• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kecemasan a. Definisi

Kecemasan atau dalam bahasa inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa latin “angustus” yang berarti kaku dan “ango, anci” yang berarti mencekik (Trismiati, 2004). Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya ancaman dan memiliki kualitas menyelamatkan hidup. Kecemasan adalah penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman akan sesuatu yang baru dan belum pernah dicoba (Kaplan dan Saddock, 2005).

Kecemasan adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu, dan kabut tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala, rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai rasa ingin bergerak dan gelisah (Hutagalung, 2007).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologik sama tetapi kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Penyebab kecemasan dari dalam dan sebagian besar tidak diketahui sedangkan ketakutan merupakan respon emosional terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya dari luar yang dihadapi secara sadar. Kecemasan dianggap patologik bilamana mengganggu fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan atau kesenangan yang wajar (Maramis, 2005).

Walaupun merupakan hal yang normal dialami, namun kecemasan tidak boleh dibiarkan karena lama kelamaan dapat menjadi

nerosa cemas melalui mekanisme sebagai berikut : kecemasan akut ®

represi dan konflik (tak sadar) ® kecemasan menahun ® stres

pencetus ® penurunan daya tahan dan mekanisme untuk mengatasinya

® nerosa cemas (Maramis, 2005).

b. Etiologi

Kartini (2000) menjelaskan bahwa kecemasan timbul dari rangsangan-rangsangan sebagai berikut :

1) Ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kegagalan

yang bertubi-tubi.

2) Represi terhadap macam-macam masalah sosial.

3) Kecenderungan-kecenderungan harga diri yang terhalang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Tipe-tipe Kecemasan

Menurut Andry (2007), Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu:

1) Kecemasan Realitas atau Objektif (Reality or Objective Anxiety)

Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang buas. Kecemasan ini menuntun seseorang untuk berperilaku bagaimana menghadapi bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut terjadi kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut terjadi kebakaran.

2) Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety)

Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara pemuasan instingtual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat pemenuhan kebutuhan id yang impulsif. Terutama yang berhubungan dengan pemenuhan insting seksual atau agresif. Anak biasanya dihukum karena secara berlebihan mengekspresikan impuls seksual atau agresifnya itu. Kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena adanya harapan untuk memuaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ketakutan akan terkena hukuman karena memperlihatkan perilaku

impulsif yang didominasi oleh id. Hal yang perlu diperhatikan

adalah ketakutan terjadi bukan karena ketakutan terhadap insting tersebut tapi merupakan ketakutan atas apa yang akan terjadi bila insting tersebut dipuaskan. Konflik yang terjadi adalah di antara id dan ego yang diketahui mempunyai dasar dalam realitas.

3) Kecemasan Moral (Moral Anxiety)

Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara id dan superego. Secara dasar, kecemasan merupakan ketakutan akan suara hati individu sendiri. Ketika individu termotivasi untuk mengekspresikan impuls instingtual yang berlawanan dengan nilai moral yang termaksud dalam superego individu itu, maka individu akan merasa malu atau bersalah. Kecemasan moral menjelaskan bagaimana berkembangnya superego. Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan puritan akan mengalami konflik yang lebih hebat daripada individu yang mempunyai kondisi toleransi moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan neurosis, kecemasan moral juga mempunyai dasar dalam kehidupan nyata. Anak-anak akan dihukum bila melanggar aturan yang ditetapkan orang tua mereka. Orang dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika melanggar norma yang ada di masyarakat. Rasa malu dan perasaan bersalah menyertai kecemasan moral. Dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata hati individu itu sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan balasan yang setimpal karena pelanggaran terhadap aturan moral.

d. Gejala klinis

Keluhan dan gejala umum dapat dibagi menjadi gejala somatik dan psikologis.

Gejala somatik berupa :

1) Keringat berlebih.

2) Ketegangan pada otot skelet : sakit kepala, kontraksi bagian

belakang leher atau dada, suara bergemetar, nyeri punggung.

3) Sindroma hiperventilasi : sesak nafas, pusing, paraestesi.

4) Gangguan fungsi gastrointestinal : nyeri abdomen, tidak nafsu

makan, mual, diare, konstipasi.

5) Iritabilitas kardiovaskular : hipertensi, takikardi.

6) Disfungsi genitourinaria : sering buang air kecil, sakit saat

berkemih, impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual.

Gejala psikologis berupa :

1) Gangguan mood : sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih.

2) Kesulitan tidur : insomnia, mimpi buruk, mimpi yang

berulang-ulang.

3) Kelelahan, mudah capek.

4) Kehilangan motivasi dan minat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6) Sangat sensitif terhadap suara : merasa tak tahan terhadap

suara-suara yang sebelumnya biasa-biasa saja.

7) Berpikiran kosong, tidak mudah berkonsentrasi, mudah lupa.

8) Kikuk, canggung, koordinasi yang buruk.

9) Tidak bisa membuat keputusan : tidak bisa menentukan pilihan,

bahkan untuk hal-hal kecil.

10)Gelisah : resah, tidak bisa diam.

11)Kehilangan kepercayaan diri.

12)Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang.

13)Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.

14)Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang sudah dilakukan.

(Conley, 2006)

2. Yoga

a. Definisi

Yoga adalah bersatunya tubuh, pikiran, jiwa (mind, body, soul) dengan keseimbangan ketiganya. Yoga dalam bahasa Sansakerta kuno berarti penyatuan (union). Penyatuan antara diri (atman) dan Yang Mahakuasa (brahman). Dalam terminologi tradisional, yoga adalah penyatuan jivatma (diri individu) dengan paramatma (diri universal). Menurut Patanjali, Yoga adalah suatu proses kesadaran untuk mencapai mastery over mind (Sierra, 2007).

Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(Paramatman/Mahapurusa) (Sierra, 2007). Yoga juga terdapat dalam bahasa Yunani ‘zygon’ dan kata lainnya ‘jugum’. Sedangkan dalam Rgveda, yoga disimbolkan dengan ‘tapas’ yang lebih fokus terhadap pengendalian dirinya (Somvir, 2008). Yoga menganggap manusia sebagai kesatuan dan tidak dibagi menjadi bagian-bagian (Weller, 2005).

Yoga didefinisikan sebagai suatu latihan yang terdiri dari tiga komponen: peregangan lembut, latihan untuk kontrol napas, dan meditasi sebagai campur tangan pikiran dan tubuh. Meskipun yoga berasal dari budaya dan agama India, yoga dapat dilakukan secara duniawi (Kirkwood et al., 2005).

b. Sejarah Yoga

Berasal dari India seseseorangr 6500 tahun yang lalu. Metode yang sangat lengkap sebagai gaya hidup positif. Ketika itu, salah satu Rsi Agung bernama Patanjali, telah menyusun ciri-ciri esensial dan

prinsip dari yoga dalam bentuk Sutras (aporisme). Ajaran yoga

dibangun oleh Maharsi Patanjali dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Maharsi Patanjali mengartikan yoga

sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran (Sierra,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Unsur - unsur Yoga

Menurut Rohimawati (2008), ada delapan aspek yang penting dalam pelajaran yoga :

1) Yama

Adalah melatih pengekangan diri dari melakukan kejahatan, seperti mencuri, berbohong, seks bebas, atau tidak menyakiti makhluk lain (ahimsa). Inilah yang disebut jantungnya disiplin yoga.

2) Niyama

Adalah hal-hal yang dianjurkan, yaitu menjaga kebersihan, kesederhanaan, bahagia menerima diri apa adanya, rajin dan setia.

3) Asana

Adalah melatih tubuh secara menyeluruh berupa pose-pose yang melatih otot, persendian organ tubuh bagian dalam, dan melatih kelenturan serta menyelaraskan napas, pikiran dan tubuh.

4) Pranayama

Adalah latihan pernapasan. Pengertian napas ini berarti jiwa (soul), nyawa, dan roh. Artinya, napas memiliki potensi jasmani dan rohani manusia yang akan membentuk kepribadian yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

5) Pratyahara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6) Dhrana

Adalah latihan yang memusatkan perhatian pada satu hal dalam kehidupan yang semakin kompleks.

7) Dhyana

Adalah meditasi untuk menemukan titik ketenangan yang menjadi batas akhir sebuah pikiran, sebelum mulai berpikir kembali dan menanamkan benih buah pikiran pada pikiran bawah sadar.

8) Samadi

Adalah pencerahan diri seseorang yang sudah mampu menggunakan energi hidup secara optimal.

d. Manfaat Yoga

Menurut Ulfah (2009), yoga menjadi salah satu alternatif pilihan olahraga yang memiliki banyak manfaat sehingga makin banyak orang mengikuti kelas-kelas yoga. Manfaat yang diperoleh antara lain :

1) Fleksibilitas

Ketika beberapa orang berpikir tentang yoga, mereka

membayangkan seperti fitness, dan mereka merasa terlalu tua, dan

tidak fit untuk melakukan yoga. Salah satu bagian dari yoga

disebut asana yang bekerja secara aman untuk stretching otot

seseorang. Proses ini melepaskan asam laktat yang biasanya menyebabkan kekakuan, ketegangan, sakit, dan kelelahan. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

itu, yoga juga meningkatkan berbagai gerakan di sendi dan meningkatkan lubrikasi di sendi.

Stretch pada yoga tidak hanya untuk otot tapi untuk seluruh sel-sel tubuh seseorang. Dalam suatu studi ditemukan bahwa terdapat peningkatan fleksibilitas sebesar 35% setelah 8 bulan melakukan yoga. Keuntungan yang paling besar adalah fleksibilitas di pundak dan badan.

2) Kekuatan

Beberapa gaya dari yoga seperti ashtanga dan power yoga

adalah yang paling kuat dibandingkan yang lain. Mempraktikkan salah satu dari gaya ini akan membantu meningkatkan otot

seseorang. Gaya yoga yang lain seperti lyengar yoga, yang hanya

berfokus pada sedikit gerakan dan pengaturan posisi yang lebih tepat, bisa meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh.

Beberapa gaya yang lain seperti: downward dog, upward

dog, dan plank, membangun kekuatan tubuh bagian atas. Hal ini

menjadi penting pada usia tertentu. Gaya berdiri, khususnya jika seseorang berpaku pada berapa lama seseorang bernafas, dapat

membangun kekuatan pada otot harmstrings, quadriceps dan

abdominal. Jika dilakukan dengan benar, hampir semua gaya tersebut membangun kekuatan inti dalam otot abdominal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3) Postur

Dengan peningkatan fleksibilitas dan kekuatan akan menghasilkan postur tubuh yang lebih baik. Banyaknya gaya berdiri dan duduk akan mengembangkan kekuatan inti. Manfaat lain dari yoga adalah meningkatkan kesadaran diri seseorang. Kesadaran tinggi ini memberikan seseorang peringatan jika

seseorang bungkuk atau slumping sehingga seseorang bisa

langsung menyesuaikan sikap.

4) Pernafasan

Pernafasan juga termasuk dalam yoga yang akan meningkatkan kapasitas paru-paru seseorang. Hal ini bisa meningkatkan penampilan dan kinerja seseorang. Tetapi, tipikal dari yoga tidak difokuskan pada aerobik fitnes seperti berjalan atau bersepeda. Sebagian besar gaya yoga menekankan pada dalam dan panjang nafas seseorang. Ini juga yang merangsang respons relaksasi yang akan berlawanan dengan peningkatan respons dari stres.

5) Mengurangi stres dan lebih tenang

Beberapa gaya yoga menggunakan teknik meditasi khusus untuk membuat pikiran yang sering stres menjadi lebih tenang. Gaya yoga lainnya juga tergantung pada teknik bernafas yang mendalam untuk memfokuskan pikiran, yang membuat pikiran menjadi lebih tenang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Beberapa manfaat yoga anti-stres dihubungkan dengan biochemical, misalnya terjadi penurunan katekolamin, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dalam respon terhadap stres. Menurunkan tingkat hormon neurotransmitter, dopamin, norepinephrin, epinephrin dan menciptakan rasa tenang. Beberapa penelitian memfokuskan pada peningkatan hormon oksitosin yaitu hormon yang terkait dengan rasa santai dan terhubung ke orang

lain, yang memungkinkan mengapa begitu banyak romance yang

dimulai di studio yoga.

6) Konsentrasi dan mood yang lebih baik

Hampir setiap siswa yang mengikuti kelas yoga merasa lebih bahagia dan puas. Penelitian baru-baru ini mengeksplorasi efek dari yoga pada depresi, manfaat yang didapat adalah adanya peningkatan aliran oksigen ke otak. Yoga juga disarankan sebagai terapi untuk meringankan gejala obsessive dan disorder.

7) Jantung lebih sehat

Mungkin salah satu manfaat dari yoga yang paling dipelajari adalah efeknya pada penyakit jantung. Yoga telah lama dikenal untuk menurunkan tekanan darah dan memperlambat denyut jantung. Manfaat dari memperlambat denyut jantung sangat berarti pada orang yang hipertensi, penyakit jantung dan stroke. Yoga adalah komponen kunci untuk program penyakit jantung yang dirancang oleh Dean Ornish, MD. Ini adalah program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pertama untuk penanganan penyakit jantung dengan gaya hidup melalui diet dibandingkan dengan operasi. Yoga juga telah dikaitkan dengan penurunan tingkat kolesterol dan trigliserida serta dalam peningkatan fungsi sistem kekebalan.

8) Memberikan efek pada kondisi medis

Yoga telah menjadi populer di dunia barat, peneliti medis juga mulai belajar manfaat terapeutik yoga yang disebut dengan integrative yoga atau terapi IYT. Ada yang digunakan sebagai perawatan tambahan medis untuk kondisi tertentu dari depresi klinis sampai penyakit jantung. Manfaat yoga yang lain adalah untuk kondisi medis kronis, seperti menghilangkan gejala asma, back pain dan artritis.

e. Aliran-aliran dalam Yoga

Menurut Sierra (2007), ada sembilan bentuk aliran yoga yang sesuai kebutuhan :

1) Jnana yoga (penyatuan melelui ilmu pengetahuan).

2) Karma yoga (penyatuan melalui pelayanan sosial terhadap

sesama).

3) Bhakti yoga (penyatuan melalui bakti terhadap Tuhan).

4) Yantra yoga (penyatuan melalui pembuatan visual/mandala).

5) Tantra yoga (penyatuan melalui pembangkitan energi cakra).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7) Kundalini yoga (penyatuan melalui pembangkitan energi kundalini

– the coiling chakra dasar).

8) Hatha yoga (penyatuan melalui penguasaan tubuh dan napas).

9) Raja yoga (penyatuan melalui pikiran dan mental).

3. Orang Dewasa

a. Definisi

Yang dimaksud orang dewasa oleh peneliti di sini adalah mereka yang telah memasuki masa dewasa awal dan berusia di atas 21 tahun (Hurlock, 2004).

b. Pembagian masa dewasa

Menurut Muntaha (2008), Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian :

1) Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)

Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.

2) Masa dewasa madya (middle adulthood)

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat

puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain : masa dewasa madya merupakan masa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

3) Masa usia lanjut (masa tua/older adult)

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut : perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem syaraf, perubahan penampilan.

4. Tes TMAS

Dalam penelitian ini digunakan instrumen pengukur kecemasan the Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) dari Janet Taylor. Tingkat kecemasan akan diketahui dari tinggi rendahnya skor yang didapatkan. Makin besar skor maka tingkat kecemasan makin tinggi, dan makin kecil skor maka tingkat kecemasan makin rendah.

Kuesioner TMAS berisi 50 butir pertanyaan, dengan 2 pilihan “ya” dan tidak”. Subjek penelitian menjawab sesuai dengan keadaan dirinya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dengan memberi tseseorang (X) pada kolom jawaban ya atau tidak. Jawaban “ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Subjek penelitian dinyatakan cemas bila jawaban “ya”, sama atau lebih dari 21. Dan tidak cemas bila jawaban “ya” kurang dari 21.

TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi, akan tetapi dipengaruhi kejujuran dan ketelitian subjek penelitian dalam mengisinya (Azwar, 2007). Karena itu peneliti menggunakan tes L-LMPI untuk menghindari tejadinya perhitungan hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian.

5. Tes L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Merupakan tes kepribadian yang tebanyak penggunaannya di dunia sejak tahun 1942. Dikembangkan oleh Hathaway (psikolog) dan McKinley (psikiater) dari Universitas Minnesota, Minneapolis, USA sejak tahun 1930-an (Butcher, 2005).

Dalam penelitian ini hanya digunakan skala L dalam keseluruhan tes L-MMPI. Skala L dipergunakan untuk mendeteksi ketidakjujuran subjek termasuk kesengajaan subjek dalam menjawab pertanyaan supaya dirinya terlihat baik (Graham, 2005).

Tes ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian. Tes terdiri dari 15 soal dengan jawaban “ya” atau “tidak” atau “tidak menjawab” dengan nilai batas skala 10, artinya bila subjek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

penelitian mempunyai nilai ≥ 10, maka jawaban subjek penelitian itu

dinyatakan invalid.

6. Tes Holmes and Rahe

Tes ini digunakan untuk menyingkirkan faktor psikososial yang dapat menjadi variabel luar yang dapat menyebabkan kecemasan. Tes ini terdiri dari 43 pertanyaan yang masing-masing memiliki skor tersendiri.

Skor Kemungkinan terjadi kecemasan akibat faktor

psikososial

< 150 30 %

150-299 50 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dokumen terkait