• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kompetensi sosial remaja yang sangat signifikan ditinjau dari gaya kelekatan dengan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang menyatakan bahwa adanya tingkat perbedaan kompetensi sosial bila ditinjau dari gaya kelekatan dengan teman sebaya. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisa dengan teknik anova yang menunjukkan nilai F 23,992 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa gaya kelekatan aman dengan teman sebaya memiliki kompetensi sosial remaja yang lebih tinggi dari pada gaya kelekatan lainnya.

Implikasi dari penelitian ini bagi remaja, diharapkan mampu untuk dijadikan salah satu pertimbangan dalam menentukan gaya kelekatan dengan teman sebayanya. Dimana hasil penelitian ini menyatakan bahwa gaya kelekatan aman dengan teman sebaya mendapatkan lebih tinggi kompetensi sosialnya dari pada gaya kelekatan lainnya, sehingga gaya kelekatan ini dapat mempermudah remaja dalam melakukan penyesuaian diri di lingkungan sosial dan dapat mencegah kenakalan remaja. Bagi instansi pendidikan dapat membantu remaja dalam meningkatkan gaya kelekatan aman pada teman sebayanya dan dapat memberikan pemahaman pada remaja dan orang tua tentang gaya kelekatan aman pada teman sebaya yang pada penelitian ini dapat menunjukkan kompetensi sosial yang lebih tinggi dari pada gaya kelekatan lainnya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas kriteria penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda sehingga dapat menjelaskan hasil perlakuan setiap gaya kelekatan dengan teman sebaya secara spesifik, Sehingga dapat memperluas kekayaan keilmuan yang berkaitan dengan psikologi sosial dan perkembangan.

REFERENSI

Amri, E.S. & Ratnaningsih. (2005). Hubungan antara body image dengan kompetensi sosial remaja putri.Skripsi. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baron, R. A & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial edisi kesepuluh.Jakarta : Erlangga.

Bayani, I. & Sarwasih, S. (2013). Attachment dan peer group dengan kemampuan coping stress pada siswa kelas VII di SMP RSBI AL AZHAR 8 KEMANG PRATAMA. Jurnal soul, 6(1), 1, 89-94.

Bogaerts, S. (2006). Feeling of subjektive emotional loneliness : An exploration of attachment. Journal Social Behavior and Personality. 797-812.

Boncheva, Ivanka, & Tomcheva, S. (2012). Social competence in 18-years-old students who had performed an aggressive ACT at school. Journal of IMAB-Annual Proceding (scientific paper) 18 book 3. 323-325

Cahyani, P., Alsa, A., & Heimi, A.F. (1999). Gaya kelekatan dan kemarahan. Jurnal Psikologi no 2, 65-77.

Cillessen, A. H. N. & Brllmore A. D. (tt). Social Skills and Social Competence in Interactions With Peer. Smith, Peter K., Hart, Craig H. (Editors). (2011). The Wiley-Blackwell Handbook of Childhood Social Development (2th ed., pp. 393-408) Singapore: Blackwell Publishing Ltd.

Clikeman, M.S. (2007). Social competence in children. United States of Amerika (USA) : Springer Science + Business Media, LLC.

Claudia, Q. & Huebner, S. (2008). Attachment relationship and adolescents life satisfaction: Some relationships matter more to girls than boys. Journal Psychology in the Schools.45,(2),177-187.

Cristiany. (2014). Konsep diri, pola asuh orangtua demokratis dan kompetensi sosial siswa. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia. 3, (01), 9-21.

Desmita. (2014). Psikologi perkembangan peserta didik : panduan bagi orang tua guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, SMA. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Durkin, K. (1995). Developmental social psychology. Maden : Blackwell Publisher Ltd. Emilia, & Leonardi, T. (2013). Hubungan antara kompetensi sosial dengan perilaku

cyberbullying yang Dilakukan oleh Remaja Usia 15-17 Tahun. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. 2,(2),79-86.

Fass, M.E., & Tubman, J.G. (2002). The influence of parental and peer attachment on college students’ academic achievement. Journal psychology in the schools, vol. 39(5). 561, 565-571.

Feldman, P.O.(2009).Perkembangan manusia buku I.Jakarta: Salemba Humanika.

Fitriyah, L. (2013). Hubungan antara tendensi gaya kelekatan dengan penyesuaian sosial pada siswa SMP Islam Paiton yang tinggal dipesantren.Skripsi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Groot, J. M. (2009). Assesing behavior and social competence of severely emotionally disturbed youth admitted to psychiatric residental treatment. Journal of Child and Adolescent Psychiatric Nursing. 22 (3),143-149.

Helmi. A.F. (1999). Gaya kelekatan dan konsep diri.Jurnal Psikologi,(1),9-17.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.Jakarta : Erlangga.

Immele, A. (2000). The role of adolescents’ representations of attachment and peer relationships in the prediction of delinquency. Distinguished Majors Thesis University of virginia, Amerika Serikat.

Kasus pemerkosaan di ibu kota meningkat. (30 Desember 2011). Republika. Diunduh tanggal 15 Oktober 2015 dari http://www.republika.co.id.

Ketahanan keluarga. (30 Juni 2015). Republika. Diunduh tanggal 15 Oktober 2015 dari

http://www.republika.co.id.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2002). Psikologi perkembangan : pengantar dari berbagai bagiannya.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Papalia, D.E, Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human Development Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika

Pasangan pelajar tanggerang rampok sebuah taksi. (16 Mei 2015). Republika. Diunduh tanggal 15 Oktober 2015 dari http://www.republika .co.id

Pesta lem dengan psk lima anak lem ditangkap. (12 Februari 2015). Republika. Diunduh tanggal 15 Oktober 2015 dari http://www.republika.co.id

Prasetyowaty, H. (2006). Hubungan antara gaya kelekatan aman terhadap teman sebaya dengan kecerdasan emosi pada remaja awal. Skripsi sarjana, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Rahman, F.(2010).Hubungan egosentrisme dengan kompetensi sosial remaja siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Skripsi sarjana strata satu, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Rasyid, M. (2012). Hubungan antara peer attachment dan regulasi emosi remaja yang menjadi siswa di boarding school SMA Negeri 10 Samarinda. Jurnal psikologi pendidikan dan perkembangan, Vol 1,No,03,1, 04-06.

Santrock, J.W. (2002). Life-span development : Perkembangan masa hidup. Jakarta : Erlangga.

Santrock J.W. (2007). Remaja jilid II. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W.(2012).Perkembangan masa hidup jilid I.Jakarta: Erlangga.

Simajuntak, Devi Lestari dan Siregar, Ade Rahmawati. (2012). Hubungan penerimaan diri dengan kompetensi sosial pada remaja obesitas. Jurnal Psikologi, 1-15.

Smart, D., & Sanson, A. (2003). Social competence young adulthood, its nature and antecendents. Family Matters,(64)4-9. Australian Institude of Family Studies.

Sudianto, A. (2007). Hubungan antara kompetensi sosial dengan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang. Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Malang.

Sugiono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulistiono, Y. (2015). Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri peserta

didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun ajaran 2014/2015. Skripsi, sarjana pendidikan Universtas Nusantara PGRI Kediri, Jawa Timur.

Team UMM. (2015). Pedoman Penulisan Skripsi.Malang: UMM Press.

Trifiani, N.R & Margaretha. (2012). Pengaruh gaya kelekatan romantis dewasa (adult romantic attachment style) terhadap kecenderungan untuk melakukan kekerasan dalam pacaran. Jurnal psikologi kepribadian dan sosial, 1,( 02),74, 78-82.

LAMPIRAN 1

Dokumen terkait