• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi

2.1.1 Defenisi Strategi

Strategi mempunyai pengertian yang banyak dalam kamus bahasa Indonesia, namun yang paling penting sesuai dengan konteks penelitian, maka strategi sendiri memiliki pengertian yaitu; rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (KBBI 2001 : 1092). Kata strategi berasal dari panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.

Edi Suharto (2007) mendefenisikan strategi adalah usaha-usaha menyeluruh yang dirancang untuk menjamin agar perubahan-perubahan yang diusulkan untuk dapat diterima oleh partisipan atau berbagai kalangan yang akan terlibat dan dilibatkan dalam proses perubahan. Atau dengan kata lain, Strategi adalah proses penentuan rencana par berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Seperti halnya Morrisey (1995) juga mendefenisikan strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh organisasi agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu organisasi dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan. Dalam menjalankan aktifitas operasional setiap hari di organisasi, para pemimpin selalu merasa bingung dalam memilih dan menentukan strategi yang tepat karena keadaan yang terus menerus berubah.

Dengan kata lain strategi merupakan cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk menetukan mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari kriteria yang digunakan. Strategi menyebutkan satu persatu penyebab dari hasil antara apa yang dilakukan pelaku dan bagaimana dunia luar menanggapinya. Strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang diinginkan, karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisis stratejik dan statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tepat atau

pasti. diakses pada tanggal 30 Mei

2013 pukul 00.30 wib)

2.1.2 Dimensi Strategi

Berdasarkan pengertiannya diatas dapat dijelaskan bahwa strategi memiliki beberapa dimensi yang perlu diperhitungkan dan diketahui untuk mengurangi dampak elemen ketidakpastian dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi tersebut antara lain :

a. Dimensi Keterlibatan Manajemen Puncak

Keterlibatan manajemen puncak merupakan keharusan, karena hanya pada tingkat manajemen puncak akan tampak segala bentuk implikasi berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal serta eksternal, pada tingkat manajemen puncaklah terdapat cara pandang yang holistik dan menyeluruh. Selain itu, hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan dana, prasarana dan sumber lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan yang telah diputuskan.

b. Dimensi Lingkungan Internal dan Eksternal

Dimensi lingkungan internal dan eksternal adalah suatu kondisi yang sedang dihadapi yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang harus diketahui secara tepat untuk

merumuskan rencana strategi yang berjangka panjang. Dalam kondisi tersebut, manajemen puncak perlu melakukan analisi yang objektif agar dapat menetukan kemampuan organisasi berdasarkan berbagai sumber yang dimiliki.

Dengan demikian, manajemen puncak memahami terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal bagi organisasi dan mampu melakukan berbagai pendekatan juga teknik untuk merumuskan strategi organisasi yang dipimpinnya.

c. Dimensi Konsekuensi Isu Strategi

Dalam mengimplementasikan strategi harus didasarkan pada penempatan organisasi sebagai suatu sistem. Setiap keputusan strategi yang dilakukan harus dapat menjangkau semua komponen atau unsur organisasi, baik arti sumber daya maupun arti satuan-satuan kerja tersebut yang dikenal seperti departemen, divisi, biro, seksi dan sebagainya (Suharto, 2006).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi

Adapun faktor yang menjadi pendukung dalam merumuskan strategi, agar suatu organisasi tetap eksis, tangguh menghadapi perubahan, dan mampu meningkatkan efektivitas serta produktivitas. Faktor-faktor tersebut antara lain, tipe dan struktur organisasi, gaya manajerial, kompleksitas lingkungan eksternal, kompleksitas proses produksi dan hakikat berbagai masalah yang dihadapi.

a. Tipe dan Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefenisikan sebagai lukisan interkasi, aktivitas-aktivitas peranan, hubungan dan hirarki tujuan suatu organisasi.

Tipe dan struktur organisasi yang dipilih untuk digunakan harus berhubungan dengan kepribadian organisasi tersebut, sebab setiap organisasi pasti memiliki kepribadian yang khas.

Dengan demikian, dalam struktur organisasi harus terdapat beberapa unsur antara lain, spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau disentralisasi dalam pengambilan keputusan kerja dan ukuran kerja.

b. Gaya Manajerial (Kepemimpinan)

Dalam teori kepemimpinan dikenal berbagai teologi kepemimpinan antara lain, tipe otokratik, paternalistik, laisez faire, demokratik, dan kharismatik. Namun demikian, tidak ada satupun tipe yang sesuai dan dapat digunakan secara konsisten pada semua jenis dan kondisi organisasi.

c. Kompleksitas Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak dinamis. Gerakan dinamis tersebut berpengaruh pada cara mengelola organisasi dan termasuk dalam merumuskan dan menetapkan strategi. Karena tidak ada organisasi yang dapat membebaskan diri dari dampak lingkungan eksternal, maka dinamika tersebut harus dikenali, dianalisi, diperhitungkan demi mencapai tujuan dan sasasran organisasi.

d. Hakekat masalah yang dihadapi

Strategi merupakan keputusan dasar yang diambil oleh manajemen puncak melalui berbagai analisis dan diperhitungkan terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi. Karena itu keputusan yang diambil oleh manajemen puncak akan menetukan kesinambungan organisasi saat sekarang dan masa depan.

2.1.4 Tahapan Strategi

Penerapan strategi suatu organisasi merupakan suatu proses yang dinamis, agar terjadinya keberlangsungan dalam organisasi. Tahapan tersebut secra garis besar adalah sebgai berikut :

a. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan merupakan suatu proses awal menetapkan strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai yang mempengaryhi kinerja lingkungan dan organisasi.

Secara garis besar analisis suatu organisasi mencakup dua komponen pokok yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Adapun proses ini dikenal dengan analisis SWOT (Streight, Weakness, Oppurtinity, Theats).

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan eksternal suatu organisasi adalah untuk mengidentifikasi peluang (oppurtinity) yang harus segera mendapatkan perhatian serius dan pada saat yang sama organisasi menetukan beberapa kendala ancaman (threats) yang perlu diantisipasi. Hasil analisis SWOT akan menggambarkan kualitas dan kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi generic serta kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.

a. Penetapan Misi dan Tujuan

Setiap organisasi macamnya pasti memiliki misi dan tujuan dari organisasi itu. Misi dan tujuan ini menetukan arah mana yang akan dituju oleh organisasi. Misi menurut pengertiannya adalah suatu maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan sekaligus membedakannya dari organisasi lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis. Tujuan adalah landasan utama untuk menggariskan kebijakan yang ditempuh dan arah tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

b. Perumusan Strategi

Perumusan strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada hakikatnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Strategi

yang ditetapkan tidak dapat lahir begitu saja. Diperlukan suatu proses dalam memilih berbagai strategi yang ada.

Setelah memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi.

Ada beberapa yang penting dalam mengimplementasikan strategi dalam suatu organisasi yakni sebagai berikut :

1. Sajikan citra yang baru.

2. Kurangi konflik dan tangani secara terbuka. 3. Bentuk persekutuan dengan berbagai pihak. 4. Mulai secara kecil-kecilan (Suharto, 2006). 5.

2.1.5 Jenis-Jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.

Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

2. Strategi Intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4. Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan

sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi ata strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

5. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

diakses pada tanggal 30 Mei 2013

Dokumen terkait