• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan 1. Pengembangan pembinaan perpustakaan budaya baca dan Uraian kegiatan masing-masing program disajikan pada lampiran

4. SMA/SMK/MA

Jumlah gedung sekolah pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA di tahun 2013 terdapat sebanyak 56 unit, dan bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 55 gedung sekolah, maka terjadi peningkatan gedung sekolah sebanyak 1 unit atau 1,82%. Jumlah gedung sekolah tersebut, bila dibandingkan dengan penduduk pada kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 21.759 orang, maka dihasilkan rasio sebesar 25,74 sekolah untuk menampung per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun. Demikian pula dengan keberadaan guru sebanyak 1.687 orang, dengan jumlah siswa sebanyak 21.196 orang, maka dihasilkan rasio sebesar 795,90 guru yang tersedia untuk melayani per 10.000 orang murid. Hal ini menggambarkan bahwa beban guru masih besar dalam melayani siswa.

Demikian pula dengan gambaran rasio rombongan belajar dan ruang kelas serta rasio siswa dan ruang kelas, disajikan sebagai berikut.

Rasio Rombongan Belajar dan Ruang Kelas

Rasio rombongan belajar dan ruang kelas menggambarkan perbandingan antara jumlah kelas (rombongan belajar) dengan jumlah ruang kelas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan rombongan belajar. Rasio terbaik dicapai bila jumlah rombongan belajar sama dengan jumlah ruang kelas yang tersedia (100%). Bila rasio menunjukkan angka di atas 100% berarti masih terjadinya

double shift

penggunaan ruang kelas, sebaliknya bila di bawah 100% berarti adanya ruang kelas yang tidak dipergunakan sebagai ruang belajar.

Pada tahun 2013 di semua jenjang pendidikan telah terjadi peningkatan pada jumlah ruang kelas dibandingkan tahun sebelumnya, akan tetapi penambahannya masih dibawah peningkatan jumlah rombongan belajar. Untuk jenjang pendidikan SD/MI terjadi kekurangan sebanyak 891 ruang kelas, dan pada jenjang SMP/MTs serta jenjang SM masing-masing terjadi kekurangan sebesar 81 ruang kelas. Hal ini menggambarkan bahwa pada semua jenjang pendidikan rasio rombel dan ruang kelas masih berada diatas 100%, sehingga masih terjadi

double shift

penggunaan ruang kelas.

Rasio Siswa dan Rombongan Belajar

Rasio siswa per rombel menunjukkan jumlah siswa yang ditampung pada

setiap rombongan belajar/kelas. Pada Tabel 4.7. menunjukkan bahwa rata-rata siswa per rombel/kelas pada masing-masing jenjang pendidikan.

0 20 40 60 SD/MI 32 19 16 SMP/MTs 36 32 27 SM/SMK/MA 36 35 42

Rasio Ideal Rasio 2012 Rasio 2013

Gambar 4.3

Rasio Siswa dan Rombongan Belajar Pada Semua Jenjang Pendidikan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2012-2013

Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibidang pendidikan, setiap rombongan belajar pada jenjang SD/MI paling banyak 32 siswa, SMP 36 siswa dan SMA/SMK 36 siswa. Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 di jenjang SD/MI, SMP/MTs dan jenjang SMA telah mendekati SPM, sedangkan pada tahun 2013 terjadi pengurangan jumlah siswa di setiap rombongan belajar pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs, sementara pada jenjang SM/SMK/MA melebihi rasio ideal SPM.

e. Pendidikan Non Formal dan Informal

Selain itu, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menanggulangi angka putus sekolah pada berbagai jenjang pendidikan, maka telah diprogramkan pendidikan non formal dan informal (PNFI), diantaranya melalui jalur pendidikan paket A, B dan C.

Tabel 4.4

Siswa Paket A, B dan C di Kab. Sumbawa (2011-2013) No Tahun

Paket A Paket B Paket C

Siswa Siswa 7-12 Siswa Siswa 13-15 Siswa Siswa 16-18

1. 2011/2012 221 24 1.666 314 716 120

2. 2012/2013 80 12 1.405 204 1.170 158

3. 2013/2014 0 0 1.050 80 1.080 97

f. Angka Melek Huruf

Pendidikan yang dilaksanakan selama ini khususnya melalui jalur non formal lewat program Keaksaraan Fungsional (KF) telah berdampak positif dan signifikan pada pencapaian Kabupaten Sumbawa menurunnya angka buta aksara atau meningkatkan angka melek huruf. Ukuran yang sangat mendasar dari angka melek huruf dapat dilihat dari kemampuan baca tulis penduduk umur 15 tahun keatas. Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka melek huruf di Kabupaten Sumbawa telah mencapai 99,89%.

Adapun keberhasilan yang telah diraih pada tahun 2013 dalam bidang pendidikan diantaranya :

1. Penghargaan Tingkat Nasional, pada Olimpiade Sains SD sebagai Juara Harapan pada mata pelajaran Matematika an. Lauhul Afiat Kahfi dan Irsan Triadi, serta lomba dengan kategori Passing Grade Nasional pada mata pelajaran IPS an. Fathinah Ulfa. Selain itu, prestasi nasional juga diraih oleh siswa an. Yori Sujiarta Utama dari SMAN 1 Sumbawa Besar yang terpilih sebagai Paskibraka Nasional. Demikian pula dengan Lembaga Paud yang masuk sebagai Nominasi 12 Lembaga Paud Terbaik Tingkat Nasional. 2. Untuk penghargaan ditingkat Provinsi, Kabupaten Sumbawa berhasil

menorehkan prestasi, diantaranya : a). Juara I Lomba Gugus TK.

b). Lomba Olimpiade Sains SMA, sebagai Juara I an. Ahmad Suyoko pada mata pelajaran Biologi, Wira Ardiansyah pada mata pelajaran Astronomi, Nathania Islamay Endah Cahyaning pada mata pelajaran Kebumian, Rade Christiawati Sitorus pada mata pelajaran Ekonomi, Sainul Ikhsan pada mata pelajaran IPA (Fisika, Biologi, Kimia) Iklusi dan Urnia Hasanah pada mata pelajaran Karya Ilmiah Iklusi.

c). Lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), berhasil meraih Juara I pada Lomba Catur an. Mifta Hurrizki dan Ogi Septian

Syahputra. Pada cabang Atletik untuk Putra dan Putri meraih Juara I an. Muhammad Amin, Syamsul Amri dan Purti Armi

meraih Juara I an. M. Fauzan dan Septia Yuana Zantia. Demikian pula pada Lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional SMA, berhasil meraih Juara I kategori Pencak Silat di kelas F Putri an. Anggi Karisma Putri. Pada cabang Atletik lari 60 meter putri juga berhasil meraih Juara I an. Sri Astuti. Untuk mata lomba Lompat Jauh Putra dan Lari 100 meter keluar sebagai Juara I dan II Putra an. Rainer Aris To Tandi. d). Lomba Keterampilan Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi, berhasil

meraih juara I pada kategori Industrical Control an. Deri Sudarta,

Sirajuddin pada kategori Nautika Kapal penangkap Ikan dan Diyat Effendi pada kategori Feshery mata lomba Agribisnis Perikanan.

e). Lomba Paskibraka Tingkat Provinsi an.Yori Sujiarta Utama, Putri Deanti Rizki M, dan Sri Windayani, serta Andes Priambodo. demikian juga untuk kategori lainnya berhasil meraih juara II dan juara III.

Berdasarkan pengukuran kinerja program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Sumbawa tahun 2013 yang ditetapkan dalam penetapan kinerja SKPD, maka tingkat keterserapan input (dana) realisasinya mencapai 92,37% dari total belanja yang dianggarkan Dinas Pendidikan Nasional tahun 2013 baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Secara rinci realisasi program dan kegiatan pada penyelenggaraan urusan wajib pendidikan di Kabupaten Sumbawa disajikan pada lampiran.

4.1.2.2. Urusan Wajib Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Sumbawa diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga arah kebijakan dilaksanakan melalui upaya penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, peningkatan status gizi masyarakat serta menurunkan angka kesakitan penyakit menular seperti TBC, DBD, HIV dan AIDS serta Malaria. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa telah melaksanakan berbagai upaya antara lain melalui peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan baik di Kecamatan maupun desa, sehingga akses layanan kesehatan yang

bermutu bagi masyarakat melalui pemerataan dan keterjangkauan dapat terwujud, hal ini ditandai dengan terbangunnya 25 puskesmas (10 unit berstatus

UPT. Puskesmas Perawatan dan 15 UPT Puskesmas Non Perawatan), 42 polindes, dan 93 Puskesmas Pembantu. Untuk puskesmas pembantu dalam

mendukung pelayanan kesehatan diwilayah kecamatan keberadaannya sangat penting yakni, minimal rasio 1 : 3 artinya setiap 1 puskesmas didukung oleh 2-3 puskesmas pembantu. Demikian pula dengan ketersediaan posyandu, pada tahun 2012 dan 2013 terdapat sebanyak 647 posyandu (109 posyandu Pratama, 306 posyandu Madya, 203 posyandu Purnama, dan 30 posyandu Mandiri), bila dibandingkan dengan jumlah posyandu pada tahun 2011 sejumlah 624 posyandu, maka terjadi peningkatan sebesar 23 posyandu (3,69%), hal ini mengindikasikan bahwa berkembangnya posyandu menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan. Berdasarkan jumlah posyandu yang ada, bila dibandingkan dengan jumlah balita di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2013 sebesar 91.649 balita, maka rasio posyandu terhadap

balita sebesar 7,06 artinya dalam setiap 1.000 balita mampu dilayani oleh 7 posyandu.

Untuk keberadaan jumlah tenaga dokter di Kabupaten Sumbawa, baik dokter PNS dan PTT berjumlah 89 orang (53 di Dinas Kesehatan dan 36 di RSUD) dengan rasio 0,21, artinya setiap 1.000 penduduk hanya mampu terlayani oleh 2 dokter, sehingga ketersediaan tenaga dokter masih kurang atau belum mencapai jumlah ideal dibandingkan jumlah penduduk di Kabupaten Sumbawa, akan tetapi dari tahun ke tahun terus dilakukan peningkatan terhadap jumlah tenaga dokter tersebut. Disamping itu keberadaan tenaga paramedis juga menjadi prioritas untuk ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik. Untuk jumlah paramedis di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2013 sebanyak 812 orang (539 di Dinas Kesehatan dan 273 di RSUD).

a. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dalam usia kurang satu tahun tiap 1.000 kelahiran hidup dalam kurun satu tahun. Hal ini tergambar sebagai berikut.

13 11 9 32 0 5 10 15 20 25 30 35 2011 2012 2013 2015 (Target MDG's)

Data yang tersaji merupakan data diluar kelahiran dan kematian bayi di sarana kesehatan swasta