• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3. Kebudayaan Masyarakat Sunda di Kota Medan

2.3.5. Sistem Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sunda (basa). Bahasa Sunda adalah bahasa yang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh etnis Sunda, dan sebagai alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sunda merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas etnis Sunda yang merupakan salah satu etnis dari beberapa Suku yang ada di Indonesia.

Basa (bahasa) Sunda adalah bahasa ibu sebagian besar masyarakat Sunda. Hampir seluruh masyarakat Sunda di Jawa Barat menggunakan bahasa Sunda sebagai media komunikasi formal maupun percakapan sehari-hari. Alfabet Sunda terdiri dari 18 huruf konsonan (h, n, c, r, k, d, t, s, w, l, p, j, y, ny, m, g, b, ng) dan tujuh huruf vokal (a, i, u, e, é, o, eu ). Alfabet ini disebut cacarakan yang biasanya dihafal sambil dinyanyikan.

Bahasa Sunda dikategorikan sebagai bahasa afiksasi di mana posisi kata dalam kalimat dan imbuhan gramatikal sangat berperan dalam menentukan makna (Suwondo, 1978:32)19. Imbuhan-imbuhan yang terdiri dari rarangken hareup (awalan), rarangkén tengah (sisipan), dan rarangkén tukang (akhiran) menentukan arti kata, misalnya kata dasar asih yang diberi rarangken berikut ini: Kata dasar Rarangken (makna), asih diasih (disayang), dipikaasih (disayangi), pangdipikaasih (paling disayang),

pangdipikaasihna (yang tersayang).

19

Dari contoh di atas dapat dilihat bagaimana rarangken berperan menentukan makna kata. Selain rarangken di atas, masih banyak lagi rarangken lainnya dalam bahasa Sunda yang penggunaannya disesuaikan dengan konteksnya. Selain rarangken,

bahasa Sunda pun mengenal undak-usuk basa, yang merupakan stratifikasi bahasa menurut tingkatan-tingkatan tertentu.

Pada dasarnya bahasa Sunda digunakan secara luas di seluruh wilayah Jawa Barat, namun kondisi masyarakat dan perbedaan tingkat evolusi sosial menyebabkan munculnya aksen dan dialek bahasa yang spesifik. Dialek lokal ini kemudian dikenal dengan istilah basa wewengkon( bahasa daerah ), seperti basa wewengkon Banten, wewengkon Cirebon, wewengkon Priangan dan lain-lain. Meskipun demikian, masyarakat Sunda dapat saling berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda yang umum dipakai.

Penelitian dan pengajaran bahasa Sunda telah lama dilakukan. Buku tentang gramatikal basa Sunda karya Coolsman pada tahun 1873 mungkin buku tata bahasa Sunda yang pertama diterbitkan. Buku tersebut kemudian direvisi pada tahun 1904. Buku Coolsman tersebut memicu penelitian lain dari ahli linguistik H.J. Oosting yang kemudian menyusun kamus bahasa Sunda- bahasa Belanda (1884). Kiprah Oosting diteruskan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda yang kemudian menyusun kamus umum bahasa Sunda-bahasa Indonesia (1975, 1980, 2000). Kehidupan sastra Sunda pun telah lama menunjukkan geliatnya. Karangan-karangan R.H. Muhammad Musa yang terbit antara tahun 1860 sampai 1871 merupakan awal gerakan sastra Sunda modern

(Irfas dalam Rosidi, 1966:107)20. Pada saat itu ada stigma bahwa karangan yang bermutu adalah karangan yang berbentuk dangding21.

Masyarakat Sunda yang bermigrasi ke Sumatera Utara, pada dasarnya masih menggunakan bahasa Sunda sebagai media komunikasi antara sesama orang Sunda. Ini dapat dilihat ketika ada orang Sunda yang bertemu dengan orang Sunda lainnya pada saat formal maupun pertemuan biasa, atau ketika acara riung mungpulung (berkumpul dengan saudara) yang rutin diadakan oleh paguyuban, di mana bahasa Sunda menjadi bahasa pengantar formal dan bahasa percakapan informal.

Namun lain dari itu, interaksi sosial masyarakat Sunda dengan etnis lain yang ada di Kota Medan, menjadikan orang Sunda harus menggunakan bahasa yang lebih nasional : bahasa Indonesia. Selain itu, orang Sunda juga mengadaptasi “bahasa Medan”22 yang merupakan ragam bahasa perpaduan antara bahasa-bahasa Melayu, Batak, Jawa, Minang dan lain-lain.

Dalam konteks upacara mapag penganten, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Sunda, baik itu dalam acara ritual maupun dalam percakapan biasa.

Tembang-tembang dan kawih yang dipakai dalam upacara tetap menggunakan bahasa

20

Dalam buku Masa Depan Budaya Daerah: kasus bahasa dan sejarah sunda. Pustaka Jaya 1966. 21

Dangding adalah cara penyajian karya sastra yang dilagukan menurut pupuh tertentu seperti pupuh Sinom, Kinanti, Asmarandana atau Dangdanggula. Setiap pupuh terikat pada aturan guru wilangan yang mengatur jumlah suku kata dalam tiap baris dan jumlah baris dalam setiap bait, dan guru lagu yang menentukan fonem pada akhir suku kata pada setiap barisnya.

22

Keunikan bahasa Medan ini menarik perhatian beberapa pemerhati bahasa di internet yangkemudian bersama-sama menyusun Kamus Bahasa Medan yang dapat diakses di halaman web http://kamus- medan.blogspot.net/.

Sunda yang dapat dipandang sebagai keberlanjutan tradisi dan penguat integritas masyarakat Sunda.

Namun pengaruh bahasa Jawa dalam kehidupan berbahasa masyarakat Sunda sangat jelas tampak sejak akhir abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-19 sebagai dampak pengaruh Mataram memasuki wilayah ini. Pada masa itu fungsi bahasa Sunda sebagai bahasa tulisan di kalangan kaum elit terdesak oleh bahasa Jawa, karena bahasa Jawa dijadikan bahasa resmi dilingkungan pemerintahan. Selain itu tingkatan bahasa atau Undak Usuk Basa dan kosa kata Jawa masuk pula kedalam bahasa Sunda mengikuti pola bahasa Jawa yang disebut Unggah Ungguh Basa.

Sejak tahun 1950-an keluhan demikian semakin keras karena pemakaian bahasa Sunda telah bercampur (direumbeuy) dengan bahasa Indonesia terutama oleh orang- orang Sunda yang menetap di kota-kota besar, seperti Jakarta bahkan Bandung sekalipun. Banyak orang Sunda yang tinggal di kota-kota telah meninggalkan pemakaian bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari di rumah mereka. Walaupun begitu, tetap muncul pula di kalangan orang Sunda yang dengan gigih memperjuangkan keberadaan dan fungsionalisasi bahasa Sunda di tengah-tengah masyarakatnya dalam hal ini Sunda. Dengan semakin banyaknya etnis bangsa lain atau etnis lain yang menetap di tatar Sunda kemudian berbicara dengan Bahasa Sunda dalam pergaulan sehari-harinya.23

23

Dokumen terkait