• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Teknis Penyusunan APBD

Dalam menyusun APBD Tahun Anggaran 2021, Pemerintah Daerah dan DPRD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam proses penyusunan APBD, Bupati dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah dan terdiri atas Pejabat Perencana Daerah, PPKD, dan pejabat pada SKPD lain sesuai dengan kebutuhan.

TAPD mempunyai tugas :

a) membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah;

b) menyusun dan membahas rancangan KUA dan rancangan perubahan KUA;

c) menyusun dan membahas rancangan PPAS dan rancangan perubahan PPAS;

d) melakukan verifikasi RKA SKPD;

e) membahas rancangan APBD, rancangan perubahan APBD, dan rancangan pertanggungjawaban APBD;

f) membahas hasil evaluasi APBD , perubahan APBD, dan Pertanggungjawaban APBD;

g) melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD dan rancangan perubahan DPA SKPD;

h) menyiapkan surat edaran Bupati tentang pedoman penyusunan RKA;dan

i) melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Selanjutnya, dalam melaksnakan

tugasnya TAPD dapat melibatkan instansi lain sesuai dengan kebutuhan.

2. Bupati dan DPRD wajib menyetujui bersama Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2021 paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran 2021.

3. Berdasarkan KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama antara Bupati dan DPRD, Bupati menerbitkan surat edaran tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD yang disiapkan oleh TAPD.

RKA-SKPD memuat rencana pendapatan dan belanja untuk tahun yang direncanakan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya, sedangkan RKA-SKPD selaku SKPKD memuat rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk tahun yang direncanakan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

4. Penyusunan rancangan KUA dan PPAS serta rancangan APBD menggunakan klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah. Penyusunan rancangan KUA dan PPAS serta rancangan APBD dimaksud dilaksanakan secara elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintah Daerah.

5. RKA-SKPD memuat rincian anggaran pendapatan, rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD (gaji pokok dan tunjangan pegawai, tambahan penghasilan, khusus pada Sekretariat DPRD dianggarkan juga Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD), rincian anggaran belanja langsung menurut program dan kegiatan SKPD.

6. RKA-PPKD memuat rincian pendapatan yang berasal dari pendapatan dana transfer dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah, belanja tidak langsung terdiri dari belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, rincian penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

7. RKA-SKPD dan RKA-PPKD digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD/Perubahan APBD dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD/Perubahan APBD yang memuat informasi :

a) Urusan pemerintah daerah; b) Organisasi;

c) Standar harga satuan;

d) RKBMD;dan

e) Kinerja yang akan dicapai dari program, kegiatan dan sub kegiatan.

Dalam hal terjadi perubahan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK), dalam masa transisi penyusunan RKA-SKPD, disusun oleh TAPD atau TAPD menunjuk SKPD terkait.

8. Dalam rangka mengantisipasi pengeluaran untuk keperluan pendanaan keadaan darurat dan keperluan mendesak, Pemerintah Daerah harus mencantumkan kriteria belanja untuk keadaan darurat dan keperluan mendesak dalam Peraturan Daerah tentang APBD/Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 69 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. Dalam rangka peningkatan kualitas penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah, untuk menjamin konsistensi dan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran agar menghasilkan APBD yang berkualitas serta menjamin kepatuhan terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan penganggaran, Bupati harus menugaskan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sebagai quality assurance untuk melakukan review atas RKPD/Perubahan RKPD, Renja/Perubahan Renja SKPD, KUA-PPAS/Perubahaan KUA-Perubahaan PPAS , RKA-SKPD/RKA-SKPD Perubahan dan RKA-PPKD/RKA-PPKD Perubahan.

10. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas APBD, Pemerintah Daerah agar mengembangkan substansi Lampiran I Ringkasan Penjabaran APBD yang semula hanya diuraikan sampai dengan ringkasan jenis pendapatan, belanja dan pembiayaan menjadi sampai dengan ringkasan obyek dan rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan.

11. Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak mengambil persetujuan bersama dalam waktu 60 (enam puluh) hari kerja sejak disampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD oleh Kepala Daerah kepada DPRD, Kepala Daerah menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang APBD untuk mendapatkan pengesahan dari Gubernur sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 312 dan Pasal 313 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015. Rancangan Peraturan Kepala Daerah dimaksud dapat ditetapkan setelah memperoleh pengesahan Gubernur.

12. Dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 Pemerintah Daerah dilarang untuk menganggarkan kegiatan pada kelompok belanja langsung dan jenis belanja bantuan keuangan yang bersifat khusus kepada Pemerintah Desa pada kelompok belanja tidak langsung, apabila dari aspek waktu dan tahapan pelaksanaan kegiatan serta bantuan keuangan yang bersifat khusus tersebut diperkirakan tidak selesai sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2021.

13. Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan perubahan APBD harus dilakukan evaluasi oleh Gubernur Jawa Timur sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Badan Anggaran DPRD bersama-sama TAPD harus melakukan penyempurnaan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Perubahan APBD berdasarkan hasil evaluasi paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah hasil evaluasi Gubernur Jawa Timur diterima oleh Bupati.

Hasil penyempurnaan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Pimpinan DPRD dan menjadi dasar penetapan Peraturan Daerah tentang APBD atau perubahan APBD. Keputusan Pimpinan DPRD tersebut bersifat final dan dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya.

13. Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) Tahun Anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:

a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;

b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja;

c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;

d. keadaan darurat; dan e. keadaan luar biasa.

14. Dalam rangka percepatan penetapan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021, proses pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 dapat dilakukan segera setelah penyampaian laporan realisasi semester pertama, namun persetujuan bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021dimaksud dilakukan setelah persetujuan bersama atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2020 ditandatangani.

15. Dalam rangka percepatan kegiatan konstruksi gedung khususnya yang membutuhkan anggaran lebih dari 5 milyar agar melampirkan seluruh Dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan pembangunan konstruksi.