baik b. 5 poin - 7 poin = keaktifan peserta didik cukup

c. < 5 poin = keaktifan peserta didik kurang 2) Data Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Mawaris

Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal, dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar secara klasikal.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes ini berisi 10 soal pilihan ganda: Jawaban benar dengan skor 1 dan jawaban salah dengan skor 0.

Tabel 3. Model Penilaian Ulangan

No Nama Nilai Keterangan

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase, dengan perhitungan:

Ketuntasan belajar = nilai seluruh jumlah siswa diperoleh yang nilai Jumlah x 100%

Keberhasilan dapat dilihat dari jumlah sekurang-kurangnya ketuntasan belajar 70 % dari keseluruhan peserta didik yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai 70 (nilai ketuntasan).

38 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MA NU Nurul Huda Semarang

Madrasah Aliyah NU Nurul Huda Kota Semarang berlokasi di jalan Kyai Gilang Nomor 36b Kauman Mangkangkulon Telpon (024)8663945 Kota Semarang Kode Pos 50155. Lokasi Madrasah berada di tengah-tengah daerah industri, jarak madrasah dengan Kota Semarang + 16 KM, dengan kota Kecamatan Tugu hanya 5 KM, dan hanya 150 meter dari jalan raya trans Semarang – Jakarta.

Kelurahan Mangkangkulon, dimana madrasah ini berada adalah merupakan wilayah Kota Semarang yang paling barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Dati II Kendal, sebagai pintu masuk dari arah barat tentunya sangat rawan kriminalitas dan suatu tantangan yang berat bagi dunia pendidikan dimana madrasah kami berada, mengingat di sekitar lingkungan madrasah selain Pondok Pesantren juga ada Pangkalan Truk, Lokalisasi Gambilangu, dan Sub Terminal Mangkang, apalagi sekarang sedang dibangun terminal terpadu, yang jaraknya kurang dari 1 KM dari MA NU Nurul Huda.

Jumlah penduduk di Kecamatan Tugu yang kurang dari 20.000 jiwa, yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian di bidang industri, pertanian dan wiraswasta, terdapat 27 buah MI/SD, MTs/SLTP ada 9 buah dan SLTA/SMK/MA ada 3 buah serta ada 11 buah Pondok Pesantren. Sebagian dari siswa MA NU Nurul Huda adalah santri Pondok Pesantren.

1. Sejarah

Madrasah Aliyah NU Nurul Huda, sama halnya dengan MTs NU Nurul Huda, juga lembaga pendidikan yang dikelola oleh sebuah kepengurusan dan secara teknis admiunistratif di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Cabang Kota Semarang yang didirikan pada tanggal

39

24 Januari 1987, yang kemudian pada tahun 1993 secara struktural disatukan.

Ide Pendirian Madrasah Aliyah ini bermula ketika SMU 2 Hasanuddin pada 1985 ditutup, karena kekurangan siswa dan tidak dikelola dengan baik. Atas usul dari beberapa walisantri yang putra-putrinya belajar di Pondok Pesantren Al Ishlah dan bersekolah di MTs NU Nurul Huda mengharakan ada kelanjutan belajar setelah putra-putrinya lulus dari MTs NU Nurul Huda, mereka berharap putra-putrinya minimal berada di Pondok Pesantren selama enam tahun.

Nama Nurul Huda adalah nama yang pada dasarnya diambil dari nama Madrasah Tsanawiyah yang telah berdiri lebih dahulu, dengan memakai nama tersebut diharapkan Madrasah Aliyah NU Nurul Huda tidak lepas sama sekali dengan Madrasah Tsanawiyah, baik secara historis maupun moral edukatif.

Untuk merealisasikan ide pendirian madrasah ini, dalam suatu musyawa-rah diputuskan, bahwa untuk sementara waktu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan menumpang di gedung MTs NU Nurul Huda, dengan waktu belajar sore hari. Dan untuk sementara waktu pula, Kepala Madrasah, Staf, Guru dan Karyawan tidak mendapatkan honorarium sampai dengan madrasah mampu membiayai dirinya sendiri.

Diantara orang-orang yang ikut andil dalam penggagasan dan pendirian MA NU Nurul Huda Kota Semarang, yang mayoritas adalah guru-guru MTs, antara lain : Mudjito S., A. Hadlor Ihsan, M. Thohir Abd., Lukman Hakim, Muhyiddin S., Khaerun, Achirin Bachr, Shobirin, Ajma’in, Hasan Fauzi dan Agus Nahtadi.

Adapun susunan personalia pertama MA NU Nurul Huda Kota Semarang adalah sebagai berikut : Drs. A. Hadlor Ihsan (Ka Madrasah), M. Thohir Abd. (Wakabid Kurikulum), Lukman Hakim, BA. (Wakabid Kesiswaan), Hasan Fauzi (Wakabid Humas) Muhyiddin S (TU Administrasi), Agus Nahtadi (TU Keuangan).

Sedang guru bidang studinya antara lain : A. Hadlor (Quran Hadits), A. Choiruddin (Aqidah Akhlaq), Ali Hasan (Fiqih), M. Thohir (Bhs, Arab),

40

Shobirin (PMP/PPKn), Hasan Fauzi (Bhs. Indonesia), Isriyah (Bhs. Inggris), Jami’an (Ekonomi), Achirin B. (Geografi), Sri Lesmonowati (Kimia/Biologi), Ajma’in (Penjaskes), Lilik Raharjo (Pend. Seni), Lukman Hakim (SNU), Mudjito S. (Fisika), Khaerun (Matematika).

Perkembangan MA NU Nurul Huda dari awal sampai kini tidak lepas dari jasa dan upaya dari para penggagas ide, pendiri, dan pengelolanya. Sehingga pada tahun 1995 MTs dan MA bisa masuk pagi semua dan pada tahun 1997 MTs mendapatkan status DIAKUI, setahun kemuadian pada tahun 1998 MA NU Nurul Huda juga bisa terakreditasi dengan status DIAKUI.

Pengurus MA senantiasa sangat mendambakan adanya sebuah gedung madrasah yang representatip, yakni sebuah madrasah memenuhi persyaratan untuk proses kegiatan mengajar yang sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu usaha yang dilakukan pengurus, antara lain : atas nama pribadi. H. Ahmad Choiruddin, BA, bersama-sama pengurus TK Muslimat mengajukan permohonan ijin pemakaian tanah Pengairan Propinsi Jawa Tengah, tertanggal 25 Juli 1998.

Alhamdulillah, permohonan ijin tersebut dikabulkan dengan bukti dikeluarkannya Surat Kepala Cabang Dinas Pekerjaan Umum Pengaiaran Propinsi Jawa Tengah Tuntang Hilir di Kendal Nomor : 503.593.1/825/III/1999, tertanggal 26 Maret 1999. Ijin Pakai ini diberlakukan atas lahan seluas + 1490 M2 .

Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah, maka, berhubung tanah tersebut berlokasi di wilayah Kota Semarang, pemilik ijin diwajibkan melakukan registrasi ulang, ijin regestrasi diajukan pada tanggal 12 Oktober 2001 dan mengingat adanya peraturan baru dan ketentuan bahwa seseorang tidak boleh memiliki lahan lebih dari 500 M2, maka untuk mengantisipasi lepasnya ijin maka disiasati dengan memecahnya menjadi 3 bagian, yakni H. A. Choiruddin, H. Masykur Ridlwan dan H. Muhyiddin. (ketiganya personalia Pengurus MTs-MA).

41

Akhirnya keluar surat keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Tengah, Nomor : 503/728, 503/729 dan 503/730 tertanggal 25 Oktober 2001, yang peruntukannya bukan lagi tanah garapan/sawah, tetapi untuk bangunan madrasah.

Untuk lebih memantapkan status tanah tersebut, maka terhitung tahun 2002, ijin pakai dari tanah tersebut bukan lagi pada perseorangan, namun sudah dilembagakan, yakni Yayasan LP. Maarif Cabang Kota Semarang, dengan nomor : 593.1/001/2002, tertanggal 28 Oktober 2002.

Dan pada awal tahun 2003 Madrasah Aliyah NU Nurul Huda, mendapatkan bantuan ASFI dari Departemen Agama RI, melalui proyek DMAP sebesar Rp 62.410.000,00, dengan bantuan tersebut Pengurus mulai membangun 6 lokal (2 Lantai) di tanah ex pengairan sebagaimana yang dimintakan ijin Hak Pakai. Sampai sekarang telah menghabiskan dana sebesar Rp 109.500.000,00.

Demikian sejarah singkat MA NU Nurul Huda Mangkangkulon Kota Semarang. Untuk perkembangan dan kemajuan madrasah ini selanjutnya tergantung pada para pengurus dan pengelolanya.

2. Visi Dan Misi

Setiap lembaga yang ingin berkembang dengan lebih baik sudah semestinya mempunyai visi dan misi yang jelas, sesuai dengan apa yang diidealkan oleh para pendiri dan pengelola lembaga dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Visi sebagai apa yang ingin kita raih di masa yang akan datang merupakan gambaran ideal yang ingin kita capai. Sementara misi yang kita emban adalah apa saja yang ingin kita lakukan untuk memenuhi visi.

Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis agama , Madrasah Aliyah NU Nurul Huda mengidealkan visi ke depan yakni : Ikut berpartisipasi mengisi pembangunan bangsa dan negara yang baldatun toyibatun wa robbun ghofur dengan memberikan bekal ilmu agama ala ahlu sunnah wal

42

jamaah yang dintegrasikan dengan ilmu-ilmu umum/pengetahuan modern serta ketrampilan dasar yang bisa memberi nilai lebih kepada peserta didik. Sehingga tercipta anak didik yang cerdas, terampil dan berakhlaqul karimah

Adapun misi MA NU Nurul Huda adalah :

a. Meningkatkan sikap pengabdian/dedikasi yang tinggi kepada madrasah. b. Meningkatkan sikap loyalitas yang tinggi kepada madrasah.

c. Mendorong dan membantu kepada masing-masing Kepala Madrasah untuk mencapai target maksimal atas apa yang sudah digariskan Pengurus.

d. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai religi yang dapat mejadi sumber inspirasi untuk berperilaku arif kepada semua elemen lembaga dan civitas akademika.

e. Menerapkan dan mengembangkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh potensi elemen-elemen lembaga dan masyarakat umum sebagai stake-holder.

3. Tujuan

Adapun tujuan pendirian Madrasah adalah :

a. Membina manusia agar bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cerdas, berpengetahuan luas, cakap, terampil dan bertanggung jawab agar berman-faat bagi agama, nusa dan bangsa.

b. Memberikan kesempatan kepada anak bangsa, khususnya anak-anak warga Nahdlatul Ulama untuk mengenyam pendidikan dasar dan menengah yang terjangkau namun berkualitas baik.

c. Berpartisipasi memajukan dan mengembangkan semua cabang ilmu penge-tahuan dan teknologi yang diperlukan bagi kemajuan bangsa dan negara.

d. Memajukan dan mengembangkan budaya islami dan mengantisipasi serta membendung dan menolak budaya non islam yang merusak. e. Sebagai ladang pengabdian bagi warga NU dalam rangka izzul Islam

43 B. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS1 MA NU Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Kota Semarang tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dan di setiap siklus dilaksanakan tes evaluasi. Pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Pra Siklus

Sebelum dilaksanakan penelitian penulis mendatangi guru PAI MA NU Nurul Huda untuk berkonsultasi dan peneliti meminta data hasil evaluasi pembelajaran mawaris di tahun sebelumnya. Guru mengaku masih mencari-cari metode pembelajaran yang tepat untuk bab mawaris ini, dikarenakan dalam tahun ke tahun masih banyak sekali siswa yang belum memenuhi KKM. KKM yang ditentukan oleh guru dalam pelajaran fikih ini adalah 65.

Peneliti ingin memeberikan sedikit data tentang hasil evaluasi bab mawaris tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 yang diberikan oleh guru PAI MA NU Nurul Huda, sebagai berikut:

No Nama Nilai Keterangan

1 Ahmad thohirin 45 TT

2 Abdur Rohim 55 TT

3 Ahmad Busro 40 TT

4 Ali Mahfudz 65 T

5 Akhmad sofi irwanto 50 TT

6 Anam 40 TT

7 Ana nur ziyadah 50 TT

8 Anisa nur aini 30 TT

9 Agus turmudli 40 TT

10 Athik maghfiroh 50 TT

11 Aunurrofiq 45 TT

44 13 Faizin 55 TT 14 Fitriatul khoiriyah 50 TT 15 Hamam abdi 45 TT 16 Inarotussa’adah 55 TT 17 Irfan sodikin 50 TT 18 Jamalludin 60 TT 19 Khairul umam 50 TT 20 Kurnia sandi 40 TT 21 Laili masfufah 45 TT 22 M. rifa’i 35 TT 23 Mumtaniah 65 T 24 Mutamimah 40 TT

25 Muhamad Abdul Salam 50 TT

26 Muhammad Roziqin 40 TT 27 Muhammad Zaenuri 40 TT 28 Mundhofar 50 TT 29 Muflihah 45 TT 30 Zarkoni 40 TT 31 Zubaidah 45 TT 32 Zulkifli 60 TT

Jumlah 1345 TT : Tidak Tuntas = 30

Nilai rata-rata 42.03 T : Tuntas = 2

Dari data yang didapat hanya ada 2 siswa yang tuntas dari KKM. Berangkat dari data yang diperoleh, peneliti mencoba menawarkan metode peta konsep sebagai terobosan dalam pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari bab mawaris.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada perencanaan di siklus I ini guru dan peneliti mencoba untuk menerapkan metode peta konsep dalam pembelajaran. Tidak ada

45

kendala yang berarti. Hanya saja di desain sebaik mungkin agar pertemuan itu anak-anak tidak merasa bosan.

b. Pelaksanaan

Hari/tanggal Kegiatan Tempat

Rabu/ 30 Maret 2011 Siklus I Ruang kelas XI IPS1

1) Hasil Lembar Observasi Pertemuan I

Aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti: A. Proses siswa memperhatikan keterangan guru.

B. Proses siswa bertanya kepada guru tentang apa yang tidak difahaminya.

C. Proses siswa aktif mengerjakan tugas dari guru. D. Proses siswa menjawab pertanyaan guru.

E. Proses siswa membantu temannya untuk memahami penjelasan guru.

No Nama Aspek Pengamatan Jumlah

Nilai A B C D E 1 Abdul Mubasir  2 2 Ahmad Burhan    6 3 Aisyah     8 4 Akhmad sofa   4

5 Anas Syairul Alim   4

6 Anis Chayati   4

7 Anisa Istianah   4

8 Asrul Muntahiyah   4

9 Athik Kaifa Tanjua   4

10 Atsna Dinannasiha   4

11 Danang Diska Atmaja    6

12 Fahru Laili   4

13 Fitriyatul Mukaromah   4

46

15 Inayatul Kumala   4

16 Iwan Faisyal Tanjung     8

17 Jamil Ghofurul Khalim  2

18 Khamidah   4

19 Kumi Lailani Rofiah   4

20 Lailatul Muna   4

21 M. Sabiq Kamalulhaq     8

22 Muaziroh  2

23 Muhamad Fadil  2

24 Muhamad Ali Mudhofar  2

25 Muhammad Rifqon   4 26 Muhammad Zaenuddin   4 27 Municha Lutfa    6 28 Musfirotul Fidia   4 29 Ngabdul Kamid   4 30 Nihayatul Mutiah   4 31 Nur Said  2 32 Nurul Musta’ani    6

33 Siti Khoirotul Ibah   4

34 Siti Maslikhatun   4

35 Siti Nuriyati Hidayah    6

36 Sugiarti   4

37 Umi Khasanah   4

38 Umi Rohmatul Ummah   4

39 Umi Septiani     8

40 Wadhifatul Aliah      10

41 Wiwi Handayani   4

Keterangan:

- Setiap aspek pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik bernilai 2 poin, jadi jika peserta didik melaksanakan semua aspek yang ada dia akan mendapatkan nilai maksimal 10 poin.

47

- Kriteria penafsiran variabel keaktifan peserta didik dalam penelitian ini ditentukan dengan:

a. > 7 poin = keaktifan peserta didik baik b. 5 poin - 7 poin = keaktifan peserta didik cukup c. < 5 poin = keaktifan peserta didik kurang 2) Hasil Tes Evaluasi

No Nama Nilai Katerangan

1 Abdul Mubasir 55 TT

2 Ahmad Burhan 65 T

3 Aisyah 65 T

4 Akhmad sofa 55 TT

5 Anas Syairul Alim 50 TT

6 Anis Chayati 65 T

7 Anisa Istianah 60 TT

8 Asrul Muntahiyah 65 T

9 Athik Kaifa Tanjua 65 T

10 Atsna Dinannasiha 45 TT

11 Danang Diska Atmaja 65 T

12 Fahru Laili 55 TT

13 Fitriyatul Mukaromah 65 T

14 Ham Ro’Ul 65 T

15 Inayatul Kumala 55 TT

16 Iwan Faisyal Tanjung 60 TT

17 Jamil Ghofurul Khalim 60 TT

18 Khamidah 60 TT

19 Kumi Lailani Rofiah 60 TT

20 Lailatul Muna 65 T

21 M. Sabiq Kamalulhaq 75 T

22 Muaziroh 55 TT

48

24 Muhamad Ali Mudhofar 50 TT

25 Muhammad Rifqon 50 TT 26 Muhammad Zaenuddin 50 TT 27 Municha Lutfa 65 T 28 Musfirotul Fidia 45 TT 29 Ngabdul Kamid 65 T 30 Nihayatul Mutiah 45 TT 31 Nur Said 60 TT 32 Nurul Musta’ani 60 TT

33 Siti Khoirotul Ibah 45 TT

34 Siti Maslikhatun 50 TT

35 Siti Nuriyati Hidayah 60 TT

36 Sugiarti 50 TT

37 Umi Khasanah 45 TT

38 Umi Rohmatul Ummah 75 T

39 Umi Septiani 65 T

40 Wadhifatul Aliah 85 T

41 Wiwi Handayani 75 T

Jumlah 2495 TT: Tidak Tuntas = 25

Nilai rata-rata 60,85 T : Tuntas = 16

c. Observasi

Bahwa pembelajaran belum berjalan dengan baik, dikarenakan hanya 50% siswa saja yang memperhatikan penjelasan dari guru. Hingga hanya sebagian siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru.

d. Refleksi

Pada tahap perencanaan setelah peneliti simpulkan tidak ada sesuatu yang berarti dalam hal persiapan pembelajaran. Namun pada tahap pelaksanaan yang masih perlu penimgkatan pada siklus berikutnya agar semua kekurangan dari indikator

49

pencapaian bisa dikurangi. Sehingga diperlukan target setiap siklus dengan strategi atau metode yang sesuai. Maka peneliti bekerja sama dengan guru kelas untuk mengembangkan RPP yang ada.

Refleksi untuk Siswa:

1) Sebagian siswa belum sepenuhnya mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru secara antusias hanya 50%.

3) Siswa yang aktif bertanya Cuma 5 anak.

4) Sebagian siswa hanya mengantuk didalam kelas.

5) Hanya sebagian siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru.

6) Sebagian siswa masih bekerjasama dalam mengerjakan soal. Refleksi untuk Guru:

1) Nilai tertinggi siswa dalam siklus I ini adalah 85. Dan terendah adalah 45.

2) Guru belum sepenuhnya melaksanakan rencana pembelajaran. 3) Materi tidak tersampaiakan seluruhnya dikarenakan waktu

yang terbatas.

4) Menjadi tugas guru dan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena di siklus I ini hanya ada 16 siswa yang nilainya tuntas dan memenuhi KKM.

3. Siklus II a. Perencanaan

Pada perencanaan di siklus II guru dan peneliti mencoba untuk memperbaiki dan mengembangkan metode peta konsep. Agar hasil

Dokumen terkait