• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masihmendapat pengaruh sifat - sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar dari daerah paparan benua (Continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Sudarsono, 2011).

Melihat karakteristik ekosistem di kawasan pesisir yang kompleks, pengelolaan ekowisata harus mengikuti kaidah-kaidah lingkungan dan berdasarkan pada prinsip keterpaduan. Pengelolaan ekowisata pesisir secara terpadu dimaksudkan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan berbagai aktivitas pengelolaan yang terdiri atas dua atau lebih sektor terkait. Keterpaduan juga dapat diartikan sebagai koordinasi antara tahapan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan yang meliputi pengumpulan dan analisa data, perencanaan, implementasi dan pengawasan (Sari et al., 2016).

Ekowisata

Ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan bertanggung jawab ke daerah alam yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, dan melibatkan interpretasi dan pendidikan. Ekowisata bahari

merupakan ekowisata yang memanfaatkan karakter sumber daya pesisir dan laut.

Sumber daya ekowisata terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan wisata.

pariwisata yang berkelanjutan adalah pariwisata yang secara ekonomis dan sosial yang layak tanpa mengurangi dari lingkungan dan budaya lokal (Tantoetal., 2017).

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata juga merupakan kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Rahmawati, 2009).

Ekowisata merupakan salah satu alternatif program yang dapat diterapkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan ekosistem. Di sisi lain, sarana dan prasarana penunjang pengelolaan serta pelayanan pengunjung yang dibutuhkan untuk pengembangan ekowisata harus memadai untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan (Wardani, 2011).

Potensi Wisata

Menurut Murnietal., (2018) kriteria dasar yang dipakai dalam penilaian potensi ekowisata adalahsebagai berikut:

a. Daya Tarik

Daya tarik wisata alam adalah potensi objek wisata yang menjadi objek kunjungan wisata alam antara lain keindahan sumber daya alam, banyak Noya

sumberdaya alam yang menonjol, keutuhan sumberdaya alam, pilihan kegiatan rekreasi, dan keanekaragaman. Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.

b. Kadar hubungan/aksesibilitas

Kadar hubungan/aksesibilitas merupakan faktor yang sangat penting alam mendorong potensi pasar seperti kondisi dan jarak jalan. Kriteria kadarhubungan/aksesibilitas dibobot nilainya 5.

c. Akomodasi

Akomodasi merupakan salah satufaktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata yaitu jumlah penginapan dan jumlah kamar bobot nilainya tiga. Jarak tempat akomodasi 5 - 15 km dari objek wisata.

d. Sarana dan Prasarana

Penunjang Sarana/prasarana diberi bobot tiga karena merupakan faktor penunjang dalam kegiatan wisata sarana penunjang seperti rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, dan prasarana seperti jaringan telepon, jaringan listrik, dan jaringan air minum.

Wisata Pantai

Kegiatan wisata yang dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dikelompokkan menjadi wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim.

Sedangkan wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya bawah laut dan dinamika air laut (Tanto et al, 2017).

Pantai merupakan bagian wilayah pesisir yang bersifat dinamis, artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) berubah dengan cepat sebagai respon terhadap proses alam dan aktivitas manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamisnya lingkungan pantai diantaranya adalah iklim (temperatur, hujan), hidro-oseanografi (gelombang, arus, pasang surut), pasokan sedimen (sungai, erosi pantai), perubahan muka air laut (tektonik, pemanasan global) dan aktivitas manusia seperti reklamasi pantai dan penambangan pasir (Sholihudin, 2011).

Wisata pantai dan bahari merupakan salah satu potensi yang sangatmenonjol di sebagai ciri khas daerah yang dikelilingi oleh pulau dan laut pastinya.Untuk itulah perlu adanyapemeliharaan cagar budaya dan laut agar kawasan wisata dapat dikembangkan dan berdampak positif. Bahwa seluruh penyelenggara kegiatan usaha daya tarik wisata alam wajib memperhatikan menjaga pelestarian lingkungan alam dan budaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas wilayah kawasan wisata yang kaya akan cagar budaya alam, laut, serta terumbu karang harus dikelola dengan baik dan sesuai ketentuan agar terciptanya tujuan pariwisata untuk pembangunan daerah (Siam, 2015).

Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata dibagi menjadi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata buatan dan budaya. daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata, terdiri dari pengusahaan daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya pengusahaan dan daya tarik wisata minat khusus (Widagdyo, 2017).

Daya tarik wisata adalah suatu nilai yang memiliki sebuah keunikan atau keanekaragaman dari suatudaya tarik wisata sehingga dapat menarik kunjungan bagi wisatawan. Hal ini menarik untuk dikaji karena kawasan ekowisata selain merupakan sumber pendapatan masyarakat juga berfungsi untuk konservasi keanekaraganam hayati dan kelestarian budaya masyarakat lokal. Dengan demikian dipandang perlu diteliti secara mendalam agar masyarakat lokal memiliki pemahaman tentang bentuk kemitraan, yaitu bahwa pentingnya pemasaran produk wisata pada objek wisata dengan menjalin kerjasama dengan pelaku usaha wisata sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dari segi pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan ekologis (melestarikan lingkungan kawasan objek wisata) (Wahyuni, 2016).

Menurut Pangesti (2007) unsur-unsur daya tarik wisata pantai meliputi :keindahan pantai, kebersihan, keselamatan/keamanan pantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan, danlebar pantai. Semuaunsur tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.

1. Keindahan pantai

Daya tarik utama seseorang atau wisatawan mengunjungi suatu pantaiuntuk kegiatan rekreasi dan bersenang-senang adalah karena adanyakeindahan pemandangan yang menarik untuk dinikmati.

2. Kebersihan

Kebersihan merupakan aspek utama untuk menjamin kenyamananpenglihatan (view) pada suatu lokasi wisata.Kebersihan yangdimaksudkan untuk kegiatan wisata pantai adalah kebersihan alami yaitupada lokasi wisata tersebut tidak terlalu tercemar dengan sampah yangberasal dari perairan yaitu sampah yang

terbawa oleh arus ataugelombang.Meskipun suatu pantai memiliki keindahan pemandangan yangmenarik namun apabila tidak memperhatikan kebersihan maka tentu haltersebut dapat mengurangi estetika dari pantai itu sendiri.

3. Keselamatan/Keamanan Pantai

Setiap wisatawan pasti akan selalu mendambakan kenyamanan dankeamanan pada suatu lokasi wisata. Kenyamanan berhubungan eratdengan ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana yang tersedia dilokasi wisata.

4. Jenis dan Warna Pasir (Substrat)

Secara visual, jenis dan warna pasir pada suatu objek wisata memberikannilai tersendiri bagi estetika pantai itu sendiri.Pantai yang memiliki jenis pasir putih dan pasir hitam yang berukuran sedang sampai kasar sangatdiminati oleh para wisatawan.

5. Variasi Kegiatan

Beragamnya kegiatan pada suatu objek wisata akan menarik perhatianpara wisatawan untuk datang berkunjung. Kegiatan tersebut dapat bersifatedukasi atau pendidikan misalnya pengenalan flora dan fauna yang terdapat pada wilayah laut dan pantai, dan secara fisik berupa kegiatan-kegiatan outbond yang bisa memanfaatkan ketersediaan tumbuhan pantai seperti mangrove sebagai lokasi kegiatan.

6. Lebar Pantai

Luasan pantai meliputi : daerah supratidal yaitu daratan pantai yangtidak terkena air pada saat pasang, daerah intertidal yaitu daerah antara batas pasang tertinggi dengan batas surut terendah, dan daerah subtidal yaitu daerah yang selalu tergenang air. Lebar pantai berhubungan dengan kelandaian pantai.

Semakin landai suatu perairan maka semakinbesar pula lebar pantai yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pantai. Misalnya pada daerah supratidal yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bermain (substrat berpasir) bagi wisatawan terutama anak-anak, sedangkan daerah intertidal untuk kegiatan mandi dan bermain-main dan berenang dalam air dan daerah subtidal untuk mandi dan renang.

Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan

Ekowisata berbasis masyarakat menekankan pada usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerjasama yang erat antara masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata dengan industri pariwisata. Hal mendasar dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis masyarakat berdasarkan konsep ekowisata adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keterampilan masyarakat lokal di sekitar kawasan wisata (Yanuar, 2017).

Masaddun et al., (2013) menyatakan bahwa pengembangan parawisata berkelanjutan adalah pengembangan pariwisata yang memperhatikan wilayah konservasi dan perubahan komunitas ekologis yang ditimbulkannya, meliputi terhadap perlindungan satwa liar dan menjaga kualitas kehidupan yang ada di lingkungan tersebut untuk generasi yang akan datang. Jadi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan sangat erat kaitannya dengan keramahan lingkungan. Adapun prinsip-prinsip pariwisata pesisir berkelanjutan.

1. Prinsip Keseimbangan

Pengelolaan pariwisata harus berdasarkan pada komitmen pola keseimbangan antar pembangunan ekonomi, sosial budaya dan konservasi.

2. Prinsip Konservasi

Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata.

3. Prinsip Konservasi

Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya pengembangan harus di selenggarakan secara bertanggung jawab dan mengikuti kaidah-kaidah ekologi serta peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.

4. Prinsip Keterpaduan

Pengelolaan memperhatikan kondisi ekosistem dan disinerjikan dengan pembangunan berbagai sektor

5. Prinsip penegakan hukum

Pengelolaan pariwisata harus di kembangkan sesuai dengan aturan-aturan yang ada, serta dilaksakan dengan penegakan hukum maupun peraturan yang berlaku untuk menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan pariwisata.

Dokumen terkait