• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non random sampling yaitu sampling accidental.

Sampling accidental yaitu suatu metode pemilihan sampel dimana tidak semua individu atau elemen mendapat pelung atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel tergantung dari penulis dan bersifat subyektif.

I. Analisi Data

Untuk menganalisis hipotesis pertama dan kedua, digunakan metode statistik :

Chi Square (X2). Metode analisis ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan dan masa kerja.

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (S. Hadi, 1996:315): 1. Menentukan formulasi hipotesis nol

(

H0

)

dan hipotesis alternatif (Ha).

0

H : P1 = P2… = Pk (=P)

0

H : Tidak ada perbedaan prestasi kerja antara tingkat pendidikan / masa kerja.

a

H : P1 = P2 … Pk ( P)

a

H : Ada perbedaan prestasi kerja antara perbedaan tingkat pendidikan / masa kerja.

2. Memilih level kepercayaan

3. Taraf Signifikasi

Taraf signifikasi adalah 5%, nilai kritis (Df) Df = (k-1)(b-1)

Dimana : K = Kategori pengamatan kolom. B = Kategori pengamatan baris.

4. Kriteria pengujian

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

H0 diterima apabila X2 X2 ( ; (b-1) (k-1)) H0 ditolak apabila X2 > X2 ( ; (b-1)(k-1))

5. Perhitungan Chi Square (X2)

( )

Fh fh f x = 2 2 0

Dimana : X2 = Chi Square

F0 = frekuensi yang diobservasi (tingkat pendidikan / masa kerja) Fh = frekuensi yang diharapkan (prestasi kerja)

Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (Fh) digunakan rumus :

seluruhnya jumlah baris jumlah x kolom jumlah Fh= 6. kesimpulan

Setelah melalui tahap-tahap perhitungan diatas, maka diketahui nilai Chi Square

(X2) dari sampel yang diambil, kemudian dibandingkan dengan nilai kritis dari tabel. Apabila dari perhitungan ternyata nilai Chi Square (X2) lebih besar dari nilai

kritik Chi Square (X2) yang tertera dalam tabel, maka kesimpulan kita adalah bahwa ada perbedaan antara f0 (frekuensi yang diobservasi) dengan fh (frekuensi yang diharapkan). Ini berarti H0 ditolak

Atau H0 ditolak apanila:

(

1; 1

)

2

2 > X bkX tab

Apabila dari perhitungan ternyata nilai Chi Square (X2) lebih kecil atau sama dengan nilai kritik Chi Square (X2) dalam tabel, maka kesimpulan kita adalah tidak ada perbedaan antara f0 (frekuensi yang diobservasi) dengan fh (frekuensi yang diharapkan), ini berarti H0 diterima.

Atau H0 diterima apabila :

(

1; 1

)

2

2X bkX tab

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan 1. Profile PT. INCO

PT. INCO (PT. International Nickel Indonesia, Tbk) adalah merupakan salah satu produsen utama nickel di dunia. Nickel adalah logam serbaguna yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari tiga dekade sejak kontrak karya ditandatangani dengan Pemerintah Repoblik Indonesia pada tahun 1968, perseroan telah menyediakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan, memperlihatkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat dimana perusahaan beroperasi, memberikan keuntungan bagi para pemegang saham dan memberi sumbangan yang positif kepada ekonomi Indonesia.

PT. INCO menghasilkan nickel dalam matte, yaitu produk setengah jadi, dari biji laterik dari fasilitas pertambangan dan pengelolaan yang terpadu dekat sorowako, Sulawesi Selatan. Keseluruhan produksinya dijual dalam Dollar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak jangka panjang untuk dimurnikan di Jepang.

Daya saing PT. INCO terletak pada cadangan biji pada jumlah besar, tenaga kerja yang terampil dan terlatih baik, listrik tenaga air yang berbiaya rendah, fasilitas produksi yang modern sesuai dengan perkembangan teknologi dan pasar yang terjamin untuk produknya.

Saham perusahaan sebanyak 58,7 persen dimiliki oleh INCO Limited Kanada, salah satu produsen terkemuka di dunia dan 20,1 persen oleh Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., Jepang , sebuah perusahaan tambang dan peleburan yang utama. Disamping itu, 20,0 persen saham PT. INCO dimiliki oleh pemegang saham publik dan sisanya oleh empat perusahaan Jepang lainnya.

2. Kontrak karya

Bekerjasama dengan perusahaan pertambangan berkelas-dunia yang berpengalaman yang memiliki reputasi integritas tinggi, yaitu Inco Limited, Canada, dengan mitra usaha yang terpercaya dari Jepang, PT Inco berdiri sebagai anak perusahaan yang menjalankan operasinya berdasarkan Kontrak Karya. Kontrak Karya adalah sebuah perjanjian internasional yang mengikat para pihak terkait, yaitu Pemerintah Republik Indonesia dan PT Inco. Untuk mengelola pertambangan nikel di kawasan Kontrak Karya.

Wilayah kontrak karya : Area danau, Bahudopi, Lingke, Bulubalang, Latao, Suasua, Paopao, Pomalaa, Torobulu, Malapulu, Kolonodale, Matarape, Lasolo yang total luasnya : 218.528,99 Ha

Untuk menjamin lingkungan bisnis yang stabil hingga ke abad mendatang, Kontrak Karya yang ada telah diperpanjang hingga ke tahun 2025.

a. 25 Juli 1968

PT Inco didirikan berdasarkan ketentuan Hukum Indonesia dalam bidang Penanaman Modal Asing, No.1, tahun 1967.

b. 26 Juli 1968

Kontrak karya ditandatangani dan berlaku 30 tahun sejak produksi komersil 1 April 1978 sampai 31 Maret 2008.

c. 15 Januari 1996

Perubahan dan perpanjangan kontrak karya ditandatangani dan berlaku 30 tahun mulai tanggal 29 Desember 1955 sampai 28 Desember 2025.

3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan.

Visi

PT Inco ingin tetap menjadi pemimpin di antara perusahaan multinasional di Indonesia dengan secara konsisten memberikan hasil investasi yang tinggi sekaligus taat pada nilai-nilai korporasi yang kuat.

Mewujudkan visi perusahaan dengan cara memberi kesempatan kepada setiap karyawan untuk menggapai potensi optimal karirnya dan mencapai prestasi yang tinggi untuk Perusahaan.

Perusahaan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memberikan lingkungan kerja yang aman, sehat dan menarik yang dapat memaksimalkan kesempatan untuk meningkatkan keberhasilan PT Inco sebagai penghasil nikel berkualitas.

Perusahaan senang untuk mempromosikan tanggungjawab lingkungan dan mengedepankan pengembangan masyarakat sekitar.

Misi

PT. INCO akan tumbuh secara menguntungkan sebagai penghasil nickel primer yang dapat diandalkan dan berbiaya terendah di dunia.

Perusahaan memiliki komitmen kepada : a. Karyawan

Dengan memastikan bahwa tempat kerja mereka aman, sehat, dan memberi imbalan yang baik.

b. Pelanggan

Dengan memenuhi kewajiban perusahaan yang berkenaan dengan mutu, biaya dan pengiriman dari pengolahan dan produk perusahaan.

c. Penanam modal (Investor)

Melalui sasaran kami terhadap pertumbuhan keuntungan yang berkesinambungan dan jangka panjang.

Tujuan

Tujuan perusahaan :

Memberikan keuntungan yang berkesinambungan dan kompetitif bagi pemegang saham melalui kegiatan produksi nikel yang menguntungkan. Mengoperasikan lingkungan kerja yang aman dan sehat mencerminkan pemeliharaan lingkungan yang bertanggungjawab.

Secara aktif berkomunikasi dengan para pihak, termasuk pemegang saham, karyawan, masyarakat sekitar, pemerintah, pelanggan dan pemasok, untuk memastikan hubungan baik yang berkelanjutan.

4. Kronologi perkembangan PT.INCO

Adapun kronologi perkembangan PT. INCO sebagai berikut: a) Tahun 1901

Bijih nikel mula-mula ditemukan oleh seorang Belanda bernama Kruyt pada saat meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek, Sulawesi .

b) Tahun 1937

Seorang ahli geologi INCO LIMITED bernama Flat Elves diundang oleh sebuah perusahaan eksplorasi Belanda untuk melanjutkan studi endapan nikel laterit di Sulawesi . Ia mengunjungi Sorowako.

c) Tahun 1966

Survei geologi yang komprehensif atas endapan di pulau Sulawesi dilakukan oleh Pemerintah Indonesia .

d) Tahun 1967

Pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia untuk mengajukan proposal bagi eksplorasi dan pengembangan endapan mineral di pulau Sulawesi .

INCO LIMITED mengirim tim ahli geologi ke Sulawesi untuk mengumpulkan data dan menjelaskan kemampuan-kemampuan INCO.

e) Tahun 1968

Pada bulan Januari, INCO terpilih dari enam perusahaan untuk merundingkan sebuah Kontrak Karya.

25 Juli, Akta Pendirian disahkan dan didaftarkan. Sebuah perusahaan baru, PT Internasional Nickel Indonesia (PT INCO) berdiri secara resmi.

27 Juli, Kontrak Karya ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan PT INCO.

Kegiatan eksplorasi berskala penuh dimulai segera setelah penandatanganan Kontrak Karya. Daerah eksplorasi mula-mula seluas 6,6 juta hektar yang mencakup beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Tes pemboran di daerah Pomalaa merupakan awal alih teknologi yaitu ketika ahli-ahli geologi dari INCO LIMITED mulai mendidik rekan-rekan kerjanya dari Indonesia , cara sistematis mengambil contoh endapan laterit dan menganalisanya.

f) Tahun 1970

Contoh bijih dari Sulawesi dalam jumlah besar pertama sebanyak 50 ton dikirim ke fasilitas riset INCO Kanada di Port Colborne, Ontario. Sebuah pabrik Pereduksi-Pelebur baru dalam skala kecil menunjukkan bahwa bahan dari Sorowako dapat diolah dengan hasil yang memuaskan.

g) Tahun 1971

Eksplorasi yang dilakukan telah cukup membuktikan bahwa endapan laterit di sekitar Sorowako mampu mendukung pabrik nikel yang besar.

h) Tahun 1973

Pembangunan satu unit jaringan pengolahan pyrometalurgi mulai dilakukan di kawasan Sorowako.

i) Tahun 1974

Sebagai reaksi atas lonjakan harga minyak yang pertama, maka diambillah keputusan untuk mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Ukuran pabrik peleburan ditingkatkan tiga kali untuk mengurangi biaya per unit dan mengimbangi kapasitas PLTA tersebut.

j) Tahun 1976

10.000 tenaga kerja Indonesia dan 1.000 tenaga asing dipekerjakan membangun fasilitas-fasilitas pengolahan nikel dan pembangkit tenaga, bersama dengan jalan-jalan, perkotaan, pelabuhan, lapangan udara serta sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan.

k) Tahun 1977

31 Maret, Presiden Soeharto mengunjungi Sorowako dan meresmikan fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan nikel.

l) Tahun 1978

1 April, PT INCO mulai berproduksi secara komersial. m) Tahun 1988

INCO LIMITED menjual 20 persen dari saham PT INCO yang dimilikinya kepada Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., dari Jepang.

n) Tahun 1990

16 Mei, INCO LIMITED menjual 20 persen dari saham PT INCO yang dimilikinya kepada publik dan dicatatkan pada bursa-bursa efek di Indonesia. INCO LIMITED tetap memiliki 58,19 persen saham PT INCO.

o) Tahun 2000

PT INCO meningkatkan produksi 30 persen menjadi 130,5 juta pon nikel dalam matte, sejalan dengan rencana Perseroan untuk mencapai kapasitas yang diperluas sebesar 150 juta pon produksi per tahun.

PT INCO menyelesaikan penelitian dan rekayasa atas presipitator elektrostatis Tanur Pengering No.2 yang dirancang untuk mengurangi keseluruhan emisi debu pabrik lebih dari 40 persen.

14 Desember, penanda-tanganan Kesepakatan Kerja Bersama untuk masa dua tahun dengan Serikat Pekerja, di Sorowako.

p) Tahun 2003 - 2004

Tahun 2003, PT Inco membangun daerah penambangan baru di Petea (sebelah Timur Danau Matano, berdekatan dengan wilayah timur penambangan bijih (ore body PT Inco)

Petea memiliki 5 juta ton cadangan mineral terbukti dengan kualitas 1,81% nikel dan 24 juta ton cadangan mineral terduga dengan kualitas 1,78% nikel Investasi yang dialokasikan sebesar US$11.8 juta

Bulan Februari 2003, PT Inco menandatangani perjanjian dengan PT Aneka Tambang (Antam) untuk bersama-sama membangun daerah kontrak di Sulawesi Tenggara. PT Inco akan menambang bijih saprolitik di wilayah timur Pomalaa, sementara Antam akan melakukan proses peleburan (smelting).PT Inco berencana untuk mulai mengirim bijih dari Pomalaa ke tempat peleburan Antam pada pertengahan tahun 2005.

Pada tahun 2004, PT Inco memulai kegiatan pengeboran di Bahodopi dan Pomalaa, dan uji coba penambangan bijih di Petea

Pada tahun 2004, PT Inco melakukan tahap pertama dari rencana optimalisasi besar-besaran yang direncanakan akan menelan biaya US$275-580 juta dengan membangun bendungan ketiga di Karebbe, Sungai Larona, untuk meningkatkan kapasitas listrik tenaga air dari 275 MW ke 365 MW

q) Tahun 2005

Berhasil memasang teknologi Bag House System di Tanur Listrik No. #4. Alat ini mampu mengurangi emisi debu tanur listrik hingga berada di bawah ambang batas ketentuan pemerintah.

Direncanakan tahun 2008 semua tanur listrik akan dilengkapi dengan alat ini

Dokumen terkait