• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.10. Jadwal Penelitian

4.1.1. Siklus I

4.1.1.1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian. Persiapan pertama adalah mengaji materi yang diajarkan pada siklus I yaitu persiapan kemerdekaan Indonesia. Setelah memahami materi yang akan digunakan kemudian peneliti membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, materi ajar, soal evaluasi, LKS, dan media pembelajaran. Setelah perangkat pembelajaran selesai dibuat peneliti kemudian melakukan uji validasi secara rasional pada dosen ahli, kepala sekolah, dan guru kelas. Selain perangkat pembelajaran peneliti juga menyiapkan lembar observasi dan kuesioner yang juga di validasi secara rasional pada dosen ahli.

Soal evaluasi dan kuesioner dilakukan validasi secara empiris setelah validasi rasional. Validasi empiris kedua instrumen tersebut dilakukan pada siswa kelas VA SD Negeri Denggung. Kelas VA SD Negeri Denggung dianggap memiliki kesamaan dengan kelas VB SD Negeri Denggung dan kelas VA telah selesai mempelajari materi yang akan diajarkan pada penelitian ini. Kemudian peneliti melakukan perhitungan validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS 16. 4.1.1.2.Tindakan

Setelah mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel kemudian peneliti masuk ke tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas ini. Pertemuan pertama Sabtu 16 Maret 2013, dimulai dengan kegiatan pembukaan yaitu do’a, presensi, motivasi, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Motivasi dilakukan dengan menyanyikan lagu hari merdeka dan dilanjutkan menghubungkan lagu

dengan materi ajar. Setelah melakukan apersepsi dilakukan penyampaian tujuan pembelajaran yang selanjutnya masuk ke kegiatan inti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ceramah, tanya jawab, penugasan, presentasi, dan

gallery walk.

Kegiatan inti dimulai dengan meminta siswa membaca materi yang dilanjutkan dengan penjelasan dari guru. Setelah dijelaskan tentang PPKI dan BPUPKI siswa diberikan LKS. LKS tersebut berisi kegiatan untuk membuat bagan PPKI dan BPUPKI. Setelah bagan selesai, siswa melakukan gallery walk.

Gallery walk yang dilakukan pada kegiatan ini adalah siswa berpindah ke bagan

kelompok lain untuk memberi komentar pada bagan yang dibuat oleh teman. Pemberian komentar dilakukan setiap 3 menit sekali. Setelah 3 menit, peluit dibunyikan guru sebagai tanda siswa harus berpindah ke kelompok lain. Setelah kegiatan memberi komentar selesai, siswa membuat kesimpulan dari materi ajar yang telah dipelajari dengan melakukan tanya jawab dengan guru. Kegiatan penutup dilakukan dengan penyampaian tindak lanjut dan salam penutup.

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada Jumat 22 Maret 2013. Pertemuan ini dimulai dengan do’a, presensi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Apersepsi pada pertemuan kedua adalah membahas materi persiapan kemerdekaan Indonesia oleh BPUPKI dan PPKI. Setelah apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu proses perumusan dasar Negara Indonesia.

Kegiatan inti pada pertemuan kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan pada pertemuan pertama. Siswa membaca dan kemudian dijelaskan tentang materi

perumusan dasar Negara. Siswa diberi LKS 2 setelah siswa memahami materi perumusan dasar Negara. LKS 2 tersebut berisi kegiatan siswa untuk membuat bagan. Bagan pada pertemuan kedua ini berbeda dengan bagan pada pertemuan pertama. Bagan pada pertemuan pertama adalah bagan time line sedangkan bagan pada pertemuan kedua adalah bagan balikan atau bagan yang dibaca dengan dibalik. Setelah selesai membuat bagan perumusan dasar Negara, siswa diminta memberi komentar pada bagan yang dibuat oleh teman lain. Siswa harus berpindah ke kelompok lain setiap 3 menit sekali dengan tanda peluit yang dibunyikan. Setelah selesai memberi komentar siswa diajak untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan. Kegiatan penutup dilakukan dengan refleksi, penyampaian tindak lanjut, dan doa.

Pertemuan ketiga dilakukan keesokkan paginya yaitu pada tanggal 23 Maret 2013. Kegiatan pada pertemuan ketiga ini juga tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Hanya saja pada pertemuan ini penjelasan tentang materi ajar yaitu tokoh yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan sikap menghargai para tokoh pejuang tidak terlalu banyak karena materi hanya mengulang yang telah dipelajari sebelumnya. Pada pertemuan ketiga ini dilakukan motivasi dengan menyanyikan lagu bangun pemuda-pemudi yang kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti siswa dijelaskan secara singkat tentang materi yang dibahas. Kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan LKS 3 yang berisi membuat bagan dan mengerjakan soal. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS kegiatan

dilanjutkan kemenyimpulkan materi ajar. Kegiatan selanjutnya adalah mengerjakan soal evaluasi dan mengisi kuesioner.

4.1.1.3.Pengamatan

Pengamatan siklus I dilakukan dengan lembar observasi dan kuesioner untuk mengetahui tingkat perhatian siswa. Terdapat 2 hal yang diamati dengan kuesioner yaitu tertarik pada suatu objek dan memusatkan pikiran pada suatu objek. Lembar observasi untuk melihat siswa mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek. Penelitian ini dibantu oleh 4 observer yang masuk ke dalam kelas untuk melakukan pengamatan pada indikator mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek. Observasi dilakukan setiap 10 menit yang kemudian istirahat 10 menit dan melakukan pengamatan kembali.

Satu siswa tidak berangkat pada pertemuan pertama sedangkan pada pertemuan kedua seluruh siswa berangkat. Siswa yang tidak berangkat tidak masuk dalam perhitungan indikator. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi yang diisi dengan turus kemudian dimasukkan dalam rentang skala likert 1-4. Setiap siswa dihitung perolehan skornya yang kemudian skor total dikriteriakan kedalam kriteria memperhatikan sekali/ memperhatikan / cukup memperhatikan / kurang memperhatikan / tidak memperhatikan. Perhitungan dilanjutkan pada jumlah siswa yang minimal masuk pada kriteria cukup memperhatikan dibagi jumlah seluruh siswa kali seratus persen. Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk menghitung hasil kuesioner siswa.

Tabel 35: Peningkatan Perhatian dan Prestasi Belajar Siklus I No Variabel dan Indikator Kondisi Awal Target Siklus 1

Pert1 Pert2 Akhir Perhatian

1 Tertarik pada suatu objek

67.57% 70% - - 81.08% 2 Mengarahkan

reseptor sensori yang sesuai ke arah objek

55.56% 70% 72.22% 78.38% 75.30% 3 Memusatkan

(mental) pikiran pada suatu objek

56.76% 70% - - 75.68% Rata-rata 59.06% - - - 77.35% Prestasi Belajar 1 Rata-rata kelas 67.52 75.00 - - 72.85 2 Siswa yang mencapai KKM 52.71% 65% - - 59.46%

Tabel 35 Menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada siklus I belum meningkat sesuai target yang telah ditentukan. Rata-rata kelas siswa meningkat dari data awal sebesar 67.52 menjadi 72.85. Jumlah siswa yang mencapai KKM dalam satu kelas dari kondisi awalnya 52.71% menjadi 59.46%. Kedua indikator prestasi belajar siswa tersebut belum mencapai target yang telah ditentukan. Sedangkan pada variabel perhatian mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dari indikator perhatian yang pertama yaitu tertarik terhadap suatu objek dari kondisi awal 67.57% menjadi 81.08%. Indikator perhatian mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek dari kondisi awal 55.56% siswa menjadi 75.30%. Sedangkan pada indikator perhatian yang ketiga yaitu memusatkan pikiran pada objek dari 56.76% menjadi 75.68%.

4.1.1.4.Refleksi

Penelitian yang dilakukan secara umum sesuai dengan rencana tindakan pada RPP yang telah dibuat. Hasil observasi menunjukkan bahwa penelitian pada

siklus I belum mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai target yang telah ditentukan. Tabel 35 menunjukkan bahwa prestasi belajar pada siklus I belum meningkat sesuai target yang ditentukan. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke siklus II. Belum tercapainya target yang ditentukan pada siklus I dimungkinkan karena adanya kendala-kendala yang peneliti hadapi. Kendala- kendala yang peneliti alami selama proses siklus I ditunjukkan pada tabel 36.

Tabel 36: Kendala dan Strategi Pemecahan Masalah Siklus I

No Kendala Cara mengatasi

1 Banyak jumlah observer yang masuk ke dalam kelas

Menggunakan media audio visual dalam pembelajaran agar membuat siswa lebih perhatian

2 Materi yang diberikan terlalu banyak Penjelasan ditekankan pada materi-materi penting

3 Pengelompokkan diurutkan menurut absen sehingga ada 1 kelompok yang mempunyai anggota sebagaian besar adalah siswa yang pintar

Pembagian kelompok dibuat berbeda dengan jumlah anggota kelompok di perkecil

4 Waktu tersita pada pembuatan bagan Mempercepat kegiatan penutup 5 Kegiatan pemberian komentar tidak

berjalan dengan baik karena siswa

mengatakan “males bu’

Memberi tahu kepada siswa bahwa komentar yang diberikan akan di nilai 6 Siswa lupa membawa materi yang

telah diberikan

Siswa diingatkan untuk membawa materi ajar minggu depan atau materi dikumpulkan kembali

7 Ada 2-3 siswa yang lebih banyak bermain dari pada mengerjakan tugas

Memberi peringatan bagi yang tidak mengerjakan dan membuat kelompok menjadi kelompok yang lebih kecil

8 Saat mengerjakan LKS banyak siswa

yang mengeluh “bingung”, sebelum

ada penjelasan secara intensif tiap kelompok, siswa belum mulai mengerjakan dan mereka banyak mengajukan pertanyaan saat mengerjakan

Membuat bagan lebih jelas dengan cara memberikan pertanyaan panduan pada bagan.

9 Pada saat penjelasan materi kepada siswa, masih banyak siswa yang tidak melihat kearah guru maupun papan tulis

Membuat penjelasan lebih menarik dengan media powerpoint

10 Tidak ada tindak lanjut setelah pembuatan bagan

Setelah membuat bagan kemudian dibahas mana yang benar dan mana yang kurang benar

Peneliti membuat jalan keluar untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I agar tidak terjadi pada siklus II. Siklus II direncanakan dengan menambah

treatment atau perlakuan yaitu menggunakan media audio visual untuk

meningkatkan perhatian dan prestasi belajar siswa. Media audio visual diharapkan dapat membuat siswa lebih memperhatikan, terutama saat kegiatan penjelasan. Meningkatnya jumlah siswa yang memperhatikan guru saat penjelasan diharapkan meningkatkan prestasi belajar siswa.

4.1.2. Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut ini, 4.1.2.1.Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan. Persiapan yang pertama adalah mengkaji materi yang akan diajarkan yaitu usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah memahami materi yang akan digunakan kemudian peneliti membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, materi ajar, soal evaluasi, LKS, dan media pembelajaran. Setelah perangkat pembelajaran selesai dibuat, peneliti kemudian melakukan uji validasi secara rasional pada dosen ahli, kepala sekolah, dan guru kelas.

Peneliti tidak melakukan validasi secara empiris soal pilihan ganda pada kelas lain. Validasi dilakukan langsung pada subjek penelitian karena peneliti tidak memiliki kesempatan untuk melakukan uji validitas di kelas VI maupun kelas V. Beberapa guru kelas VI menolak karena kelas VI akan segera UAN sedangkan kelas V belum ada yang selesai mempelajari materi yang akan diajarkan pada siklus II. Soal pilihan ganda dikerjakan oleh subjek penelitian yang

kemudian dilakukan uji validitas. Soal yang valid digunakan sebagai penilaian sedangkan yang tidak valid tidak masuk dalam perhitungan penilaian prestasi belajar. Lembar pengamatan dan kuesioner perhatian yang digunakan pada siklus II sama dengan yang digunakan pada siklus I.

4.1.2.2.Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Dua pertemuan awal dilakukan penjelasan materi tentang mempertahankan kemerdekaan sedangkan pada pertemuan terakhir mengerjakan soal evaluasi. Pertemuan pertama dilakukan pada Rabu 10 April 2013, kegiatan dimulai dengan pembukaan yaitu doa, presensi, motivasi, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Motivasi dilakukan dengan menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung. Apersepsi dilakukan dengan cara menghubungkan lagu dengan materi ajar yang akan dibahas. Setelah melakukan apersepsi dilakukan penyampaian tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanya jawab, penugasan, dan ceramah.

Kegiatan inti dimulai dengan siswa membaca materi yang dilanjutkan dengan penjelasan dari guru. Penjelasan dari guru pada siklus II ini dibantu menggunakan media audio visual yaitu powerpoint. Siswa mendapat penjelasan mengenai materi perjuangan mempertahan kemerdekaan secara keseluruhan. Setelah itu siswa belajar tentang usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui pertempuran dengan media powerpoint kemudian siswa diberi LKS. LKS tersebut berisi tentang usaha mempertahankan kemerdekaan kemerdekaan melalui pertempuran. Setelah selesai, bagan yang dibuat oleh siswa dibahas atau di cek bersama-sama. Kemudian siswa membuat kesimpulan dengan melakukan tanya

jawab dengan guru. Kegiatan penutup dimulai dengan penyampaian tindak lanjut dan salam penutup.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Sabtu 13 April 2013. Pertemuan ini dimulai dengan doa, presensi, apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Apersepsi pada pertemuan kedua adalah membahas materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui perdamaian.

Kegiatan inti pada pertemuan kedua tidak berbeda dengan kegiatan pada pertemuan pertama. Kegiatan diawali dengan siswa membaca materi tentang usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui perdamaian kemudian siswa mendapat penjelasan dengan media audio visual. Kemudian siswa diberi LKS untuk membuat bagan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui perdamaian. Bagan pada pertemuan pertama dan kedua adalah bagan time

line. Setelah selesai, bagan di bahas atau di cek bersama-sama yang dilanjutkan

dengan membuat kesimpulan. Kegiatan penutup dilakukan dengan refleksi, penyampaian tindak lanjut dan doa. Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 16 April 2013. Kegiatan pada pertemuan ketiga adalah mengerjakan soal evaluasi dan mengisi kuesioner.

4.1.2.3.Pengamatan

Sama seperti siklus I, pengamatan siklus II dilakukan dengan lembar observasi dan kuesioner. Terdapat 2 hal yang diamati dengan kuesioner yaitu tertarik pada suatu objek dan memusatkan pikiran pada suatu objek. Lembar

observasi untuk melihat siswa mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek. Penelitian ini dibantu oleh 4 observer yang masuk ke dalam kelas untuk melakukan pengamatan pada indikator mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek. Observasi juga dilakukan dalam 10 menit sekali. Pertemuan pertama seluruh siswa berangkat namun pada pertemuan kedua ada 3 siswa yang tidak berangkat. Perhitungan lembar observasi dan kuesioner sama seperti siklus I.

Tabel 37: Peningkatan Perhatian dan Prestasi Belajar Siklus II

No Indikator Kondisi

Awal Target

Siklus 2

Pert1 Pert2 Akhir Perhatian

1 Tertarik pada suatu objek 67.57% 70% - - 83.78% 2 Mengarahkan reseptor

sensori yang sesuai ke arah objek

55.56% 70% 59.46% 82.35% 70.91% 3 Memusatkan (mental)

pikiran pada suatu objek

56.76% 70% - - 83.78% Rata-rata 59.06% - - 79.49%

Prestasi Belajar

1 Rata-rata kelas 67.52 75.00 - - 78.33 2 Siswa yang mencapai

KKM

52.71% 65% - - 70.27%

Tabel 37 menunjukkan bahwa perhatian dan prestasi belajar siswa telah meningkat sesuai target yang telah ditentukan. Rata-rata kelas siswa meningkat dari data awal sebesar 67.52 menjadi 78.33. Jumlah siswa yang mencapai KKM dalam satu kelas dari kondisi awalnya 52.71% menjadi 70.27%. Indikator perhatian yang pertama yaitu tertarik terhadap suatu objek dari kondisi awal 67.57% menjadi 83.78%. Indikator perhatian mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek dari kondisi awal 55.56% siswa menjadi 70.91% sedangkan

pada indikator perhatian yang ketiga yaitu memusatkan pikiran pada objek dari 56.76% menjadi 83.78%.

4.1.2.4.Refleksi

Siklus II dilakukan sesuai rencana tindakan yang telah disusun. Penambahan treatment menggunakan media audio visual mempengaruhi perhatian dan prestasi belajar siswa kelas VB SD Negeri Denggung. Perhatian dan prestasi belajar siklus II telah mencapai target yang telah ditentukan. Meskipun perhatian dan prestasi belajar siklus II meningkat namun siklus II tidak lepas dari kendala. Kendala tersebut muncul meskipun telah melakukan beberapa perbaikan, penambahan treatment, dan antisipasi pada hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I. Kendala yang terjadi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 38.

Tabel 38: Kendala dan Strategi Pemecahan Masalah Siklus II

No Kendala Cara mengatasi

1 Observer mengeluh bingung untuk mengamati karena siswa duduk secara acak

Membuat denah tempat duduk siswa

Pertemuan pertama siklus II mengalami beberapa masalah teknis yaitu listrik mati, tempat yang sempit, dan jam pembelajaran terpotong istirahat. Listrik yang mati membuat waktu kegiatan pembelajaran mundur sekitar 1 jam pelajaran. Tempat yang sempit membuat siswa tidak memperhatikan pelajaran dan waktu istirahat yang terpotong membuat siswa tidak konsentrasi pada pelajaran setelah jam istirahat. Kendala-kendala yang terjadi berpengaruh pada hasil penelitian terutama pada indikator yang mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek.

4.2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dilihat dari kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas proses pada penelitian ini adalah perhatian siswa dan kualitas hasil adalah prestasi belajar siswa.

4.2.1. Kualitas Proses

Kualitas proses pada penelitian ini dilihat dari perhatian siswa. Selama pertemuan pertama dan kedua siklus I dan siklus II dilakukan pengamatan perhatian dari indikator mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek. Observasi dilakukan dengan bantuan 4 observer lain karena peneliti yang menjadi pengajar. Indikator tertarik pada suatu objek dan memusatkan pikiran pada suatu objek diukur dengan kuesioner yang diisi oleh siswa pada pertemuan terakhir setiap siklus. Kedua indikator perhatian tersebut diukur menggunakan satu kuesioner yang didalamnya terdapat item pernyataan yang sesuai dengan masing- masing indikator.

Tabel 39: Hasil Kuesioner Tertarik pada Suatu Objek Siklus I

No Absen 1 4 5 7 9 10 Total Kriteria

1 1 4 2 2 2 2 13 Cukup Memperhatikan 2 1 3 1 2 1 2 10 Kurang Memperhatikan 3 2 2 3 2 1 2 12 Cukup Memperhatikan 4 1 3 2 4 2 3 15 Memperhatikan 5 2 4 3 4 3 4 20 Memperhatikan Sekali 6 4 4 2 3 4 4 21 Memperhatikan Sekali 7 2 4 3 3 3 4 19 Memperhatikan Sekali 8 4 4 3 4 4 4 23 Memperhatikan Sekali 9 1 4 2 3 2 2 14 Memperhatikan 10 2 3 1 1 2 2 11 Kurang Memperhatikan 11 2 4 2 3 4 4 19 Memperhatikan Sekali 12 3 4 4 4 4 4 23 Memperhatikan Sekali 13 2 4 2 3 2 4 17 Memperhatikan Sekali 14 2 3 2 3 4 4 18 Memperhatikan Sekali 15 2 3 3 2 2 2 14 Memperhatikan 16 2 4 3 4 3 3 19 Memperhatikan Sekali 17 1 3 2 3 2 2 13 Cukup Memperhatikan 18 1 3 2 2 1 2 11 Kurang Memperhatikan 19 1 3 2 2 3 3 14 Memperhatikan 20 3 4 3 3 4 4 21 Memperhatikan Sekali 21 2 4 2 3 4 4 19 Memperhatikan Sekali 22 3 4 2 3 4 4 20 Memperhatikan Sekali 23 2 3 3 2 3 2 15 Memperhatikan 24 1 4 2 2 2 3 14 Memperhatikan 25 1 3 2 3 2 2 13 Cukup Memperhatikan 26 3 4 3 4 4 4 22 Memperhatikan Sekali 27 2 4 2 2 2 3 15 Memperhatikan 28 1 3 1 1 2 2 10 Kurang Memperhatikan 29 3 4 3 4 4 4 22 Memperhatikan Sekali 30 2 4 4 4 4 4 22 Memperhatikan Sekali 31 1 3 2 1 2 2 11 Kurang Memperhatikan 32 2 3 2 2 3 3 15 Memperhatikan 33 3 3 4 4 3 3 20 Memperhatikan Sekali 34 1 3 2 1 2 2 11 Kurang Memperhatikan 35 1 3 2 1 1 2 10 Kurang Memperhatikan 36 3 4 2 4 4 4 21 Memperhatikan Sekali 37 2 4 4 3 4 4 21 Memperhatikan Sekali Jumlah siswa yang mencapai minimal cukup

memperhatikan 30 Persentase siswa yang mencapai minimal cukup

Tabel 39 menunjukkan bahwa setelah diberikan tindakan pembelajaran menggunakan media bagan, terdapat 30 siswa dari 37 yang mencapai minimal cukup memperhatikan dengan persentase 81.08%. Persentase siswa yang tertarik pada suatu objek dalam satu kelas diperoleh dari 0 . Tiga puluh siswa tersebut terdiri dari 18 siswa masuk pada kriteria memperhatikan sekali, 8 siswa memperhatikan, dan 4 siswa cukup memperhatikan.

Tabel 40: Hasil Observasi Mengarahkan Reseptor Sensori yang Sesuai ke

Arah Objek Pertemuan Pertama Siklus I

No Absen D1 D2 D3 D4 D5 D6 Total Kriteria

1 2 1 1 2 3 2 11 Kurang Memperhatikan 2 2 2 1 2 2 2 11 Kurang Memperhatikan 3 2 2 1 2 2 2 11 Kurang Memperhatikan 4 2 2 2 4 4 4 18 Memperhatikan Sekali 5 3 2 2 4 4 4 19 Memperhatikan Sekali 6 3 2 2 4 4 3 18 Memperhatikan Sekali 7 3 2 1 3 4 4 17 Memperhatikan Sekali 8 2 2 2 3 2 2 13 Cukup Memperhatikan 9 2 2 1 3 2 2 12 Cukup Memperhatikan 10 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 11 3 2 3 3 4 4 19 Memperhatikan Sekali 12 3 2 2 3 2 3 15 Memperhatikan 13 2 1 1 2 3 2 11 Kurang Memperhatikan 14 2 2 2 3 3 3 15 Memperhatikan 15 2 2 2 2 3 2 13 Cukup Memperhatikan 16 2 2 2 3 3 4 16 Memperhatikan Sekali 17 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 18 3 2 3 4 3 3 18 Memperhatikan Sekali 19 2 2 1 2 2 2 11 Kurang Memperhatikan 20 3 2 1 4 2 4 16 Memperhatikan Sekali 21 0 0 0 0 0 0 0 - 22 2 3 3 3 3 3 17 Memperhatikan Sekali 23 2 2 2 3 2 3 14 Memperhatikan 24 2 1 1 3 2 3 12 Cukup Memperhatikan 25 2 3 1 3 3 3 15 Memperhatikan 26 3 2 2 4 3 4 18 Memperhatikan Sekali 27 3 2 2 3 3 2 15 Memperhatikan 28 2 2 1 2 2 2 11 Kurang Memperhatikan 29 2 3 1 3 2 2 13 Cukup Memperhatikan 30 2 1 2 3 3 3 14 Memperhatikan 31 3 1 2 3 3 3 15 Memperhatikan 32 3 3 3 4 3 4 20 Memperhatikan Sekali 33 3 2 2 3 2 2 14 Memperhatikan 34 2 2 1 2 2 2 11 Kurang Memperhatikan 35 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 36 3 3 2 4 3 4 19 Memperhatikan Sekali 37 3 3 2 4 3 3 18 Memperhatikan Sekali Jumlah siswa yang mencapai minimal cukup

memperhatikan 26 Persentase siswa yang mencapai minimal cukup

Tabel 40 menunjukkan bahwa selama pembelajaran pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa terdapat 26 siswa dari 36 yang mencapai minimal cukup memperhatikan dengan persentase 71.22%. Satu siswa yang tidak berangkat tidak masuk dalam perhitungan karena dianggap pada saat itu tidak menjadi bagian dari kelas. Persentase siswa yang mengarahkan reseptor sensori fisik yang sesuai ke arah objek dalam satu kelas diperoleh dari 2

. Dua puluh enam siswa tersebut terdiri dari 13 siswa dalam kriteria memperhatikan sekali, 8 siswa memperhatikan, dan 5 siswa cukup memperhatikan.

Tabel 41: Hasil Observasi Observasi Mengarahkan Reseptor Sensori yang

Sesuai ke Arah Objek Pertemuan Kedua Siklus I

No Absen D1 D2 D3 D4 D5 D6 Total Kriteria

1 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 2 2 1 1 3 2 3 12 Cukup Memperhatikan 3 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 4 2 1 1 4 3 3 14 Memperhatikan 5 4 2 2 4 4 4 20 Memperhatikan Sekali 6 3 1 2 3 2 4 15 Memperhatikan 7 2 3 2 4 4 4 19 Memperhatikan Sekali 8 2 2 2 4 4 4 18 Memperhatikan Sekali 9 2 2 2 4 4 4 18 Memperhatikan Sekali 10 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 11 3 2 2 4 4 4 19 Memperhatikan Sekali 12 2 2 2 4 4 4 18 Memperhatikan Sekali 13 4 3 4 3 2 3 19 Memperhatikan Sekali 14 2 2 3 3 2 3 15 Memperhatikan 15 2 2 3 4 2 3 16 Memperhatikan Sekali 16 4 2 2 3 2 2 15 Memperhatikan 17 2 2 2 3 2 2 13 Cukup Memperhatikan 18 3 3 3 4 2 4 19 Memperhatikan Sekali 19 3 3 2 4 2 2 16 Memperhatikan Sekali 20 3 2 4 4 4 3 20 Memperhatikan Sekali 21 2 1 2 2 2 2 11 Kurang Memperhatikan 22 3 3 4 3 2 3 18 Memperhatikan Sekali 23 2 1 1 3 2 2 11 Kurang Memperhatikan 24 2 2 4 4 3 4 19 Memperhatikan Sekali 25 3 2 2 4 3 4 18 Memperhatikan Sekali 26 2 2 2 3 2 3 14 Memperhatikan 27 2 2 3 3 2 3 15 Memperhatikan 28 2 1 1 2 2 2 10 Kurang Memperhatikan 29 3 2 2 4 3 3 17 Memperhatikan Sekali 30 2 2 1 3 2 2 12 Cukup Memperhatikan 31 2 1 1 3 2 2 11 Kurang Memperhatikan 32 3 3 3 4 4 4 21 Memperhatikan Sekali 33 2 2 4 2 2 2 14 Memperhatikan 34 2 1 1 3 2 2 11 Kurang Memperhatikan 35 2 2 1 3 2 2 12 Cukup Memperhatikan 36 3 3 4 4 3 4 21 Memperhatikan Sekali 37 3 2 4 4 3 3 19 Memperhatikan Sekali Jumlah siswa yang mencapai minimal cukup

memperhatikan 29 Persentase siswa yang mencapai minimal cukup

Tabel 41 menunjukkan bahwa selama pembelajaran pada pertemuan kedua terdapat 29 siswa dari 37 yang mencapai minimal cukup memperhatikan dengan persentase 78.38%. Persentase siswa yang mengarahkan reseptor sensori fisik yang sesuai ke arah objek dalam satu kelas diperoleh dari 29 . Dua puluh sembilan siswa tersebut terdiri dari 18 siswa dalam kriteria memperhatikan sekali, 7 siswa memperhatikan, dan 4 siswa cukup memperhatikan.

Peneliti melakukan perhitungan untuk mendapatkan data siswa yang mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek pada siklus I dengan mencari rata-rata dari hasil dua kali observasi. Rata-rata siswa yang mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek pada siklus I diperoleh dari

2.22 .

. Jadi persentase siswa yang mengarahkan reseptor sensori yang sesuai dengan objek dalam satu kelas pada siklus I adalah 75.30%.

Tabel 42: Hasil Kuesioner Memusatkan Pikiran pada Suatu Objek Siklus I

No Absen 2 3 6 8 Total Kriteria

1 1 2 2 1 6 Tidak Memperhatikan 2 1 2 2 2 7 Kurang Memperhatikan 3 2 3 2 3 10 Memperhatikan 4 3 1 4 2 10 Memperhatikan 5 3 3 2 4 12 Memperhatikan Sekali 6 4 3 4 4 15 Memperhatikan Sekali 7 1 2 2 2 7 Kurang Memperhatikan 8 3 2 3 4 12 Memperhatikan Sekali 9 3 3 1 4 11 Memperhatikan Sekali 10 2 3 2 2 9 Cukup Memperhatikan 11 2 3 2 4 11 Memperhatikan Sekali 12 4 3 4 3 14 Memperhatikan Sekali 13 2 1 2 2 7 Kurang Memperhatikan 14 2 3 3 4 12 Memperhatikan Sekali 15 3 3 3 4 13 Memperhatikan Sekali 16 2 1 2 4 9 Cukup Memperhatikan 17 3 3 3 4 13 Memperhatikan Sekali 18 2 3 2 2 9 Cukup Memperhatikan 19 2 3 4 2 11 Memperhatikan Sekali 20 3 3 3 3 12 Memperhatikan Sekali 21 2 2 2 1 7 Kurang Memperhatikan 22 2 2 2 2 8 Cukup Memperhatikan 23 1 2 2 2 7 Kurang Memperhatikan 24 2 3 3 3 11 Memperhatikan Sekali 25 2 3 2 3 10 Memperhatikan 26 3 4 3 2 12 Memperhatikan Sekali 27 3 3 3 3 12 Memperhatikan Sekali 28 1 1 2 2 6 Tidak Memperhatikan 29 3 3 3 4 13 Memperhatikan Sekali 30 4 4 4 3 15 Memperhatikan Sekali 31 2 2 2 1 7 Kurang Memperhatikan 32 3 3 3 3 12 Memperhatikan Sekali 33 1 2 2 2 7 Kurang Memperhatikan 34 3 4 4 4 15 Memperhatikan Sekali 35 3 2 2 3 10 Memperhatikan 36 2 4 4 3 13 Memperhatikan Sekali 37 2 4 4 4 14 Memperhatikan Sekali Jumlah siswa yang mencapai

minimal cukup memperhatikan 28 Persentase siswa yang mencapai

Tabel 42 menunjukkan bahwa setelah diberikan tindakan pembelajaran menggunakan media bagan terdapat 28 siswa dari 37 yang mencapai minimal cukup memperhatikan dengan persentase 75.68%. Persentase siswa yang memusatkan pikiran pada suatu objek dalam satu kelas diperoleh dari 2

. Dua puluh delapan siswa tersebut terdiri dari 20 siswa dalam kriteria memperhatikan sekali, 4 siswa memperhatikan, dan 4 siswa cukup memperhatikan. Secara lebih jelasnya hasil perhitungan pencapaian perhatian

Dokumen terkait