• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Pengeluaran Pemerintah

Dalam dokumen ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA (Halaman 40-45)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .1 Definisi Kesehatan .1 Definisi Kesehatan

2.1.5 Teori Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu bentuk intervensi atau campur tangan pemerintah dalam menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta serta menjamin distribusi kekayaan yang adil. Pengeluaran pemerintah pada dasarnya untuk mendukung kelancaran tugas umum pemerintahan dan kegiatan operasional pemerintahan. Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan kebijakan tersebut (Mangkoesoebroto, 2008:169). Secara umum fungsi pengeluaran pemerintah terbagi atas:

1. Fungsi alokasi yaitu menyediakan barang dan jasa publik

2. Fungsi distribusi yaitu untuk distribusi kekayaan contoh : BLT, jamkesmas dan beasiswa bidikmisi

3. Fungsi stabilisasi yaitu bertujuan untuk menstabilkan kondisi dalam negeri contoh : subsidi BBM dan raskin.

2.1.5.1 Pengeluaran Pemerintah Secara Makro

Menurut Teori Keynes Persamaan keseimbangan pendapatan nasional menurut Keynes adalah Y= C+I+G+Nx. Dimana (Y) merupakan pendapatan nasional, (C) merupakan pengeluaran konsumsi, (G) adalah Pengeluaran pemerintah dan (Nx) adalah net ekspor dimana impor dikurangi ekspor. Dengan membandingkan nilai (G) terhadap (Y) serta mengamati dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam pembentukan pendapatan nasional. Menurut Keynes, untuk menghindari timbulnya stagnasi dalam perekonomian, pemerintah berupaya untuk meningkatkan jumlah pengeluaran pemerintah (G) dengan tingkat yang lebih tinggi dari pendapatan nasional, sehingga dapat mengimbangi kecenderungan mengkonsumsi (C) dalam perekonomian. Dengan ini, dapat dianalisis seberapa penting peranan pemerintah dalam perekonomian nasional.

Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan kegiatan-kegiatan yang kongkrit berupa penggunaan barang-barang dan jasa atau sumber ekonomi (Boediono, 1995:50). Pengeluaran pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan menjadi dua, yang pertama yaitu pengeluaran pemerintah atau konsumsi pemerintah yang lebih dikenal dengan pengeluaran rutin, dan yang kedua adalah investasi pemerintah atau pengeluaran pembangunan (Sukirno, 2000:38). Pengeluaran rutin yaitu pembelian barang dan jasa yang akan dikonsumsi, seperti membayar gaji pegawai negeri sipil (PNS), membeli alat-alat kantor dan bensin untuk kedaraan pemerintahan sedangkan pengeluaran pembangunan meliputi pengeluaran untuk membangun sarana dan prasana publik seperti rumah sakit,

sekolah, jalan raya dan sebagainya. Pengeluaran rutin tidak hanya digunakan untuk pembiayaan aparatur pemerintah tetapi juga untuk mendanai pengeluaran subsidi kepada daerah, membantu pemerintah daerah, membiayai kegiatan operasional pemerintah dan pelaksanaan program-program pemerintah yang dilakukan di daerah. Pengeluaran pemerintah untuk pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai proyek di setiap sektor yang terdiri dari sektor industri, pertanian dan kehutanan, tenaga kerja, transportasi, pertambangan dan energi, pendidikan, kebudayaan nasional, kepercayaan terhadap Tuhan YME, pemuda dan olahraga, kependudukan dan keluarga sejahtera, kesehatan, kesejahteraan sosial, peranan wanita, anak dan remaja, hukum dan sektor lainnya (Sukirno, 2000:38)

Pemerintah Indonesia biasanya merencanakan pengeluaran jauh lebih dulu dalam daftar anggaran yang dikeluarkan setiap tahunnya yang disebut Anggaran Perencanaan Belanja Negara (APBN). Terdapat tiga instrumen alokasi anggaran pemerintah yaitu (1) subsidi langsung atatu subsidi individu yang ditargetkan pada rumah tangga berpendapatan rendah, (2) subsidi harga, subsidi komoditi yang digunakan oleh rumah tangga terutama untuk kebutuhan pokok, dan (3) pengeluaran langsung pemerintah terhadap pelayanan publik dan infrastruktur terutama dalam kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan (Tambunan, 2000:45). Dalam berbagai sektor pengeluaran langsung pemerintah terhadap pelayanan publik, yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan modal manusia sebagai investasi yang akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang adalah pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan dan kesehatan.

2.1.5.2 Model Pembangunan tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Model ini dikembangkan Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan atas (Mangkoesoebroto, 2008:170):

1. Tahap awal pembangunan ekonomi dimana pengeluaran pemerintah besar karena pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana seperti pendidikan, kesehatan dan transportasi

2. Tahap menengah pembangunan ekonomi investasi pemerintah tetap diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi namun investasi swasta juga semakin membesar

3. Tahap ekonomi lanjut pengeluaran pemerintah beralih dari meyediakan prasarana menjadi pengeluaran – pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti program jaminan hari tua dan program pelayanan kesehatan masyarakat 2.1.5.3 Teori Musgrave dan Rostow

Model ini diperkenalkan dan dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal terjadinya perkembangan ekonomi, presentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar karena pemerintah harus menyediakan fasilitas dan pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, transportasi. Pada tahap menengah terjadinya pembangunan ekonomi, investasi pemerintah masih diperlukan untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat semakin meningkat, tetapi pada tahap ini peranan investasi swasta juga semakin

besar. Sebenarnya peranan pemerintah juga tidak kalah besar dengan peranan swasta. Semakin besarnya peranan swasta juga banyak menimbulkan kegagalan pasar yang terjadi. Pada tingkat ekonomi selanjutnya, Rostow mengatakan bahwa aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat (Mangkoesoebroto, 1993:170).

2.1.5.4 Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Menurut Mahmudi (2007) dalam Widodo, Waridin dan Joanna (2011), pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan kententuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pelayanan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh pemerintah meliputi kesehatan dan pendidikan dasar yaitu:

1. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, oleh karena itu kesehatan adalah hak bagi setiap warga penduduk yang dilindungi Undang -Undang Dasar. Perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai penduduk yang sejahtera (welfare society). Tingkat kesehatan penduduk sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan penduduk, karena tingkat kesehatan memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan. Sementara itu, kemiskinan terkait dengan tingkat kesejahteraan. Oleh karena kesehatan

merupakan faktor utama kesejahteraan penduduk yang hendak diwujudkan pemerintah, maka kesehatan harus menjadi perhatian utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik.

Dalam dokumen ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA (Halaman 40-45)

Dokumen terkait