• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH SKOR KELOMPOK

A. KONSEP PASAR FAKTOR PRODUKS

2. Teori Sewa Tanah

Seperti telah disinggung sebelumnya, para pengguna tanah harus membayar sewa tanah kepada pemilik tanah sebagai ganti rugi atas penggunaan tanah tersebut dalam proses produksi. Ada beberapa teori yang membahas mengapa bsewa tanah perlu dibayar.

a.Teori Perbedaan Kesuburan

Salah seorang ekonom penganutaliran klasik, Dahvid Ricardo, berpendapat bahwa sewa tanah dibayar karena adanya perbedaan kesuburan. Pengguna tanah yang subur dengan hasil yang melimpah sudah sewajarnya membayar sewa. Sedangkan untuk pengelola tanah yang tidak subur tidak perlu membayar sewa karena hanya mendapatkan hasil sedikit.

Ahli ekonomi aliran klasik yang lain, Von Thunen, menambahkan bahwa sewa tanah juga dibayar karena adanya perbedaan lokasi atau letak.von Thunen mengambil dua contoh dua lahan pertanian yang sama- sama subur , maka penggunaan kedua bidang tanah untuk hal yang sama

transportasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tanah yang lokasinya di dekat pasar. Sehingga menurut Von Thunen, hanya tanah yang lokasinya dekat dengan pasar yang harus membayar sewa.

b. Teori Sewa Sesuai Hukum Permintaan dan Penawaran

Tanah merupaka faktor produksi yang sanagt penting.permintaan tanah yang terus meningkat sementara penawaran tidak mengalami peningkatan mengakibatkan naikya harga sewa tanah. Akibatnya, sewa tanah dibayar bukan lagi karena kesuburannya, tetapi lebih ditekankan kepada keperluan akan tanah tersebut. Besarnya jumlah sewa yang harus dibayar dipengaruhi oleh penggunaan tanah. Jika tanah tersebut digunakan untuk poembudidayaan tanaman ekspor, maka sewa tanah umumnya naik, karena harga barang ekspor umunya tinggi. Jadi, sewa tanah tergantung dari peruntukan, hasil yang didapat, serta interaksi permintaan penawaran.

C.FAKTOR PRODUKSI TENAGA KERJA

Kegiatan perekonomian apapun tidak akan terlaksana tanpa adanyatenaga kerja. Mulai dari kegiatan produksi sederhana seperti membuat makanan untuk jajanan pasar, hingga kegiatan produksi berteknologi tinggi, seperti industri pesawat terbang, semuanya menggunakan tenmaga kerja. Tenaga kerja(labor) sebagai salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting. Setiap proses prosuksi membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan, keahlian, dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Walaupun penggunaan sebagian tenaga kerja dapat digantikan oloh mesin, tetapi tidak semua proses produksi dapat digantikan oleh mesin atau alat teknologi lainnya.

Tenaga kerja didefiniskan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai keinginan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan, pada tingkat gaji atau upah tertentu dalam rentang waktu tertentu. Setiap tenaga kerja bekerja memperoleh bals jasa berupa upah atau gaji, yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan pembentukan harga pada faktor produksi tenaga kerja dan beberapa teori dalam pemberian upah.

1. Pembentukan Upah pada Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Monopoli

Penentuan tingkat upah pada pasar tenaga kerja di pasarpersaingan sempurna ditentukan oleh kekuatantarik menarik antara permintaan dan penawaran akan tenaga kerja. Jika permintaan tenaga kerja meningkat, sementara penawaran tetap, maka tingkat upah akan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kesempatan bagi pencari kerja untuk memilih lapangan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginannya. Artinya, pada posisi ini, tenaga kerja memiliki posisi tawar untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai. Sebaliknya, jika penawaran tenaga

melebihi kebutuhan. Artinya,pada saat ini, pengusaha justru berada pada posisi tawar menawar yang kuat, sehingga ada kesempatan bagi pengusaha untuk menerima palamar yang mau digaji rendah.

D adalah kurva permintaan terhadap tenaga kerja, dan S adalah kurva penawaran tenaga kerja. Kondisi keseimbnagan (ekuilbrium) ditunjukkan oleh titik E, dimana tingkat tenaga kerja yang terpakai adalah OQ, dengan tingkat upah OP. Anggap sekarang permintaan tenaga kerja meningkat, tetapi penawaran tetap. Bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat upah? Peningkatan permintaan ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan dari D ke D1 yang berpotongan dengan kurva penawaran S pada titik E1.

Keseimbangan setelah terjadinyapeningkatan permintaan tenaga kerja ada pada titik E1, di mana jumlah tenaga kerja terpakai adalah OQ1, dengan

tingkat upah yang baru sebesar OP1.

Sekarang, bagaimana jika yang terjadi adalah permintaan tenaga kerja tetap tetapi penawaran bertambah?

Tingkat upah OP dan jumlah tenaga kerja terpakai OQ. Peningkatan penawaran digambarkan oleh pergeseran kurva penawaran dari S ke S1.

Akibatnya titik keseimbangan baru berada pada E1. Tingkat upah turun dari

OP menjadi OP1, dan tingkat tenaga kerja terpakai meningkat menjadi OQ1.

Pada pasar monopoli, interaksi antara kurva permintaan dan penawaran tidak ada karena tingkat upah sudah ditentukan. Jadi, sebesar apapun peningkatan permintaan tenaga kerja, tidak akan menaikkan tingkat upah. Tingkat upah yang telah ditetapkan ditunjukkan oleh garis PP. Peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja yang ditunjukkan oleh Q, Q1, dan Q2 tidak

memberi pengaruh apa-apa terhadap tingkat upah OP. 2. Teori Pemberian Upah

Upah merupakan pembayaran sejumlah uang kepada tenaga kerja sebagai balas jasa atas penggunaan tenaga, keahlian, dan keterampilan, atau pendidikan yang berbeda, akan menghasilkan upah yang berbeda pula. Topik berikut akan mengemukakan beberapa teori yang membahas dasar- dasar pemberian upah.

a. Teori upah alam

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi klasik, David Ricardo, yang berpendapat bahwa upah di masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu upah alami dan upah atas kekuatan permintaan dan penawaran atau upah pasar, yang saling mempengaruhi. Upah alami adalah upah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan keluarganya sehari-hari. Secara kasar bisa dikatakan bahwa upah alami ini adalah upah untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Karenanya, kesejahteraan hidup tenaga kerja tidak terjamin sehingga mengakibatkan buruknya kualitas kesehatan. Secara tidak langsung, hal ini akan mengakibatkan

Tingginya permintaan tenaga kerja dibandingkan dengan penawaran akan mengakibatkan kenaikan upah. Upah inilah yang disebut sebagai upah

pasar , yaitu upah yang terjadi karena kekuatan tarik-menarik antara

permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar. Pada gilirannya, upah ini akan memperbaiki kualitas gizi tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan, dan kesehatan. Dengan demikian, jumlah tenaga kerja akan meningkat, sementara permintaan terhadap tenaga kerja tetap. Kondisi ini akan memaksa tingkat upah untuk turun kembali, demikianlah terjadi terus- menerus sehingga tingkat upah berkisar pada upah alami dan upah pasar. b. Teori upah besi

Teori ini dikemukakan oleh Ferdinand Lasalle, salah seorang ahli ekonomi dari mazhab sosialis. Ia mengasumsikan bahwa pengusaha berada pada posisi yang kuat, dan ingin memaksimalkan keuntungannya, sementara buruh berada pada posisi yang lemah, atau tidak mempunyai kekuatan tawar-menawar sama sekali. Posisi buruh yang lemah ini membuat mereka harus pasrah pada nasib, dan bersedia menerima upah pada tingkat serendah apapun demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Itulah sebabnya mengapa teori upah ini dinamakan upah besi, karena upah yang diterima buruh benar-benar hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal hidupnya.

c. Teori upah menurut kesusilaan

Bertolak belakang dengan teori upah besi, teori upah menurut kesusilaan berpendapat bahwa pembayaran upah harus didasarkan atas pertimbangan kemanusiaan. Setiap orang mempunyai hak untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan wajar, sehingga tidaklah pantas apabila upah yang dibayarkan kepada mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal. Untuk itu, selain pembayaran upah, perlu juga dibayarkan tunjangan-tunjangan lain seperti tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, dan tunjangan pendidikan. Teori ini dikemukakan oleh rohaniawan-rohaniawan Katolik dan Protestan.

d. Teori diskriminasi upah

Pada teori diskriminasi upah, terjadi pembedaan tingkat upah yang dibayarkan pada setiap tenaga kerja, meskipun mereka melakukan satu jenis pekerjaan yang sama. Teori ini membedakan tingkat upah tersebut dengan alasan adanya perbedaan pada sifat pekerjaan, kualitas tenaga kerjanya, jenis kelamin, dan perbedaan suku, ras, dan bangsa.

3. Sistem Penghitungan Upah

Setiap tingkatan pekerjaan membutuhkan cara yang berbeda dalam perhitungan upah sebagai balas jasa kepada tenaga kerja. Penghitungan upah untuk seorang buruh di pabrik sepatu berbeda dengan penghitungan upah untuk seorang pelayan rumah makan. Penghitungan gaji seorang

pekerjaan, latar belakang pendidikan, lama bekerja, hingga posisi pekerja dalam hierarki perusahaan. Berikut ini akan dijabarkan beberapa sistem penghitungan upah dengan segala kebaikan dan keburukannya.

a. Upah menurut waktu

Dengan system penghitungan upah seperti ini, setiap tenaga kerja dibayar dalam satuan waktu. Misalnya sekian rupiah per bulan, per hari, atau per jam. Sistem ini seringkali digunakan apabila perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan berapa besar kontribusi tenaga kerja terhadap produksi perusahaan. Kasir,perawat, dan pelayan biasanya dibayar secara bulanan, karena nilai dari jasa yang mereka berikan sangat sulit untuk diukur.

(1) Kebaikan penghitungan upah menurut waktu

(a) Bagi buruh, mereka akan menerima pendapatan secara regular atau teratur sehingga mereka tahu persis kapan dan berapa upah yang akan diterimanya dengan demikian, buruh tidak perlu tergesa-gesa dan cemas dalam menyelesaikan pekerjaan.,

(b) Bagi perusahaan atau pengusaha, penghitungan upah menurut waktu akan menghemat biaya administrasi, karena mereka tidak perlu susah-susah menghitung berapa kontribusi setiap tenaga kerja terhadap total produksi perusahaan.

(2) Keburukan penghitungan upah menurut waktu

Penghitungan upah yang berdasarkan waktu, dan tidak berdasarkan kuantitas serta kualitas produksi akan membuat tenaga kerja cenderung lengah dan santai dalam bekerja. Akibatnya perusahaan perlu mengeluarkan biaya pengawasan yang lebih tinggi untuk mempertahankan semangat kerja, serta kualitas dan kuantitas produksi.

b. Upah satuan

Pada sistem ini, tenaga kerja dibayar berdasarkan jumlah satuan unit produksi yang dapat diselesaikannya. Makin banyak satuan unit produksi yang dapat dikerjakan, makin banyak upah yang diterima. Sistem ini seringkali digunakan apabila pengukuran kontribusi tenaga kerja terhadap produksi perusahaan dapat dilakukan dengan mudah.

(1) Kebaikan penghitungan upah satuan

(a) Pekerja akan memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga perusahaan bisa mengurangi biaya pengawasan.

(b) Upah satuan merupakan sistem penghitungan yang cukup adil, di mana pekerja yang rajin akan menerima upah yang lebih besar.

sebanyak-sebanyaknya, tanpa memperhatikan kualitas hasil produksi. Akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mengontrol kualitas produksi.

(b) Pendapatan tenaga kerja cenderung menjadi tidak teratur, sehingga risiko dari pendapatan yang berfluktuasi menjadi lebih besar.

c. Upah borongan

Upah borongan ialah upah yang dibayarkan berdasarkan satu unit

pekerjaan secara keseluruhan. Pekerjaan yang menggunakan sistem upah borongan biasanya adalah pekerjaan yang berkaitan dengan proyek-proyek tertentu seperti proyek pembangunan jembatan dan proyek pembuatan jalan. Sebenarnya sistem penghitungan upah borongan hampir sama dengan upah satuan, hanya saja pada upah borongan, pekerjaan dilakukan oleh sekelompok orang di bawah pengawasan satu orang majikan, sehingga kontribusi setiap pekerja sulit untuk ditentukan.

(1) Kebaikan penghitungan upah borongan

(a) Majikan mengetahui dengan pasti jumlah pekerjaan dan jumlah upah keseluruhan untuk pekerjaan tersebut, sehingga dapat menganalisis berapa keuntungan yang diperoleh.

(b) Memberikan dorongan kepada pekerja untuk segera menyelesaikan pekerjaan, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan lain.

(2)Keburukan penghitungan upah borongan

(a) Mengetahui jumlah upah yang akan diterima di kemudian hari cenderung membuat pekerja tidak teliti dan bekerja secara “asal- asalan”.

(b) Tenaga kerja akan dirugikan apabila terjadi kesalahan dalam menaksir pekerjaan dan biaya yang harus dikeluakan.

d. Upah indeks

Upah indeks ialah upah yang dibayar berdasarkan indeks biaya hidup.

Artinya, naik turunnya indeks biaya hidup akan turut menentukan besarnya upah yang diterima pekerja. Jika harga kebutuhan pokok naik, maka upah akan dinaikkan sesuai dengan kenaikan tersebut. Sebaliknya, jika harga- harga kebutuhan turun, maka upah yang dibayarkan pun turun kembali. e. Upah skala

Upah skala ialah upah yang dibayarkan berdasarkan skala penjualan.

Artinya terdapat hubungan yang berbanding lurus antara jumlah penjualan dengan upah yang dibayarkan. Jika jumlah penjualan meningkat, maka upah yang dibayarkan akan meningkat pula, dan jika penjualan turun maka upah yang dibayarkan pun akan turun.

f. Upah dengan premi

Sistem upah dengan premi menunjukkan bahwa upah yang diterima karyawan tidak terbatas hanya pada upah pokok saja, tapi ditambah dengan

ditetapkan.

(1)Kebaikan dari sistem upah dengan premi

(a) Pekerja terpacu untuk memberikan standar kerja yang tinggi.

(b) Perusahaan bisa menghemat biaya pengawasan terhadap standar kerja karyawannya.

(2)Keburukan dari sistem upah dengan premi

(a)Perusahaan membutuhkan biaya tambahan untuk memperhitungkan volume produksi berdasarkan kinerja tiap pekerja.

(b)Pendapatan pekerja cenderung menjadi tidak stabil.

g. Upah partisipasi

Penghitungan upah dengan sistem partisipasi dilakukan dengan cara

membagikan keuntungan perusahaan kepada karyawan sehingga karyawan tidak saja hanya menerima upah reguler tetapi juga tambahan pendapatan

dari keuntungan perusahaan. Hal ini mempunyai dampak psikologis yang

positif pada kinerja karyawan, sebab karyawan berusaha menyumbangkan segala kemampuannya secara maksimal untuk memajukan perusahaan karena merasa bahwa perusahaan itu milik mereka. Namun di samping itu, tetap ada kekhawatiran pada diri mereka bahwa mereka tidak akan mendapatkan bagian karena pereusahaan tidak mendapat laba.

h. Upah co-partnership

Sistem ini memberikan kesempatan pada pekerja untuk membeli saham perusahaan, sehingga di samping mereka mendapat upah, mereka juga mendapat dividen. Sistem upah partisipasi dan sistem upah co-partnership

banyak diterapkan di Eropa Barat dan merupakan sistem upah modern.

4. Syarat-Syarat Pengupahan yang Baik

Banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum menetapkan tingkat upah untuk pekerja tertentu.

Pemberian upah harus memperhatikan aspek-aspek manusiawi, karena pemberian upah itu menyangkut kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Hal-hal yang harus diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pekerja harus mengetahui dengan baik bagaimana proses penentuan upahnya.

b. Upah harus dibayar tepat pada waktunya. c. Sistem upah harus adil dan wajar.

d. Jumlah upah harus mencukupi kebutuhan minimum buruh beserta keluarganya.

hingga kegiatan produksi berteknologi tinggi. Modal adalah segala sumber daya hasil produksi yang tahan lama, yang dapat digunakan sebagai input produktif dalam proses produksi berikutnya. Pernahkah kamumemperhatikan barang-barang modal apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi di sebuah perusahaan sepatu? Untuk menghasilkan sepasang sepatu yang kamu pergunakan setiap hari, sebuah perusahaan membutuhkan pabrik tempah produksi dijalankan, beraneka ragam mesin pada setiap proses pengerjaan, peralatan-peralatan berat, gudang untuk menyimpan persediaan, gedung perkantoran, hingga kendaraan untuk mendistribusikan produk. Semuanya itu disebut sebagai barang modal.

Barang modal dipergunakan secara luasdalam proses produksi modern, karena dapat meningkatkan produktivitas faktor produksi lain. Seorang pekerja yang dilengkapi dengan komputer seri terbaru akan memproduksi lebih banyak output

dalam satu rentang waktutertentu disbanding pekerja lain. Semakin tinggi tingkat teknologi barang modal, semakin banyak hasil produksi yang didapatkan.

Untuk mendapatkan semua barang modal tersebut, pengusaha membutuhkan dana. Pemikiran matang dan ketelitian tinggi sangat dibutuhkan dalam mengalokasikan dana pada berbagai faktor produksi ini, karena selain melibatkan dana yang tidak sedikit, investasi pada barang modal juga memakan waktu lama.setiap pengusaha harus dapat memperhitungkan biaya dan keuntungan yang akan didapatkan dari penanaman dana, agar tidak merugi di masa yang akan datang.

Penginvestasian dana ke dalam barang modal harus memperhitungkan apa yang disebut sebagai bunga modal. Perhatikanlah salah satu barang modal yang ada pada pabrik sepatu tadi! Kita ambil contoh kendaraan yang digunakan dalam prosen distribusi. Ada banyak perhitungan yang harus dilakukan sebelum seorang pemilik modal mau menanamkan dananya di sini. Berapa nilai kendaraan tersebut? Berapa hasil yang diperoleh setiap bulan dan setiap tahun? Setelah sekian tahun kemudian, berapa nilai kendaraan ini di pasar seandainya dijual? Apakah total dana yang diperoleh dalam waktu sekian tahun umur kendaraan bisa bisa melebihi pengorbanan yang sekarang dilakukan? Pada akhirnya, yang paling penting untuk diperhitungkan adalah bunga modal yang dapat diterima oleh pemilik modal dengan menginvestasikan dananya pada kendaraan tersebut. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa bunga modal adalah ganti rugi atau balas jasa yang diberikan kepada pemilik modal karena telah menanamkan uangnya dalam suatu proses produksi.

1. Tinggi Rendahnya Bunga Modal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunga modal yang diterima oleh pemilik modal, yaitu sebagai berikut.

a. Faktor permintaan dan penawaraan modal

Jika permintaan terhadap modal naik sedang penawaran modal tetap, maka bunga modal akan naik. Tetapi jikia penawaran modal meningkat sedang permintaan tetap, maka bunga modal akan turun.

b. Faktor risiko hilangnya modal

Jika modal yang ditanamkan tersebutdipergunakan dalam pekerjaan yang mengandung risiko sangat tinggi, maka bunga modal yang disediakan juga tinggi. Hal ini sebagai upaya atau daya tarik bagipemilik modal agar mau menanamkan dananya dan untuk menjaga kemungkinan modal tidak

rendah.

c. Faktor keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian suatu Negara akan mempengaruhi besar kecilnya bunga modal. Jika prospek usaha berada pada kondisi baik dan perekonomian Negara sedang sedang berkembang, maka tingkat bunga modal biasanya meningkat. Sebaiknya jika perekonomian berada pada kondisi yang mengkhawatirkan di mana perdagangan mengalami kelesuan, maka bunga modal pun akan ikut turun.

d. Faktor kemakmuran

Jika kondisi masyarakat suatu Negara sudah makmur, maka bunga modal biasanya rendah, karena pada kondisi ini, perekonomian biasanya sudah berada pada tahap kedewasaan (maturity). Sedangkan pada saat kondisi masyarakat yang belum mapan dan masih dalam proses pembangunan seperti yang terdapat pada Negara-negara berkembang, tingkat bunga modal biasanya tinggi. Keadaan masyarakat seperti itu berada pada kondisi ingin memenuhi segala macam kebutuhan, sehingga mendorong percepatan dan peningkatan proses produksi.

e. Faktor peranan pemerintah

Pemerintah dapat memengaruhi tingkat bunga untuk kepentingan masyarakat. Tingkat bunga yang tinggi dapat menghambat kegiatan perekonomian masyarakat karena usaha untuk mendapatkan modal akan menjadi semakin sulit. Oleh sebab itu, pemerintah dapat memengaruhi bunga dengan jalan menyalurkan kredit murah melalui lembaga kredit yang ada. Misalnya, melalui bank-bank pemerintah.

2. Teori Mengapa Bunga Modal Perlu Dibayar

Berikut ini akan dijelaskan beberapa teori yang mengemukakan alasan-alasan mengapa bunga modal harus dibayar.

a. Teori agio dari Von Bohm Bawerk

Setiap orang mempunyai kebutuhan, namun tidak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi pada waktu sekarang, karena adanya keterbatasan kemampuan. Dengan meminjam uang, seseorang dapat memenuhi kebutuhannya saat ini juga, sehingga tidak perlu menunggu sampai dia mempunyai uang sendiri. Hal ini Mengisyaratkan bahwa kebutuhan yang terpenuhi sekarang lebih bernilai dari pada pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang. Itulah sebabnya mengapa Von Bohm Bawerk mengatakan bahwa kebutuhan sekarang lebih mendesak dari pada kebutuhan yang akan datang. Artinya nilai dari modal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekarang lebih besar dari pada nilai modal yang sama, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan di waktu yang akan

1) Alasan Psikologis. Secara psikologis, manusia mengganggap bahwa kehidupan sekarang lebih penting dan lebih bernilai dari pada kehidupan masa yang akan datang. Dengan demikian, alat pemuas kebutuhan yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibanding alat pemuas kebutuhan yang sama pada waktu yang akan datang.

2) Alasan ekonomis. Alasan ini berasal dari adanya anggapan sebagian

orang bahwa kebutuhan sekarang lebih sulit dipenuhi dibanding kebutuhan di masa datang. Itulah sebabnya mengapa pemakaian modal untuk memenuhi kebutuhan sekarang perlu diberi imbalan berupa bunga.

3) Alasan teknis. Secara teknis, modal saat ini dapat segera digunakan

dalam proses produksi dan memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan modal secara teknis di masa yang akan datang. Maka dengan alasan itu, penanaman modal pada masa sekarang perlu diberi balas jasa berupa bunga modal.

b. Teori abstinence dari Nassau William Senior

Menurut Nassau William Senior, orang yang memiliki modal berarti memiliki kesempatan atau kenikmatan. Kesempatan atau kenikmatan itu harus dikorbankan pemilik modal karenameminjamkan atau menanamkan modalnya dalam satu proses produksi tertentu. Sebagai balas jasanya, perlu diberikan bunga. Teori ini sering disebut dengan teori Pengorbanan.

c. Teori produktivitas dari Jean Babptiste Say

Menurut Jean Baptiste Say, modal yang digunakan untuk tujuan produksi dapat meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas ini akan memberikan keuntungan bagi peminjam, sehingga sudah sewajarnya jika sebagian dari keuntungan tersebut dikembalikan kepada pemilik modal.

d. Teori Liqudity Preference dari J. M. Keynes

Menurut J. M. Keynes, uang yang kita miliki saat ini merupakan uang tunai atau likuid. Memiliki uang tunai akan memberikan kita keuntungan atau kesenangan tersendiri karena setiap saat kita dapat melakukan transaksi apapun. Oleh sebab itu, pemilik modal yang telah mengorbankan kesenangannya berupa likuiditas dan kebebasan untuk bertransaksi karena meminjamkan dananya kepada pihak lain, sudah sewajarnya mendapatkan ganti rugi atau balas jasa berupa bunga modal.

1) Motif Transaksi (transaction motive). Dengan memiliki uang tunai setiap orang bisa dengan leluasa bertransaksi untuk memenuhi

Dokumen terkait