Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung kepada responden. Selanjutnya penulis menyajikan saran bagi siswi, guru atau pihak sekolah, orang tua dan peneliti selanjutnya yang dirasa sesuai dengan penelitian ini.
A.Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya aspek yang mempengaruhi persepsi pencitraan ideal terhadap remaja putri di SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung didasari oleh tiga faktor yaitu pengalaman, proses belajar, serta cakrawala dan pengetahuan. Ketiganya merupakan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap persepsi pencitraan remaja putri.
2. Hal yang dapat membuat remaja putri merasa dirinya tidak ideal adalah pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi pada masa kanak-kanak, seperti dicemooh karena memiliki beberapa kekurangan yang dianggap oleh teman-temannya merupakan bahan celaan atau cemoohan. Kedua adalah kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Dalam hal ini remaja putri merasa dirinya tidak memiliki bentuk badan seperti orang lain atau teman-temannya, menganggap dirinya tidak lebih cantik dibandingkan dengan teman-temannya, dan merasa dirinya tidak dapat bergaul dengan teman-temannya sehingga merasa terkucilkan atau merasa tidak istimewa. Keduanya menjadi faktor utama penyebab remaja putri merasa tidak ideal. Keterampilan mengontrol diri dianggap penting bagi seorang remaja putri agar ia mampu menonjolkan atau menunjukan hal yang positif dalam dirinya, dan mengesampingkan hal yang negatif dalam dirinya.
3. Pandangan siswi SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung mengenai remaja putri yang ideal ialah sosok remaja yang memiliki bentuk fisik yang bagus dan menarik. Diantaranya, memiliki tubuh langsing, tinggi, berambut panjang, berkulit putih, dan memiliki gaya hidup yang sehat serta sebagian ada
144
yang mengatakan berhijab merupakan bagian dari keidealan remaja putri. Dengan demikian, ia akan terlihat lebih menarik. Namun ada dua unsur lain yang dianggapnya mampu melengkapi keidealan yang telah dimiki, yakni kecantikan yang berasal dari dalam (inner beauty). Kecantikan yang berasal dari dalam ditunjukan dengan sikap yang santun, cerdas dan berbakat. Maka kesempurnaan seorang wanita yang banyak diidamkan oleh semua wanita akan semakin terlihat sempurna.
B.Saran
1. Siswi
Ditemukan bahwa masih banyak siswi yang masih cenderung berlebihan dalam masalah penampilan karena ingin mengejar keinginan agar terlihat ideal. Maka dari itu, sebaiknya siswi pandai memilih teman yang memiliki pemahaman yang positif mengenai citra ideal yang pantas untuk di adopsi. Hal itu ditujukan agar siswi dapat membentuk citra ideal dengan hal-hal yang wajar. Selain itu, perbanyak bicara (curhat) dengan orang tua, karena walau bagaimana pun keluarga merupakan tempat bagi remaja untuk berbagi suka maupun duka.
2. Guru atau Pihak Sekolah
Sebagai orang tua di dalam lingkungan sekolah, sebaiknya guru lebih menerapkan peraturan yang sekiranya membuat anak segan, khususnya peraturan mengenai pakaian yang dikenakan oleh peserta didik. Selain itu, guru dan sekolah dapat memberikan pembekalan kepribadian yang positif pada peserta didik melalui beberapa kegiatan, seperti keputrian yang didalamnya membahas seputar perempuan baik dalam segi prilaku, kebiasaan, serta beberapa aturan hidup yang harus dijalani oleh seorang perempuan yang baik. Dapat pula mengembangkan pribadi kesundaan pada perempuan, agar menjadi perempuan yang santun, berbudi luhur, serta memiliki kecerdasan intelektual yang baik.
3. Orang Tua
Sebagai lingkungan dasar yang pertama kali dikenal oleh anak, maka orang tua seyogyanya memberikan pendidikan sikap, etika, dan kaidah-kaidah yang baik
145
bagi anaknya. Orang tua memiliki beragam tugas bagi kelangusngan hidup anak-anaknya. Orang tua tidak boleh sampai lengah mengawasi setiap gerak gerik putra putri mereka saat sedang didalam rumah maupun di luar rumah. Maka dari itu orang tua harus memiliki banyak sumber informasi mengenai keberadaan anak. Selain itu, mereka harus memantau perkembangan anak, apa yang sedang anak-anak sukai, dan lain sebagainya. Baiknya, orang tua juga harus mengikuti trend yang sedang banyak diminati oleh anak remaja, agar pemberian aturan dan sanksi dapat disesuaikan tanpa harus mengekang remaja tersebut.
4. Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan mampu memperdalam dan mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan pencitraan ideal remaja putri. Selain itu, sebagai calon pendidik, kita harus mampu memperluas wawasan mengenai fenomena-fenomena yang terjadi di masayrakat. Hal ini akan memberikan referensi yang lebih natural sebagai bahan ajar. Termasuk hal yang berhubungan dengan masalah remaja atau peserta didik yang selama ini jarang diperhatikan. Dengan demikian, alangkah baiknya bila kita mengangkat fenomena sosial sebagai bahan ajar. Hingga akhirnya, peserta didik mampu memahami secara langsung apa yang terjadi dan mampu menemukan solusi.
Daftar Pustaka
Buku:
Abidin, Z. (2007). Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations. Indonesia: PT. Indeks
Ali, M & Asrori, M.(2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Ath-Thurl, H.A. (2007). Mendidik Anak Perempuan di Masa Remaja. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Ardianto, E dan Harun, R. (2012). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Depok: Rajagrafindo Persada
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Boeree, C.G. (2008). Personality Theories Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Jogjakarta: Prismasophie
Cangara, H. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Creswell. (1980). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five
Traditio. California: Thous and Oaks
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Elan. (2005). Upaya Menumbuhkan Keterampilan Sosial. Bandung: UPI
Fudyartanta, K. (2012). Psikologi Kepribadian Paradigma Filosofis, tipologis, Psikodinamik dan Organismik-Holistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gerungan. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama
Gretiani, S dan Suryawan D,S. (2013). Spirit Mien R. Uno Bergaya Sepanjang Usia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Halim. (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta: Bumi Aksara Hermawan, A. (2007). Doktor (HC) Martha Tilaar. Jakarta: Grasindo
Idrus. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama Ismawati, E.(2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Program Studi Pendidikan IPS, Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan
Kunandar. (2012). Langkah Mudah PTK: Sebagai Pengembangan Profe Guru.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Legawa, I.W, dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Edisi 4. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Mar’at. (1982). Sikap Manuisa, Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Maryani, E. (2009). Komplikasi Pendidikan Geografi dalam Konteks IPS. Tanpa nama dan tempat penerbit
Maryani, E.(2011). Media dan Perubahan Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya Moleong, L.J (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Narwoko, J.D & Suyanto, B.(2011). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (third.ed). Bandung: Tarsito
Nazsir, N. (2008). Sosiologi Kajian Lengkap Konsep dan Teori Sosiologi Ilmu Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran
Pareek, U. (1991). Perilaku Manajemen Pedoman ke Arah Pemahaman Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman Persindo
Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Gramedia
Ranjabar. (2008). Perubahan Sosial Dalam Teori Makro. Bandung: Alfabeta Sapriya, dkk. (2008). Konsep dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan
Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
Setiadi, E.M & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gelaja Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana
Serverin, W,J & Tankard, J,W. (2009). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan Di Dalam Media Massa, Edisi Kelima. Jakarta: Kencana Shrum, L.J.(ed). (2010). Psikologi Entertainment. Yogyakarta: Jalasutra
Siagian, S. (1995). Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Gunung Agung
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi, A. (1988). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Soekanto, S.(1970). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto, S.(1984). Teori Sosiologi: Tentang Pribadi dalam Masyarakat. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Soekanto, S & Salaman, O.(1987). Disiplin Hukum dan Disiplin Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers
Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto, S. (2001). Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto, S.(2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soyomukti. (2010). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan
Menuju Analisis Maslah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, dan Kajian-Kajian Strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Toha, M. (1993). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wulansari. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama Young, G.G. (2012). Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta: Think
Zamroni. (2006). Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Skripsi:
Andriani, W.R. (2010). Studi Kasus Tentang Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Manajemen Usaha Kecil Menengah Pada Bina Usaha Mandiri Di Dompet Duafa Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Hartoyo, I.J. (2014). Mengembangkan Keterampilan Greeting, Grooming dan Gesturing Melalui Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS (PTK di Kelas 8 F SMPN 10 Kota Bandung). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Kodariah, Y. (2009). Program Bina Keluarga Remaja Berbasis Gender (Studi Kasus di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Marlina, R. (2009). Kajian Tentang Implikasi Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan Terhadap Perilaku Moral Siswa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Nurhayati. (2007). Studi Tentang Hubungan Kelompok Teman Sebaya Dengan Perilaku Moral Remaja Di SMA Pasundan 8 Bandung (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Ritongga, A. (1998). Hubungan Persepsi Guru SMKN 6 Bandung Tentang Perkembangan IPTEK dengan Motivasi Peningkatan Kompetensi Guru. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Yuningsih, W. (2009). Persepsi Mahasiswa Tentang Perilaku Seksual Bebas di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa FPIPS, FPBS, dan FPOK Angkatan 2005). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia
Disertasi:
Suswandari. (2008). Adaptasi dan Emansipasi Kaum Perempuan Betawi Dalam Merespon Perubahan Sosial. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Muniningrum, R. (2010). Pengaruh Kemandirian Belajar Dalam Pendidikan Jarak Jauh Terhadap Keterampilan Sosial Mahasiswa S1 PGSD. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Jurnal:
Wahab, A. (2003). Tantangan Pembelajaran IPS di Sekolah. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Nomor 20 Tahun XI Januari-Juni. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, hlm. 14-15
Wiriaatmadja, R. (2003). Pembelajaran IPS pada Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Nomor 20 Tahun XI Januari-Juni. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, hlm. 22-28
Internet:
Neng. (2010). Macam-Macam Gaya Hidup. [Online]. Diakses dari